Anda di halaman 1dari 6

UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

Nama : Haifa Khoirunnisa Tafsiri

NIM : 2019010051

Semester :6B1

Matkul : Hukum dan HAM

Pengampu : Suharno.SH.MH

1. Pelaksanaan hak hidup ini di Indonesia ;


Indonesia merupakan negara yang mengakui eksistensi Hak Asasi Manusia, dalam
Undang-undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan juga dalam
perkembangan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 yang ke-2 dari pasal 28A-28J
yang pokoknya membahas tentang Hak Asasi Manusia. Lebih dari itu Indonesia
mempertegas pengakuan atas penegakan Hak Asasi Manusia dengan amanat TAP MPR
NO XVII tahun 1998 tentang pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). Namun, pengakuan hak asasi manusia tidak mengarah pada
penghapusan hukuman mati, dan hukuman mati masih digunakan dan diakui di
Indonesia. Dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) secara tegas
mengatur tentang pidana mati sebagai pidana pokok. Pada Pasal 10 huruf a KUHP
menyatakan, Pidana pokok terdiri dari, Pidana mati, Pidana penjara, Pidana kurungan,
Pidana denda, Pidana tutupan.

Dalam hal atau keadaan yang sangat luar biasa yaitu demi kepentingan hidup ibunya
dalam kasus aborsi atau berdasarkan putusan pengadilan dalam kasus pidana mati,
maka tindakan aborsi atau pidana mati dalam hal dan atau kondisi tersebut, masih dapat
diizinkan. Hanya pada dua hal tersebut itulah hak untuk hidup dapat dibatasi. Pada
Pasal 9 UU HAM diketahui bahwa dalam kondisi tertentu seperti pidana mati, hak
untuk hidup dapat dibatasi.

1
UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

Hak untuk hidup dan hukuman mati akan selalu mengundang pro dan kontra. Di satu
sisi, hak untuk hidup memang benar dijamin dalam konstitusi Indonesia, namun di lain
sisi hak tersebut juga dapat dibatasi dengan instrumen hukum seperti undang-undang,
putusan pengadilan dan konvensi internasional. Konstitusionalitas hukuman mati
tersebut diperkuat oleh Putusan MK No. 2-3/PUU-V/2007.

2. 4 hak dasar anak yang harus dilindungi oleh Negara :


1) Hak untuk bertahan hidup (Survival Righ)
Hak kelangsungan hidup adalah hak anak untuk mempertahankan hidup serta
mendapatkan standar kesehatan dan perawatan yang baik. Hak kelangsungan hidup
juga memberikan hak pada anak untuk mengetahui tentang keluarga dan identitas
dirinya. Hak ini bisa didapatkan oleh anak dari orang tua, keluarga, atau orang
dewasa yang merawatnya.
2) Hak Untuk mendapatkan Perlindungan (Protection Right)
Hak perlindungan berarti anak mendapatkan hak perlindungan diri dari kekerasan,
keterlantaran, eksploitasi, dan diskriminasi.
Hak ini membuat anak bisa melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan
kebudayaan dengan bebas.
3) Hak untuk tumbuh kembang( developmen Right)
Hak tumbuh kembang berarti anak berhak mendapatkan pendidikan untuk meraih
standar hidup yang layak. Standar tersebut meliputi perkembangan mental, fisik,
spiritual, sosial, dan moral. Dengan hak ini, anak-anak berhak untuk belajar di
sekolah, bermain, dan beristirahat. Anak-anak juga berhak memperoleh tempat
tinggal dan mendapatkan makanan serta minuman secara layak demi mendukung
tumbuh kembangnya.
4) berpartisipasi(Partisipation Right).
Hak berpartisipasi memberikan hak bagi anak untuk bisa mengemukakan pendapat
dengan bebas sesuai dengan kehidupannya sebagai anak-anak. Anak-anak juga
berhak mendapatkan informasi sesuai dengan usianya.

2
UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

Adapun langkah pemerintah terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak yaitu:
1) Pemerintah membuat program, misalnya:
Penerbitan akta kelahiran gratis bagi anak;
Pendidikan tentang cara pengasuhan tanpa kekerasan kepada orangtua dan guru;
Layanan kesehatan untuk anak;
Meningkatkan anggaran pendidikan dasar dan menggratiskan biaya pendidikan
dasar.
2) DPR/DPRD membuat UU/Perda untuk melindungi anak dari tindak kekerasan dan
eksploitasi, mengancam pelaku dengan ancaman hukuman sehingga diharapkan bisa
menimbulkan efek jera.
3) Jajaran penegak hukum (polisi, jaksa) dan penegak keadilan (hakim) memproses
setiap pelanggaran hak anak dengan tegas, tanpa pandang bulu, dan memberi sanksi yg
setimpal dengan pelanggaran yang dilakukan
3. 1. Hak atas pendidikan
Setiap perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan, dari
tingkat dasar hingga universitas.Harus ada penghapusan pemikiran stereotip mengenai
peranan laki-laki dan perempuan dalam segala tingkatan dan bentuk pendidikan,
termasuk kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa.

2. Hak atas pekerjaan


Setiap perempuan berhak untuk memiliki kesempatan kerja yang sama dengan laki-
laki.Hak ini meliputi kesempatan yang sama dari proses seleksi, fasilitas kerja,
tunjangan, dan hingga hak untuk menerima upah yang setara.Selain itu, perempuan
berhak untuk mendapatkan masa cuti yang dibayar, termasuk saat cuti melahirkan.
Perempuan tidak bisa diberhentikan oleh pihak pemberi tenaga kerja dengan alasan
kehamilan maupun status pernikahan.

3. Hak atas Kesehatan


Perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan bebas dari kematian pada saat
melahirkan, dan hak tersebut harus diupayakan oleh negara.Negara juga berkewajiban

3
UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

menjamin diperolehnya pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan KB, kehamilan,


persalinan, dan pasca-persalinan.

4. Hak dalam bidang Ekonomi dan Sosial


Perempuan berhak mendapatkan kebebasan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
sipil atau apapun lainnya, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan
antara laki-laki dan perempuan.
5. Hak- hak Kusus wanita Pedesaan
Perempuan pedesaan berhak mempertahankan kehidupan keluarganya, termasuk
pekerjaan mereka di luar sektor moneter dalam ekonomi. Menghapuskan diskriminasi
terhadap perempuan di pedesaan dalam rangka memberi kepastian, berdasarkan
persamaan antara laki-laki dan perempuan, bahwa mereka turut berpartisipasi dan
mendapat keuntungan dari pembangunan desa.

Konvensi perempuan menekankan hak-hak tersebut dalam hal:


Hak dibidang pendidikan (pasal 10)
Hak kerja (pasal 11)
Hak dalam bidang kesehatan (pasal 12)
Hak dalam bidang ekonomi dan sosial (pasal 13
Hak-hak khusus untuk perempuas perdesaan (pasal 15)

4. Kewajiban untuk melindungi (obligation to protect) dapat diartikan sebagai kewajiban


negara untuk melindungi HAM setiap individu yang ada dalam kekuasaannya dari
berbagai bentuk pelanggaran HAM. Perlindungan HAM meliputi perlindungan dari
pelanggaran yang dilakukan oleh negara sendiri atau entitas non negara. Kewajiban
untuk menghormati, memenuhi, dan melindungi HAM tidak dapat diingkari oleh pihak
manapun termasuk negera karena hal ini merupakan kewajiban untuk melindungi
kepentingan umat manusia (obligations erga omnes)

4
UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

Kewajiban untuk menghormati (obligation to respect) secara luas diartikan dengan


sikap negara untuk menahan diri supaya tidak melakukan campur tangan (intervensi)
kecuali sesuai dengan hukum yang berlaku.

Kewajiban untuk memajukan HAM yaitu negara sebagai entitas yang mempunyai
power dianggap mampu untuk menjalankan misi pemajuan HAM secara global.
Konsekuensi dari hal ini adalah negara akan selalu dituntut untuk melaksanakan
kewajibannya dalam rangka pemajuan HAM.

Kewajiban negara untuk menegakan HAM apabila terjadi pelanggaran HAM di suatu
negara maka negara tersebut wajib hukumnya untuk melakukan penegakan hukum.
pertama, negara harus menerapkan prinsip equality before the law; kedua, mencegah
segala impunitas; ketiga, menghentikan konflik dan membentuk komisi kebenaran dan
rekonsiliasi; keempat; mengadili pelaku melalui pengadilan HAM dan harus didasarkan
pada peraturan dalam instrumen hukum internasional untuk menjamin standar lembaga
penegakan hukum dan kelima, senantiasa memastikan kejahatan tersebut tidak terulang
lagi

Kewajiban untuk memenuhi (obligation to fulfill) adalah kewajiban negara untuk


mengambil tindakan baik secara legislatif maupun administratif dan secara praktis
dalam rangka memenuhi dan menjamin pemenuhan dan pelaksanaan HAM.

Langkah negara dalam pelaksanaan kewajiban –kewajiban tsb:


Memasukkan HAM ke dalam UUD 1945 dan melakukan penyesuaian terhadap
pasal-pasal yang berkaitan dengan penegakan HAM
Menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan sebagai instrumen nasional
HAM
Membentuk Komisi Nasional HAM dan Pengadilan HAM, serta lembaga-lembaga
lain yang berwenang dalam penegakan HAM

5
UAS HUKUM DAN HAM FH UIBS

Menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM dengan menyeret para pelakunya ke


pengadilan HAM.
5. Kriteria perbuatan yg dianggap sebagai Penyiksaan :
Rasa sakit/penderitaan yg hebat thdp fisik/mental
Dilakukan oleh / seizin / sepengetahuan pejabat publik
Tujuan: mendapat pengakuan / info, penghukuman, ancaman, paksaan, alasan
diskriminasi

Kriteria perbuatan yg dianggap sebagai pelanggaran HAM :

Menurut Pasal 1 angka 6 UU 39 Tahun 1999, pengertian pelanggaran HAM adalah


“setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku”.

Anda mungkin juga menyukai