2/Mar/EK/2021
35
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
karena itu upaya tersebut perlu dilakukan pemerintahan yang didasarkan kepada
secara berkelanjutan dan terpadu oleh semua kebebasan bertindak karena pemerintah
pihak, yakni pemerintah, organisasi-organisasi terdorong untuk bersikap hati-hati dalam
politik dan kemasyarakatan maupun berbagai pengambilan keputusan yang didasarkan
lembaga swadaya masyarakat dan semua pada diskresi.9
lapisan masyarakat.6 Suatu masyarakat yang Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1)
memiliki sistem demokrasi akan melindungi menegaskan bahwa setiap warga Negara
warga negaranya terhadap penganiayaan oleh berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
negara melalui komitmen kolektif pada Undang-Undang tersebut menyatakan setiap
kesejahteraan ekonomi bersama dan memberi warga Negara, jika merefleksikan kembali maka
warga negaranya tingkat kehidupan yang para kaum penyandang cacat merupakan warga
membuat mereka hidup bermartabat.7 Negara Indonesia dengan bentuk apapun
Ditinjau secara garis besar maka dapat kondisi fisik yang mana masing-masing dari
disebutkan bahwa perlindungan hukum dapat mereka memiliki hak serta kewajiban yang
dibedakan dalam 2 (dua) pengertian yaitu:8 sama dengan warga Negara Indonesia lainnya.
1. Perlindungan yang bersifat yuridis yang Kemudian Pasal 28 butir A-J yang mengatur
meliputi perlindungan dalam: tentang hak asasi manusia, dalam hal ini
a. Bidang hukum publik; berimplikasi bagi penyandang disabilitas. Hak-
b. Bidang hukum keperdataan; hak bagi setiap warga negara juga sudah diatur
2. Perlindungan yang bersifat non yuridis di dalam Peraturan Perundang-undangan
meliputi; terutama dalam UU Dasar 1945 dimana dalam
a. Bidang sosial; UU tersebut tidak membatasi seseorang yang
b. Bidang kesehatan; mempunyai keterbatasan fisik dan/atau
c. Bidang pendidikan. intelektual untuk mendapatkan hak.10
Berkaitan dengan kerangka perlindungan Dalam Konvensi Hak-Hak Penyandang
hukum berikut Philipus M. Hadjon dengan Disabilitas diuraikan secara jelas mengenai hak-
menintikberatkan pada “tindakan hak penyandang disabilitas, antara lain:
pemerintahan” (bestuurshandeling) atau 1. Hak untuk mendapat persamaan dan non-
(administrative action) membedakan diskriminasi;
perlindungan hukum bagi rakyat ke dalam dua 2. Hak untuk mendapat pelayanan atau
macam: aksesibilitas;
1. Perlindungan hukum represif yaitu 3. Hak atas kebebasan dan keamanan;
perlindungan hukum yang bertujuan untuk 4. Hak untuk mendapatkan pengakuan atas
menyelesaikan sengketa termasuk di persamaan di muka hukum;
dalamnya adalah penanganan perlindungan 5. Hak untuk mendapat keadilan;
hukum bagi rakyat oleh peradilan umum dan 6. Hak bebas dari penyiksaan atau
peradilan administrasi di Indonesia. penghukuman yang kejam;
2. Perlindungan hukum Preventif yaitu 7. Hak bebas dari eksploitasi dan kekerasan;
perlindungan hukum yang bertujuan untuk 8. Hak atas pendidikan dan kesehatan;
mencegah terjadinya sengketa. Di dalam 9. Hak atas pekerjaan dan lapangan kerja;
perlindungan preventif, rakyat diberi 10. Hak kebebasan bergerak dan
11
kesempatan untuk mengajukan keberatan berkewarganegaraan.
(inspraak) atau pendapatnya sebelum Hak-hak yang terdapat dalam Konvensi
keputusan pemerintah mendapat bentuk tersebut merupakan dasar bagi penyandang
yang definitif, perlindungan hukum preventif disabilitas untuk mempertahankan hidup serta
sangat besar artinya bagi tindakan memperjuangkan hak yang melekat pada
dirinya. Dalam Konvensi ini penyandang
disabilitas dilindungi oleh hukum untuk selalu
6Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertan Peranan berkembang dan dinamis dalam pembangunan
dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung,
2001, hlm. 627.
7R.E.,Howard, HAM Penjelajahan Dalih Relativisme 9 Ibid, hlm. 54.
Budaya, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2000, hlm. 319. 10 Muhammad Ramadhana Alfaris. Op.Cit. hlm. 203.
8Yahya Ahmad Zein. Op.Cit, hlm. 51. 11Ibid. hlm. 203.
36
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
social dan semua orang berhak untuk dan eksploitasi untuk Penyandang Disabilitas
berpartisipasi, berkontribusi dan menikmati meliputi hak:
pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan a. bersosialisasi dan berinteraksi dalam
politik.12 kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan
Perlu adanya kesungguhan pemerintah, bernegara tanpa rasa takut; dan
masyarakat dan keluarga ikut serta dalam b. mendapatkan Pelindungan dari segala
pemenuhan hakhak penyandang disabilitas bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan
berat. Pemerintah perlu memperluas jangkauan seksual.
program asistensi sosial bagi penyandang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
disabilitas berat dan mensosialisasikan 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
peraturan perundangundangan yang ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pasal 5:
kepada masyarakat dan meningkatkan Setiap orang dilarang melakukan kekerasan
kompetensi keluarga terutama dalam dalam rumah tangga terhadap orang dalam
pemenuhan hak penyandang disabilitas berat, lingkup rumah tangganya, dengan cara:
agar mereka berpartisipasi dalam pemenuhan a. kekerasan fisik;
hak-hak penyandang disabilitas berat.13 b. kekerasan psikis;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 c. kekerasan seksual; atau
Tentang Penyandang Disabilitas, mengatur d. penelantaran rumah tangga.
mengenai Perempuan dan Anak yang menjadi Larang (Ind); melarang; memerintahkan
korban kekerasan. supaya tidak melakukan sesuatu; tidak
Pasal 125. Pemerintah dan Pemerintah memperbolehkan berbuat sesuatu.14
Daerah wajib menyediakan unit layanan Pasal 6: Kekerasan fisik sebagaimana
informasi dan tindak cepat untuk perempuan dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah
dan anak penyandang disabilitas yang menjadi perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
korban kekerasan. sakit, atau luka berat.
Pasal 126. Pemerintah dan Pemerintah Pasal 7: Kekerasan psikis sebagaimana
Daerah wajib memberikan Pelindungan khusus dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah
terhadap perempuan dan anak penyandang perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
perundang-undangan. kemampuan untuk bertindak, rasa tidak
Pasal 127. Pemerintah dan Pemerintah berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat
Daerah wajib menyediakan rumah aman yang pada seseorang.
mudah diakses untuk perempuan dan anak Pasal 8: Kekerasan seksual sebagaimana
penyandang disabilitas yang menjadi korban dimaksud dalam Pasal 5 huruf (c) meliputi:
kekerasan. a. pemaksaan hubungan seksual yang
Pelindungan dari Tindakan Diskriminasi, dilakukan terhadap orang yang menetap
Penelantaran, Penyiksaan, dan Eksploitasi. dalam lingkup rumah tangga tersebut;
Pasal 128 ayat: b. pemaksaan hubungan seksual terhadap
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah salah seorang dalam lingkup rumah
memfasilitasi Penyandang Disabilitas untuk tangganya dengan orang lain untuk tujuan
bersosialisasi dan berinteraksi dalam komersial dan/atau tujuan tertentu.
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, Penjelasan Pasal 8: Yang dimaksud dengan
dan bernegara tanpa rasa takut. “kekerasan seksual” dalam ketentuan ini adalah
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib setiap perbuatan yang berupa pemaksaan
menjamin Penyandang Disabilitas bebas hubungan seksual, pemaksaan hubungan
dari segala bentuk kekerasan fisik, psikis, seksual dengan cara tidak wajar dan/atau tidak
ekonomi, dan seksual. disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan
Hak Bebas dari Diskriminasi, Penelantaran, orang lain untuk tujuan komersial dan/atau
Penyiksaan, dan Eksploitasi Pasal 26. Hak bebas tujuan tertentu.
dari Diskriminasi, penelantaran, penyiksaan,
37
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
Umumnya korban dapat kita rumuskan Sisi pelaku, kekerasan terhadap perempuan
sebagai seseorang yang menderita kerugian, dan anak dapat dilakukan baik oleh individu
fisik maupun mental, serta juga yang maupun kelompok, misalnya kelompok
mengalami penderitaan secara emosional atau masyarakat, organisasi sosial, perusahaan, atau
kerugian ekonomi, kesemuanya itu sebagai negara, baik melalui kebijakan yang
akibat langsung dari perbuatan (tindakan atau diskriminatif terhadap perempuan maupun aksi
pembiaran) yang melanggar hukum pidana. kekerasan yang ditujukan kepada perempuan
“Korban” juga mencakup orang tua dari anak dan anak. Bentuk-bentuk kekerasan dengan
yang menjadi korban dan keluarga yang masih pelaku kelompok ini tidak terbatas pada
hidup (ahli waris) dari korban tersebut.15 perdagangan perempuan dan anak, pelacuran,
Pengertian lain dari kekerasan terhadap atau teror dan pembunuhan aktivis perempuan
perempuan diberikan oleh Kantor Menteri karena pekerjaannya.18
Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Sisi tempat kejadian, kekerasan terhadap
Rencana Aksi Nasional Pemberantasan perempuan dapat terjadi baik di ruang
Kekerasan Terhadap Perempuan (RAN PTKP) domestik seperti dalam rumah tangga, maupun
tahun 2001-2004 yaitu: “adalah setiap tindakan di ruang publik misalnya di tempat kerja,
yang melanggar, menghambat, meniadakan sekolah, rumah sakit, dan di tempat umum
kenikmatan dan pengabaian hak asasi lainnya, bahkan juga di daerah bencana dan
perempuan atas dasar gender. Tindakan konflik. Dari sisi waktu, kekerasan dapat terjadi
tersebut mengakibatkan (dapat baik di waktu pagi, siang, maupun malam, baik
mengakibatkan) kerugian dan penderitaan di waktu istirahat maupun waktu melakukan
terhadap perempuan dalam hidupnya, baik aktivitas, kemudian juga baik direncanakan
secara fisik, psikis maupun seksual, termasuk di maupun timbul seketika dan tidak
dalamnya ancaman, paksaan atau perampasan direncanakan.19
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik Sisi usia, kekerasan dapat terjadi pada usia
dalam kehidupan individu, berkeluarga, muda, remaja, atau usia produktif, serta usia
bermasyarakat maupun bernegara.16 lanjut. Dari sisi akibat kekerasan, perempuan
Kekerasan terhadap perempuan dan anak dan anak yang menjadi korban kekerasan
dapat dilihat dari jenis, pelaku, tempat umumnya mengalami penderitaan baik fisik,
kejadian, waktu, usia dan akibat dari tindak psikis, mental, seksual dan penelantaran yang
kekerasan. Kekerasan terhadap perempuan dan perlu segera ditangani secara terpadu oleh
anak di atas berlaku umum dan tidak memiliki penyelenggara layanan korban yang dibentuk
relevansi dengan jenis pendidikan, pekerjaan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun
dan penghasilan, kedudukan sosial, agama dan masyarakat. Sebagai kelompok rentan sudah
keyakinan, suku bangsa, etnis dan ras yang sewajarnya negara memberikan perlindungan
melekat pada laki-laki dan perempuan. Hal ini khusus pada perempuan dan anak dengan
berarti, pada semua jenis strata sosial, melakukan pembaharuan hukum yang berpihak
kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat pada perempuan dan anak, yaitu menetapkan
dan terus terjadi sepanjang ketimpangan peraturan perundang-undangan yang
hubungan laki-laki dan perempuan masih dimaksudkan untuk melindungi perempuan dan
diyakini dan dimanifestasikan dalam kehidupan anak dari kekerasan, termasuk memberikan
sosial.17 pelayanan bagi perempuan dan anak korban
kekerasan. Pembaharuan di bidang legislasi
berupa pembentukan peraturan perundang-
15Muhadar, Edi Abdullah dan Husni Thamrin, Perlindungan undangan diperlukan mengingat selama ini
Saksi & Korban Dalam Sistem Peradilan Pidana, Putra
Media Nusantara, Surabaya, 2009, hlm. 235. peraturan perundang-undangan yang ada
16Niken Savitri, HAM Perempuan (Kritik Teori Hukum belum memadai dan tidak sesuai dengan
Feminis Terhadap KUHP), PT. Refika Aditama, Cetakan perkembangan hukum masyarakat serta belum
Pertama, Bandung, 2008, hlm. 47.
17Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan
Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Dan Anak Korban Kekerasan.
Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan 18 Ibid.
38
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
20 Ibid.
21 Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 23Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan Bagi Korban
Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kejahatan dan Penyalahgunaan Kekuasaan (Declaration of
Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan basic Principle of justice for victim of crime and abuse of
Anak Korban Kekerasan Ringkasan Standar Pelayanan power).
Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan 24Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Dan Anak Korban Kekerasan, hlm. 8. Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
22 Koesparmono Irsan, Hak Asasi Dikaitan dengen Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Penegakan Hukum, Dalam, Tapi Omas Ihromi,Sulistyowati Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan
Irianto, Dan Achie Sudiarto Luhulima, (Penyunting), Anak Korban Kekerasan (Ringkasan Standar Pelayanan
Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Cetakan ke Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan
1, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 259. Dan Anak Korban Kekerasan), hlm. 22-23.
39
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
B. Perlindungan Hak Untuk Memperoleh Salah satu praktik seks yang dinilai
Keadilan Bagi Perempuan Dan Anak menyimpang adalah bentuk kekerasan seksual.
Penyandang Disabilitas Yang Menjadi Artinya praktik hubungan seksual yang
Korban Kekerasan dilakukan dengan cara-cara kekerasan,
Tindakan kekerasan merupakan wujud bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai
penindasan dan pelanggaran hak asasi yang agama serta melanggar hukum yang berlaku,
dilakukan seseorang kepada orang lain, kekerasan ditunjukkan untuk membuktikan
kelompok tertentu kepada kelompok lain, bahwa pelakunya memiliki kekuatan baik fisik
orang dewasa, anak-anak, majikan kepada maupun non fisik dan kekuatannya dapat
pembantunya dan laki-laki kepada perempuan. dijadikan alat untuk melakukan usaha-usaha
Tindakan ini mencerminkan pihak yang kuat jahatnya itu.28
cenderung superior dan menempatkan pihak Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
yang lemah sebagai korbannya.25 Tentang Penyandang Disabilitas, mengatur
Hubungan seksual yang dipaksakan mengenai Perempuan dan Anak yang menjadi
merupakan bentuk kekerasan yang korban kekerasan. Keadilan dan Per lindungan
mengakibatkan kerugian bagi korban. Hukum diatur dalam Pasal 28. Pemerintah dan
Kekerasan ini mencerminkan bahwa kekuatan Pemerintah Daerah wajib menjamin dan
fisik laki-laki merupakan faktor alamiah yang melindungi hak Penyandang Disabilitas sebagai
lebih hebat dibandingkan perempuan. Laki-laki subjek hukum untuk melakukan tindakan
telah tampil menjadi semacam kekuatan yang hukum yang sama dengan lainnya.
bercorak represif yang menempatkan Pasal 29. Pemerintah dan Pemerintah
perempuan sebagai korban. Kekuatan laki-laki Daerah wajib menyediakan bantuan hukum
yang lebih unggul secara fisik dibandingkan kepada Penyandang Disabilitas dalam setiap
dengan perempuan telah salah digunakan pemeriksaan pada setiap lembaga penegak
untuk melecehkan, menindas dan menodai hukum dalam hal keperdataan dan/atau pidana
hak-hak asasi perempuan. Perempuan akhirnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
menempati posisi sebagai subordinasi undangan.
26
kebutuhan seksual laki-laki. Pasal 30 ayat:
Kekerasan yang seringkali dialami anak di (1) Penegak hukum sebelum memeriksa
daerah perdesaan dan perkotaan memiliki pola Penyandang Disabilitas wajib meminta
yang sama. Jenis tindak kekerasan yang paling pertimbangan atau saran dari:
tinggi adalah penganiayaan yaitu sekitar 48% a. dokter atau tenaga kesehatan lainnya
dialami anak-anak di perkotaan dan sekitar mengenai kondisi kesehatan;
57,3% dialami anak-anak di perdesaan. b. psikolog atau psikiater mengenai
Kemudian kekerasan lainnya yang cukup tinggi kondisi kejiwaan; dan/atau
adalah penghinaan, pelecehan seksual, dan c. pekerja sosial mengenai kondisi
penelantaran. Lebih ironis lagi 51,9% korban psikososial.
kekerasan tersebut mengalami tidak hanya (2) Dalam hal pertimbangan atau saran
sekali tetapi beberapa kali kekerasan. Angka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
prevalensi kekerasan terhadap anak secara memungkinkan dilakukan
nasional ini dapat dijadikan panduan untuk pemeriksaan,maka dilakukan penundaan
menentukan prevalensi angka kekerasan hingga waktu tertentu.
terhadap anak untuk masing-masing daerah di Pasal 31.Penegak hukum dalam melakukan
Indonesia.27 pemeriksaan terhadap anak penyandang
disabilitas wajib mengizinkan kepada orang tua
25Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Op.Cit, hlm. 54. atau keluarga anak dan pendamping atau
26 Ibid, hlm. 46. penerjemah untuk mendampingi anak
27Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
penyandang disabilitas.
Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Menurut Kamus Hukum, pemeriksaan, ialah:
Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan
“proses, cara perbuatan memeriksa suatu
Anak Korban Kekerasan Ringkasan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan
Dan Anak Korban Kekerasan, hal. 12. 28Abu Huraerah, Op.Cit, hlm. 60
40
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
proses atau upaya penyelidikan; pengusutan dan perlindungan hukum untuk Penyandang
perkara dan sebagainya”.29 Perkara pidana, Disabilitas meliputi hak:
strafzaak, ialah delik yang merupakan objek a. atas perlakuan yang sama di hadapan
pemeriksaan peradilan pidana.30 hukum;
Sistem peradilan pidana itu sendiri diartikan a. diakui sebagai subjek hukum;
sebagai suatu sistem dalam suatu masyarakat b. memiliki dan mewarisi harta bergerak atau
untuk menanggulangi kejahatan. tidak bergerak;
Menanggulangi di sini berarti usaha untuk c. mengendalikan masalah keuangan atau
mengendalikan kejahatan agar berada dalam menunjuk orang untuk mewakili
batas-batas toleransi masyarakat. Sistem ini kepentingannya dalam urusan keuangan;
dianggap berhasil apabila sebagian besar dari d. memperoleh akses terhadap pelayanan jasa
laporan maupun keluhan masyarakat yang perbankan dan nonperbankan;
menjadi korban kejahatan dapat “diselesaikan” e. memperoleh penyediaan Aksesibilitas dalam
dengan diajukannya pelaku kejahatan ke sidang pelayanan peradilan;
pengadilan dan diputus bersalah serta f. atas pelindungan dari segala tekanan,
mendapat pidana.31 kekerasan, penganiayaan,Diskriminasi,
Sebagai suatu sistem masyarakat, sistem dan/atau perampasan atau pengambilalihan
peradilan pidana bertujuan untuk: (a) hak milik;
mencegah masyarakat menjadi korban g. memilih dan menunjuk orang untuk
kejahatan; (b) menyelesaikan kasus kejahatan mewakili kepentingannya dalam hal
yang terjadi sehingga masyarakat puas, bahwa keperdataan di dalam dan di luar
keadilan telah ditegakkan dan yang bersalah di pengadilan; dan
pidana; (c) mengusahakan agar mereka yang h. dilindungi hak kekayaan intelektualnya.
pernah melakukan kejahatan tidak mengulangi Penganiayaan dan kekerasan terhadap isteri
lagi kejahatannya.32 juga menjadi bukti bahwa hak-hak perempuan
Bila mengacu kepada tujuan sistem di dalam rumah tangga telah terabaikan dari
peradilan pidana itu, bisa diartikan sebagai perbincangan hak-hak asasi manusia. Seorang
usaha mencegah dan menanggulangi perempuan pernah mengadu ke LBH karena
kejahatan. Di sini pelaku dijatuhi pidana dan polisi menolak pengaduannya sebab yang
direhabilitasi serta dilindunginya korban dan melakukan penganiayaan terhadapnya adalah
masyarakat. Adapun subsistem yang bekerja suaminya sendiri. Meskipun pada tahun 1984
sama di dalam sistem peradilan pidana adalah: telah diratifikasi Konvensi tentang Penghapusan
Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Pemasyarakatan. Dari keempat instansi ini yang Perempuan dengan Undang-Undang Nomor 7
sangat berkaitan dengan proses dijatuhkannya Tahun 1984, karena kebijakan umum serta
pidana penjara adalah kepolisian sebagai berbagai peraturan yang ada saat ini masih
penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim. mencerminkan kuatnya nilai-nilai patriarki
Ketiga sub sistem ini selalu identik dengan dalam pelaksanaannya pun banyak terjadi
penegak hukum dalam arti bahwa ketiga diskriminasi dan eksploitasi.34
instansi ini yang menentukan seseorang itu Masyarakat kita bersifat patriarkhis atau
dijatuhi hukuman atau tidak, utamanya merupakan masyarakat di mana pria dominan
hakim.33 sifatnya, sehingga ketentuan-ketentuan hukum
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 dalam proses penyusunannya banyak yang
Tentang Penyandang Disabilitas, Hak Keadilan mengandung bias terhadap pria atau yang
dan Perlindungan Hukum. Pasal 9. Hak keadilan menjadi ukuran penentu adalah penilaian pria.
Sebagai contoh perumusan artikel 285 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana: “Barang siapa
29Sudarsono, Op.Cit, hlm. 346.
30Andi Hamzah, Op.Cit, hlm. 118.
31Petrus Irwan Panjaitan & Chairijah, Pidana Penjara 34Nursyahbani Katjasungkana, Hukum dan Perempuan di
Dalam Perspektif Penegak Hukum Masyarakat dan Indonesia, Dalam, Tapi Omas Ihromi, Sulistyowati Irianto
Narapidana, CV. Indhili. Co, Jakarta, Juni 2009, hlm. 55-56. dan Achie Sudiarti Luhulima, (Penyunting) Penghapusan
32Ibid, hlm. 56. Diskriminasi Terhadap Wanita, Cetakan ke-l. Alumni,
33 Ibid, hlm. 56. Bandung, 2000, hlm. 84-85.
41
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan Selain ketentuan tentang Pasal 352 KUHP
memaksa seseorang wanita bersetubuh dengan dan 354 KUHP, terdapat beberapa pasal lagi
dia di luar perkawinan diancam karena yang berkaitan dengan penganiayaan, seperti:
melakukan perkosaan dengan pidana paling 1. Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan;
lama 12 tahun”. Ketentuan ini jelas dirumuskan 2. Pasal 353 KUHP tentang penganiayaan yang
dari segi kepentingan pria. Apakah wanita yang direncanakan;
berada dalam perakwinan berarti dapat dipaksa 3. Pasal 355 tentang penganiayaan berat yang
melakukan persetubuhan oleh suami.35 direncanakan; dan
Pengertian kekerasan secara yuridis dapat 4. Pasal 356 KUHP tentang penganiayaan yang
dilihat pada Pasal 89 Kitab Undang-Undang dilakukan terhadap ayah, ibu suami, istri,
Hukum Pidana (KUHP), yaitu: “Membuat orang atau anaknya maka ancaman hukumanya
pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan ditambah dengan sepertiganya.38
mengunakan kekerasan”. Pingsan diartikan Ketentuan-ketentuan tersebut memang
hilang ingatan atau tidak sadar akan dirinya. tidak secara ekplisit mengatur tentang
Kemudian yang dimaksud dengan tidak berdaya kekerasan dalam keluarga, tetapi setidaknya
dapat diartikan tidak mempunyai kekuatan atau dapat digunakan untuk mengadukan para
tenaga sama sekali sehingga tidak mampu pelaku ke polisi dan sebagai dasar berperkara
mengadakan perlawanan sama sekali, tetapi pidana dipengadilan.39
seseorang yang tidak berdaya itu masi dapat Menurut laporan yang diterbitkan The
mengetahui yang terjadi pada dirinya.36 World Health Organization (Organisasi
Perbuatan kekerasan seperti tersebut diatas Kesehatan Dunia) dan Bank Dunia pada tahun
dapat dikatakan penganiayaan-pengaiayaan di 2011 dalam Pedoman Untuk Perusahaan
dalam KUHP digolongan menjadi dua yaitu; memperkirakan ada sekitar satu juta orang di
1. Penganiayaan berat yang diatur dalam Pasal dunia yang lahir dan hidup dengan bentuk
354 KUHP dan memiliki keterbatasan fisik/cacat atau bisa
2. Penganiayaan ringan dalam Pasal 352 KUHP. disebut dengan disabilitas. Dua hingga empat
Pengertian penganiayaan berat adalah persen dari mereka diantaranya mengalami
apabila perbuatannya mengakibatkan luka kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-
berat seperti yang diatur dalam Pasal 90 KUHP. hari. Bank Dunia juga memperkirakan terdapat
Menurut Pasal 90 KUHP, luka berat dirumuskan dua puluh persen dari kaum miskin dunia
sebagai berikut: merupakan penyandang disabilitas. Menurut
1. Jatuh sakit atau dapat luka yang tidak PBB, delapan puluh persen dari penyandang
memberi harapan akan sembuh atau yang disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan.
menimbulkan bahaya maut; Sebagian besar dari mereka tinggal di daerah
2. Tidak mampu terus-menerus untuk pedesaan dimana akses terhadap pelayanan
menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pemerintah sangat terbatas. Dalam TNP2K
pencaharian; (2012) menyatakan bahwa di Indonesia tidak
3. kehilangan salah satu pancaindra; kurang dari 24 juta atau sekitar sepuluh persen
4. mendapat cacat berat; dari total jumlah penduduk Indonesia
5. menderita sakit lumbuh; merupakan kaum difabel. Dan PPLS (2011)
6. terganggu daya pikir selama empat minggu; menyatakan bahwa enam puluh persennya
7. gugurnya/mati kandungan seorang hidup dalam kemiskinan asbsolut dengan
perempuan.37 jumlah pendapatan kurang dari USD1. 25 per
hari.40
Ironisnya, perkiraan jumlah penyandang
35Tapi Omas Ihromi, Hukum, Jender dan Diskriminasi disabilitas di seluruh dunia ini semakin hari
Terhadap Wanita, Dalam, Tapi Omas Ihromi, Sulistyowati semakin bertambah seiring dengan
Irianto dan Achie Sudiarti Luhulima, (Penyunting) bertambahnya usia populasi dunia maupun
Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Cetakan ke-l. penyebaran penyakit kronis yang cukup pesat
Alumni, Bandung, 2000.hlm. 68-69.
36Rika Saraswati, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan
Dalam Rumah Tangga, Cetakan Ke II. PT. Citra Aditya 38 Ibid, hlm. 14.
Bakti, Bandung, 2009, hlm. 13. 39Ibid.
37 Ibid, hlm. 13-14. 40 Ekawati Rahayu Ningsih. Op.Cit. hlm. 73.
42
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
43
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
penyandang disabilitas wajib meminta Irsan Koesparmono, Hak Asasi Dikaitan dengen
pertimbangan atau saran dari dokter Penegakan Hukum, Dalam, Tapi Omas
atau tenaga kesehatan lainnya mengenai Ihromi,Sulistyowati Irianto, Dan Achie
kondisi kesehatan atau psikolog dan Sudiarto Luhulima, (Penyunting),
psikiater mengenai kondiskejiwaan. Penghapusan Diskriminasi Terhadap
Dalam hal pertimbangan atau saran tidak Wanita, Cetakan ke 1, Alumni, Bandung,
memungkinkan dilakukan pemeriksaan, 2000.
maka dilakukan penundaan hingga waktu Katjasungkana Nursyahbani, Hukum dan
tertentu. Perempuan di Indonesia, Dalam, Tapi
Omas Ihromi, Sulistyowati Irianto dan
DAFTAR PUSTAKA Achie Sudiarti Luhulima, (Penyunting)
Alfaris Ramadhana Muhammad. Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Terhadap
Penyandang Disabilitas Dalam Konteks Wanita, Cetakan ke-l. Alumni, Bandung,
Dukungan Dan Aksesibilitas Terhadap 2000.
Pembangunan Sosial Berkelanjutan. Widya Kansil,C.S.T., Christine S.T. Kansil, Engelien R.
Yuridika Jurnal Hukum, Volume 1 /Nomor Palandeng dan Godlieb N. Mamahit,
2/Desember 2018. Kamus Istilah Aneka Hukum, Edisi
Astuti Mulia. Tinjauan Yuridis Dan Empiris Pertama, Cetakan Kedua, Jala Permata
Pemenuhan Hak Hak Penyandang Aksara, Jakarta, 2010.
Disabilitas Berat (Juridical And Empirical Krisnawati Emeliana, Aspek Perlindungan Anak .
Review Of The Fulfillment Of The Rights Of CV. Utomo, Bandung, 2005.
Persons With Severe Disabilities) Sosio Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni
Informa Vol. 2, No. 03, September - dan Nusya A., Kamus Hukum Lengkap
Desember, Tahun 2016. Kesejahteraan (Mencakup Istilah Hukum & Perundang-
Sosial. Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan Bagi Visimedia, Jakarta. 2012.
Korban Kejahatan dan Penyalahgunaan Mauna Boer, Hukum Internasional Pengertan
Kekuasaan (Declaration of basic Principle Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
of justice for victim of crime and abuse of Global, Alumni, Bandung, 2001.
power). Muhadar, Edi Abdullah dan Husni Thamrin,
Gosita Arif, Kumpulan Makalah Masalah Perlindungan Saksi & Korban Dalam Sistem
Korban, Akademika Presindo, Peradilan Pidana, Putra Media Nusantara,
Jakarta,2003. Surabaya, 2009.
Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana, Muhamad Abdulkadir, Hukum dan Penelitian
(Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Grafika, Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Jakarta, 2008. 2004.
Howard R.E., HAM Penjelajahan Dalih Ningsih Rahayu Ekawati. Mainstreaming Isu
Relativisme Budaya, PT Pustaka Utama Disabilitas di Masyarakat dalam Kegiatan
Grafiti, Jakarta, 2000. Penelitian Maupun Pengabdian Pada
Huraerah Abu, Kekerasan Terhadap Anak, Masyarakat di Stain Kudus. Jurnal
Cetakan I, Penerbit Nuansa. Bandung, Juli Penelitian, Vol. 8, No. 1, Februari 2014.
2006. Nuh Muhammad. Etika Profesi Hukum. CV.
Husni Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Pustaka Setia. Bandung. 2011.
Indonesia, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo, Nuraeny Henny, Tindak Pidana Perdagangan
Jakarta, 2008. Orang, (Kebijakan Hukum Pidana dan
Ihromi Omas Tapi, Hukum, Jender dan Pencegahannya), Cetakan Pertama, Sinar
Diskriminasi Terhadap Wanita, Dalam, Tapi Grafika, Jakarta, 2011.
Omas Ihromi, Sulistyowati Irianto dan Panjaitan Irwan Petrus & Chairijah, Pidana
Achie Sudiarti Luhulima, (Penyunting) Penjara Dalam Perspektif Penegak Hukum
Penghapusan Diskriminasi Terhadap Masyarakat dan Narapidana, CV. Indhili.
Wanita, Cetakan ke-l. Alumni, Bandung, Co, Jakarta, Juni 2009.
2000.
44
Lex Administratum, Vol. IX/No. 2/Mar/EK/2021
45