Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN SEDANG TIDAK BAIK BAIK SAJA

Sebagai mahasiswa kita juga perlu memperingati hari pendidikan nasional sebagai bentuk
kepedulian kita terhadap dunia pendidikan. Kita tidak bisa diam saja melihat permasalahan
pendidikan terus terjadi, kita harus bergerak. Dulu, Jika mendengar “mahasiswa”, maka persepsi
yang muncul dalam benak banyak masyarakat, muncullah kata demonstrasi, orasi, akademisi dan
aktivis sosial lain. Mahasiswa sering menyampaikan pendapatnya di depan umum, mengingat hal
itulah yang dapat dilakukan dalam menyampaikan aspirasi dari rakyat. Dalam penyampaian
pendapat tersebut mahasiswa dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum yang menyatakan bahwa setiap warga
Negara secara perorangan maupun kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara

Sebagai “agen of change” kita juga harus bertangung jawab terhadap gelar yang kita
sandang, pada tahun 98 para mahasiswa masiswa mampu menduduki gedung para pejabat karena
bayaksekali permasalaha yang mengerkkan berbagai aliansi mahasiswa untuk bergerak dan
menuntut revolusi. Tepat tangal 2 mei hari ini adalah hari pendidikan ,hari yag dimana kita
memperingati jasa pahlawan tanpa tanda jasa, namun di balik hari sakral tersebut masih banyak
kejanggalan dan kecurarngan yang terjadi di hari tersebut , sebagai mahasiswa kita harus dan
wajib menghormati jasa para pahlawan tanpa tanda jasa yang sudah mendahului kita, dan hari ini
saatnya tahun kita, generasi kita untuk bererak,meuntut , membela dan menyuarakan apa yang
seharusnya kita bela guna membersihkan nama baik “pendidikan” dari orang orng atau oknum
yang hanya mementingkan isi perutnya saja

1. Dekadensi/merosotnya moral peserta didik

Pendidikan merupakan jembatan untuk mencerdaskan anak bagsa, pendidikan memliki


peranan yang begitu penting dalam kemajuan negeri ini. Dengan memiliki pendidikan yang
tinggi otomatis kita tidak akan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Pendidikan dapat
merubah pola pikir sesorang yang awalnya mereka tidak tahu apa-apa menjadi tahu semuanya.
Kita sebagai calon pendidik dimasa yang akan datang apa yang bisa kita lakukan untuk saat ini?
Apa kita Cuma bisa menyalahkan para pendidik-pendidik diluar sana yang istilahnya kurang
dapat membentuk moral baik anak bangsa?

2. Pendidikan kurang ramah disabilitas


Pendidikan adalah hak setiap warga negara, termasuk penyandang disabilitas atau difabel.
Menurut Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, bagian keenam
hak pendidikan, pasal 10.
Hak pendidikan untuk Penyandang Disabilitas meliputi hak:
a) mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus;
b) mempunyai Kesamaan Kesempatan untuk menjadi pendidik atau tenaga kependidikan
pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjangpendidikan;
c) mempunyai Kesamaan Kesempatan sebagai penyelenggara pendidikan yang bermutu
pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan; dan
d) mendapatkan Akomodasi yang Layak sebagai peserta didik.
e) Kurangnya tenaga pendidik dalam bidang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
Namun, Masih banyak teman-teman penyandang disabilitas kita yang tidak
mendapatkan pendidikan, akses bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan masihlah
terbatas.
3. Banyaknya kasus asusila di lingkungan pendidikan

Bahkan dalam beberapa waktu terakhir ini, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan
kerap kali mewarnai pemberitaan di media massa.Berdasarkan catatan tahunan (Catahu) Komnas
Perempuan tahun 2012 yang diluncurkan pada 7 Maret 2013 lalu, kekerasan seksual menempati
peringkat paling tinggi dibandingkan dengan jenis kekerasan terhadap perempuan (KTP) lainnya
di ranah komunitas .Dengan jumlah mencapai 1380 kejahatan tindak asusila pada anak pada
tahun 2014.

Kekerasan seksual yang paling banyak terjadi adalah perkosaan dan pencabulan.
Mayoritas korbannya berusia antara 13-18 tahun yang artinya korban rata-rata masih duduk
dibangku sekolahan. Sementara kasus kekerasan seksual itu sendiri selain dilakukan oleh orang
yang tidak dikenal, pacar, teman, dan keluarga terdekat, juga tidak sedikit kasus kekerasan
seksual dilakukan oleh oknum guru terhadap anak didiknya.Memang ironis dan miris ketika
seorang guru yang seharusnya mendidik, membimbing dan mengayomi siswanya justru malah
berbuat asusila dengan menjadikan siswanya sendiri sebagai objek seksual.hal ini menjadi
tamparan keras bahwa pendidikan Indonesia saat ini sedang tidak Baik baik saja.

4. Pendidikan kurang memanusiakan manusia

Pendidikan sebaiknya berperan bukan hanya mempersiapkan masa depan saja, tetapi
dapat menjadikan manusia dapat hidup guna melaksanakan tugas kemanusiaannya yaitu mampu
menemukan kesempurnaannya sebagai manusia yang dianugerahkan oleh Tuhan,
mengembangkan karena manusia, bertumbuh dan berkembang guna mencapai perkembangan
secara maksimal, dan menunjukkan,karena manusia butuh diakui sebagai manusia di antara
sesamanya serta eksistensinya sebagai manusia yang sempurna. Hal-hal inilah yang menjadi
tugas manusia dalam melaksanakan tugas kemanusiaannya sebagai manusia khususnya dalam
memanusiakan manusia dalam dunia pendidikan.

5. Kurangnya transparansi biaya pendidikan.

Selain itubadanya permasalahan diatas adalah kurangnya transparansi dari lembaga


pendidikan akan menimbulkan persepsi negatif oleh pelajar maupun masyarakat, dan persepsi itu
wajar adanya, sebagian dari pertanggung jawaban atas materi yang diminta. Sudah banyak
kejadian terjadi terutama diIndonesia, munculnya pemikiran bahwa lembaga pendidikan telah
mengkorupsi dana yang diminta kepadanya banyak membenarkan atau membuktikan bahwa
pemikiran negatif itu benar-benar terjadi Dari hasil pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW)
korupsi anggaran di sektor ini selama 2006-2015 mencapai Rp 1,3 triliun. Setidaknya ditemukan
425 kasus korupsi terkait anggaran pendidikan dalam satu dekade dengan nilai suap mencapai
Rp 55 miliar. Menurut Wana Alamsyah, peneliti ICW, sebanyak 411 kasus korupsi telah
ditangani dan masuk ke tahap penyidikan oleh penegak hukum. Jumlah kasus tersebut
melibatkan 618 tersangka. Dengan banyak kasus yang terjadi merupakan indikasi bahwa
pendidikan tidak baik-baik saja.

Oleh karena itu dibutuhkannya penanganan ekstra dalam berbagai kasusini. Karena
apabila dibiarakan terus-menerus terjadi dapat merusak generasi yang akan menjadi pemimpin
negara dimasa yang akan dtang. Apabila ditelusuri lebih lanjut hal tersebut dapat menyebabkan
kuranganya kepercayaan orangtua unutk menyereahkan pendidikannya pada sekolah. Untuk
merubah hal di ranah pendidikan setidaknya dapat dimulai dari upaya merubah cara berpikir
(mindset) di kalangan pendidik itu sendiri. Pendidik harus dapat memposisikan dirinya setara
dengan muridnya sehingga dengan demikian pendidik tidak akan memperlakukan anak didiknya
dengan sewenang-wenang. Selanjutnya, untuk merubah cara berpikir pendidik yang patriarkis
dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan yang berperspektif feminis kepada guru dan
calon guru. Dan peran kita sebagai mahasiswa harus menjadi penggerak dalam aksi ini. Karena
kita sebagai mahasiswa merupakan penyambung lidah masyrakat kepada petinggi negara dan
begitu juga sebaliknya. Apabila hal tersebut dapat berjalan dengan baik akan menyebabkan
negara menjadi lebih .Demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakayt Indonesia.

Bebaskan pendidikan.

Alam raya sekolahku, semua orang guruku.

Tolak liberalisasi pendidikan.

Hidup mahasiswa

Hidup pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai