Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KERJA PEMERINTAHAN KABINET

WILOPO 1952-1953
Akhmad Bashori Maulana Ikhsan, Alifya Ramadhani, Amelia Ade Pramudia, Amira Fajril
Lutfiah, Anisa Sesanti Ramadhani, Chendikia Abrian Putra Perdana
Pramudia990@gmail.com
SMA Negeri 1 Pandaan
Abstrak
Kabinet Wilopo merupakan kabinet ke tiga pada masa pemerintahan demokrasi liberal,
kabinet ini didukung oleh partai Masyumi dan PNI. Program kerja kabinet ini tidak jauh beda
dengan kabinet sebelumnya, karena permasalahan yang dihadapi saat itu sama dan
penyelesaian dari masalah itu tidak bisa diselesaikan hanya dalam satu periode kabinet.
Artikel ini bertujuan untuk : 1) mengetahui program kerja pada Kabinet Wilopo. 2)
mengetahui hal apa yang membuat kabinet ini hanya berlangsung singkat.

Kata kunci: Kabinet Wilopo, program kerja


Bangsa Indonesia telah mengalami banyak perkembangan baik secara konstitusi maupun
bentuk pemerintahan. Pada tahun 1952 indonesia menganut sistem demokrasi liberal.
Demokrasi liberal di Indonesia dilaksanakan setelah dikeluarnya Maklumat Pemerintah 14
November 1945 [Kardiman, Yuyus. 2017]. Dalam sistem demokrasi liberal ini kepala
pemerintahan dijabat oleh perdana menteri, sedangkan presiden sebagai kepala negara saja.
Kabinet Wilopo merupakan kabinet ke tiga dalam pemerintahan demokrasi Liberal. Kabinet
ini didukung oleh partai Masyumi dan PNI. Kabinet ini meneruskan beberapa program kerja
dari kabinet sebelumnya yaitu Kabinet Soekiman. Kabinet Wilopo berlangsung selama 14
bulan. Wilopo diangkat sebagai perdana menteri pada 3 April 1952, dan ia menyerahkan
mandat jabatannya pada 2 Juni 1953. Kabinet ini menghadapi tantangan yang cukup berat
seperti krisis pangan dan krisis ekonomi yang menyebabkan banyak permasalahan lain.
Berbagai gerakan separatis dan juga berbagai konflik juga timbul dalam masa pemerintahan
kabinet ini. Kabinet ini adalah kabinet yang mengesahkan Undang-Undang tentang
pemilihan umum, akan tetapi tidak berhasil melaksanakan pemilihan umum tersebut.

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 1


HASIL TELAAH

1. Wilopo
Wilopo merupakan keturunan jawa asli yang lahir di Purworejo, 21 Oktober 1909.
Wilopo dibesarkan di lingkungan keluarga yang menganut ajaran-ajaran islam
kejawen. Hal tersebut yang mempengaruhi perkembangan pemikiran Wilopo dalam
mengambil setiap kebijakannya.
Wilopo bersekolah di HIS (Holland Inlandse School), lalu melanjutkan ke MULO
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), setamat belajar di MULO, Wilopo melanjutkan
pendidikannya ke AMS-B (Algemene Middelbare School), Jogjakarta. Dari AMS-B
ini wilopo mulai mengenal nama Soekarno yang mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Tahun itu juga Wilopo mulai bergabung dengan
organisasi Jong Java, yang menjadi awal mula ketertarikan Wilopo pada dunia
politik.
2. Diangkatnya Wilopo sebagai Perdana Menteri
Setelah berakhirnya masa pemerintahan Kabinet Soekiman, pemerintahan mengalami
kekosongan selama tiga puluh lima hari. Baru lima hari setelah pengunduran diri
Kabinet Soekiman diterima Presiden, Presiden mengumpulkan perwakilan dari pihak-
pihak yang telah duduk di kursi kabinet Soekiman untuk membahas kekosongan kursi
pemerintahan. Setelah melalui berbagai macam diskusi untuk mengisi kekosongan
kursi pemerintahan, pada tanggal 19 maret 1952 pagi, Presiden Soekarno menunjuk
Wilopo dari PNI sebagai perdana menteri untuk membentuk kabinet yang baru
keputusan ini disahkan secara resmi sesuai keputusan presiden no. 71 tahun 1952.
3. Program kerja dan pelaksanaan pemerintahan kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo mulai menjalani tugasnya di pemerintahan pada april 1952 [Hakiki,
Paizon. 2014]. Program kerja kabinet wilopo tidak jauh berbeda dengan kabinet
sebelumnya, wilopo hanya menyempurnakan program kerja kabinet sebelumnya,
karena masalah indonesia pada awal masa kemerdekaan begitu kompleks dan tidak
dapat diselesaikan oleh satu periode masa pemerintahan. Beberapa program kerja
yang diajukan dan telah disetujui oleh Presiden yaitu:
1. Organisasi Negara
a. Melaksanakan pemilihan umum untuk konstituante dan dewan–dewan daerah.
Pada masa kabinet ini lahir Rancangan Undang-Undang (RUU) yang mengatur
pemilihan umum. Pada tanggal 1 april 1953 kabinet bersama parlemen telah

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 2


berhasil menyelesaikan UU no. 7 tahun 1953. Dan UUD Pemilu yang pertama
tersebut disahkan pada tanggal 4 April 1953 [Simanjuntak, P.N.H. 2003]. Sebelum
disahkan RUU ini mendapat banyak tentangan dari tim oposisi untuk menghambat
jalannya pembahasan RUU pemilu. Lamanya pembahasan RUU memakan waktu 4
bulan, hal tersebut membuat pelaksanaan pemilu tidak dapat dilaksanakan tahun
tersebut. Dan pemilu pun baru terlaksana di tahun 1955 pada masa kabinet
Burhanuddin Harahap.
b. Menjelaskan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
Pada masa pemerintahan parlementer indonesia masih menggunakan Undang-
Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950). Hal ini menyebabkan peraturan-
peraturan pusat maupun daerah masih bersifat sementara termasuk otonomi daerah.
Karena belum adanya undang-undang yang baru tentang otonomi daerah, maka
undang-undang yang dipakai untuk masalah otonomi daerah adalah UU no. 22
tahun 1948. Maka sesuai keterangan pemerintah pada tanggal 9 Mei 1952, maka
pemerintah tetap akan meninjau undang-undang tersebut untuk disesuaikan dan
kemudian dijadikan Undang-Undang Negara Kesatuan yang dapat berlaku
diseluruh daerah di Republik Indonesia [Dhesita, Syela Joe. 2014]. Permasalahan
otonomi daerah buakn hanya tentang peraturan dan undang-undang saja, tetapi
juga menyangkut politik, organisasi, aparatur, tenaga ahli, sumber keuangan dan
berbagai masalah lain dalam suatu daerah. Dalam pelaksanaan program otonomi
daerah belum berjalan dengan lancar. Pada dasarnya pemerintah ingin memberikan
otonomi seluasnya pada pemerintah daerah, yaitu memberikan kebebasan pada
pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sendiri sesuai dengan kondisi dan
pendapatan daerah tersebut dan tetap masih dalam hubungan dengan Negara
Kesatuan.
c. Menyederhanakan organisasi pemerintahan pusat.
Belum stabilnya kondisi politik dan ekonomi indonesia pada masa kabinet ini
membuat Wilopo mengeluarkan kebijakan utnuk menyederhanakan organisasi
pemerintah pusat. Dalam pelaksanaannya beberapa anggota parlemen mengusulkan
dihapuskannya Kementrian Penerangan dan Kementrian Agama, tapi usul itu
ditolak karena kedua kementrian itu dianggap masih memilliki peran penting
dalam pemerintahan indonesia. Sebenarnya yang dimaksud menyederhanakan

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 3


disini bukan berarti menghapuskan kementrian tersebut tetapi dengan
mengefisiensikan pekerjaan dalam suatu kementrian.
2. Kemakmuran
Masalah kemakmuran rakyat menjadi masalah utama yang disorot dalam kabinet
ini karena ketidakstabilan ekonomi dan politik ini berimbas langsung maupun
secara tidak langsung pada kemakmuran rakyat.
a. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan mempertinggi produksi nasional
terutama bahan makanan rakyat.
Masalah yang ditinggalkan oleh kabinet sebelumnya adalah masalah krisis
ekonomi dan krisis pangan. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan untuk
mengatassi krisis ekonomi dan pangan adalah dengan menstabilkan harga
pangan,menurunkan pajak ekspor, menghapuskan sistem ‘sertifikat’ yang
sebelumnya digunakan untuk menambah pendapatan negara dengan cara
mengorbankan ekspor barang-barang yang pada saat itu kuat pasarannya.
b. Melanjutkan usaha perubahan agrarian.
Permasalahan yang dihadapi tentang agrarian adalah pembentukan undang-
undang pokok agrarian. Untuk mengatur masalah yang timbul di bidang
agrarian pemerintah mengacu pada undang-undang yang lama yaitu UUDS
1950, sebelum undang-undang yang baru diselesaikan
3. Keamanan
Menjalankan segala sesuatu untuk mengatasi masalah keamanan dengan
kebijaksanaan sebagai negara hukum. Menyempurnakan organisasi alat-alat
kekuasaan negara serta memperkembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin
keamanan dan ketentraman.
4. Perburuhan
Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk meningkatkan derajat
kaum buruh guna menjamin proses produksi nasional.
5. Pendidikan dan Pengajaran
Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan
pengajaran.
6. Luar Negeri

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 4


a. Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan aktivitas yang sesuai dengan
kewajiban kita dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan dengan kepentingan
nasional menuju perdamaian dunia.
b. Menyelesaikan penyelenggaraan perhubungan Indonesia – Belanda atas
dasar Unie Statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian-perjanjian
internasional biasa yang menghilangkan hasil-hasil KMB yang merugikan
rakyat dan negara.
c. Meneruskan perjuangan memasukan Irian Barat dalam Wilayah Indonesia
secepat-cepatnya.
4. Struktur Kabinet Wilopo
Untuk membantu melaksanakan tugasnya wilopo membentuk struktural kabinet baru
yang diajukan kepada presiden pada tanggal 30 April 1952, adalah sebagai berikut :
Perdana Menteri : Mr. Wilopo (PNI)
Wakil Perdana Menteri : Prawoto Mangkusasmito (Masyumi)
Menteri Luar Negeri : Mukarto (PNI)
Menteri Dalam Negeri : Mr. Moh. Roem (Masyumi)
Menteri Perekonomian : Mr. Sumanang (PNI)
Menteri Pertahanan : Sultan Hamengkubuwono (tak berpartai)
Menteri Keuangan : Dr. Sumitro (PSI)
Menteri Kehakiman : Mr. Lukman Wirjadinata (PSI)
Menteri Pertanian : Sardjan (Masyumi )
Menteri Kesehatan : Dr. J. Leimena (Parkindo)
Menteri Urusan Pegawai : Raden Pandji Suroso (Parindra)
Menteri Pekerjaan Umum : Ir. Suwarto (Partai Khatolik)
Menteri Perhubungan : Ir. Djuanda (tak berpartai)
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan kebudayaan : Dr. Bahder Djohan (tak berpartai)
Menteri Penerangan : Arnold Monomutu (PNI)
Menteri Agama : Fakih Usman (Masyumi)
Menteri Perburuhan : Iskandar Tedjakusuma (Partai Buruh)
Menteri Sosial : Anwar Tjokroaminoto (PSII)
Tapi presiden tidak langsung menyetujui usulan yang diajukan Wilopo, presiden
sedikit mengubahnya pada jabatan Menteri Luar Negeri. Jabatan Menteri Luar Negeri
tidak diduduki oleh Mukarto seperti yang diusulkan, akan tetapi dijabat sendiri oleh

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 5


Wilopo dan keputusan ini diatur di keputusan Presiden Republik Indonesia no. 99
tahun 1952.
5. Keberhasilan
Kabinet ini tidak banyak berhasil menuntaskan permasalahan yang ada, justru kabinet
ini lebih banyak mengalami kegagalan dari pada kesuksesan dalam menjalani
program yang ditetapkan. Keberhasilan yang dicapai kabinet ini salah satunya adalah
memperkenalkan konsep anggaran berimbang (balanced bugdet) dalam APBN,
memperketat impor, dan menekan pengeluaran pemerintah sebesar 25% dari
pengeluaran total di tahun sebelumnya.
6. Berakhirnya Masa Jabatan
Kabinet ini disebut juga sebagai Zaken Kabinet karena kabinet ini teriisi dengan para
pakar dan ahli dibidangnya. Walaupun begitu kabinet ini mengalami berbagai
permasalahan yang berat, seperti beberapa konflik pemberontakan dan gerakan
separatis yang menyebabkan keruntuhannya kabinet ini, karena banyaknya muncul
gerakan pemberontakan tersebut beberapa anggota parlemen mengeluarkan mosi tidak
percaya. Pada tanggal 2 Juni 1953 tanpa menunggu mosi tersebut diterima oleh
parlemen, Wilopo mengembalikan mandatnya kepada presiden Soekarno.
Beberapa konflik besar yang mengakibatkan runtuhnya kabinet ini adalah:
a. Konflik pemerintah dengan TNI AD yang dikenal dengan peristiwa 17 Oktober
1952. Konflik ini diawali dengan beberapa perwira senior, bersama Kepala Staf
Angkatan Perang, dan Kepala Staf Angkatan Darat yang menghadap kepada
presiden untuk menuntut pembubaran parlemen karena dianggap terlalu
mencampuri urusan internal TNI AD pada tanggal 17 Oktober 1952. Tuntutan
tersebut ditolak oleh presiden karena presiden tidak mau dianggap sebagai
diktator. Sumber utama konflik ini sebenarnya ada pada internal TNI AD sendiri
yang tidak kompak. Peristiwa ini mengakibatkan digantinya Kepala Staf
Angakatan Darat dari A.H Nasution kepada Kolonel Bambang Sugeng.
b. Peristiwa Tanjung Morawa adalah peristiwa persoalan tanah di Sumatra Timur
(Deli) [Rachmawati, Hesti Dwi. 2018]. Peristiwa ini berawal dari tanah-tanah
milik pengusaha asing yang menuntut pengembalian tanah mereka, akan tetapi
sejak zaman kolonial tanah tersebut digarap oleh rakyat setempat. Pemerintah
mengabulkan permintaan para pengusaha asing dengan alasan akan menghasilkan
devisa dan menarik modal asing lainnya masuk ke indonesia. Pada 16 Maret 1953
pentraktoran pada tanah tersebut dilaksanakan yang diprotes oleh rakyat, akan

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 6


tetapi protes rakyat tersebut dibalas dengan tembakan oleh kepolisian hingga
menimbulkan korban di kalangan rakyat.

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 7


SIMPULAN
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Diangkatnya Wilopo sebagai perdana menteri pada tanggal 3 April 1952, dan Wilopo
menyerakan mandat jabatannya kepada Presiden Soekarno pada 2 Maret 1953 setelah
munculnya mosi tidak percaya dari parlemen.
2. Program kerja kabint Wilopo : Mempersiapkan pemilihan umum, Berusaha
mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI, Meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan, Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran, Melaksanakan politik
luar negeri bebas aktif
3. Akibat peristiwa separatisme dan berbagai konflik yang berlangsung, seperti konflik
pemerinta dengan TNI AD, dan peristiwa Tanjung Morawa membuat parlemen
mengajukan mosi tidak percaya pada pemerintahan Wilopo, dan berujung pada
mundurnnya Wilopo dari jabatannya, dan berakhirlah masa kabinetnya.

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 8


DAFTAR RUJUKAN
Kardiman, Yuyus. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas
XI. Jakarta: Erlangga
Rachmawati, Hesti Dwi. 2018. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Erlangga
P. N. H Simanjuntak. 2003. Kabinet-Kabinet Republik Indonesia dari Awal Kemerdekaan
sampai Reformasi. Jakarta : Djambata.
Hakiki, Paizon. 2014. Sistem Pemerintahan pada Masa Demokrasi Liberal tahun 1949-1959.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
(https://media.neliti.com/media/publications/206618-none.pdf) diakses pada tanggal 7
September 2018
Dhesita, Syela Joe. 2014. Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo Tahun 1952-1953.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/21336/14/BAB%20IV%20fix.pdf) diakses pada tanggal 6 September
2018

Program Kerja Pemerintahan Kabinet Wilopo 1952-1953 Page 9

Anda mungkin juga menyukai