Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,
utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan
konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.
Hukum Gossen II
Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang
dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan
mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU)
berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.
Sebagai contoh, barang yang dikonsumsi Fatimah memiliki harga yang berbeda-beda,
yaitu barang X harga per unit Rp500,00, barang Y harga per unit Rp5.000,00, dan
harga barang Z harga per unit Rp10.000,00. Utilitas maksimum akan dicapai oleh
Fatimah jika setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap
rupiah yang dibelanjakan. Kondisi tersebut tercapai pada saat nilai MU barang X
adalah 5, nilai MU barang Y adalah 50, dan nilai MU barang Z adalah 100.
Dengan demikian, untuk mencapai utilitas maksimum dari berbagai barang yang
dikonsumsi, seseorang harus mengatur konsumsinya sedemikian rupa sehingga
setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang
dibelanjakan.
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang
konsumen adalah :
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang
atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek
yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna
suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan
Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa
tingka konsumennya,yaitu :
The Law of Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris,
DavidRichardo (1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-
menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap,
maka mula-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing
return), tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang
(diminshing return).
Misalnya, :
Seseorang membudidayakan wortel di lahannya. Penggunaan Pupuk sebagai salah satu input
tentu akan menunjang keberhasilan panen Wortel tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan
adalah Pupuk tersebut harus digunakan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Apabila
Pupuk yang dipakai proporsional maka hasil panen pun akan baik. Sebaliknya, jika pupuk terus
menerus ditambahkan justru akan menimbulkan dampak buruk terhadap pertumbuhanya,
sehingga yang terjadi panen Wortel akan menurun.
Pengertian:
The Law of Diminishing Return adalah sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan
tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal. Teori ini
menjelaskan bahwa ketika input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input,
maka return (pendapatan) kita akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini,
yaitu fase increasing return (pendapatan yang meningkat), fase kedua dimana pendapatan
tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah dan fase ketiga adalah diminishing
returns.
Asumsinya:
Hanya 1 variabel yang berubah dengan lainnya tetap.
Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
1. Cara Meningkatkan jumlah dan mutu produksi diantaranya adalah:
a. Ekstensifikasi b. Intensifikasi c. Spesialisasi d. Diversifikasi e. Mendorong investasi f.
Memberikan proteksi.
2. Bidang lapangan produksi diantaranya:
a. Bidang pertanian dan agraris. b. Bidang perdagangan. c. Bidang pertambangan (ekstraktif)
d. Bidang industri. e. Bidang jasa dan perbankan
3. Tingkatan dalam produksi:
a. Tingkat produksi primer seperti Pertanian, Pertambangan, Kehutanan.
b. Tingkatan produksi sekunder seperti: Industri, Konstruksi, Kerajinan tangan.
c. Tingkatan produksi tersier seperti Perdagangan, Angkutan, Asuransi dan Perbankan.
Bunga Modal
Sumber daya modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Menurut Sifatnya
a. Modal Lancar, yaitu modal yang hanya dapat digunakan satu kali dalam proses
produksi seperti bahan baku dan bahan mentah.
b. Modal Tetap, yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam proses
produksi, seperti mesin-mesin atau peralatan.
2) Menurut fungsinya
a. Modal Individu, yaitu modal yang digunakan oleh individu sebagai sumber
pendapatan sekalipun pemiliknya tidak ikut dalam proses produksi, seperti pemilik taxi.
b. Modal Masyarakat, yaitu modal yang digunakan oleh masyarakat dalam menghasilkan
barang dan jasa, seperti kendaraan umum.
3) Menurut Bentuknya
a. Modal Abstrak, yaitu modal yang tidak berbentuk fisik (tidak berwujud) tapi sangat
menentukan hasil produksi seperti keahlian seseorang.
b. Modal Konkrit, yaitu modal yang wujud fisiknya dapat dilihat (berwujud) seperti
mesin-mesin.
Jika di rumah Anda ada kegiatan usaha, maka bentuk modal yang Anda miliki termasuk
golongan modal yang mana? Coba Anda golongkan sendiri berdasarkan uraian di atas!
1) Bunga Modal
Penggunaan sumber daya modal akan berakibat timbulnya bunga modal. Dalam kegiatan
ekonomi besarnya bunga modal biasanya dinyatakan dalam angka persentase dalam waktu
satu tahun atau disebut tingkat suku bunga.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat suku bunga, di
antaranya:
a. Perbedaan resiko
Semakin tinggi resiko, semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah resiko semakin
rendah pula tingkat suku bunganya.
b. Jangka Waktu Pinjaman
Semakin lama jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tingkat suku bunganya.
c. Biaya Administrasi Peminjam
Pinjaman yang jumlahnya kecil, tingkat bunganya tinggi karena biaya administrasi kurang
efisien.
Di Indonesia tingkat suku bunga biasanya mengikuti tingkat suku bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2) Teori Bunga Modal
Tentunya kita masih bertanya mengapa penggunaan sumber daya modal menimbulkan bunga
modal. Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa teori akan membahas masalah tersebut.
a. Teori Produktivitas
Teori ini dikemukakan oleh Jean Baptiste Say, yang menyatakan bahwa modal yang
dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif misalkan untuk membuat toko, mendirikan
pabrik, dan barang modal lainnya. Dengan modal yang dimiliki produksi akan bertambah
banyak sehingga memberikan kelebihan hasil yang istimewa. Sebagian dari kelebihan hasil itu
dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.
b. Teori Abstinence/Teori Pengorbanan
Teori ini dikemukakan oleh Nassau Willien Senior dan Marshall. Menurut teori ini bunga
modal diberikan sebagai balas jasa dari pengekangan (tidak mewujudkan keinginan akan
kebutuhan) diri pemilik modal, untuk tidak memakai modalnya selama dipinjam oleh
penguasaha atau orang lain. Maka wajar bagi pemilik modal mendapatkan bunga sebagai
balasan atas pengorbanan untuk menunggu modalnya kembali.
c. Teori Agio
Teori ini dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk. Agio memiliki arti perbedaan nilai. Perbedaan
nilai ini disebabkan karena adanya perbedaan waktu sekarang dengan waktu yang akan
datang. Menurut Von Bohm Bawerk, pemilik modal harus diberi bunga sebagai ganti rugi
karena perbedaan nilai itu. Alasan kerugian disebabkan:
1. alasan ekonomi, misalnya uang Rp. 200,00 sekarang = Rp. 400,00 satu tahun yang akan
datang. Berarti nilai uang sekarang lebih tinggi dari pada satu tahun yang akan datang.
2. alasan psychologich, adalah bahwa manusia menghargai kebutuhan dan alat pemuas
yang akan datang itu lebih rendah.
3. alasan teknik, modal sekarang dapat dipakai untuk membuat alat-alat produksi dan
digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya.
d. Teori Liquidity Preference
Teori ini dikemukakan oleh John Maynerd Keynes. Menurut teori ini bunga modal diberikan
sebagai ganti rugi karena pengorbanan untuk tidak memakai uang yang liquid karena dipinjam
orang lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai. Menurut Keynes ada tiga alasan
mengapa orang menyukai uang tunai:
1. alasan untuk belanja konsumsi sehari-hari dalam istilah lain disebut transaction
motive.
2. alasan untuk berjaga-jaga mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga dalam istilah lain
disebut precontionary motive.
3. alasan untuk berspekulasi, dalam istilah lain disebut speculative motive.
e. Teori Bunga Dinamis
Teori ini dikemukakan oleh Schumpeter. Menurut teori ini modal yang dipakai dalam produksi
akan menghasilkan laba. Maka sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal
sebagai bunga modal
PASAR
Input
Faktor Produksi
Macam-macam Faktor Produksi
Yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah segala faktor produksi yang berasal dari
kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya
alam meliputi:
Tenaga kerja
Dapat kita katakan bahwa tenaga kerja adalah faktor produksi yang berperan dalam
mengelola sumber daya lainnya. Tenaga kerja dapat kita bagi lagi berdasarkan beberapa
golongan, yaitu:
Berdasarkan sifatnya:
Tenaga kerja jasmani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan tenaganya dalam
bekerja. Contohnya: petani, tukang becak, tukang sapu
Tenaga kerja rohani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan
pikirannya dalam bekerja. Contohnya: dokter, guru, banker
Berdasarkan kualitas dan kemampuannya:
Tenaga kerja terdidik: adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu agar dapat
melakukan pekerjaannya.
Contohnya: dosen, dokter
Tenaga kerja terampil: adalah tenaga kerja yang membutuhkan keterampilan tertentu
sehingga umumnya memerlukan pelatihan tertentu untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: penjahit, kapster salon, sopir
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil: adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan
pendidikan ataupun keterampilan khusus untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: pemulung, tukang koran, pedagang asongan
Modal
Modal merupakan faktor produksi yang memiliki peranan dalam mempercepat serta
membantu kelancaran proses produksi. Modal juga dapat dibagi menjadi beberapa golongan:
Berdasarkan sifatnya:
Modal tetap: adalah modal yang memiliki sifat tahan lama sehingga dapat digunakan berkali-
kali dalam jangka panjang.
Contoh: mesin, bangunan, kendaraan
Modal lancar: adalah modal yang memiliki sifat sekali pakai.
Contoh: kertas, bahan bakar.
Berdasarkan sumbernya:
Modal sendiri: adalah modal yang bersumber dari pribadi pemilik maupun perusahaan itu
sendiri
Modal asing: adalah modal yang berasal dari pinjaman pada bank atau pihak lainnya
Berdasarkan kepemilikannya:
Modal individu: adalah modal yang bersumber dan dimiliki oleh individu dan hasilnya dapat
dikategorikan sebagai penghasilan bagi pemilik modal tersebut.
Contoh: bunga tabungan, rental mobil, sewa bangunan
Modal umum: adalah faktor produksi modal yang berasal dari pemerintah dan digunakan
untuk kepentingan bersama.
Contoh: pasar, pelabuhan
Berdasarkan bentuknya:
Modal konkret: adalah modal yang bentuk fisiknya dapat dilihat selama proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku
Modal abstrak: adalah modal yang tidak memiliki bentuk fisik namun berharga dan memiliki
kegunaan bagi perusahaan.
Contohnya: hak paten, hak merek, nama baik
Kewirausahaan
Adalah keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengkoordinasi faktor-
faktor produksi sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Hal pokok yang
harus dilakukan oleh seorang pengusaha terangkum dalam proses sebagai berikut:
Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Contoh Soal
1, 2, dan 3
1, 5 dan 6
2,3, dan 4
1, 3, dan 5
4,5 dan 6
Pembahasan
Jenis pasar ini dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu pasar persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, pasar oligopoli, serta pasar monopoli.
Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna dapat disebut juga pasar persaingan murni yaitu merupakan
pasar di mana terdapat banyak pembeli dan penjual serta mereka sudah mengetahui keadaan
pasar.
Contoh dari pasar persaingan sempurna adalah pasar berbagai jenis hasil pertanian.
Pasar Oligopoli
Pasar jenis ini merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual yang menjual suatu barang
tertentu, sehingga penjual yang satu dengan yang lainnya dapat memengaruhi harga. Seperti
: perusahaan rokok, perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan semen, dan
industri telekomunikasi.