Anda di halaman 1dari 17

MENGATASI MASALAH PENGANGGURAN

Nama : Yulian Dwi Prasetyo

NIM : 201010500632

Kelas : 02SMJP003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul “Mengatasi pengangguran di Indonesia”.
Penulisan Makalah ini adalah merupakan salah satu tugas pertemuan 3 pada E-learning.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan paper ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan paper ini khususnya kepada :

Ibu Uswatun Chasanah, SE. Selaku Dosen Teori Ekonomi Mikro Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang

Akhir penulis berharap semoga ALLAH SWT memberikan kesehatan dan keridhaan yang
setimpal Amiin Ya Robbal ‘ Alamiin. Penulis berharap semoga diterima makalah paper ini dan
bermanfaat untuk kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................

C. Manfaat..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Berapa pengangguran di Indonesia pada saat pandemi COVID-19 ………….

B. Berapa PDB Indonesia pada saat ini…………………………………………...

C. Mengatasi pengangguran di Indonesia…………………………………………

BAB III PENUTUP..................................................................................................

Kesimpulan................................................................................................................
Rekomendasi..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah- masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara
membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggupertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang
ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan
setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relative rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber
utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Kondisi pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa pengangguran di Indonesia pada saat pandemi COVID-19 ?

2. Berapa PDB Indonesia pada saat ini?

3. Mengatasi pengangguran di Indonesia?

C. MANFAAT PENULISAN

1. Mengetauhi tentang berapa banyak pengangguran yg terjadi pada saat ini.

2. Mengetahui PDB di Indonesia pada saat ini.

3. Mengatasi pengangguran di Indonesia.

MANFAAT RUMUSAN MASALAH

Paper ini di harapkan dapat menjelaskan secara tersusun mengenai “Mengatasi pengangguran di
Indonesia” dan di harapkan sebagai masukan atas dampak yg berpengaruh pada pengangguran
saat ini dan memberikan solusi yang minimal.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. BERAPA PENGAGGURAN DI INDONESIA PADA SAAT COVID-19?

2020 menjadi tahun yang berat bagi seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia. Pandemi
Covid-19 bukan hanya menyerang sektor kesehatan, tetapi juga mengganggu aktivitas
masyarakat, hingga roda ekonomi menjadi berjalan lamban. Berbagai kebijakan pembatasan
dilakukan pemerintah dalam menekan angka penularan, namun berbuntut pahit bagi dunia usaha
dan para pekerja.

Wabah menciptakan badai pengangguran yang dahsyat. Tak sedikit pegawai yang terpaksa
menerima kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat, jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak
2,67 juta orang.

Sehingga, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebanyak 9,77 juta
orang. Pandemi virus korona (Covid-19) membuat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di
Indonesia mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen.

jumlah pengangguran di kota mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan di desa. Di kota,
tingkat pengangguran meningkat 2,69 persen, sementara di desa hanya naik 0,79 persen.

Adapun peningkatan TPT terjadi karena adanya peningkatan jumlah angkatan kerja per Agustus
2020 sebesar 2,36 juta orang menjadi 138,22 juta orang. Meski terjadi kenaikan tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebesar 0,24 persen poin menjadi 67,77 persen, namun terjadi
penurunan jumlah penduduk yang bekerja.

Penduduk yang bekerja pada periode Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang menurun 0,31
juta orang dibanding periode Agustus 2019. Penurunan jumlah pekerja penuh sebanyak 9,46 juta
pekerja. Di sisi lain, terjadi peningkatan jumlah pekerja paruh waktu atau setengah menganggur
sebesar 4,83 juta orang.

3
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan, berdasarkan data BPS ada 29,12 juta orang
penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19. Rinciannya, yaitu pengangguran karena
Covid-19 sebanyak 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena Covid-19 sebanyak 760 ribu
orang, sementara yang tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 1,77 juta orang, dan yang bekerja
dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.

“Pandemi yang terjadi selama ini menyebabkan kenaikan jumlah penganggur menjadi 9,7 juta
orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen di Indonesia,” ujarnya
secara virtual, Selasa (24/11).

Menaker Ida mengaku, pandemi telah menimbulkan tantangan besar bagi sektor ketenagakerjaan
di Indonesia. Hal itu di luar permasalahan tantangan sumber daya manusia karena minimnya
kemampuan dan tingkat pendidikan di Indonesia.

“Selain dari tantangan yang masih tetap ada, yaitu sekitar 57 persen lebih penduduk bekerja
memiliki pendidikan SMP ke bawah dan skill terbatas dan masih tingginya persentase pekerja
yang ada di sektor informal,” imbuhnya.

Data terbaru disampaikan oleh Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,


Susiwijono yang menyebut bahwa saat ini setidaknya ada 56,2 juta penduduk Indonesia yang
tidak bekerja alias menganggur karena pandemi Covid-19.

Susi mengaku, pandemi memberikan dampak pada sektor ketenagakerjaan hingga mengalami
disrupsi yang luar biasa. Pemerintah mencatat ada 14,28 persen atau 29,12 juta orang dari 203
juta angkatan kerja yang ada telah terdampak.

“Setidaknya ada 5 juta lebih orang yang saat ini menjadi penganggur, tidak bekerja sementara,
dan menjadi bukan angkatan kerja. Lalu lebih dari 24 juta orang mengalami pengurangan jam
kerja,” ucapnya, Jumat (4/12).

Selain itu, jumlah pengangguran di Indonesia juga naik 2,67 juta orang. Sehingga total
penganggur yang ada saat ini mencapai 9,77 juta orang.

Sedangkan jumlah pekerja paruh waktu yang ada di Indonesia saat ini lebih dari 3 juta orang.
Sementara jumlah orang yang setengah menganggur lebih dari 13 juta orang. Sehingga jika

4
dijumlahkan menjadi 56,2 juta orang yang tidak bekerja. Susi mengatakan, hal ini menjadi
tantangan yang harus dihadapi Indonesia dari sektor ketenagakerjaan.

Hal senada juga dikatakan oleh Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan
Ekonomi Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi. Elen menyebut, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah seberapa besar pekerjaan yang hilang akibat pandemi, dan dampak terhadap pasar kerja
yang berupa pengurangan jam kerja (working hour losses).

Sebanyak 70,5 persen masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 1,8 juta mengalami penurunan
pendapatan akibat Covid-19. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, Gross National Income per
kapita telah mengalami kenaikan secara konsisten.

Indonesia telah mencapai posisi sebagai negara upper middle income per 1 Juli 2020. Dapat
dilihat bahwa di 2019 pendapatan per kapita negara ini sebesar USD 4.050, naik dari 2018
sebesar USD 3.840. Dalam kondisi ini, Indonesia menghadapi tantangan Middle Income
Trap (MIT), yaitu keadaan ketika perekonomian suatu negara tidak dapat meningkat menjadi
negara high income.

Maka dari itu, dia memandang, UU Cipta Kerja juga sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang ada serta tantangan kedepan. Antara lain untuk memanfaatkan bonus
demografi yang akan dialami Indonesia dalam 10-15 tahun mendatang (2020-2035).

Kemudian, menyederhanakan, menyinkronkan, dan memangkas regulasi dikarenakan terlalu


banyaknya aturan yang diterbitkan di pusat dan daerah (hyper-regulation) yang menghambat
kegiatan berusaha dan penciptaan lapangan kerja dan menekan pengangguran.

Dengan keuntungan dari UU Cipta Kerja yang memberikan perlindungan dan kemudahan bagi
UMKM dan koperasi, mereka bisa masuk ke sektor formal melalui kemudahan pendirian,
perizinan, dan pembinaan. Sehingga memudahkan penciptaan lapangan kerja baru melalui
peningkatan investasi, dengan tetap memberikan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan
bagi pekerja yang sudah ada.

5
2. PDB DI INDONESIA SAAT INI?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia di
tahun ini. Sehingga target pertumbuhan PDB di 2021 menjadi 4,5% hingga 5,3%.

Padahal, sebelumnya pemerintah menargetkan perekonomian Indonesia bisa tumbuh 4,5%


hingga 5,5% sepanjang tahun ini.

"Pertumbuhan ekonomi (2021) diperkirakan akan kembali pulih di 4,5%-5,3%," ujarnya dalam
Rapat Pimpinan TNI-Polri, Senin (15/2/2021).

Dari paparan Sri Mulyani, salah satu faktor yang membuat pemerintah menurunkan proyeksi
perekonomian adalah penularan Covid-19 yang masih terus berlanjut di tahun ini.

Namun, dengan program vaksinasi yang dilakukan sejak awal tahun, diyakini perekonomian
akan lebih baik dari tahun 2020. Di mana sepanjang tahun 2020 perekonomian kontraksi 2,07%.

Selain itu, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilanjutkan di tahun ini juga
diharapkan bisa membantu masyarakat. Dengan demikian perekonomian juga kembali membaik
dan masuk zona positif.

"Jadi Indonesia tidak hanya keluar dari krisis Covid, tetapi juga keluar secara lebih cepat dan jadi
negara lebih kuat," jelasnya.

Bendahara negara ini juga kembali mengingatkan untuk mengembalikan perekonomian maka
penularan Covid-19 harus ditekan. Sehingga protokol kesehatan menjadi penting untuk
diterapkan.

"Ini jadi kunci kita agar Covid-19 tetap bisa terkendali dan terus memulihkan ekonomi nasional
melalui APBN dan instrumen lain dan moneter,"

3. MENGATASI PENGANGGURAN

Pemerintah melakukan kebijakan, ada 2 kebijakan yg di keluarkan Pemerintah yaitu:

6
A. KEBIJAKAN FISIKAL

Ini adalah kebijakan untuk mengarahkan kondisi ekonomi suatu negara melalui pendapatan
dan pengeluaran pemerintah yang didapat dari pajak. Dengan memberlakukan kebijakan ini,
maka pemerintah bermaksud mengontrol kondisi ekonomi menuju keadaan yang mereka
inginkan.

Jika memberlakukan kebijakan fiskal, pemerintah bisa mempengaruhi pendapatan nasional,


tinggi maupun rendahnya investasi negara, distribusi penghasilan nasional, dan juga kesempatan
kerja.

Tujuan diperlakukannya kebijakan fiskal antara lain adalah untuk:

 Menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih kuas bagi rakyat.


 Mencegah atau mengurangi angka pengangguran.
 Menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara.
 Mencapai kestabilan harga dalam jangka panjang.
 Mendorong lajunya investasi.
 Mencapai keadilan distribusi pendapatan masyarakat.
 Mewujudkan keadilan sosial, masyarakat yang tidak memiliki kerenggangan status
ekonomi yang terlalu jauh.
 Memacu pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

Contoh nyata kebijakan fiskal yang dilakukan sebuah negara misalnya adalah dengan
memberlakukan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sebagai gantinya, pemerintah juga
memberikan benefit untuk masyarakat yang memiliki NPWP. Contoh lainnya adalah dengan
menaikkan jumlah dan jenis pajak yang harus dipenuhi oleh rakyat.

7
Untuk mengurangi pengangguran, pemerintah menggunakan pendapatan dari kebijakan fiskal
untuk berbagai pembangunan. Pembangunan ini nantinya akan menciptakan peluang kerja baru
sehingga mengurangi tingkat pengangguran.

B. KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan ini dilakukan pemerintah dengan cara mengatur ketersediaan uang di sebuah negara.
Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya agar rakyat bisa lebih sejahtera,
menahan inflasi, dan mencapai rakyat yang bisa bekerja penuh.

Dengan diberlakukannya kebijakan moneter dengan benar, sebuah negara bisa mendapat
berbagai dampak positif. Misalnya harga barang yang stabil, pemerataan pembangunan, dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kebijakan moneter pertama kali akan dilakukan oleh Bank Sentral. Dengan cara mengatur
keseimbangan persediaan uang yang beredar dan persediaan barang. Hal ini akan menekan
inflasi. Kemudian diharapkan tercapai kesempatan kerja penuh bagi para pencari kerja, distribusi
barang pun akan lebih lancar.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan ketika pemerintah memberlakukan kebijakan


moneter adalah:

 Fasilitas Diskonto atau Diacount Rate, yaitu adalah memainkan tingkat bunga bank
sentral pada bank umum untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Terkadang bank
umum bisa mengalami kekurangan uang. Karena itu, mereka akan meminjam ke bank
sentral. Agar jumlah uang bertambah, pemerintah akan menurunkan tingkat bunga bank
sentral. Sebaliknya, untuk mengurangi peredaran uang, pemerintah akan menaikkan
tingkat bunga bank sentral.

8
 Rasio Cadangan Wajib atau Reserve Requirement Ratio, yaitu adalah pengaturan jumlah
uang yang beredar dengan cara memainkan jumlah dna cadangan perbankan yang harus
disimpan. Jika ingin menambah jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menurunkan
rasio cadangan wajib. Sebaliknya, jika ingin mengurangi jumlah uang beredar,
pemerintah akan menaikkan rasio cadangan wajib.

 Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation, yaitu adalah menjual atau membeli
surat berharga pemerintah dengan tujuan mengendalikan jumlah uang yang beredar. Bila
pemerintah akan menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Sebaliknya, jika ingin mengurangi jumlah uang yang beredar,
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah. Contoh surat berharga pemerintah
antara lain adalah Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
 Imbauan Moral atau Miral Persuasion, tujuannya sama untuk mengatur jumlah uang yang
beredar. Metode ini dilakukan dengan cara memberi umbauan kepada para pelaku
ekonomi. Misalnya memberi imbauan kepada pihak perbankan penyedia kredit agar lebih
berhati-hati dalam memberikan kredit. Tujuannya agar mengurangi jumlah yang yang
beredar.

C. KEBIJAKAN LAIN

Selain dengan memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa
melakukan cara lain untuk mencegah ataupun mengurangi angka pengangguran.
Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain adalah:

9
 Memperbanyak Proyek Magang bagi Calon Tenaga Kerja
Melalui proyek magang,calon tenaga kerja bisa lebih awal mempelajari dunia kerja yang
sesungguhnya. Dengan begitu, mereka pun bisa menambah dan mempelajari keahlian
baru.Dengan mengadakan proyek magang yang tepat, calon tenaga kerja bisa belajar
lebih profesional dan menjadi tenaga kerja yang lebih berkualitas.

 Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Kualitas tenaga kerja yang kurang bisa menjadi alasan banyaknya angka pengangguran di
sebuah negara. Jenis pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas yang
dimiliki para pencari kerja. Karena itu, penting bagi tenaga kerja untuk meningkatkan
kualitas mereka.
Latihan atau pengembangan profesionalisme tenaga kerja bisa menjadi jalan keluarnya.
Selain itu, pendidikan yang meratajuga sangat berpengaruh. Baik pendidikan formal
maupun informal. Pendidikan formal bisa didapat dari sekolah dan universitas.
Sementara itu, pendidikan informal bisa didapat dari kursus atau oelatihan tertentu.
Sehingga tenaga kerja bisa menyesuaikam keterampilan atau bakat mereka dengan jenis
pekerjaan yang diincar.

 Menciptakan Lapangan Pekerjaan yang Luas Bagi Rakyat

Hal ini bisa dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama adalah dengan mengembangkan
industri padat karya. Contoh nyatanya adalah dengan cara mengembangkan industri
melalui peningkatan modal asing dan dan modal dalam negeri. Cara yang kedua adalah
menyelenggarakan proyek pekerjaan umum. Contoh nyatanya adalah proyek
pembangunan jalan tol, yang merupakan pekerjaan umum.

10
Cara lain untuk memperluas kesempatan kerja adalah dengan mengirim tenaga kerja ke
luar negeri. Tentunya hal ini harus dilakukan secara legal melalui Departemen Tenaga
Kerja.

 Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan asuransi kesehatan dan jaminan sosial,
menjamin keselamatan kerja, dan memenuhi hak tenaga kerja. Selain itu, tentunya
eprusahaan juga harus memenuhi Upah Minimum Regional (UMR).

 Mengembangkan Sektor Informal

Pengembangan sektor informal dapat berperan penting dalam menekan angka


pengangguran. Karena untuk bekerja di sektor informal, tidak diperlukan tingkat
pendidikan yang tinggi. Sehingga di negara berkembang yang tingkat pendidikannya
belum merata, hal ini bisa sangat membantu.

Pekerjaan di sektor informal sebenarnya sangat beragam. Misalnya petani, peternak,


pedagang asongan, pedagang kaki lima, buruh harian, dan lain-lain.

 Program Transmigrasi

Transmigrasi adalah program perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya.
Program ini bisa memeratakan kesempatan kerja. Wilayah yang berada di pelosok pun
bisa lebih berkembang dengan adanya pendatang. Karena pendatang bisa
mengembangkan usaha baru, sehingga penduduk asli pun bisa memiliki kesempatan kerja
yang baru.

 Peningkatan Investasi

11
Jika sebuah negara melakukan investasi, maka ini dapat mengembangkan jalannya bisnis
di sebuah negara. Dengan demikian perekonomian pun akan terus berputar. Tenaga kerja
akan terus dibutuhkan dengan banyaknya lapangan pekerjaan. Sehingga angka
pengangguran pun dengan sendirinya akan berkurang.

KESIMPULAN
1. 2020 menjadi tahun yang berat bagi seluruh warga dunia, tak terkecuali Indonesia.
Pandemi Covid-19 bukan hanya menyerang sektor kesehatan, tetapi juga mengganggu
aktivitas masyarakat, hingga roda ekonomi menjadi berjalan lamban.

2. Penduduk yang bekerja pada periode Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang menurun
0,31 juta orang dibanding periode Agustus 2019. Penurunan jumlah pekerja penuh
sebanyak 9,46 juta pekerja. Di sisi lain, terjadi peningkatan jumlah pekerja paruh waktu
atau setengah menganggur sebesar 4,83 juta orang.
3. “Setidaknya ada 5 juta lebih orang yang saat ini menjadi penganggur, tidak bekerja
sementara, dan menjadi bukan angkatan kerja. Lalu lebih dari 24 juta orang mengalami
pengurangan jam kerja,” ucapnya, Jumat (4/12).
4. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi target pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun ini. Sehingga target pertumbuhan PDB di 2021 menjadi 4,5% hingga
5,3%. Padahal, sebelumnya pemerintah menargetkan perekonomian Indonesia bisa
tumbuh 4,5% hingga 5,5% sepanjang tahun ini.
5. Pemerintah mengeluarkan kebijakan, mulai dari Kebijakan Fisikal, Moneter dan
Kebijakan Lain-lain

12
SARAN

1. Di pandemic Covid ini condongkan ke Masyarakat di latih membuat suatu karya yang
apik,bermanfaat supaya masyarakat dapat melakukan Bisnisnya sendiri,tidak
ketergantungan dengan lowongan pekerjaan
2. Pemerintah harus segera membuka lapangan pekerjaan untuk mengatasi pengangguran
yang semakin bertambahnya tahun semakin meningkat.

13
https://www.jawapos.com/ekonomi/31/12/2020/pandemi-ciptakan-badai-pengangguran/

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210215195828-4-223538/sri-mulyani-ramal-pdb-
indonesia-tumbuh-45-53-di-2021

https://www.simulasikredit.com/bagaimana-cara-pemerintah-untuk-mengurangi-pengangguran-
di-negaranya/#:~:text=Untuk%20mengurangi%20pengangguran%2C%20pemerintah
%20menggunakan,baru%20sehingga%20mengurangi%20tingkat
%20pengangguran.&text=Kebijakan%20ini%20dilakukan%20pemerintah%20dengan%20cara
%20mengatur%20ketersediaan%20uang%20di%20sebuah%20negara.

14

Anda mungkin juga menyukai