Setiap warga negara memiliki hak yang sama, peluang yang sama, dan
kedudukan hak dan kewajiban yang sama tanpa ada perbedaan. Sebagai bagian
memadai. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 I ayat (2), menentukan bahwa
setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
yang dimiliki setiap individu yang satu dengan lainnya, selanjutnya pada pasal
jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas dan fasilitas pelayanan
1
Pipih Sopiah, Demokrasi di Indonesia, Nobel Edumedia, Jakarta, 2010, hlm. 6.
2
Majda Muhtaj, Dimensi-Dimensi Ham Mengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008, hlm.273.
1
umum yang layak. Dengan demikian pemerintah berkewajiban untuk
atau kesetaraan hak antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
yang mana merupakan salah satu pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
3
H. Muladi, Hak Asasi Manusia Hakekat, Konsep, Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan
Masyarakat, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 255.
4
Natan Lerner, Diskriminasi dan Perlindungan HAM, PT. Sumber Baru, Jakarta, 1991, hlm. 23.
2
pembangunannya harus memenuhi standar agar semua kalangan masyarakat
dan optimal seperti misalnya masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus yaitu
kaum difabel (different ability people). Didalam pasal 41 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menentukan bahwa
setiap penyandang cacat, orang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak,
keterbatas fisik, mental, yang pada dasarnya memerlukan bantuan sarana dan
kemampuan yang berbeda tersebut terdiri dari beberapa orang yang tidak bisa
lepas dari bantuan orang lain maupun aksesibilitas publik yang ada, salah satu
sarana dan prasarana yang belum dapat dijangkau atau dimanfaatkan maupun
5
Loina Perangin, Hubungan Masyarakat, Membina Hubungan Baik dengan Publik, CV. Lalolo,
Bandung, 2001 hlm. 38.
6
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3
yang terdapat pada halte dan sarana dan prasarana yang ada didalam Bus
Transjogja.
Pada penjelasan dalam pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menjelaskan bahwa hak
keadaan darurat.7
Apabila ada seseorang yang memakai kursi roda ingin menaiki Bus Trans
Jogja maka harus dibantu diangkat karena ada jarak antara bibir peron halte
dengan pintu Bus Trans Jogja, kemudian derajat pada ramp atau bidang
7
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
4
miringnya cukup curam sehingga tidak memungkinkan bagi penyandang
disabilitas untuk menaiki halte sendirian jika tidak dibantu oleh orang lain.
disabilitas fisik saja, macam macam penyandang disabilitas fisik , kelainan ini
muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
disebut tunawicara
8
Nur Kholis Reefani, Panduan Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta, Imperium, 2013, hlm.17
5
sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan
tidak boleh lebih dari 900 cm dan tidak boleh licin, dengan lebar
c. Lebar pintu masuk ruangan minimal 90 cm, lebar pintu utama minimal
150 cm.
menyebabkan tama, pohon, dan benda benda lain berbatasan langsung dengan
9
Eko Riyadi dkk, Aksesibilitas Peradilan Bagi Penyandang Disabilitas, PUSHAM UII, Yogyakarta,
hlm. 145-146
6
halte lebih tingi 20 hingga 30 Sentimeter dibanding dengan pintu bus hal ini juga
Seperti yang telah dijelaskan diatas hal ini bertentangan dengan Pasal
Maka dari itu, dengan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka
disabilitas fisik dalam menggunakan fasilitas umum seperti Bus Trans Jogja di
disabilitas fisik.
B. Rumusan Masalah
Yogyakarta?
10
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 486 tahun 1998
7
C. Tujuan Penelitian
Trans Jogja?
D. Kerangka Teori
intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang
11
Eko Riyadi, Hukum Hak Asasi Manusia Perspektif Internasional,Regional, Dan Nasional, Rajawali
Pers, Depok, 2017, hlm. 257
8
yang layak. Penyedia pelayanan publik disini harus berupa fasilitas yang
warga negara.
12
Pasal 1 angka 3 UU No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
9
adalah bentuk keberpihakan kepada penyandang disabilitas berupa
disabilitas, pengakuan itu terlihat, antara lain, melalui Inpres No. 3 Tahun
dari rakyat.
10
2. Teori Pertanggungjawaban Pemerintah_
tanggung jawab hukum sebagai suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan
peran, baik peran itu merupakan hak dan kewajiban ataupun kekuasaan.
nyata adalah tindakan yang tidak ada relevansinya dengan hukum dan oleh
13
KBBI
14
Khairrunisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung jawab hukum Direksi, Medan, 2008, hlm 4.
15
Willy D.S.Voll, Dasar-dasar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm.
135.
16
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafindo, Jakarta 2012, hlm. 71.
11
pemerintah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organ
pemerintahan.
dan balita.18
17
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
18
Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.
12
Pelayanan publik merupakan bentuk tanggungjawab negara
pemerintah”
peraturan perundang-undangan”
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
19
Sulastio, dkk, Paradigma Kebijakan Pelayanan Publik, Malang, In-TRANS, 2008 hlm. 49.
20
Ibid., hlm. 57
13
a) Orang cacat terhambat oleh (situasi yang diciptakan secara
dengan Braille.
a. Lumpuh.
c. Tuli.
maaupun pelayanan yang bersifat jasa dan barang, serta kewajiban ini
Publik, maka sudah sudah tidak menjadi alasan lagi bagi pemerintah untuk
sebab hal tersebut sudah mempunyai legitimasi yang kuat bagi masyarakat
21
Ibid.
14
E. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
2. Subjek Penelitian
hal ini Dinas Perhubungan dan Pengelola Trans Jogja serta pihak-pihak
3. Sumber Data
15
a. Data Primer
Disabilitas
16
Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan Masyarakat, Eko
penelitian.
4. Jenis Penelitian
Pendekatan Perundang-Undangan.
17
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan
F. Sistematika Penulisan
sistematis yang terdiri dari empat bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab
Bab I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Kerangka teori
18
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
B. Pelayanan Publik
disabilitas
Yogyakarta
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
19
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Medan, 2008,
20
H. Muladi, Hak Asasi Manusia Hakekat, Konsep, Dan Implikasinya
Jakarta, 1996.
Yogyakarta, 2008.
Undang-Undang
Pelayanan Publik.
21