Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH INDONESIA

KABINET INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Mersa Amelia Putri (19)
Kelas : XII IPA 6
Guru Pembimbing : Sri Mulyati, S.Pd
NIP.197105122006042014

SMA NEGERI 8 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KABINET INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL
Era Demokrasi Liberal adalah era ketika Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung sejak 17
Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959. Selama periode ini berjalan, telah terbentuk sebanyak tujuh kabinet
dengan dipimpin oleh perdana menteri yang berbeda-beda. Ketujuh kabinet tersebut adalah:

1. Kabinet Natsir

Kabinet Natsir merupakan kabinet pertama yang dibentuk setelah Republik Indonesia Serikat
bubar dan diganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kabinet ini
dipimpin oleh Mohammad Natsir sejak 6 September 1950 hingga 27 April 1951.

Terdapat tujuh program kerja yang dilaksanakan, yaitu :

● Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Dewan Konstituante


dalam waktu yang singkat.
● Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan serta membentuk
peralatan negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 dalam UUD Sementara 1950.
● Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketentraman.
● Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai dasar
bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta melaksanakan
keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.
● Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai usaha untuk
meningkatkan kualitas dalam bidang Kesehatan dan kecerdasan.
● Menyempurnakan organisasi Angkatan perang dan pemulihan mantan
anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.
● Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan wilayah Irian
Barat dalam waktu yang singkat.

Keberhasilan yang diraih Kabinet Natsir:

Di bidang ekonomi, terdapat Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi
nasional. Menetapkan prinsip bebas aktif dalam kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Indonesia masuk PBB, berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama
kalinya mengenai Irian Barat.

Selama masa Kabinet Natsir berjalan, banyak terjadi pemberontakan di Indonesia, seperti
Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, APRA, dan Gerakan RMS. Karena banyaknya masalah
pemberontakan, pada 22 Januari 1951, parlemen Indonesia menyampaikan Mosi Tidak
Percaya yang diikuti dengan mundurnya Natsir dari jabatannya.
2. Kabinet Sukiman-Suwiryo

Setelah Kabinet Natsir berhenti, kabinet kedua yang dibentuk adalah Kabinet
Sukiman-Suwiryo. Kabinet ini diketuai oleh Sukiman dan walinya Suwiryo, bertugas sejak 27
April 1951 sampai 3 April 1952.

Program kerja yang dibuat dalam kabinet ini adalah :

● Menjalankan tindakan-tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin


keamanan dan ketentraman, serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan
negara.
● Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek
untuk mempertinggi sosial ekonomi rakyat, membaharui hukum agraria sesuai
kepentingan petani, dan mempercepat usaha penempatan beas pejuang dalam
lapangan pembangunan.
● Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk konstituante dan
menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat. Mempercepat otonomi daerah.
● Menyiapkan undang-undang tentang Pengakuan Serikat Buruh dan Perjanjian Kerja
sama (collectieve arbeidsovereenkomst)
● Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk perdamaian,
menyelenggarakan hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unite Statuut menjadi
hubungan berdasarkan perjanjian internasional, mempercepat peninjauan kembali
persetujuan KMB dan meniadakan perjanjian yang merugikan negara dan rakyat.
● Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.

Meski hanya berjalan satu tahun, Kabinet Sukiman tercatat berhasil meraih beberapa prestasi,
diantaranya adalah keberhasilan dalam memperhatikan usaha rakyat dan memajukan
perusahaan kecil, memperhatikan kaum buruh dengan menggagas standarisasi upah
minimum, memperluas akses pendidikan dengan mendirikan berbagai macam sekolah,
Tunjangan Hari Raya (THR), serta berhasil melanjutkan program kerja dari Kabinet Natsir.

Sayangnya, karena terdapat mosi tidak percaya, Kabinet Sukiman-Suwiryo jatuh. Mosi tidak
percaya tersebut merupakan pemberian dari seluruh partai politik atas dugaan penyelewengan
teknis dan ideologi terkait dana bantuan asing, Mutual Security Act (MSA). Kabarnya,
kabinet ini menandatangani perjanjian dengan MSA dari Amerika Serikat terkait persetujuan
bantuan ekonomi dan senjata. Akibatnya, terjadi pertentangan dari Partai Masyumi dan PNI
terhadap tindakan Sukiman. Sukiman terpaksa harus mengembalikan mandatnya kepada
presiden.
3. Kabinet Wilopo

Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga yang dibentuk setelah pembubaran negara Republik
Indonesia Serikat (RIS). Kabinet ini diketuai oleh Wilopo pada periode 3 April 1952 hingga 3
Juni 1953.

Enam program kerja yang dilaksanakan dalam kabinet ini yaitu :

● Organisasi Negara
1. Melaksanakan pemilihan umum untuk Konstituante dan Dewan-dewan
Daerah Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
Menyederhanakan organisasi Pemerintah Pusat.
● Kemakmuran
1. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan mempertinggi produksi
nasional, terutama bahan makanan rakyat.
2. Melanjutkan usaha perubahan agraria.
● Keamanan
1. Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah keamanan dengan
kebijaksanaan sebagai negara hukum dan menyempurnakan organisasi
alat-alat kekuasaan negara serta memperkembangkan tenaga masyarakat
untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
● Perburuhan
1. Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan
derajatnya kaum buruh guna menjamin proses produksi nasional.
● Pendidikan dan Pengajaran
1. Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan
pengajaran.
● Luar Negeri
1. Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan activiteit yang sesuai dengan
kewajiban kita dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan dengan kepentingan
nasional menuju perdamaian dunia.
2. Menyelesaikan penyelenggaraan perhubungan Indonesia-Nederland atas
dasar unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional
biasa yang menghilangkan hasil-hasil KMB yang merugikan rakyat dan
negara.
3. Meneruskan perjuangan memasukkan Irian Barat dalam wilayah Indonesia
secepatnya.

Keberhasilan yang dicapai pada masa kabinet wilopo yaitu : sudah terlaksanakan pemilihan
umum, dan meningkatkan kemakmuran rakyat dengan melakukan produksi nasional termasuk
bahan makanan rakyat.

Sayangnya, Kabinet Wilopo hanya berjalan selama satu tahun, karena selama kabinet ini
berlangsung telah muncul berbagai gerakan separatis yang kemudian mengganggu stabilitas
pemerintahan. Oleh sebab itu, pada 2 Juni 1953, Wilopo resmi mengembalikan mandatnya
kepada Presiden Soekarno.
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Kabinet Ali Sastroamijoyo I adalah kabinet keempat yang berjalan pada periode 31 Juli 1953
hingga 24 Juli 1955, dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo.

Program kerja yang dilakukan dalam kabinet ini adalah :

● Dalam Negeri
1. Keamanan : Memperbaharui politik, mengembalikan keamanan sehingga
memungkinkan tindakan-tindakan yang tegas serta membangkitkan tenaga
rakyat.
2. Menyempurnakan hubungan antara alat-alat kekuasaan negara.
● Pemilihan Umum : Segera melaksanakan pemilu untuk Konstituante dan DPR
● Kemakmuran dan Keuangan :
1. Menitikberatkan politik pembangunan kepada segala usaha untuk
kepentingan rakyat jelata. Memperbaharui perundang-undangan agraria
sesuai dengan kepentingan petani dan rakyat kota. Mempercepat usaha
penempatan bekas pejuang dan kaum penganggur terlantar dalam lapangan
pembangunan.
2. Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang negara.
● Organisasi Negara :
1. Memperbaharui politik desentralisasi dengan jalan menyempurnakan
perundang-undangan dan mengusahakan pembentukan daerah otonom
sampai ke tingkat yang paling bawah.
2. Menyusun aparatur pemerintahan yang efisien serta pembagian tenaga yang
rasional dengan mengusahakan perbaikan taraf penghidupan pegawai.
3. Memberantas korupsi dan birokrasi.
● Perburuhan : Melengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk mencapai
kegembiraan kerja sebesar-besarnya.
● Perundang-undangan : Mempercepat terbentuknya perundang-undangan nasional,
terutama di lapangan keamanan, kemakmuran, keuangan dan kewarganegaraan.
● Irian Barat : Mengusahakan kembalinya Irian barat ke dalam kekuasaan wilayah
Republik Indonesia secepat-cepatnya.
● Politik Luar Negeri :
1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan yang menuju perdamaian
dunia.
2. Merubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar unie-statuut menjadi
hubungan internasional biasa.
3. Mempercepat peninjauan kembali lain-lain perjanjian KMB dan
menghapuskan perjanjian-perjanjian yang merugikan negara.
● Kebijaksanaan Pemerintah : Mengusahakan penyelesaian segala perselisihan politik
yang tidak dapat diselesaikan dalam kabinet dengan menyerahkan keputusannya
kepada parlemen.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I mencapai keberhasilan yaitu menyelenggarakan Konferensi Asia


Afrika (KAA). KAA diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955.
Selama Kabinet Ali Sastroamijoyo I berjalan, terdapat beberapa masalah yang muncul, salah
satunya adalah kondisi perekonomian Indonesia yang memburuk yang diakibatkan oleh
adanya korupsi dan inflasi. Karena masalah ini sulit ditangani, Partai NU dan partai-partai
lainnya pun menarik menteri-menterinya yang menjabat di Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Ali
Sastroamijoyo I kemudian menyerahkan mandatnya kembali kepada presiden pada 24 Juli
1955.

5. Kabinet Burhanuddin Harahap

Setelah Kabinet Ali Sastroamijoyo I berhenti, kabinet yang menggantikannya adalah Kabinet
Burhanuddin Harahap. Kabinet ini bertugas pada 12 Agustus 1955 sampai 3 Maret 1956.
Kabinet Burhanuddin Harahap juga disebut sebagai Kabinet Nasional, karena terdapat 13
partai yang tergabung dalam kabinet ini, didominasi oleh Partai Masyumi.

Program kerja yang dijalankan dalam Kabinet Burhanuddin Harahap adalah sebagai berikut :

● Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril pemerintah, contohnya kepercayaan


Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
● Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan
menyegerakan terbentuknya parlemen yang baru.
● Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun
1955 ini juga.
● Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi. Memberantas korupsi.
● Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Republik
Indonesia.
● Memperkembangkan politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik bebas dan
aktif menuju perdamaian.

Keberhasilan kabinet Burhanuddin Harahap adalah

1. menyelenggarakan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955


(memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante).
2. Kabinet Burhanuddin Harahap berhasil mengembalikan wibawa pemerintah terhadap
Angkatan Darat dan masyarakat.

Kabinet Burhanuddin Harahap kemudian bubar pada 3 Maret 1956, karena tugas-tugasnya
telah selesai.
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II

Usai Kabinet Burhanuddin Harahap bubar, dibentuklah Kabinet Ali Sastroamijoyo II. Kabinet
ini bertugas pada periode 24 Maret 1956 hingga 14 Maret 1957.

Program kerja yang berjalan dalam kabinet ini adalah :

● Pembatalan KMB

Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) secara


unilateral, baik secara formil maupun materil dan mengadakan tindakan-tindakan
untuk menampung akibatnya.

● Irian Barat
1. Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto Republik
Indonesia atas Irian Barat bersandarkan kekuatan rakyat dan
kekuatan-kekuatan anti-kolonialisme di dunia internasional.
2. Membentuk provinsi Irian Barat.
● Luar Negeri
1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif, bersandarkan
kepentingan rakyat dan menuju ke perdamaian dunia.
2. Meneruskan kerjasama dengan negara-negara Asia-Afrika dan melaksanakan
keputusan-keputusan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung.
● Dalam Negeri

Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan, ekonomi, keuangan, industri,


perhubungan, pendidikan, serta pertanian.

Keberhasilan kabinet Ali Sastroamidjojo II adalah

1. Pembubaran KMB adalah sebuah prestasi dari Kabinet Ali Sastroamidjojo II


Perjuangan Indonesia untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda telah menjadi
perhatian sejak kabinet pertama di Indonesia pada 1950.
2. Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) Ini adalah prestasi gemilang dari
Kabinet Ali Sastroamidjojo

Setelah satu tahun bertugas, pada 14 Maret 1957, Kabinet Ali Sastroamijoyo II ini harus
mengembalikan mandatnya kepada presiden. Alasannya adalah karena terjadi perpecahan
antara Partai PNI dan Masyumi.
7. Kabinet Djuanda

Kabinet Djuanda atau Kabinet Karya bertugas pada periode 9 April 1957 hingga 10 Juli 1959.
Kabinet ini dipimpin oleh Ir H Djuanda Kartawidjaja bersama tiga wakilnya, Mr Hardi,
Idham Chalid, dan dr. Leimana, yang dikenal sebagai Zaken Kabinet. Zaken Kabinet adalah
kabinet yang jajarannya diisi oleh para tokoh ahli dalam bidangnya.

Program kerja dalam kabinet ini yaitu

● Membentuk Dewan Nasional


● Normalisasi keadaan Republik
● Melanjutkan pelaksanaan pembatalan KMB
● Perjuangan Irian Barat
● Mempergiat Pembangunan

Keberhasilan kabinet Djuanda adalah

1. Berhasil mencetuskan deklarasi Djuanda


2. Membentuk dewan nasional
3. Pergerakan Mumnas (Musyawarah Nasional)

Berakhirnya Kabinet Djuanda disebabkan oleh terbentuknya Demokrasi Terpimpin, di mana


Presiden Soekarno menjabat sebagai Perdana Menteri dan Djuanda sebagai menteri utama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/10/080000479/kabinet-indonesia-masa-demokrasi-li
beral?page=all&_gl=1*76x9ae*_ga*YW1wLW9ZbUNVOXVxR0VtTnJ6cHIySVpkM0dTZ1dRT2l0
SGFBVWk0VVNUZWxpNTNDVXZSUlo2YkhaMjl1UjRWd0tQakk.*_ga_77DJNQ0227*MTY5MzE
4ODY0MC4zLjEuMTY5MzE4ODc5Ni4wLjAuMA..#page2.

Anda mungkin juga menyukai