PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah
disediakan pemerintah untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan
seperti rumah sakit. Rumah sakit adalah salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan
yang secara garis besar memberikan pelayanan berupa pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis, rehabilitasi medis dan pelayanan perawatan serta juga menyediakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Rumah sakit baik itu milik pemerintah atau swasta mempunyai misi yaitu memberikan
pelayanan kesehatan yang prima dan berkualitas serta berkesinambungan serta
terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Seperti
keramahan petugas, cepat tanggap pelayanan, penyediaan peralatan pengobatan,
tenaga medis yang berkualitas hingga fasilitas pendukung lainnya seperti ruang tunggu,
kantin, apotik, tempat parkir dan sebagainya sehingga pasien merasakan kepuasan terhadap
pelayanan yang diberikan.Pada umumnya pasien yang datang berobat biasanya melalui
instalasi gawat darurat (IGD) dan unit rawat jalan. Akan tetapi, jika pasien memiliki kasus
atau kondisi khusus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dan pemantauan ketat maka
dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan rawat inap.
Rawat inap adalah salah satu bentuk layanan perawatan kesehatan rumah sakit dimana
penderita tinggal atau menginap sedikitnya satu hari. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan
perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rahabilitasi medik,
dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit dimana dengan
alasan medik penderita harus menginap. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap
pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan
observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya (Depkes RI
(1997) yang dikutip dari Suryanti (2002) ).
Kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit terdiri dari beberapa aspek,
yaitu: aspek klinis atau penampilan keprofesian, aspek efisiensi dan efektifitas, aspek
keselamatn pasien dan aspek kepuasan pasien. Aspek –aspek tersebut menyangkut kepuasan
fisik, mental dan sosial pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan,
kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya. Jika salah
satu aspek di atas tidak di lakukan dengan baik maka akan muncul berbagai masalah yang
dapat berpengaruh terhadap pelayanan rawat inap pasien di suatu rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini sebagai
berikut:
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut:
Pelayanan rawat inap suatu rumah sakit dikatakan baik apabila telah memenuhi aspek serta
indikator yang telah ditentukan. Apabila salah satu indikator dari pelayanan rawat inap
tersebut tidak sesuai, maka akan memengaruhi sistem pelayanan kesehatan khusunya
pelayanan rawat inap yang akan diberikan oleh petugas kesehatan. Hal ini juga akan
menyebabkan munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap
suatu rumah sakit.
Berikut masalah-masalah yang sering terjadi dalam pelayanan rawat inap yaitu:
1. Seringkali dijumpai pasien terhambat saat mengurus administrasi di rumah sakit, baik
itu dikunjungan pertama maupun saat pendaftaran rawat inap. Hal ini tentu akan
menghabiskan waktu berharga pasien maupun karyawan administrasi. Masalah-
masalah pendaftaran pasien rawat inap sayangnya masih menjadi permasalahan utama
di sebagian besar manajemen rumah sakit. Penyebabnya karena rumah sakit biasanya
memiliki sistem manajemen yang cukup kompleks termasuk sistem administrasi yang
merupakan garda terdepan manajemen rumah sakit. Satu lagi masalah yang sering
timbul adalah karena kebanyakan rumah sakit di Indonesia masih menggunakan
sistem yang konvensional.
3. Kesopanan dan keramah tamahan yang petugas berikan masih kurang maksimal
terlihat bahwa masih adanya petugas yang kurang sopan memperlakukan pasien
maupun keluarga pasien. Hal ini berhubungan dengan petugas kesehatan yang kurang
dalam dimensi empati. Dimensi empati terkait pelayanan rawat inap meliputi; tidak
diskriminatif, kepeduliaan petugas, serta keramahan petugas.
4. Fasilitas yang diberikan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien seperti cairan
infusan yang harus dibeli oleh pasien di luar rumah sakit.
5. Tidak adanya fasilitas alat komunikasi berupa bel untuk menangani pasien yang
darurat dan menjadi hambatan dalam pelayanan.
Referensi:
RS Karima. 2018. Latar Belakang Masalah Pelayanan Rawat Inap. Diakses pada 19
Oktober 2021 dari http://digilib.uinsgd.ac.id/12878/4/4_bab1.pdf