Kabinet Ali XII IPA 2
Kabinet Ali XII IPA 2
NIP . 197608122008012006
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. M.ARDHA MAULANA
2. NADA NABILAH NINDIYANI
3. NESYA PUTRILIYA
4. RAFI DWI ADRIAN
5. SITI ZAHRATUN NAFISAH
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa bakti Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dibentuk 30 Juli 1953 hingga 24
Juli 1955. Sesuai namanya, kabinet ini dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo dari
Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dengan wakil Wongsonegoro dari Partai
Indonesia Raya (PIR). Oleh karena itu, kabinet ini disebut juga dengan Kabinet
Ali Sastroamidjojo-Wongsonegoro. Kabinet ini didukung oleh beberapa partai.
Beberapa partai pendukung Kabinet Ali Sastroamidjojo, antara lain Nahdatul
Ulama (NU) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Kabinet ini bertujuan melanjutkan tugas Kabinet Wilopo,
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada April 1955, namun harus
meletakkan jabatannya sebelum tugas utama dapat dilaksanakan. Faktor utama
yang menyebabkan jatuhnya kabinet adalah masalah pimpinan TNI-AD yang
berpagkal pada peristiwa 17 Oktober 1952. Menghadapi persoalan dalam tunuh
TNI-AD, Parlemen mengajukan mosi tidak percaya terhadap menteri pertahanan.
Sebagai dampak dari mosi tersebut, fraksi progresif dalam Parlemen menarik Mr.
Iwa Kusumasumantri dari jabatannya sebagai menteri pertahanan pada 12 Juli
1955. Tidak lama kemudian, kabinet menyerahkan mandat kepada Presiden
Soekarno pada 24 Juli 1955
1
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk menjawab pertanyaan dari penelitian, maka tujuan dari penelitian
ini sebagaimana telah disesuaikan dengan permasalahan, adapun antara lain
sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Latar Belakangnya Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
2. Untuk Mengetahui Program Kerja Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
3. Untuk Mengetahui Keberhasilan Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
4. Untuk Mengetahui Kegagalan Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
5. Untuk Mengetahui Bubarnya Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang Terjadinya Kabinet Ali Sastroamidjodjo I
Ali Sastroamidjojo, SH (Grabag, Jawa Tengah, 21 Mei 1903 - Jakarta, 13
Maret 1976) adalah seorang tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis. Ali
mendapatkan gelar Meester in de Raechten (Sarjana Hukum) dari Universitas
Leiden, Belanda pada tahun 1927. Ali adalah Perdana Menteri Indonesia ke-8
yang sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 Kabinet Ali
Sastroamidjojo I dan periode 1956-1957 Kabinet Ali Sastroamidjojo II. Selain itu,
Ali juga menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial,
Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Kabinet Amir Sjarifuddin II,
serta Kabinet Hatta I, dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kabinet
Kerja IV, Kabinet Dwikora I, dan Kabinet Dwikora II. Semasa bersekolah Ali
aktif dalam organisasi pemuda, seperti pada organisasi Jong Java (1918-1922) dan
Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda (1923-1928). Karena aktivitasnya, ia
pernah ditahan oleh Belanda pada tahun 1927. Pada tahun 1928, ia membuka
kantor pengacara, dan menerbitkan majalah Djanget di Solo. Ali pernah
bergabung dengan Partai Nasionalis Indonesia (PNI), lalu aktif di Gerindo saat
PNI dibubarkan.
Setelah Perang Dunia II usai, Ali menjabat sebagai wakil ketua delegasi
Republik Indonesia dalam perundingan dengan Belanda (Februari, 1948) dan
menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan Konferensi
Meja Bundar. Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, Ali diangkat
menjadi Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko (1950-
1955). Selain itu, Ali juga menjabat ketua umum Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955, wakil tetap Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) periode 1957-1960, dan menjadi ketua umum PNI (1960-1966).
3
Selain menjadi tokoh politik, Ali juga rajin mempublikasikan hasil
pemikirannya, antara lain pada Pengantar Hukum Internasional (1971), Politik
Luar Negeri Indonesia Dewasa Ini (1972), otobiografi Tonggak-tonggak
Perjalananku (1974), dan Empat Mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda (1975).
4
Pada tahun 1952-1953 terjadi inflasi di Indonesia. Sehingga nilai tukar
rupiah turun menjadi 44,7 % dari nilai resmi menjadi 24,6 %. Hal ini akhirnya
menyebabkan eksportir diluar Pulau Jawa yang terdiri atas orang-orang Masyumi
terkena imbas dan mengalami dampak buruk pada kegiatan ekonominya
(kerugian). Dari adanya situasi ini menyebabkan penyelundupan semakin
meningkat. Keadaan ini semakin menambah kemiskinan bangsa Indonesia.
Rakyat hidup dalam kelaparan dan jauh dari kesejahteraan. Maka Kabinet Ali
berupaya untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. Upaya yang
dilakukan dengan menekan terhadap perekonomian dan memberi dorongan
kepada pengusaha pribumi.
3. Menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) dengan segera
Sebagai kabinet yang memimpin pemerintahan, maka Kabinet Ali
menyanggupi inti dari pemerintahan Indonesia yang bersifat parlementer. Oleh
karena itu, Kabinet Ali menyanggupi penyelenggaraan Pemilu. Pada tanggal 31
Mei 1954 Kabinet Ali membentuk Panitia Pemilu Pusat yang diketuai oleh
Hadikusumo (PNI). Selanjutnya Pada 16 April 1955 Hadikusumo mengumumkan
bahwa pemilu akan diadakan pada tanggal 29 September 1955. Hal ini yang
membuat berbagai kampanye yang diadakan menjadi meningkat. Sedangkan
pemilu merupakan program kerja yang utama dalam kabinet ini.
4. Pembebasan Irian Barat Secepatnya
Kemerdekaan Indonesia, menuntut kabinet ini untuk tidak menyetujui
adanya RIS. Hal ini karena pemerintahan yang ada saat itu ingin berdaulat dalam
menjalankan kehidupan bernegara. Oleh karena itu, pada tanggal Agustus 1954
Kabinet Ali memuat usul mengenai penghapusan Uni Belanda-Indonesia dan
beberapa penyesuaian atas hasil KMB, namun hal ini tidak mencapai kemajuan.
Adanya masalah pembebasan Irian yang tidak memuat hasil membuat Kabinet Ali
saat itu mengajukan masalah ini ke PBB, dan dalam bulan yang sama pengaduan
tersebut tidak diterima.
5
Adanya bipolarisasi dan politik konstelasi dunia membuat Indonesia tidak
ingin terlibat didalamnya. Apalagi Indonesia sendiri merupakan Negara yang baru
merdeka, bahkan dalam menata negaranya, Indonesia masih belum tentu arah.
Apalagi kemerdekaan Indonesia masih belum diakui oleh Belanda. Adanya
ancaman kedatangan Belanda maupun Jepang bisa kapan saja menghampiri
Indonesia. Maka dari itu pada masa Kabinet Ali ini menetapkan Indonesia untuk
menjalankan Politik Bebas-Aktif. Adapun bebas disini terwujud dengan sifat tidak
memihak Indonesia terhadap pertikaian dunia.
Misalnya pada ketegangan antara Amerika dan RRC saat itu. Sedangkan
aktif disini ditujukan pada perjuangan untuk membebaskan Irian dari Belanda.
Indonesia ingin berperan aktif dalam menyuarakan anspirasinya pada dunia. Hal
ini yang kemudian akan diwujudkan dengan pelaksanaan KAA 1955 yang
mengikutsertakan Indonesia dalam menggalang perdamaian Asia-Afro. Program
ini sangat didukung Soekarno.
6. Menyelesaikan Pertikaian Politik
Pada tahun 1950-1959, keadaan politik di Indonesia sangat tidak stabil.
Perpecahan terjadi dikalangan elite politik. Tahta, jabatan, dan kekuasaan
membuat Indonesia semakin terpuruk dalam kehidupan bernegara. Salah satu
perpecahan yang ada terlihat dengan keluarnya NU dari Masyumi, dan NU
nantinya membentuk partai sendiri. Adapun hal ini dikarenakan adanya
kesenjangan dalam perebutan jabatan Menteri Agama. Selain itu
ketidakharmonisan juga terlihat dalam hubungan PNI dan PSI.
Adanya aksi tuding menuding semakin gencar diarahkan satu sama lain.
Tidak hanya pada dunia politii, tapi juga dikalangan militer dan sebagainya terjadi
kesenjagan yang tidak layak.
Pada bulan Januari Hamengkubuwana IX mengundurkan diri dari Jabatan
Menteri Pertahanan. Hal ini adalah wujud dari adanya pertikaian politik. Pada
masa Kabinet Ali, masalah demikian merupakan bagian dari kegiatan kerja
kabinet.
7. Perburuhan
6
Mewujudkan usaha pemerintah ke arah perbaikan nasib dan kedudukan
hukum kaum buruh dan pegawai negeri serta hubungannya dengan pimpinan
perusahaan atau jawatan sehingga berkesempatan memperkembangkan bakat
dan sifat-sifatnya yang baik untuk kepentingan masyarakat.
Melengkapkan perundang-undangan perburuhan dan pegawai mengatur
penyelesaian perselisihan perburuhan melalui prosedur yang lebih demokratis,
sambil menuju ke arah peradilan perburuhan yang lengkap.
Memberikan segala bantuan dan stimulans bagi konsolidasi dan pertumbuhan
organisasi-organisasi kaum buruh dan pegawai yang sehat.
1. Pemilu
Persiapan pemilu berhasil rampung di masa pemerintahan Kabinet Ali
Sastroamidjojo 1. Pemilu direncanakan akan dilakukan pada 29 September 1955.
7
Hal ini tentu menjadi prestasi karena program kerja kabinet dapat berjalan dengan
mulus.
2. Membaiknya hubungan dengan Cina
Terdapat sebuah sistem ekonomi baru bernama Ali-Baba. Sistem ekonomi
ini adalah kerjasama antara pengusaha pribumi dengan pengusaha Tionghoa.
3. Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA)
Ini adalah prestasi gemilang dari Kabinet Ali Sastroamidjojo 1. Mungkin
kalian hanya pernah mendengar nama Soekarno sebagai penyelenggara KAA, tapi
sebenarnya, Ali Sastroamidjojo sangat berperan dalam konferensi besar ini.
Perang dingin yang semakin terasa di Asia membuat Ali Sastroamidjojo
berkeinginan untuk melakukan konferensi. Ali Sastroamidjojo bertanggung jawab
melaksanakan persiapan KAA dan juga mengirimkan undangan kepada negara-
negara Asia-Afrika.
KAA pada 1955 punya arti penting di bidang politik luar negeri.
Terjadinya konferensi ini memicu peristiwa lain seperti Australia dan Amerika
yang berusaha menghapus politik apartheid di negaranya. Indonesia bahkan
mendapatkan dukungan diplomasi dari negara Asia-Afrika untuk menyatukan
Irian Barat di PBB.
Maka dari itu, ada beberapa permasalahan yang menyebabkan jatuhnya Kabinet
Ali Sastroamidjojo 1 ini.
8
Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) di Jawa Barat melakukan
pemberontakan di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Pemberontakan ini menyebar
hingga ke Aceh, Sulawesi Selatan, dan juga Jawa Tengah yang mengemukakan
berbagai masalah.
3. Konflik internal antara kabinet dan TNI-AD
Terdapat anggapan bahwa partai melakukan intervensi politik ensi kepada
Angkatan Darat yang merupakan lanjutan dari peristiwa 17 Oktober 1952 ketika
para perwira Angkatan Darat melakukan demonstrasi di Istana Negara. Masalah
ini terjadi di era Kabinet Wilopo. Kabinet Ali Sastroamidjojo I rupanya tidak
mampu mengatasi permasalahan ini.
Dengan adanya permasalahan ini, akhirnya Ali Sastroamidjojo
mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno pada 24 Juli 1955 dan digantikan
dengan Kabinet Burhanudin Harahap.
Karena dukungan dari DPR tidak mencukupi, 4 hari kemudian akhirnya Ali
mengundurkan diri sehingga kabinet ini mengembalikan mandatnya pada tanggal
9
24 Juli 1955. Bubarnya kabinet ini kemudian diganti oleh kabinet Burhanuddin
Harahap atas mandat dari Moh.Hatta yan diberikan kepada Burhanuddin Harahap
dari Partai Masyumi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita mengetahui rumusan masalah apa saja yang
mendasari terbentuk nya suatu makalah tersebut seperti latar belakang, program
kerja, keberhasilan, kegagalan, dan bubarnya kabinet Ali Sastroamidjodjo I.
Walaupun dalam masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 pelaksanaan pemilihan
umum dan pembebasan Irian Jaya belum bisa terealisasi, namun Kabinet Ali
Sastroamidjojo 1 memiliki prestasi yang sangat membanggakan.
3.2. Saran
11
Untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam
menjelaskan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap
dan lebih banyak lagi. Saran yang akan kalian berikan kepada penulis, bisa berupa
kritikan-kritikan dan saran-saran kepada penulis guna untuk menyimpulkan
kepada kesimpulan dari pembahasan makalah yang sudah dijelaskan didalam
makalah
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/170506979/kabinet-ali-
sastroamijoyo-i-susunan-program-kerja-dan
pergantian?amp=1&page=2&jxconn=1*g4c2hw*other_jxampid*ZE1vd1ZKRXN
VR2p5Rmc2S3ItMWpUVnoxY3Q5Y3lLZW5ReEVtWmxQci1ab0ljd0RqOWJJ
MHdIdGxhbjBMZ0Zqcg, Diakses Rabu, 21 September 2022, jam 16:42 WIB
https://amp.tirto.id/sejarah-kabinet-ali-sastroamijoyo-i-program-penyebab-
jatuhnya-goBH, Diakses Rabu, 21 September 2022, jam 17:01 WIB
https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_peja
bat.php?id=540&presiden_id=1&presiden=sukarno, Diakses Rabu, 21 September
2022, jam 17:21 WIB
13