Anda di halaman 1dari 14

Hukum Gossen I

Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,
utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan
konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.

abel 1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal


Jumlah Air yang Utilitas Marjinal
Utilitas Total (dalam Util)
Dikonsumsi (Gelas) (dalam util)
0 0
1 6 6
2 11 5
3 15 4
4 18 3
5 20 2
6 21 1
7 21 0

Hukum Gossen II
Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang
dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan
mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU)
berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.
Sebagai contoh, barang yang dikonsumsi Fatimah memiliki harga yang berbeda-beda,
yaitu barang X harga per unit Rp500,00, barang Y harga per unit Rp5.000,00, dan
harga barang Z harga per unit Rp10.000,00. Utilitas maksimum akan dicapai oleh
Fatimah jika setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap
rupiah yang dibelanjakan. Kondisi tersebut tercapai pada saat nilai MU barang X
adalah 5, nilai MU barang Y adalah 50, dan nilai MU barang Z adalah 100.
Dengan demikian, untuk mencapai utilitas maksimum dari berbagai barang yang
dikonsumsi, seseorang harus mengatur konsumsinya sedemikian rupa sehingga
setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang
dibelanjakan.

Pendekatan Ordinal dan Kardinal

1.Pendekatan Konsumen Oridinal

Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang
konsumen adalah :

Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan


yang dimilikinya
Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya
semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat
kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak
pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi
suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.

2.Pendekatan Konsumen Kardinal

Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang
atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek
yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna
suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan
Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa
tingka konsumennya,yaitu :

Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan


batasan pendapatannya.
Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin
menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut
Pendapatan konsumen tetap
Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap
Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :

Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.


Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen
memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal,
sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau
membayar dengan harga murah.

Faktor Faktor yang mempengaruhi kegiatan Konsumsi


1. Tingkat Pendapatan
Makin tinggi tingkat pendapatan suatu rumah tangga, akan semakin tinggi tingkat
konsumsinya. Sebaliknya, jika pendapatannya kecil, konsumsinya pun kecil.
2. Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung pada haga.
Dengan kata lain, konsumsi dikurangi pada waktu harga tinggi dan konsumsi dapat
ditingkatkan jika harga lebih rendah.
3. Sikap dan Gaya Hidup
Sikap dan gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika
sikap dan gaya hidupnya boros, ia cenderung berperilaku konsumtif, yaitu kebiasaan untuk
membelanjakan semua uang untuk membeli barang, padahal barang tersebut belum tentu
bermanfaat.
4. Adat Istiadat
Adat istiadat juga dapat mempengaruhi konsumsi. Misalnya, untuk upacata
tradisional diperlukan barang-barang tertentu.
5. Model Barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
konsumsi.
6. Kegiatan Berkompetisi dengan Konsumen Lain
Barang substitusi jika seorang konsumen memiliki hasrat atau keinginan berkompetisi
dengan konsumen lainnya, biasanya tingkat konsumsinya besar. Artinya, konsumen yang
dilakukan bukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan, melainkan menurut konsumen lain.
7. Selera Konsumen
Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Orang Jawa dan orang Sunda
memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan. Adanya perbedaan selera jelas akan
mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa.
Law of Diminshing Return David Ricardo

The Law of Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris,
DavidRichardo (1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-
menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap,
maka mula-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing
return), tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang
(diminshing return).

Misalnya, :
Seseorang membudidayakan wortel di lahannya. Penggunaan Pupuk sebagai salah satu input
tentu akan menunjang keberhasilan panen Wortel tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan
adalah Pupuk tersebut harus digunakan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Apabila
Pupuk yang dipakai proporsional maka hasil panen pun akan baik. Sebaliknya, jika pupuk terus
menerus ditambahkan justru akan menimbulkan dampak buruk terhadap pertumbuhanya,
sehingga yang terjadi panen Wortel akan menurun.

Pengertian:

The Law of Diminishing Return adalah sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan
tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal. Teori ini
menjelaskan bahwa ketika input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input,
maka return (pendapatan) kita akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini,
yaitu fase increasing return (pendapatan yang meningkat), fase kedua dimana pendapatan
tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah dan fase ketiga adalah diminishing
returns.

Asumsinya:
Hanya 1 variabel yang berubah dengan lainnya tetap.
Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.
Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.
1. Cara Meningkatkan jumlah dan mutu produksi diantaranya adalah:
a. Ekstensifikasi b. Intensifikasi c. Spesialisasi d. Diversifikasi e. Mendorong investasi f.
Memberikan proteksi.
2. Bidang lapangan produksi diantaranya:
a. Bidang pertanian dan agraris. b. Bidang perdagangan. c. Bidang pertambangan (ekstraktif)
d. Bidang industri. e. Bidang jasa dan perbankan
3. Tingkatan dalam produksi:
a. Tingkat produksi primer seperti Pertanian, Pertambangan, Kehutanan.
b. Tingkatan produksi sekunder seperti: Industri, Konstruksi, Kerajinan tangan.
c. Tingkatan produksi tersier seperti Perdagangan, Angkutan, Asuransi dan Perbankan.

Bunga Modal
Sumber daya modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Menurut Sifatnya
a. Modal Lancar, yaitu modal yang hanya dapat digunakan satu kali dalam proses
produksi seperti bahan baku dan bahan mentah.
b. Modal Tetap, yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam proses
produksi, seperti mesin-mesin atau peralatan.

2) Menurut fungsinya
a. Modal Individu, yaitu modal yang digunakan oleh individu sebagai sumber
pendapatan sekalipun pemiliknya tidak ikut dalam proses produksi, seperti pemilik taxi.
b. Modal Masyarakat, yaitu modal yang digunakan oleh masyarakat dalam menghasilkan
barang dan jasa, seperti kendaraan umum.

3) Menurut Bentuknya
a. Modal Abstrak, yaitu modal yang tidak berbentuk fisik (tidak berwujud) tapi sangat
menentukan hasil produksi seperti keahlian seseorang.
b. Modal Konkrit, yaitu modal yang wujud fisiknya dapat dilihat (berwujud) seperti
mesin-mesin.
Jika di rumah Anda ada kegiatan usaha, maka bentuk modal yang Anda miliki termasuk
golongan modal yang mana? Coba Anda golongkan sendiri berdasarkan uraian di atas!

1) Bunga Modal
Penggunaan sumber daya modal akan berakibat timbulnya bunga modal. Dalam kegiatan
ekonomi besarnya bunga modal biasanya dinyatakan dalam angka persentase dalam waktu
satu tahun atau disebut tingkat suku bunga.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat suku bunga, di
antaranya:

a. Perbedaan resiko
Semakin tinggi resiko, semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah resiko semakin
rendah pula tingkat suku bunganya.
b. Jangka Waktu Pinjaman
Semakin lama jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tingkat suku bunganya.
c. Biaya Administrasi Peminjam
Pinjaman yang jumlahnya kecil, tingkat bunganya tinggi karena biaya administrasi kurang
efisien.
Di Indonesia tingkat suku bunga biasanya mengikuti tingkat suku bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2) Teori Bunga Modal
Tentunya kita masih bertanya mengapa penggunaan sumber daya modal menimbulkan bunga
modal. Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa teori akan membahas masalah tersebut.

a. Teori Produktivitas
Teori ini dikemukakan oleh Jean Baptiste Say, yang menyatakan bahwa modal yang
dipinjamkan dapat dipergunakan secara produktif misalkan untuk membuat toko, mendirikan
pabrik, dan barang modal lainnya. Dengan modal yang dimiliki produksi akan bertambah
banyak sehingga memberikan kelebihan hasil yang istimewa. Sebagian dari kelebihan hasil itu
dikembalikan kepada pemilik modal sebagai bunga modal.
b. Teori Abstinence/Teori Pengorbanan
Teori ini dikemukakan oleh Nassau Willien Senior dan Marshall. Menurut teori ini bunga
modal diberikan sebagai balas jasa dari pengekangan (tidak mewujudkan keinginan akan
kebutuhan) diri pemilik modal, untuk tidak memakai modalnya selama dipinjam oleh
penguasaha atau orang lain. Maka wajar bagi pemilik modal mendapatkan bunga sebagai
balasan atas pengorbanan untuk menunggu modalnya kembali.
c. Teori Agio
Teori ini dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk. Agio memiliki arti perbedaan nilai. Perbedaan
nilai ini disebabkan karena adanya perbedaan waktu sekarang dengan waktu yang akan
datang. Menurut Von Bohm Bawerk, pemilik modal harus diberi bunga sebagai ganti rugi
karena perbedaan nilai itu. Alasan kerugian disebabkan:
1. alasan ekonomi, misalnya uang Rp. 200,00 sekarang = Rp. 400,00 satu tahun yang akan
datang. Berarti nilai uang sekarang lebih tinggi dari pada satu tahun yang akan datang.
2. alasan psychologich, adalah bahwa manusia menghargai kebutuhan dan alat pemuas
yang akan datang itu lebih rendah.
3. alasan teknik, modal sekarang dapat dipakai untuk membuat alat-alat produksi dan
digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya.
d. Teori Liquidity Preference
Teori ini dikemukakan oleh John Maynerd Keynes. Menurut teori ini bunga modal diberikan
sebagai ganti rugi karena pengorbanan untuk tidak memakai uang yang liquid karena dipinjam
orang lain. Pada dasarnya orang lebih menyukai uang tunai. Menurut Keynes ada tiga alasan
mengapa orang menyukai uang tunai:
1. alasan untuk belanja konsumsi sehari-hari dalam istilah lain disebut transaction
motive.
2. alasan untuk berjaga-jaga mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga dalam istilah lain
disebut precontionary motive.
3. alasan untuk berspekulasi, dalam istilah lain disebut speculative motive.
e. Teori Bunga Dinamis
Teori ini dikemukakan oleh Schumpeter. Menurut teori ini modal yang dipakai dalam produksi
akan menghasilkan laba. Maka sebagian dari laba tersebut diberikan kepada pemilik modal
sebagai bunga modal

PASAR
Input
Faktor Produksi
Macam-macam Faktor Produksi

Secara umum dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu:

Sumber daya alam

Yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah segala faktor produksi yang berasal dari
kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya
alam meliputi:

Udara, tanah, air, sinar matahari


Hewaan, tumbuhan
Bahan tambang dan lainnya

Tenaga kerja

Dapat kita katakan bahwa tenaga kerja adalah faktor produksi yang berperan dalam
mengelola sumber daya lainnya. Tenaga kerja dapat kita bagi lagi berdasarkan beberapa
golongan, yaitu:

Berdasarkan sifatnya:
Tenaga kerja jasmani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan tenaganya dalam
bekerja. Contohnya: petani, tukang becak, tukang sapu
Tenaga kerja rohani: adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan
pikirannya dalam bekerja. Contohnya: dokter, guru, banker
Berdasarkan kualitas dan kemampuannya:
Tenaga kerja terdidik: adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu agar dapat
melakukan pekerjaannya.
Contohnya: dosen, dokter
Tenaga kerja terampil: adalah tenaga kerja yang membutuhkan keterampilan tertentu
sehingga umumnya memerlukan pelatihan tertentu untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: penjahit, kapster salon, sopir
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil: adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan
pendidikan ataupun keterampilan khusus untuk dapat melakukan pekerjaanya.
Contoh: pemulung, tukang koran, pedagang asongan

Modal

Modal merupakan faktor produksi yang memiliki peranan dalam mempercepat serta
membantu kelancaran proses produksi. Modal juga dapat dibagi menjadi beberapa golongan:

Berdasarkan sifatnya:
Modal tetap: adalah modal yang memiliki sifat tahan lama sehingga dapat digunakan berkali-
kali dalam jangka panjang.
Contoh: mesin, bangunan, kendaraan
Modal lancar: adalah modal yang memiliki sifat sekali pakai.
Contoh: kertas, bahan bakar.
Berdasarkan sumbernya:
Modal sendiri: adalah modal yang bersumber dari pribadi pemilik maupun perusahaan itu
sendiri
Modal asing: adalah modal yang berasal dari pinjaman pada bank atau pihak lainnya
Berdasarkan kepemilikannya:
Modal individu: adalah modal yang bersumber dan dimiliki oleh individu dan hasilnya dapat
dikategorikan sebagai penghasilan bagi pemilik modal tersebut.
Contoh: bunga tabungan, rental mobil, sewa bangunan
Modal umum: adalah faktor produksi modal yang berasal dari pemerintah dan digunakan
untuk kepentingan bersama.
Contoh: pasar, pelabuhan
Berdasarkan bentuknya:
Modal konkret: adalah modal yang bentuk fisiknya dapat dilihat selama proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku
Modal abstrak: adalah modal yang tidak memiliki bentuk fisik namun berharga dan memiliki
kegunaan bagi perusahaan.
Contohnya: hak paten, hak merek, nama baik
Kewirausahaan

Adalah keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengkoordinasi faktor-
faktor produksi sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Hal pokok yang
harus dilakukan oleh seorang pengusaha terangkum dalam proses sebagai berikut:

Perencanaan
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Contoh Soal

Ciri-ciri pasar faktor produksi:

Barang atau jasa yang diperjualbelikan adalah faktor produksi


Permintaan datang dari rumah tangga konsumen
Penawaran datang dari rumah tangga konsumen
Barang atau jasa yang diperjualbelikan adalah hasil produksi
Permintaan berasal dari rumah tangga produsen
Penawaran berasal dari rumah tangga produsen
Ciri yang benar ditunjukkan oleh pernyataan

1, 2, dan 3
1, 5 dan 6
2,3, dan 4
1, 3, dan 5
4,5 dan 6
Pembahasan

Ciri pasar faktor produksi yang benar adalah:


Barang atau jasa yang diperjualbelikan adalah faktor produksi (1)
Penawaran datang dari rumah tangga konsumen (3)
Permintaan berasal dari rumah tangga produsen (5)
Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah (d)

Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuk serta Strukturnya

Jenis pasar ini dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu pasar persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, pasar oligopoli, serta pasar monopoli.
Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna dapat disebut juga pasar persaingan murni yaitu merupakan
pasar di mana terdapat banyak pembeli dan penjual serta mereka sudah mengetahui keadaan
pasar.

Pasar persaingan sempurna mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut :


1) Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen (sejenis).
2) Pembeli ataupun penjual mempunyai informasi yang lengkap mengenai pasar.
3) Terdapat banyak pembeli dan penjual.
4) Harga yang sudah ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi dapat bebas keluar masuk pasar.
6) Tidak terdapat campur tangan dari pemerintah.

Kelebihan pasar persaingan sempurna :


1) Pembeli dapat dengan bebas memilih produk.
2) Tidak terdapat hambatan dalam mobilitas berbagai macam sumber ekonomi dari suatu
usaha ke usaha lainnya.
3) Dapat memaksimalkan efesiensi.
4) Kebebasan memilih dan bertindak.
Kelemahan pasar persaingan sempurna :
1) Tidak mendorong inovasi.
2) Membatasi pilihan konsumen atau pembeli dalam satu barang tertentu.
3) Persaingan sempurna yang memberikan ongkos sosial.
4) Distribusi pendapatan yang tidak merata.

Contoh dari pasar persaingan sempurna adalah pasar berbagai jenis hasil pertanian.

Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Pasar jenis ini merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Untuk pasar persaingan
tidak sempurna merupakan pasar yang terdiri dari sedikit penjual serta banyak pembeli. Pada
pasar ini para penjual dapat untuk menentukan harga barang. Barang-barang yang
diperjualbelikan tersebut memiliki jenis yang berbeda beda atau terdapat berbagai jenis
barang. Jenis-jenis pasar persaingan tidak sempurna mempunyai bentuk-bentuk pasar, antara
lain :
Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang terjadi ketika seluruh penawaran terhadap
sebuah barang pada pasar yang telah dikuasai oleh salah seorang penjual atau sejumlah
penjual tertentu.

Berikut ciri-ciri pasar monopoli :


1) Hanya terdapat 1 penjual sebagai pengambil keputusan harga (guna melakukan monopoli
pasar).
2) Penjual lain tidak dapat menyaingi dagangannya.
3) Pedagang lain tidak dapat masuk, hal ini karena adanya hambatan dengan undang-undang
atau karena terdapat teknik yang canggih.
4) Jenis barang yang diperjualbelikan tersebut hanya semacam.
5) Tidak ada campur tangan dari pemerintah dalam masalah penentuan harga.

Kelebihan pasar monopoli :


1) Keuntungan penjual yang relatif tinggi.
2) Bagi produk yang menguasai hajat hidup orang pada umumnya diatur oleh pemerintah.
Kelemahan pasar monopoli :
1) Pembeli atau konsumen tidak terdapat pilihan lain untuk membeli tersebut.
2) Keuntungan hanya terpusat ke 1 perusahaan.
3) Terjadinya eksploitasi pembeli.

Contoh pasar monopoli : PT Pertamina (persero), dan lain sebagainya.

Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar jenis ini merupakan suatu dengan banyak penjual yang menjual barang yang berbeda
corak. Pasar jenis ini banyak dijumpai di sektor perdagangan eceran dan jasa. Misalnya jasa
salon, toko kelontong, angkutan, dan toko obat.

Pada pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri, antara lain :


1) Terdapat banyak penjual dan banyak pembeli.
2) Barang yang dihasilkan yaitu sejenis, namun coraknya berbeda. Seperti : sabun, minyak
goreng, pasta gigi, dan lain sebagainya.
3) Terdapat banyak penjual yang memiliki besarnya sama, sehingga tidak terdapat satu
penjual yang dapat menguasai pasar.
4) Penjual dapat dengan mudah menawarkan barangnya di pasar.
5) Penjual memiliki sedikit kekuasaan dalam memengaruhi dan menentukan harga pasar.
6) Adanya peluang guna bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual di pasar.

Kelebihan pasar persaingan monopolistik :


1) Penjual tidak sebanyak seperti pasar persaingan sempurna.
2) Produsen akan terpacu untuk berkreativitas.
3) Pembeli atau konsumen tidak mudah untuk berpindah dari produk satu ke produk yang
lainnya.

Kelemahan pasar persaingan monopolistik :


1) Biaya yang mahal untuk ke pasar monopolistik, hal ini karena untuk masuk ke pangsa pasar
tertentu dibutuhkan adanya riset dan pengembangan produk.
2) Persaingan yang sangat berat, hal ini karena pasar tersebut pada umumnya didominasi oleh
berbagai jenis produk ternama.

Pasar Oligopoli
Pasar jenis ini merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual yang menjual suatu barang
tertentu, sehingga penjual yang satu dengan yang lainnya dapat memengaruhi harga. Seperti
: perusahaan rokok, perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan semen, dan
industri telekomunikasi.

Pasar oligopoli memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1) Hanya terdapat sedikit penjual saja, sehingga keputusan dari salah satu penjual di pasar
tersebut dapat memengaruhi penjual lainnya.
2) Produk-produknya yang berstandar.
3) Kemungkinan terdapat penjual lain untuk masuk ke pasar masih terbuka.
4) Adanya peran iklan yang sangat besar dalam penjualan produk tersebut.

Kelebihan pasar oligopoli :


1) Barang yang dihasilkan memiliki beragam corak.
2) Efesiensi di dalam menggunakan sumber daya.
3) Pengembangan teknologi serta inovasi.

Kelemahan pasar oligopoli :


1) Adanya persaingan harga yang ketat.
2) Banyaknya rintangan yang kuat guna masuk ke pasar oligopoli.

Anda mungkin juga menyukai