Pandemi
Arisyah Syafani- Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Ilu
strasi Mendapatkan Informasi dari Internet (Sumber: unplash.com)
Komunikasi merupakan hal yang mendasar dan menjadi urgensi dalam menjalani kehidupan.
Bermula dari dua buah kaleng dan seutas benang, lalu menjadi secarik kertas dengan goresan
tinta hitam, kini hanya dengan benda pipih di genggaman, serasa kita telah menggenggam seisi
dunia.
Komunikasi sebagai hal yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan, juga berubah mengikuti
perubahan peradaban, termasuk teknologi yang juga semakin canggih. Perubahan hingga saat ini,
menjadikan satu klik kata kunci, bisa mendapatkan informasi dan juga berkomunikasi di
manapun dan kapanpun.
Ternyata pengaruh komunikasi tidak hanya karena faktor perubahan di era digitalisasi atau
awamnya disebut dengan era 4.0, pengharusan dalam beradaptasi juga kembali dirasakan oleh
manusia ketika suatu pandemi yang bermula dari Wuhan Cina, hingga kini turut mewabah di
berbagai belahan dunia, tak terkecuali negara kita Indonesia.
Dilansir dari WHO International, bahwa pada Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengumumkan wabah penyakit coronavirus baru di Provinsi Hubei, Tiongkok
menjadi Darurat Kesehatan Publik untuk Kepedulian Internasional.
WHO menyatakan ada risiko tinggi penyakit coronavirus 2019 (Covid-19) menyebar ke
negara lain di seluruh dunia. WHO dan otoritas kesehatan publik di seluruh dunia
mengambil tindakan untuk mengendalikan wabah Covid-19.
Namun, kesuksesan jangka panjang tidak bisa diterima begitu saja. Semua bagian masyarakat
kita termasuk bisnis dan pengusaha harus berperan jika kita ingin menghentikan
penyebaran penyakit ini.
Dapat dipahami bahwa Covid-19 sudah banyak membawa kerugian di seluruh sektor dan
bukan hanya sektor kesehatan saja, menurut WHO, Semua negara harus mencapai
keseimbangan yang baik antara melindungi kesehatan, meminimalkan gangguan ekonomi
dan sosial, dan menghormati hak asasi manusia.
WHO menyatakan bahwa Covid-19 ini bukan hanya krisis kesehatan masyarakat, ini adalah
krisis yang akan menyentuh setiap sektor sehingga setiap sektor dan setiap individu harus
terlibat dalam perjuangan.
Virus corona Covid-19, membawa banyak perubahan, berdampak banyak di berbagai bidang,
pendidikan, ekonomi, politik, komunikasi dan bahkan budaya atau kebiasaan. Bahkan urgensi
kita dalam bersosialisasi dan menjalani kehidupan yaitu berkomunikasi juga terdampak besar-
besaran atas pandemi ini.
Komunikasi yang terbagi menjadi dua, yakni verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah
jenis komunikai dalam bentuk lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi non verbal adalah
menggunakan bahasa tubuh seperti gerakan tangan, raut wajah, gelengan kepala dan lainnya.
Hingga apa yang terjadi jika semua aktivitas komunikasi di masa pandemi Covid-19 ini harus
dilakukan melalui layar? Atau awamnya disebut dengan komunikasi digital.
Perkembangan teknologi digital didukung oleh kekuatan internet telah membawa banyak
perubahan dan perkembangan yang luar biasa. Perkembangan pada bidang komunikasi
berteknologi digital sudah melahirkan aneka macam jenis media komunikasi, terutama pada
smartphone yang digunakan pada kehidupan sehari-hari, baik dalam berbisnis atau sekedar
menanyakan kabar pada seseorang kerabat dekat dalam kehidupan sosial.
Dalam era digital ini juga terdapat bentuk komunikasi baru. Jika sebelumnya satu-satunya
perangkat berbicara adalah mulut dan perangkat mendengar adalah telinga, dengan
adanya telepon pintar, orang ‘berbicara’ mengungkap kata melalui jempol menekan huruf
dan ‘mendengar; pesan berupa kata tertulis pada layar melalui mata dan kemudian semua
berubah.
Dilansir dari pakar komunikasi, Teori Difusi Inovasi oleh Everett Rogers yang menggambarkan
bagaimana, mengapa, dan pada tingkatan apa teknologi baru berkembang dan diadopsi ke dalam
berbagai konteks. Teori ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) elemen utama yang
mempengaruhi berkembangnya media baru yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan sistem
sosial. Rogers mendefinisikan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi keputusan seorang
individu untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi.
Bagaimana kiprah teknologi komunikasi digital di kehidupan manusia pada pandemi Covid-19
inilah yang akan dibahas pada tulisan ini. Sedangkan komunikasi akan dan harus tetap berjalan
dalam peradaban apapun. Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan, karena manusia
sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup dan berkembang tanpa berkomunikasi dengan yang lain.
Sebagian besar aktivitas manusia berkaitan dengan komunikasi.
Fandi Hasib, News Anchor iNews Tv mengungkapkan hal serupa “Selama beberapa bulan
terakhir, mau secara sadar atau tidak sadar, masyarakat mulai terbiasa dengan perubahan
komunikasi dari luring menjadi daring (online). Ini membuktikan masyarakat bisa melaksanakan
berbagai aktivitas secara dari, yang dulunya mungkin tidak terpikir bisa dilakukan secara daring
dan harus secara tatap muka, ternyata bisa dilakukan dengan media komunikasi jaringan
internet.”(24/10/20)
Perubahan komunikasi tatap muka menjadi komunikasi digital selama masa pandemi Covid-19,
menjadi pilihan utama. Hal tersebut juga menyokong tetap berjalannya seluruh aspek kehidupan
di berbagai bidang seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan bahkan seluruh bidang
keberlangsungan dalam kehidupan. Dapat dilihat dalam data penggunaan internet di seluruh
dunia per Januari 2020.
Data
Penggunaan Internet di Dunia
(Sumber: We are Social x Hootsuite)
Berdasarkan data igital 2020 terungkap bahwa pengguna internet di seluruh dunia telah mencapai
angka 4,5 milyar orang. Angka ini menunjukkan bahwa pengguna internet telah mencapai lebih
dari 60 persen penduduk dunia atau lebih dari separuh populasi bumi.
Perubahan dari pola komunikasi interpersonal tatap muka menuju era komunikasi digital. Tentu
ada kelebihan, sekaligus kekurangan. Kelebihan pada efisiensi waktu dan juga fleksibilitas
kondisi komunikasi, sedangkan kekurangannya terdapat pada komunikasi yang dibangun
menjadi kurang terarah, yaitu pesan terkadang tidak tetap sasaran dan missunderstanding karna
pemahaman tiap individu yang berbeda dan cenderung kurang sejalan.