Anda di halaman 1dari 18

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DAN

KETAHANAN KELUARGA DI PROVINSI JAWA BARAT

Disusun oleh:

1. Ilham Fauzan (1402200165)


2. Annisa Utami (1402201369)
3. Atika Dwi Amelia (1402200286)
4. Dila Salsa Agustina (1402200067)
5. Nurul Izzah Arrasyi (1402204015)

TELKOM UNIVERSITY
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
kasih dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal karya ilmiah ini
tepat waktu. Karya ilmiah ini berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap
Perekonomian dan Ketahanan Keluarga di Provinsi Jawa Barat”. Karya ilmiah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, ibu Iis Suryani selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dari kelas AK-44-01 yang telah
membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Tanpa bantuan dari dosen kami
mungkin kami tidak bisa menyelesaikan karya ilmiah ini. Kami, telah berusaha
maksimal untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini
masih terdapat begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dalam penulisan karya
ilmiah di masa mendatang.
Kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
dengan sebagaimana mestinya.

Bandung, 20 Desember 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
BAB II KAJIAN …………………………………………………………………… 3
2.1 Realitas Perekonomian Masyarakat Pada Masa Covid-19........................... 3
2.2 Kebijakan Pemerintah Secara Umum Terkait Dengan Penopangan
Perekonomian Pada Masa Covid-19 ....................................................................... 5
2.3 Strategi Menggali Potensi Perekonomian Keluarga .................................... 9
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini sedang dilanda oleh pandemi Virus Covid-19 yang melemahkan
hampir segala aspek. Covid-19 sendiri merupakan virus yang berasal dari negara
Cina yang sampai sekarang asal-usulnya masih simpang siur. Virus ini
meluluhlantakkan semua kegiatan di dunia khususnya negara Indonesia terlebih
dalam bidang perekonomian. Karena pandemi ini, beberapa usaha terancam tutup
yang menyebabkan perekonomian negara merosot. Puncaknya ialah di bulan
November, Indonesia dinyatakan resmi memasuki fase resesi yang ditandai dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai minus 3,49 persen pada kuartal-III 2020.
Resesi ini berdampak terjadinya gelombang PHK yang cukup tinggi dan akan
berpengaruh pada tingkat kemiskinan dan juga pengangguran, terjadinya
peningkatan pengangguran juga dapat berdampak pada naiknya tingkat
kriminalitas. Selain itu dengan masuknya Indonesia pada tahap resesi, masyarakat
harus berhemat karena semua harga barang akan melambung tinggi.
Tingkat PHK yang tinggi dan juga pengangguran dapat mengakibatkan
guncangan yang terjadi pada rumah tangga. Tak jarang tulang punggung keluarga
mereka justru diberhentikan dari tempatnya bekerja karena dampak pandemi dan
juga resesi ini. Namun tidak selamanya pandemi ini berdampak negatif, dengan
terjadinya pandemi ini meningkatkan usaha UMKM khususnya secara digital. Hal
tersebut dapat meningkatkan perekonomian negara juga menjaga ketahanan
keluarga.
UMKM berperan sangat besar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia, apalagi
ketika dalam resesi seperti ini dengan cara menggiatkan digitalisasi UMKM.
Seperti yang dikatakan oleh Staf Khusus Presiden, Putri Tanjung pada detik.com,
"Awalnya, dalam situasi serba sulit seperti ini banyak UMKM yang mampu
bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem
digital. Namun baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital.
Di saat yang sama saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan
inovasi membantu UMKM untuk go digital", kata Putri dalam keterangan resmi.

1
Dampak pandemi ini juga terasa pada ketahanan keluarga, di masa-masa sulit
seperti ini rasanya memang banyak rintangannya. Mulai dari dampak psikologis
para kepala keluarga juga tulang punggung keluarga yang terkena PHK yang dapat
menyebabkan cekcok rumah tangga hingga menyebabkan terganggunya kesehatan
mental serta psikologis anak mereka. Pada masa seperti ini, memang harus diiringi
dengan sikap sabar dan saling support antar anggota keluarga. Dengan cara
tersebut, keluarga dapat melewati krisis pandemi ini.

2
BAB II

KAJIAN

2. 1 Realitas Perekonomian Masyarakat Pada Masa Covid- 19

Semenjak ada kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan adanya


perubahan perekonomian di Indonesia. Pada awal ada kasus Covid-19 terjadi
kelangkaan terhadap barang kesehatan seperti masker, hand sanitizer, cairan
pembunuh kuman, dan APD. Bukan hanya langka namun barang tersebut dijual
berkali-kali lipat dari harga semula sebelum adanya kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi yaitu semakin banyaknya akan permintaan
akan suatu barang namun persediaan barang tersebut langka maka harga barang
tersebut akan naik. Hal ini membuat masyarakat yang kondisi ekonomi menengah
ke bawah kesulitan untuk membeli barang kesehatan, sedangkan masyarakat yang
berekonomi menengah ke atas kebanyakan memborong barang-barang kesehatan
sehingga terjadi penumpukan barang.
Bukan hanya terjadi pada alat-alat pelindung diri, masyarakat juga
berbondong-bondong membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan jumlah
banyak, seiring dengan adanya isu lockdown yang akan dilakukan di Indonesia.
Penimbunan barang akibat terjadi sesuatu yang darurat ini disebut dengan panic
buying, sehingga banyak masyarakat yang membeli barang yang tidak dibutuhkan
juga. Banyak toko yang kehabisan akan persediaan barang karena banyak
masyarakat yang membeli barang dengan sifat irrasional. Dari hal ini yang
ditakutkan yaitu adanya kenaikan harga barang pokok seperti barang kesehatan dan
kelangkaan akan barang pokok tersebut.
Covid-19 juga berdampak pada sektor pariwisata. Seperti diketahui sektor
pariwisata banyak berkontribusi bagi pendapatan daerah maupun negara. Selain itu
sektor pariwisata merupakan salah satu lapangan kerja bagi masyarakat. Sektor
pariwisata ini terkait dengan hotel, restoran, tempat wisata, dan lain-lain. Namun
sejak kasus Covid-19 meningkat, berbagai tempat wisata harus ditutup dalam
waktu yang belum ditentukan demi mencegah rantai penyebaran Covid-19.
Dengan adanya kebijakan penutupan tempat pariwisata ini akan berpengaruh
terhadap pendapatan negara terutama pendapatan daerah, karena ada beberapa

3
daerah yang pendapatan terbesarnya berasal dari sektor pariwisata ini. Selain itu,
dengan adanya penutupan tempat wisata juga berpengaruh terhadap pendapatan
bagi masyarakat sekitar tempat wisata karena tidak adanya pengunjung. Bukan
hanya itu saja pekerja yang bekerja di sektor pariwisata ini juga banyak yang
kehilangan pekerjaanya karna pendapatan yang menurun.
Kasus Covid-19 di Indonesia telah hampir melumpuhkan kegiatan ekonomi
masyarakat. Sejak pemerintah menerapkan berbagai kebijakan seperti Work From
Home, pembatasan wilayah, dan penutupan berbagai tempat publik seperti tempat
wisata, banyak perusahaan atau perkantoran yang meliburkan pegawainya.
Beberapa perusahaan banyak melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
terhadap karyawannya agar perusahaan tetap stabil dan tidak gulung tikar. Hal ini
menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia makin meningkat. Sehigga
pekerja yang kena PHK harus berpindah profesi demi mendapatkan pendapatan
untuk kebutuhan sehari-hari. Akibatnya mereka memilih pulang kampung ke daerah
masing-masing karena tidak sanggup menanggung beban kehidupan tanpa adanya
kepastian pemasukan. Sehingga jumlah pengangguran di setiap daerah makin
bertambah.
Pada tanggal 6 November Indonesia resmi dinyatakan mengalami resesi.
Resesi ini tidak beresiko terhadap terjadinya krisis moneter. Hal ini di sebabkan
pada kuartal ke-III Indonesia mengalami peningkatan hingga -3,49% di
bandingkan dengan kuartal ke-II yang tercatat -5,32%. Faktor penyebab
peningkatan pada kuartal ke-III yaitu karna kebijakan new normal dilakukan
sehingga kegiatan perekonomian dapat bebas dilakukan berbeda dengan saat
kuartal ke-II yang saat itu masih diterapkannya kebijakan lockdown di beberapa
daerah sehingga kegiatan perekonomian agak sulit untuk dilakukan.

4
2.2 Kebijakan pemerintah secara umum terkait dengan penopangan
perekonomian masa Covid 19.

Hampir sepuluh bulan lamanya, Indonesia terkena pandemi Covid-19. Tak


hanya berdampak pada sisi kesehatan, pandemi ini juga membuat kegiatan
ekonomi nasional melambat, pendapatan masyarakat berkurang, pengangguran
bertambah, angka kemiskinan meningkat, dan derajat kesejahteraan secara luas
menurun. Sehingga pemerintah dihadapkan pada dua pilihan prioritas yang harus
diselamatkan, yakni kesehatan masyarakat atau kesehatan ekonomi. Penyelamatan
pada sektor ekonomi dilakukan agar masyarakat tidak kehilangan pekerjaan karena
adanya sektor industri yang berhenti beroperasi akibat pandemi ini.
Hingga saat ini, ujarnya, pemerintah telah mengupayakan berbagai
kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian dan kesehatan masyarakat, salah
satunya dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Republik Indonesia (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020. Perppu ini memperbolehkan
penyelenggara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk
melakukan refocusing dan realokasi anggaran pada bidang kesehatan yang menjadi
prioritas pada masa penanggulangan pandemi Covid-19. Adapun isi dari Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia (Perppu) Nomor 1
Tahun 2020 yang terkait tentang kebijakan perekonomian sebagai berikut.

1) Kebijakan Fiskal dan Insentif Pajak (senilai Rp 70,1 triliun)


1. Relaksasi batas maksimal defisit APBN (sebelumnya sebesar 3%)
diberlakukan pada tahun 2020, 2021 dan 2022. Diprediksi defisit APBN
tahun ini adalah sebesar 5,07%.
2. PPH 21 pekerja sektor industri pengolahan dengan penghasilan maksimal
200 juta setahun ditanggung pemerintah 100%.
3. Pembebasan PPH Impor untuk 19 sektor tertentu, Wajib Pajak
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan wajib Pajak KITE Industri
Kecil Menengah.
4. Pengurangan PPH 25 sebesar 30% untuk sektor tertentu Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan wajib Pajak KITE Industri Kecil
Menengah

5
5. Restitusi PPN dipercepat bagi 19 sektor tertentu untuk menjaga likuiditas
pelaku usaha.
6. Penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema Kredit
Usaha Rakyat (KUR) yang terdampak Covid-19 selama 6 bulan.
7. Penurunan tarif PPh Badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021 serta
menjadi 20% mulai tahun 2022.
8. Dukungan lainnya dari pembiayaan anggaran untuk mendukung
pemulihan ekonomi.

2) Kebijakan Perdagangan Ekspor-Impor


1. Penyederhanaan larangan terbatas (lartas) ekspor.
2. Penyederhanaan larangan terbatas (lartas impor).
3. Percepatan layanan proses ekspor-impor melalui national logistic
ecosystem.

3) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) senilai Rp 150 triliun


1. Memberikan stimulus untuk debitur melalui penilaian kualitas kredit
sampai 10 Milyar berdasarkan ketepatan membayar.
2. Restrukturisasi untuk seluruh kredit tanpa melihat plafon kredit.
3. Restrukturisasi kredit UMKM dengan kualitas yang dapat langsung
menjadi lancar.

Untuk menyelamatkan ekonomi di tengah pandemi ini pemerintah terus


bekerja keras untuk mengatasi daya beli masyarakat mengurangi risiko PHK dan
mempertahankan produktivitas ekonomi, produktivitas masyarakat diseluruh
wilayah Indonesia. Mengingat hal tersebut, pemerintah mengambil langkah cepat
dengan menyiapkan lima langkah agar perekonomian nasional kembali pulih.

1) Melakukan belanja besar-besaran guna meredam kontraksi ekonomi


akibat pandemi Covid-19.
Langkah tersebut dipilih karena, pada masa krisis akibat pandemi Covid-19,
belanja pemerintah diakui sebagai instrumen pengungkit pemulihan ekonomi. Di
samping itu, sektor swasta dan UMKM harus dipulihkan dengan stimulus. Lewat

6
belanja besar-besaran, permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak
untuk berinvestasi.

2) Pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan


Ekonomi Nasional.
Komite tersebut akan memastikan penanganan kesehatan dan ekonomi berjalan
sinergi, dan menjaga pertumbuhan ekonomi pada kuartal-III 2020. Pembentukan
Komite Penanganan Virus Corona (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) merupakan bentuk gas dan rem dari pemerintah. Hal itu untuk
menyeimbangkan antara penanganan kesehatan dan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Pembuatan lembaga akan membuat kebijakan lebih terintegrasi.

3) Pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah, dan menyiapkan


berbagai program agar UMKM bergeliat kembali.
Salah satunya adalah kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit.
Kebijakan moneter dilakukan di tengah resesi ekonomi adalah menurunkan suku
bunga acuan dan suku bunga kredit untuk membangkitkan permintaan, konsumsi dan
investasi. Untuk membangkitkan ekonomi nasional. Kalau BI menurunkan suku
bunga, pemulihan ekonomi akan lebih cepat terealisasi. Sebab, secara teori penurunan
suku bunga acuan akan diikuti penurunan suku bunga kredit, termasuk suku bunga
obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN).

4) Pemerintah menempatkan dana di perbankan guna memutar roda


ekonomi.
Adapun penempatan yang telah dilakukan adalah Rp 30 triliun di Himpunan
Bank Milik Negara, dan Rp 11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah. Pemerintah
sengaja menempatkan uang negara senilai triliunan rupiah untuk memberikan
likuiditas kepada perbankan tersebut sehingga dapat menyalurkan melalui kredit ke
sektor riil. Penempatan dana pemerintah di bank umum ada dua larangan yaitu uang
tersebut tidak boleh untuk membeli surat berharga negara dan tidak boleh untuk
transaksi valas atau pembelian valas. Jadi dana ini khusus mendorong ekonomi sektor
riil. Dengan dana tersebut, maka Bank Himpunan Bank Milik Negara pun akan bisa
menyalurkan kredit kepada sektor UMKM, sehingga diharapkan sektor tersebut bisa
bangkit lagi pasca pandemi. Berkat langkah tersebut, penyaluran kredit perbankan

7
mulai membaik. Terbukti hingga 22 Juli 2020, penyaluran kredit dari penempatan
dana di Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) telah dilakukan kepada
518.797 debitur, dengan nilai mencapai Rp 43,5 triliun.

Pemerintah melakukan penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi.


Pemerintah resmi meluncurkan penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi padat
karya setelah sebelumnya memberikan penjaminan kredit modal kerja Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Realisasi modal kerja yang dikucurkan ditargetkan
mencapai Rp. 100 triliun sampai akhir tahun 2021. program ini mampu menjaga daya
tahan korporasi sehingga dapat melakukan pembenahan akibat pandemi Covid-19.
Program penjaminan yang menjadi salah satu prioritas ini diharapkan dapat
membantu mendongkrak ekonomi seiring dikucurkannya belanja-belanja pemerintah.
Penjaminan kredit modal kerja korporasi digulirkan melalui Special Mission Vehicle
(SMV) Kementerian Keuangan, yakni Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
dan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Penjaminan kredit modal kerja
akan diberikan dengan plafon kredit di rentang Rp. 10 miliar sampai Rp. 1 triliun
dengan target mencapai Rp. 100 triliun pada 2021.

8
2. 3 Strategi Menggali Potensi Perekonomian Keluarga

Pada saat ini, dunia sedang dilanda wabah Virus Covid-19. Dampak dari
Virus Covid-19 terhadap perekonomian keluarga cukup signifikan. Bagi keluarga
yang memiliki sumber penghasilan tetap pandemi ini tidak begitu berdampak pada
perekonomian di keluarganya sedangkan bagi keluarga yang mengandalkan
penghasilannya dengan bekerja sebagai pekerja harian maupun pedagang keliling
pandemi ini cukup berdampak terhadap perekonomian di keluarga mereka. Ada
yang terkena PHK karena perusahaan tempat mereka bekerja mengalami
kebangkrutan sehingga mereka kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki
pendapatan selama pandemi berlangsung.
Keluarga di bentuk atas dorongan untuk mencapai suatu kepuasan
maksimal, kebahagiaan dan kesejahteraan. Sehingga terbentuklah suatu tuntutan
untuk mampu menentukan pilihan terhadap berbagai macam kegiatan atau
pekerjaan agar tujuan itu tercapai.
Masalah utama yang selalu akan berada di sekitar keluarga adalah masalah
seputar keuangan. Bisa karena kekurangan uang, kelebihan uang, atau karena
bingung bagaimana cara mengatur keuangan agar penghasilan dan kebutuhan
seimbang sehingga tidak perlu mencari penghasilan tambahan. Apalagi di masa
pandemi ini perekonomian menjadi sangat sulit. Sehingga diperlukan
strategi-strategi agar perekonomian keluarga dapat bertahan selama masa pandemi
ini.
Kebutuhan anggota keluarga beraneka ragam seperti kebutuhan sehari-hari,
kebutuhan pendidikan, kebutuhan tidak terduga dan lainnya. Apabila di PHK maka
kondisi tersebut dijalani dan dapat memperburuk kondisi ekonomi rumah tangga.
Kebutuhan dana pendidikan ini akan menekan psikologis seluruh anggota keluarga
untuk segera dipenuhi dan kondisi ini mampu membuat situasi hidup tak menentu
dengan meningkatnya hutang keluarga.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diperkirakan melambat
pada kisaran 1,2-1,6% (yoy). Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan
pada pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang didominasi oleh sektor manufaktur,
ekspor dan investasi asing, serta impor barang modal. Perlambatan ekonomi
disebabkan oleh kontraksi ekspor dan impor sejalan dengan penurunan volume
perdagangan dunia dan perkiraan kontraksi perekonomian global, serta turunnya

9
investasi seiring dengan meningkatnya ketidakpastian dan berbagai kendala yang
dihadapi selama masa pandemi. Konsumsi masyarakat dan pemerintah yang
diprakirakan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat 2020.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak penurunan kinerja pada hampir
seluruh lapangan usaha di Jawa Barat. Diperkirakan hanya lapangan usaha
informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta administrasi
pemerintah yang masih mencatat pertumbuhan positif cukup tinggi di tahun 2020.
Pada masa pandemi ini, pemerintah di Indonesia juga telah menggalakkan
Program Jaring Pengaman Sosial, seperti memberikan subsidi listrik bagi keluarga
tidak mampu, kartu prakerja bagi pekerja yang terdampak PHK, kartu sembako,
program keluarga harapan, bantuan sosial tunai, bantuan sosial sembako, bantuan
langsung tunai dana desa, dan lain-lain. Namun bantuan yang diberikan pemerintah
ini tidak akan mampu untuk mencukupi kebutuhan suatu keluarga. Oleh karena itu,
diperlukan upaya lain yang dapat menggali potensi perekonomian keluarga agar
dapat bertahan di masa pandemi ini.
Pada masa pandemi ini, terdapat kurang lebih 500 KK yang akan menerima
bantuan dari Pemerintah di Provinsi Jawa Barat. Bantuan yang diberikan berupa
uang tunai dan sembako. Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan sejumlah
proyek agar masyarakat yang tiba-tiba menjadi pengangguran dapat bekerja
kembali di proyek pemerintah.
Dalam menghadapi pandemi ini terdapat banyak strategi yang dapat
dilakukan agar perekonomian di keluarga yang terkena dampak besar dari pandemi
ini tetap lancar tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah. Strategi pertama
adalah dengan mencari keterampilan yang terdapat di keluarga yang berpeluang
dapat membangun sebuah usaha yang dapat menghasilkan pemasukan di keluarga.
Dan selain dapat menghasilkan pendapatan, membangun usaha berdasarkan
dengan keterampilan yang dimiliki itu dapat mengasah keterampilan sehingga
keterampilan yang dimiliki bisa berkembang.
Keterampilan yang dapat membangun sebuah usaha rumahan yaitu seperti
keterampilan memasak dan keterampilan ini pasti terdapat di keluarga. Usaha ini
dapat dikembangkan bersama anggota keluarga untuk menambah penghasilan pada
masa pandemi ini. Dan usaha ini dapat dilakukan secara online dimana produsen
dapat memasarkan produk yang dihasilkannya secara online melalui sosial media
ataupun e-commerce. Selain itu, berbelanja secara online sangat digandrungi pada
10
saat ini karna adanya perintah untuk melakukan PSBB dan social distancing
membuat berbelanja secara online menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Dalam memilih produk yang akan dijual dapat dipilih dengan cara mencari
informasi atau mengamati produk apa yang diminati oleh masyarakat sekitar pada
waktu itu. Setelah mendapatkan informasi mengenai produk yang akan dijual lalu
dapat dilihat apa kelebihan dan kekurangan dari produk itu. dan tambahkan ciri
khas dari usaha yang dimiliki agar produk itu berbeda dengan produk milik usaha
lainnya. Sehingga masyarakat tertarik untuk mencoba produk itu. Ciri khas yang
dapat ditambahkan pada produknya seperti varian rasa, pemberian topping atau
dengan menambahkan kemasan yang menarik sehingga dapat menarik perhatian
dari konsumen.
Wilayah-wilayah lain di Jawa Barat pun memilki potensi nya tersendiri,
seperti wilayah yang memilki potensi pariwisata. Dengan adanya media sosial atau
kemajuan teknologi sekarang masayarakat tidak perlu lagi ambil pusing dalam hal
promosi. Konten digital yang menarik akan membuat konsumen merasa tertarik
dan mengunjungi tempat wisata maupun sektor lainnya yang di promosikan secara
luas. Lalu apa bila masyarakat tersebut tidak berkompeten atau tidak cocok dalam
lingkungan kerja yang ada di wilahnya, bisa dengan mencari peluang lain yaitu
mencari apa yang paling dibutuhkan masyarakat sekarang. Seperti saat pandemi ini
semua orang pasti membutuhkan masker, hand sanitizer, face shield, dan lainnya
yang berhubungan dengan kesehatan atau produk yang membantu dalam mencegah
penularan Covid-19.
Memproduksi produk-produk tersebut tentu menjadi solusi bagi masyarakat
sekarang yang bingung dalam memulihkan perekonomian keluarganya. Tentu ini
akan menjadi persaingan yang besar tetapi jika bisa beradaptasi dengan kebiasaan
baru ini dan dapat melihat peluang yang ada, pastinya kegiatan ekonomi ini akan
meningkat dan dapat membantu memulihkan perekonomian terutama dalam
keluarga. Tidak hanya sekedar melihat peluang usahanya saja akan tetapi
masyarakat mampu berinovasi dalam sektor usahanya tersebut, agar kedepannya
usaha tersebut menjadi pendorong atau motivasi bagi wilayah lainnya yang ada di
Jawa Barat.
Pada saat ini, pemerintah lebih memberi perhatian kepada UMKM-UMKM
terutama yang terkena dampak yang besar. UMKM ini akan mendapatkan bantuan

11
dari pemerintah, dimana pemilik UMKM dapat mendaftarkan usaha miliknya ke
dinas terkait. Dana bantuan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan usaha
yang dimiliki sehingga usaha itu dapat berkembang dan bisa bersaing dengan
usaha lainnya.
Strategi yang dapat dilakukan lagi agar perekonomian keluarga dapat
bertahan adalah dengan menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini sangat
berfungsi dalam berbagai hal dan dalam kondisi apapun termasuk pada masa
pandemi ini. Dana darurat ini sangat berguna di kondisi pandemi seperti ini.
Dimana saat ini perekonomian yang sedang sulit, banyak orang yang kehilangan
pekerjaan. Dan inilah salah satu fungsi adanya dana darurat agar kebutuhan hidup
dapat terpenuhi apalagi di masa pandemi.
Selain harus menyiapkan dana darurat, sebuah keluarga juga harus bisa
mengatur keuangannya pada masa pandemi ini. Bagaimana cara mengatur
pendapatan dan pengeluaran agar pendapatan ini dapat mencukupi seluruh
kebutuhan dan supaya tidak perlu mencari pendapatan tambahan lainnya ataupun
dengan mengambil pinjaman atau hutang yang tentunya akan mendapatkan bunga
sehingga pengeluaran akan semakin besar.
Cara mengatur pengeluaran selama masa pandemi ini adalah dengan tidak
melakukan panic buying, beli barang yang memang benar-benar dibutuhkan saja,
fokus ke bahan makanan saja dan jika ingin berbelanja carilah barang yang sedang
diskon. Dengan cara itulah pengeluaran dapat diminimalisasi di masa pandemi.
Dengan mengambil pinjaman atau hutang pada masa pandemi ini tentunya
akan membuat perekonomian akan menjadi berat. Karena adanya jangka waktu
untuk membayar pinjaman itu atau membayar bunga dari pinjaman itu. Bunga
pinjaman ini tentunya semakin memberatkan perekonomian keluarga.
Selama masa pandemi ini diharapkannya dapat mengamankan sumber
pendapatan yang masuk. Jangan mengambil resign atau pensiun dini dulu selama
masa pandemi ini. Karna dengan melakukan itu bisa saja pendapatan menjadi
goyah sehingga dapat memperburuk perekonomian di keluarga.

12
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Covid – 19 membawa dampak yang sangat banyak terhadap Indonesia


salah satunya pada bidang ekonomi. Pada awal kasus Covid – 19 terdapat
kelangkaaan terhdap barang kesehatan dan barang pokok, untuk barang kesehatan
harga menjadi naik sampai tiga kali lipat dari harga awal karna kelangkaan ini.
Barang kesehatan yang langka pada awal pandemi ini yaitu APD, hand sanitizer,
dan masker. Selain itu dengan adanya kebijakan lockdown yang akan dilakukan
oleh pemerintah maka sebagian besar sektor pariwisata di tutup. Hal ini cukup
merugikan pendapatan daerah maupun negara. Selanjutnya banyak terjadi PHK
( Pemutusan Hubungan Kerja ) di berbagai perusahaan hal ini dilakukan karna
perushaan sudah mengamali kerugian atas covid – 19 demi perusahaan tidak
gulung tikar maka perusahaan melakukan PHK.
Dan dampak terbaru dari Covid – 19 ini yaitu Indonesia mengalami resesi
ekonomi pada kuartal ke – III hal ini terjadi dikarenakan adanya lockdown atau
penutupan antar daerah sehingga membuat kegiatan ekonomi mengalami hambatan.
Namun dapat dipastikan bahwa resesi ini tidak akan berlanjut menjadi krisis
moneter dikarenakan pada kuartal ke – III ini indonesia mengalami kenaikan
dibandingkan pada kuartal ke – II hal ini terjadi karna Indonesia melakukan
kebijakan New Normal.
Berbagai wilayah di Jawa Barat memilki potensi nya tersendiri, dengan
adanya potensi tersebut tentu terdapat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Di
zaman yang canggih ini tidak perlu repot dalam hal promosi karena terdapat
banyak platform media sosial yang ada, tentu perlu didukung dengan konten digital
yang menarik.
Terdapat berbagai macam stategi untuk menggali potensi yang bisa
meningkatkan perekonomian dalam keluarga. Strategi pertama adalah dengan
mencari keterampilan yang terdapat di keluarga yang berpeluang dapat
membangun sebuah usaha yang dapat menghasilkan pemasukan di keluarga.

13
Potensi yang sangat besar atau umum di keluarga yaitu seperti keterampilan
memasak
Strategi yang kedua dengan cara melihat kebutuhan suatu produk yang
tinggi dimasyakat pada saat masa pandemi. Semua orang saat ini membutuhkan
produk pelindung diri contohnya seperti masker, hand sanitizer, face shield, dan
lainnya. Dengan peluang tersebut tentu ini akan menjadi usaha yang dapat
membantu pemasukan dikeluarga.
Strategi yang terakhir dapat dilakukan lagi agar perekonomian keluarga
dapat bertahan adalah dengan menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini sangat
berfungsi dalam berbagai hal dan dalam kondisi apapun termasuk pada masa
pandemi ini. Stategi ini perlu didukung dengan mengatur keuangan yang ada di
keluarga. Cara yang terbaik yaitu dengan tidak melakukan panic buying, beli
barang yang memang benar-benar dibutuhkan saja. Dengan cara tersebut
pengeluaran dapat diminimalisir dengan baik pada masa pandemi.

14
Daftar Pustaka

 https://puspensos.kemsos.go.id/menganalisa-masalah-sosial-ekonomi-masyara
kat-terdampak-covid-19
 Sina, Peter Garlans. (2020). Ekonomi Rumah Tangga Di Era Pandemi
Covid-19, 12, 239-254.
 Tuasikal, Rio. (2020, 27 Maret). Efek Corona, Jabar Siapkan Bantuan 500
Ribu Buat Sejuta KK. VOA Indonesia, halaman 1. Tersedia:
https://www.voaindonesia.com/a/efek-corona-jabar-siapkan-bantuan-500-ribu-
buat-sejuta-kk/5348217.html
 https://kemlu.go.id/brussels/id/news/6349/kebijakan-pemerintah-republik-indo
nesia-terkait-wabah-covid-19
 https://keuangan.kontan.co.id/news/menurut-pengamat-ini-alasan-bunga-kredi
t-bank-harus-turun-di-tengah-pandemi
 https://money.kompas.com/read/2020/07/27/145712426/hindari-resesi-pemeri
ntah-bakal-belanja-besar-besaran

15

Anda mungkin juga menyukai