Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS PASAL 28 J AYAT 1

a. Bunyi Pasal 28 J ayat 1 :

Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Berdasarkan analisis mendalam dalam pasal 28 J ayat 1 ini, tercantum :

Hak, berupa :
Hak yang dimiliki oleh setiap orang yang pasti mempunyai Hak Asasi Manusia, dimana
setiap orang ini berhak untuk di hormati Hak Asasinya oleh orang lain yang juga memiliki
HAM.
Kewajiban, berupa :
Kewajiban berada di tangan seluruh pemilik HAM tanpa terkecuali, untuk menghormati
HAM orang lain. Dalam hal ini, sangan berkaitan dan saat erat dengan kehidupan sehari-
hari. Semua orang memegang kewajiban ini, dan agar terciptanya keharmonisan social
dalam kehidupan masyarakat ini sangat di butuhkan. Kewajiban dapat dilakukan dengan
cara, tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri atau bisa disebut dengan egoisme.
Dalam hal ini pelaksanaan kawajiban dapat ditunjukan dengan berbagai cara.

b. Toleransi Sebagai Bentuk dari Perwujudan Kewajiban Berdasarkan Pasal 28 J ayat


1

Indonesia yang kita tahu terdiri dari barbagai suku, bahasa, agama, budaya, dan
perbedaan paham lain yang membuat negeri ini kaya. Kita mempunyai tantangan besar dalam
integrasi nasional, karena keterbukaan dari masyarakat kita. Kurangnya pemahaman dan
pengetahuan sebagian besar masyarakat kita, tentang bagaimana cara penerimaan baru tanpa
menghilangkan nilai-nilai budaya setempat. Yang salah di kita, justru terlalu tertutup dan terlalu
terbuka dengan budaya baru. Dalam tubuh masyarakat Indonesia sendiri, masih banyak terjadi
konflik yang berbau unsur SARA dan paham serta ideology. Hal ini terjadi karena, kurangnya
pemahaman mereka dan pengetahuan mereka sehingga berpengaruh pada tingkat rasa
toleransi yang dimiliki. Ketertutupan di sini dapat terjadi karena mereka terlalu menganggap
budayanya lebih tinggi dan merendahkan budaya orang lain (sifat etnosentrisme). Sifat ini jelas
sekali bertentangan dengan pasal 28 J ayat 1. Dimana budaya merupakan salah satu HAM yang
di berikan Negara kepada masyarakat tradisional (lihat pasal 32). Tetapi kita perlu berhati-hati
dalam menarima budaya asing, hal ini bisa membuat budaya kita sendiri memudar dan
ahirnyapun musnah. Hal ini saling berkaitan sebernarnya, jika kikta kaji lebih lanjut mengenai
budaya. Namun pada intinya, untuk mewujudkan suatu bangsa yang kuat harus di dukung oleh
seluruh masyarakat dan instansi-instansi pemerintah. Kita lihat kalimat pada pasal 28 J ayat 1,
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada kalimat ini
menunjukan bahwa kewajiban menghargai harus ditegakkan agar kehidupan masyarakat,
bangsa dan Negara dapat berjalan dengan baik dan tertib. Walaupun kita bangsa yang masih
dikatakan berkembang dari mulai tahun 45 sampai saat ini, namun jika rasa saling menghargai
dan rasa saling bertoleransi kita jalankan sebagai bentuk dari pelaksanaan kewajiban maka kita
akan menjadi bangsa yang kuat. Kita bukan di suruh untuk memudarkan nilai budaya tradisional
kita dengan mempelajari budaya orang lain. Namun kita justru dapat mengerti perbedaan-
perbedaan yang terjadi dari berbagai daerah, suku bangsa, agama dan kita akan memaklumi hal
itu. Satu hal yang harus di garis bawah,i kita harus berkembang tanpa memudarkan nilai budaya
kita. Lalu, dengan adanya rasa toleransi kita akan bisa meminimalisir konflik SARA yang masih
banyak terjadi di Indonesia. Budaya merupakan salah satu contoh dari HAM orang lain yang
wajib kita hargai, masih banyak hal lain seperti kebebasan berbicara, bekerja, agama dan
ideology kitapun harus menerapkan toleransi.

c. Dasar Hukum dari Pasal 28 J ayat 1


- UU mengenai Hak Asasi Manusia yaitu UU no 39 tahun 1999

d. Pelaksanaan Pasal 28 J ayat 1 di lingkungan SMA Negeri 1 Garut

Toleransi sebagai bentuk penghargaan atau perwujudan dari tanggung jawab atas
kewajiban yang kita miliki untuk menghargai HAM orang lain. Di lingkungan SMA 1 Garut sendiri
terdapat siswa yang beragama dan berkeyakinan yang berbeda. Namun yang bisa kita lihat, di
antara mereka tidak terdapat konflik yang saling menghina atau mencemooh keyakinan orang
lain. Tak jarang dari mereka berhubungan baik dan sampai berteman dekat hal ini
membuktikan rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan keyakinan. Dalam beribadah,
mereka tidak saling mengganggu dan menghina justru mereka saling terbuka dan bisa saling
mengerti. Hal ini membuktikan, terdapat kewajiban berdasarkan pasal 28 J ayat 1.

Anda mungkin juga menyukai