Anda di halaman 1dari 4

OPTIMISME PEMERINTAH DALAM MENDIDIK ANAK BANGSA DIMASA

PANDEMI COVID-19 MELALUI APBN

Oleh
Azizul Jailani A
Guru Bahasa Inggris di SMKS Muhammadiyah 1 Sirampog, Brebes, Jawa Tengah

Akhir – akhir ini pendidikan di Indonesia bisa dikatakan mati suri, hidup tapi terasa tidak
bernyawa, bernyawa tapi seperti tidak punya nafas. Wujudnya ada namun belum ada
kepastian kapan tatap muka dilaksanakan karena kebanyakan warga Indonesia masih
kesusahan ketika mencari ilmu melalui daring. Semua ini terjadi diakarenakan masih banyak
warga yang belum mampu membeli gadget pintar dan kuota internetnya.
Mati surinya pendidikan Indonesia disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang merajalela
sejak bulan Maret 2020. Bahkan karena pandemi tersebut untuk pertama kalinya Ujian
Nasional ditiadakan. Padahal sejatinya Pendidikan adalah salah satu Sumber Daya Manusia
yang paling pokok untuk meningkatkan kualitas manusia, khususnya warga Indonesia
Patut di ingat bahwa sumber daya manusia adalah aset yang sangat penting untuk membuat
pembangunan dan naiknya tingkat kesejahteraan rakyat disuatu negara. Dan Sumber daya
manusia yang sangat signifikan dalam merubah tatanan dunia disuatu negara adalah Sumber
daya manusia dalam bidang pendidikan.
Perlu diingat juga bahwa dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) memberikan pesan bahwa Pemerintah Indonesia harus
melindungi segenap rakyat Indonesia untuk sejahtera secara umum, cerdas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta mampu melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka dengan ini, pemerintah
berkewajiban untuk mengusahakan dan menyelenggarakan sebuah sistem pendidikan
nasional bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjamin pemerataan mutu pendidikan,
terutama bagi anak – anak atau generasi penerus Bangsa.
Pemerintah wajib menyadari bahwasanya para pemuda adalah modal masa depan dari
keutuhan dan kelangsungan hidup sebuah bangsa dan negara. Merekalah yang kelak akan
menggantikan posisi pemerintah yang sejarang menjabat, sehingga wajar saja jika ada banyak
orang menyatakan bahwa tunas – tunas penerus bangsa itu harus di perhatikan dan dirawat
dengan baik karena mereka adalah pewaris masa depan. Untuk membekali para pewaris masa
depan, pemerintah haruslah menyiapkan pendidikan yang bermutu kepada para penerus.
Dunia pendidikan adalah sebuah tiang penyangga untuk membangun Sumber Daya Manusia
(SDM) setiap bangsa. Di Indonesia, dana pendidikan dianggarkan sebesar 20% dari
Anggaran Pendapatan Dana dan Belanja Begara (APBN) ataupun Anggaran Pendapatan dana
dan Belanja Daerah (APBD). Meskipun anggaran pendidikan tersebut masih sangat minim
dibandingkan kebutuhan masyarakat, namun itu bukti bahwa pemerintah masih sangat
memperhatikan pendidikan bagi penerus bangsa di masa pandemi COVID yang masih
merajalela ini.
Dikutip dari Sindonews.com yang ditulis oleh Faorick Pakpahan, staff khusus menteri
keuangan Yustinus Prastowo menyatakan bahwa anggaran pendidikan Indonesia mengalami
kenaikan Rp.140 triliun dalam empat tahun terakhir, bahkan secara khusus beliau
menjelaskan bahwa anggaran pendidikan tidak dipangkas seperti kementerian lainnya yang
anggarannya dipangkas untuk penanganan pandemi COVID-19.
Akan tetapi Yustinus tidak ingin berbicara banyak mengenai revisi UU Sisdiknas yang
didiskusikan melalui daring karena Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyerahkan
pembahasan tersebut kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan
stakeholder pendukung.
Dari sisi penganggaran dana yang tidak dipangkas tersebut, Kemenkeu hanya membutuhkan
visi dan misi yang signifikan / jelas dar UU Sisdiknas yang baru untuk menyususn sampai
outcome sehingga hitungannya tidak hanya terfokus ke kuantitatif saja.
Dukungan pemerintah kepada dunia pendidikan bisa dilihat dari upaya peningkatan sarana
dan prasarana, dana bantuan operasional sekolah (BOS), dan riset Lembaga Pengelola
Pendidikan (LPDP).
Dalam penggelontoran dana tersebut, tugas pemerintah dari jajaran kementerian keuangan
dan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan sekarang hanyalah menunggu realisasi dari
ruang publik yang bekerja di kependidikan seperti UPTD dan Sekolah yang bersangkutan
seperti SD/MI, SMP/MTs dan atau SMA/SMK/sederajat apakah dana yang digelontorkan
tersebut disalurkan dengan baik kepada yang berhak atau diselewengkan. Jika dana tersebut
diselewengkan dan tidak tepat sasaran, baiknya pemerintah membuat staff khusus atau
pemerintah bisa mempercayai masyarakat sekitar dengan dibekali nomer / alamat pengaduan
supaya ketika ada yang tidak beres dalam pemyaluran dana pendidikan, masyarakat bisa
melaporkan kejanggalan tersebut ke nomer / alamat yang sudah diberikan.
Dalam menjalankan fungsinya, terdapat beberapa hal yang menjadi fokus pemerintah untuk
memajukan dunia pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu :
Pertama, Pemerintah melalui Kementerian keuangan menganggarkan dana dan tidak
memangkas anggaran pendidikan meski dunia sedang dilanda pandemi COVID -19 karena
pemerintah paham betul bahwa pendidikan adalah yang paling utama di kejar bagi para
penerus bangsa.
Kedua, meskipun pemerintah sudah berupaya dengan baik dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, Pemerintah wajib hukumnya memantau dana – dana yang
dianggarkan untuk kemajuan mutu pendidikan supaya tidak mudah diselewengkan.
Ketiga, Pemerintah dalam hal ini kemenkeu dan kemendikbud setelah mendistribusikan dana
bantuan, baiknya tidak langsung mempercayakan semua ke jajaran yang menerima bantuan
tersebut dengan membuat satgas khusus supaya dana yang di distribusikan tidak bisa di
selewengkan dengan mudah, dan satgas tersebut sudah dibekali pengetahuan dari pemerintah
supaya tidak bisa menerima suap.
Keempat, untuk mensukseskan belajar daring, pemerintah baiknya memberi modal kepada
seluruh masyarakat Indonesia. Karena sesungguhnya masih banyak masyarakat Indonesia
yang wilayahnya belum bisa di lalui jaringan internet. Modal yang di berikan ke rakyat bisa
saja berupa peletakan tiang – tiang penyangga untuk menyalurkan internet dan signal seluler.
Terakhir, Pemerintah melalui berbagai media masa mengedukasi semua rakyat Indonesia
untuk memantau ruang publik yang bergerak dalam pendidikan supaya dana yang di
keluarkan oleh pemerintah tidak diselewengkan oleh para oknum – oknum yang tidak
bertanggung jawab dan melaporkan jika ada yang merasa janggal dalam pendistribusian
anggaran pendidikan karena sejatinya dana tersebut dari rakyat untuk rakyat.

Anda mungkin juga menyukai