Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ABK

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PAUD

Oleh:

NAMA : KARTINA SUKARDI

KELAS : 19B

NIM : 1945040002

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
Komitmen dan Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini

A. Komitmen Internasional Pendidikan Anak Usia Dini


Komitmen Internasional bagi Pendidikan Anak Usia Dini meliputi :
1. Dicanangkannya Education for All (Pendidikan Untuk Semua/PUS)
di Jomtien-Thailand (1999) yang memperjuangkan kesejahteraan
bagi anak di seluruh dunia. Education for all menyepakati perlunya
pendidikan untuk semua orang sejak lahir sampai menjelang ajal.
Dari pernyataan pendidikan untuk semua, seharusnya manusia
mengambil dan mendapatkan pendidikan dari sejak dia lahir
sampai kematian menjemput, karena dengan pendidikan manusia
dapat melakukan segala sesuatu dan dapat berkehendak sesuai
dengan keinginan. Pendidikan tidaklah harus dibatasi oleh orang
perorangan, status sosial, jenis kelamin, maupun kemampuan
individu. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan. Oleh
sebab itu, di dalam merencanakan proses pendidikan, harus
mencakup semua lapisan masyarakat sehingga sama rata dalam
pendidikan yang layak (Napitupulu, 2001:159-162).
2. Konvensi tentang hak-hak anak (Convention on the Right of the
Child) yang menegaskan perlunya perlindungan dan
perkembangan anak dalam layanan pendidikan dasar dan
keaksaraan. Semua anak usia dini berhak mendapatkan
pendidikan dasar. Yang dicanangkan dalam wajib belajar 9 tahun,
tetapi sampai sekarang masih banyak sekali anak-anak yang tidak
mendapatkan pendidikan yang semestinya (Kerangka Besar
Pembangunan PAUD Indonesia/KBPPI, 2011:4).”
3. Deklarasi Dakar di Senegal (2000) yang bertemakan: “Pendidikan
untuk Semua dan Semua untuk Pendidikan (Education for all
Education)”. Deklarasi Dakar ini merupakan penegasan dari
komitmen Jomtien dan menekankan perlunya memperluas dan
memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia
dini terutama bagi anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.
Dari pernyataan di atas lagi-lagi membahas tentang perbaikan dan
perawatan anak usia dini, tetapi sampai sekarang masih banyak
anak-anak usia dini yang masih terabaikan dan belum
mendapatkan perhatian dari pemerintah (Napitupulu, 2001:164).
Pada butir pertama dari enam tujuan dalam dokumen
kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for
Action Education for All) telah disepakati bahwa perlu memperluas
dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan bagi
anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan
kurang beruntung”, sedangkan butir kedua berbunyi “menjelang
tahun 2015, menjamin semua anak, khususnya anak perempuan,
anak-anak dalam keadaan sulit dan anak yang termasuk minoritas
etnik, mempunyai akses, bebas, dan wajib menyelesaikan
pendidikan dasar dengan kualitas yang baik (Napitupulu,
2000:165).
4. Pertemuan pendidikan dunia di New York (2002), yang telah
menyepakati World fit for children. World Fit for Children telah
mencanangkan kehidupan yang sehat, pendidikan yang
berkualitas, perlindungan terhadap aniaya, eksploitasi, dan
kekerasan, serta memerangi HIV AIDS. Dari kesepakatan negara
tentang kehidupan yang sehat pendidikan yang berkualitas
seharusnya pemerintah lebih sering mengadakan penyuluhan
tentang pentingnya hidup sehat, memperhatikan tentang kualitas
dari pendidikan, memberlakukan serta mempertegas UU tentang
eksploitasi dan kekerasan terhadap anak. Banyak anak yang hidup
dalam dunia kekerasan karena lingkungan yang membentuknya.
Kurangnya kesadaran orang tua dalam memerangi HIV/AIDS
ataupun pengeksploitasian terhadap anak dan juga kekerasan
dalam rumah tangga, tanpa kita sadari telah membentuk jiwa dan
pribadi anak-anak kita menjadi jiwa yang keras dan dingin. Di
sinilah diperlukan adanya penyuluhan bagi para orang tua untuk
dapat lebih memperhatikan perkembangan anaknya dengan tidak
terlalu menuntut mereka untuk mengerti tentang kehidupan yang
kita jalani dan meminta mereka maklum akan kehidupannya.
Dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak
tersebut, berarti kita telah membantu mengurangi beban
pemerintah di masa yang akan datang di mana anak-anak yang
mengalami kehidupan yang keras dapat mempunyai kehidupan
yang lebih baik di masa datang (KBPPI, 2011-32).
5. Pertemuan di Kairo Mesir (2003) dengan agenda utama masalah
perawatan dan pengembangan anak usia dini (Early Childhood
Care and Development).
6. Pertemuan negara ASEAN di Jakarta tahun 2004 berupa seminar
dengan tema ”The 3rd Regional Seminar for ASEAN Project on
Early Childhood Care and Development (ECCD) yang membahas
tentang advokasi dan mobilisasi sosial tentang ECCD dalam
konteks global.
B. Kebijakan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Berbagai kebijakan yang terkait dengan keberadaan Pendidikan
Anak Usia Dini di Indonesia telah ditetapkan dalam dokumen resmi
negara, seperti yang diuraikan berikut ini.
1. Pembukaan UUD 1945, terdapat kutipan yang berbunyi “…
kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu persatuan Negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,...”.
Pendidikan anak usia dini memiliki pandangan bahwa
sesungguhnya dengan mencerdaskan anak secara tidak langsung
akan membantu meningkatkan kualitas SDM negara yang pada
akhirnya akan membantu negara untuk lebih maju. Mencerdaskan
kehidupan bangsa berarti, meningkatkan daripada masyarakat
negara itu sendiri untuk menuju pembangunan yang berkualitas.
Dan memang semua itu harus dimulai dari anak usia dini yang
nantinya akan menjadi penerus bangsa.
2. Amandemen UUD 1945, tertulis pada pasal 28 C Ayat 2 bahwa
setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. Membuka peluang anak-anak kurang
mampu untuk dapat memperoleh pendidikan yang layak seperti
anak-anak lain karena pendidikan yang layak adalah hak azasi
setiap manusia.
3. Undang-undang Perlindungan Anak, RI Nomor 23 Tahun 2002
tertulis bahwa: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi (pasal 4); Setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya (pasal 9 ayat 1) dan Selain hak anak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khususnya bagi anak yang
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga mendapatkan
pendidikan khusus (pasal 9 ayat 2). (Departemen Sosial RI,
2002:5)
4. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, tertulis bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,USPN,
2004:4). Pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda karena
dengan pendidikan atau pembiasaan akan lebih merangsang otak
anak untuk menerima pendidikan-pendidikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sujiono, Yuliana Nurani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT. Indeks
Sarinastitin, E. 2019. Pendidikan Holistif Integratif untuk pembentukan
Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Lonto Leok Pendidikan Anak Usia Dini.
2(1): 95-96.

Anda mungkin juga menyukai