Anda di halaman 1dari 4

Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (PNI)

Kabinet Ali Sastroamidjojo 1, sering disebut juga

sebagai Kabinet Ali Sastroamidjoj-Wongsonegoro atau Kabinet

Ali Sastroamidjojo Wongsonegoro-Zainul Arifin, adalah kabinet

keempat setelah pembubaran negara Republik Indonesia

Serikat yang diumumkan pada 30 Juli 1953 dan memerintah

pada masa bakti 1 Agustus 1953 hingga 24 Juli 1955 .

Program Kerja

Pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo I memimpin, terdapat

empat program kerja yang dilakukan, yaitu:

Dalam Negeri

Keamanan:
1. Memperbaharui politik, mengembalikan keamanan
sehingga memungkinkan tindakan-tindakan yang
tegas serta membangkitkan tenaga rakyat.
2. Menyempurnakan hubungan antara alat-alat
kekuasaan negara.

Pemilihan Umum:

Segera melaksanakan pemilu untuk Konstituante


dan DPR

Kemakmuran dan Keuangan:

1. Menitikberatkan politik pembangunan kepada


segala usaha untuk kepentingan rakyat jelata.
2. Memperbaharui perundang-undangan agraria sesuai
dengan kepentingan petani dan rakyat kota.
3. Mempercepat usaha penempatan bekas pejuang
dan kaum penganggur terlantar dalam lapangan
pembangunan.
4. Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang
negara.

Organisasi Negara:

1. Memperbaharui politik desentralisasi dengan jalan


menyempurnakan perundang-undangan dan
mengusahakan pembentukan daerah otonom
sampai ke tingkat yang paling bawah.
2. Menyusun aparatur pemerintahan yang efisien serta
pembagian tenaga yang rasionil dengan
mengusahakan perbaikan taraf penghidupan
pegawai.
3. Memberantas korupsi dan birokrasi

Perburuhan:
Melengkapkan perundang-undangan perburuhan
untuk mencapai kegembiraan kerja sebesar-
besarnya.

Perundang-undangan:
Mempercepat terbentuknya perundang-undangan
nasional, terutama di lapangan keamanan,
kemakmuran, keuangan dan kewarganegaraan.

Irian Barat

Mengusahakan kembalinya Irian barat ke dalam


kekuasaan wilayah Republik Indonesia secepat-
cepatnya.

Politik Luar Negeri


1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan
yang menuju perdamaian dunia.
2. Merubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar
unie-statuut menjadi hubungan internasional biasa.
3. Mempercepat peninjauan kembali lain-lain
perjanjian KMB dan menghapuskan perjanjian-
perjanjian yang merugikan negara.
Kebijaksanaan Pemerintah

Mengusahakan penyelesaian segala perselisihan


politik yang tidak dapat diselesaikan dalam kabinet
dengan menyerahkan keputusannya kepada
parlemen.

PENYEBAB JATUHNYA KABINET ALI


SASTROAMIJOYO
Konflik antara PNI dan Nu, menyebabkan NU menarik

dukungan dan menterinya dari cabinet.

Terjadi masalah keamanan akibat pemberontakan DI/TII di


Jawa Barat,Sulawesi Selatan, dan Aceh.

Terjadi konflik internal antara cabinet dengan TNI-AD.


Maraknya korupsi dan inflasi menyebabkan kondisi

ekonomi memburuk.

Anda mungkin juga menyukai