A. PENDAHULUAN
Komunikasi teraupetik merupakan jenis komunikasi yang berbeda dari komunikasi
lainnya. Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi lainnya adalah komunikasi
ini merupakan komunikasi antara perawat dan pasien yang memiliki hubungan terapeutik
yang bertujuan secara umum untuk kesembuhan pasien. Sedangkan tujuan khusus dari
komunikasi terapeutik sendiri adalah untuk menegakkan hubungan terapeutik antara
perawat dengan pasien, mengidentifikasi kebutuhan pasien yang penting (client-centered
goal), dan menilai persepsi pasien terhadap masalahnya. Sedangkan komponen dasar
komunikasi terapeutik sendiri adalah kerahasiaan, keterbukaan (self disclouser), privasi,
sentuhan, mendengarkan aktif, dan melakukan pengamatan.
Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan
oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.Keselamatan
pasien adalah suatu system dimana memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta
mencegah terjadinya cedera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya harus diambil.
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang dimaksud
dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu pelayanan
kepadapasien secara aman termasuk didalam pengkajian
mengenairesiko,identifikasi,manajemen resiko terhadap pasien,pelaporan dan
analisiinsiden,kemampuan belajar dari insiden,tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko. Yang dimaksud insiden keselamatan pasien adalah
keselamatan medis(medical errors),kejadian yang tidak diharapkan(adverse event),dan
nyaris terjadi(nearmiss).
Capaian pembelajaran yang harus dicapai mahasiswa pada bab ini adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami Pentingnya hubungan terapeutik yang bermakna
2. Mahasiswa mampu melakukan Teknik komunikasi dan patient safety
3. Mahasiswa mampu memahami Konsep psikososial yang relevan sebagai bentuk kasih
sayang dan empati serta aplikasinya
B. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Penfertian Komunikasi Terapeutik
Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg
direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
Northouse (1998: 12), Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan
bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart G.W. (1998), Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara
bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.
2. Tujuan Terapeutik
a. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya
Bidan harus mampu menjelaskan tentang dirinya sendiri, keyakinananya, dan apa
yang menurutnya penting dalam kehidupannya setelah itu barulah ia akan mampu
menolong orang lain dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal tersebut.
b. Eksplorasi Perasaan
Bidan perl terbuka dan sadar terhadap perasaanya, serta mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara terapeutik
c. Kemampuan Untuk Menganalisis Perasaan Sendiri
Bidan secra bertahap belajar mengenai dan mengatasi berbagai perasaan yang
dialaminya, seperti rasa malu, marah, kecewa dan putus asa.
d. Kemampuan Menjadi Model Peran
Bidan perlumempunyai pola dan gaya hidup yang sehat, termasuk kemampuannya
dalam menjaga kesehatan agar dapat menajadi contoh bagi orang lain terutama
kliennya.
e. Rasa Taanggung Jawab Etik dan Moral
Setiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang
menunjang tinggi kesehatan dan kesejahteraaan manusia. Dimensi tanggung
jawab perlu diperhatikan yaitu tanggung jawab terhadap tindakan sendiri dan
berbagi dengan orang lain.
3. Hubungan Terapeutik
Hubungan antara bidan dengan klien merupakan hubungan terapeutik, sebagaimana
halnya hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dan bukan merupakan
hubungan sosial. Hubungan terapeutik antara bidan dengan klien adalah hubungan
kerja sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran,
pengalaman dalam membina hubungan yang baik.
4. Proses Komunikasi Terapeutik Yang Efektif
Proses komunikasi terapeutik yang efektif antara bidan dengan klien dapat dibagi
dalam empat fae seperti pada proses komunikasi terapeutik antara perawat dengan
klien. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut :
a. Fase Pra Interaksi
Dimulai sebelum kontak pertama dengan klien
b. Fase Orientasi
Dimulai pada kontak pertama dengan klien
c. Fase Kerja
Pada fase ini bidan dan klien mengeksplorasi stresor yang tepat dan mendukung
perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan
dan perbuatan klien.
d. Fase Transisi
Maerupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik karena
hubungan saling percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan
berada pada tingkat optimal.
3. Pengertian Patient Safety
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
4. Tujuan Patient Safety
Tujuan “Patient safety” adalah
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;
3) Terlaksananya program-program pencegahan.
E. LATIHAN
1. Jelaskan pengertian komunikasi terapeutik ?
2. Unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam komunkasi terapeutik?
3. Jelaskan tujuan komunikasi terapeutik ?
4. Apa pengertian dari Pasien Safety?
5. Sebutkan langkah-langkah kegiatan pasient sefty?
F. RUJUKAN
a) Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Fitramaya.
b) Yulifah, dkk, 2012, Komunikasi dan Konseling Dalam Kebidanan, Jakarta: Salemba
Medika
c) Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan.
d) Lestari, Trisasi. Knteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah
Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol
II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
e) Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah
Sakit. Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas
University, Indonesia
f) Panduang Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005
g) Tim keselamatan Pasien RS RSUD Panembahan Senopati. Patient Safety.
h) Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of
National Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung
14-15 November 2006.
i) Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of
PAMJAKI meeting “Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel
Bumi Karsa, Jakarta 13 December 2007.