Anda di halaman 1dari 4

Nama : Athalia Jasmine Oganti

NIM : 202210040311059
Kelas : PIH & SIH E
Prodi : Ilmu Komunikasi

TUGAS UTS

Laman Kementrian Sekretariat Negara (setneg.go.id) telah menyediakan 14 produk


hukum yang mengatur tentang disabilitas di Indonesia. Salah satu yang akan saya analisis
kelebihan, kekurangan, serta keadilan kemanfaatannya adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2019 Tentang “Fasilitasi Akses Terhadap Ciptaan Bagi
Penyandang Disabilitas dalam Membaca dan Menggunakan Huruf Braille, Buku Audio, dan
Sarana Lainnya.”

Dalam produk hukum ini, fokus utamanya adalah kepada penyandang disabilitas
netra, dan penyandang keterbatasan dalam membaca dan/atau menggunakan huruf braille,
buku audio, atau sarana lainnya. Penyandang disabilitas netra yang dimaksud mencangkup
kepada penyandang kebutaan total, dan penyandang kerusakan penglihatan.

Penerima fasilitas akses ini adalah perpustakaan yang memiliki fasilitas bagi
penyandang disabilitas, Lembaga pemerintah dan instansi daerah yang tugas dan fungsinya
adalah untuk memfasilitasi penyandang disabilitas, dan organisasi kemasyarakiatan dan
Lembaga kesejahteraan sosial yang kegiatannya adalah untuk memfasilitasi penyandang
disabilitas. Untuk fasilitas akses akan secara khusus diberikan oleh Menteri.

Namun, fasilitas akses yang dimaksud dalam undang-undang ini diberikan


berdasarkan permohonan. Tata cara untuk mendapatkannya cukup mudah, hanya perlu
menyiapkan identitas pemohon, maksud dan tujuan permohonan, dan pernyataan penggunaan
fasilitasi akses hanya untuk kepentingan penyandang disabilitas. Selain itu, permohonan juga
harus melampirkan bukti legalitas pemohon yang telah dilegalisir sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan surat pernyataan penggunaan fasilitiasi akses hanya
untuk kepentingan penyandang disabilitas di atas kertas bermaterai.

Bentuk dari fasilitas akses yang diberikan adalah pemberian fasilitas untuk melakukan
pemerolehan, penggunaan, pengubahan format, penggandaan format, pengumam,
pendistribusian format, dan/atau pengomunikasian terhadap suatu ciptaan secara keseluruhan
atau Sebagian yang substansial dalam bentuk huruf braille, buku audio, atau sarana lainnya.
Dan yang menerima manfaat dari fasilitas akses ini adalah penyandang disabilitas netra,
penyandang keterbatasan dalam membaca dan/atau menggunakan huruf braille, buku audio,
atau sarana lainnya. Penyandang disabilitas netra yang dimaksud adalah penyandang
kebutaan total, dan penyandang kerusakan penglihatan.

Setelah membaca bentuk hukum secara lengkap dan rinci, saya dapat menyimpulkan
bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2019 tentang Fasilitasi
Akses Terhadap Ciptaan Bagi Penyandang Disabilitas dalam Membaca dan Menggunakan
Huruf Braille, Buku Audio, dan Sarana Lainnya adalah langkah krusial dalam pengupayaan
pemerintah untuk memfasilitasi akses yang lebih baik kepada penyandang disabilitas
terhadap berbagai jenis informasi dan karya cipta.

Dari bentuk hukum ini, menurut saya masih ada beberapa kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki. Hasil analisis saya adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan
1. Meningkatnya awareness mengenai keberadaan kaum disabilitas diantara
banyaknya masyarakat di Indonesia, serta kebutuhan mereka terhadap akses
informasi dan karya cipta.
2. Pemberian akses yang lebih baik. Peraturan ini memberikan akses yang lebih baik
kepada kelompok penyandangan disabilitas untuk membaca dan menerima
berbagai bentuk informasi dan hak cipta dengan berbagai cara.
3. Kemudahan dalam meminta dan memberi izin. Peraturan ini memungkinkan
penyandang disabilitas untuk menggunakan karya cipta tanpa perlu meminta izin
dari pemegang atau pemilik hak cipta. Hal ini dikarenakan kemudahan akses
informasi mengenai hak cipta yang dengan mudahnya didapatkan oleh kelompok
penyandang disabilitas.
4. Peningkatan pendidikan di kalangan kelompok penyandang disabilitas. Dengan
adanya peraturan ini, maka kelompok penyandang disabilitas dapat lebih mudah
dalam mengakses berbagai sumber-sumber pendidikan. Termasuk buku teks,
literatur, dan sumber daya pendidikan lainnya.
5. Peraturan ini mendorong partisipasi aktif dari kelompok penyandang disabilitas
dalam kehidupan sosial sehari-hari dikarenakan kemudahan akses terhadap segala
informasi yang mereka dapatkan dan mereka cari.
B. Kekurangan
1. Implementasi peraturan yang masih tidak jelas. Menurut saya, peraturan ini masih
memerlukan panduan yang lebih lanjut mengenai klarifikasi bagaimana
implementasi yang seharusnya. Kekurangan pedoman dan petunjuk yang jelas
dapat menyebabka ketidakpastian dalam hal apa yang diharapkan dari penerbit
dan bagaimana hak-hak kelompok penyandang disabilitas ini dilindungi.
2. Keterbatasan format alternatif yang disediakan. Meskipun peraturan ini telah
mencakup beberapa format alternatif untuk kelompok penyandang disabilitas
seperti Braille dan buku audio, namun sepertinya masih ada beberapa format lain
yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas.
3. Keterbatasan pemahaman masyarakat. Banyak dari masyarakat Indonesia yang
masih belum memiliki pengetahuan mengenai pengunaan huruf Braille dan buku
audio yang diperuntukkan untuk kelompok penyandang disabilitas. Sehingga
pemerintah masih harus mengedukasi dan menanamkan pengetahuan mengenai
hal ini dan peraturan ini kepada masyarakat luas

Di sisi lain, menurut saya bentuk hukum ini telah memiliki nilai keadilan dan
kemanfaatan didalamnya, terutama untuk kelompok penyandang disabilitas. Beberapa nilai
keadilan dan kemanfaatan yang dapat saya temukan dan jabarkan adalah :

1. Penghapusan hambatan hukum. Kelompok penyandang disabilitas seringkali


menemui kesulitan dalam mengakses dan menggunakan karya cipta. Dengan
adanya peraturan ini, maka hambatan hukum yang mereka mungkin temui telah
dihapuskan, sehingga tidak ada larangan hukum yang mengahalangi mereka.
2. Peraturan ini mendukung inkusi sosial dengan memastikan bahwa penyandang
disabilitas memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber informasi dan budaya.
3. Pemberian izin otomatis kepada penyadang disabilitas untuk menggunakan karya
cipta tanpa perlu surat keterangan khusus yang sering kali menghambat kebutuhan
kelompok penyandang disabilitas.

Bagi saya, peraturan ini merupakan kemajuan dan langkah yang penting dalam
menjadikan masyarakat yang lebih inklusif dan memastikan bahwa kelompok penyandang
disabilitas juga memiliki akses yang setara dalam mengakses sumber informasi dan hak cipta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2019 ini adalah bukti bahwa
bangsa Indonesia sangat merhormati keberadaan kelompok penyandang disabilitas. Apabila
peraturan ini diimplementasikan dengan baik dan tepat sasaran, serta didukung oleh
masyarakat Indonesia secara keseluruhan, maka diyakini bangsa Indonesia mampu
menciptakan ruang partisipasi aktif untuk kelompok penyandang disabilitas dalam
masyarakat sosial.

Anda mungkin juga menyukai