Anda di halaman 1dari 5

KABINET INDONESIA MASA LIBERAL

Program Kabinet Natsir

 Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman;


 Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintah;
 Menyempurnakan organisasi angkatan perang;
 Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat;
 Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.

Latar Belakang

Setelah masa proklamasi kemerdekaan Indonesia, Natsir lebih dulu menjadi


anggota KNIP sebelum akhirnya terpilih menjadi perdana menteri. Pada tanggal 3
April 1950, Natsir mengajukan Mosi Integral Natsir yang bertujuan untuk
memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam NKRI yang sebelumnya berbentuk
serikat. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, Soekarno pun akhirnya mengangkat
Mohammad Natsir sebagai perdana menteri pada 17 Agustus 1950. Diangkatnya
Natsir sebagai Perdana Menteri juga menjadi awal terbentuknya Kabinet Natsir
pada 6 September 1950

Kabinet Natsir (September 1950 - Maret 1951)

Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952)


Program kabinet sukiman

 Memberikan jaminan keamanan dan ketentraman negara


 Berusaha memakmurkan rakyat dan membarui hukum agrarian (sesuai
kepentingan petani)
 Mempercepat persiapan untuk pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)
 Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif dan menjadikan Irian Barat
untuk masuk ke wilayah RI
 Mempersiapkan UU yang mengatur serikat buruh, perjanjian kerja sama,
penetapan UMR, dan penyelesaian pertikaian buruh.

Latar belakang

Setelah Kabinet Natsir mengembalikan mandat kepada Presiden Soekarno,


Presiden menunjuk Mr. Sartono (PNI) sebagai formatur untuk membentuk kabinet
baru. Mr. Sartono berupaya membentuk kabinet koalisi antara PNI dan Masyumi,
sebab kedua partai inilah yang memegang pengaruh besar di DPR (Parlemen) saat
itu.

Singkat cerita Mr. Sartono gagal, kemudian ia mengembalikan mandat yang


dipegangnya kepada presiden. Kemudian pada 18 April 1951, presiden menunjuk
dua orang formatur baru, yakni Sidik Djojosukarto dari PNI dan Sukiman
Wirjosandjojo dari Masyumi. Akhirnya setelah diadakan perundingan, pada
tanggal 26 April 1951, mereka berhasil mengumumkan susunan kabinet koalisi
antara Masyumi – PNI. Kabinet baru ini dikenal dengan nama Kabinet Sukiman –
Suwiryo.

Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)

Latar Belakang

Terbentuknya Kabinet Wilopo ini didasari dengan bubarnya Kabinet Sukiman-


Suwiryo yang terjerat kasus MSA. Pada tanggal 1 Maret 1952, Soekarno menunjuk
Sidik Djojosukarto dari partai PNI dan Prawoto Mankusasmito dari Partai
Masyumi untuk menjadi formatur kabinet. Soekarno berharap ditunjuknya kedua
tokoh politik ini dapat membangun kabinet yang kuat serta mendapat dukungan
yang cukup dari parlemen. Namun, keinginan Soekarno tidak dapat terpenuhi,
karena Sidik dan Prawoto tidak mendapat dukungan penuh dari parlemen. Sidik
dan Prawoto kemudian mengembalikan mandatnya kepada presiden. Pada 19
Maret 1952, Soekarno akhirnya menunjuk Wilopo sebagai formatur kabinet yang
baru. Kabinet Wilopo ini menjadi kabinet zeken, artinya kabinet ini berisikan
jajaran para tokoh yang ahli dalam bidangnya, bukan hanya dari partai politik
tertentu.
Program Kerja

Pada masa Kabinet Wilopo bertugas, Wilopo merumuskan enam program kerja,
yaitu:

1. Organisasi Negara
 Melaksanakan pemilihan umum untuk Konstituante dan Dewan-
dewan Daerah
 Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
 Menyederhanakan organisasi Pemerintah Pusat
2. Kemakmuran
 Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan mempertinggi
produksi nasional, terutama bahan makanan rakyat
 Melanjutkan usaha perubahan agrarian
3. Keamanan Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah
keamanan dengan kebijaksanaan sebagai negara hukum dan
menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara serta
memperkembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan
ketentraman
4. Perburuhan Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk
meninggikan derajatnya kaum buruh guna menjamin proses produksi
nasional
5. Pendidikan dan Pengajaran Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk
pembaharuan pendidikan dan pengajaran.
6. Luar Negeri
 Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan activiteit yang
sesuai dengan kewajiban kita dalam kekeluargaan bangsa-bangsa
dan dengan kepentingan nasional menuju perdamaian dunia.
 Menyelesaikan penyelenggaraan perhubungan Indonesia-
Nederland atas dasar unie-statuut mejadi hubungan berdasarkan
perjanjian internasional biasa yang menghilangkan hasil-hasil
KMB yang merugikan rakyat dan negara.
 Meneruskan perjuangan memasukkan Irian Barat dalam wilayah
Indonesia secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai