CRPD mengakui bahwa disabilitas perempuan dan anak perempuan rentan terhadap
diskriminasi ganda (Pasal 6 ayat 1), atau diskriminasi berlapis. Disabilitas perempuan rentan
karena sebagai perempuan dan sebagai disabilitas. Sedangkan tingkat kerentanan anak
perempuan yang disabilitas lebih tinggi, karena tiga status sosial yang disandangnya, yakni
sebagai anak, sebagai perempuan, dan sebagai disabilitas.
CRPD menegaskan bahwa semua tindakan terkait dengan disabilitas anak, maka kepentingan
terbaik anak harus menjadi pertimbangan utama (Pasal 7 ayat 2). Kepentingan terbaik bagi
anak (best interest of the child) juga merupakan prinsip dalam konvensi hak anak
(Convention on the Rights of the Child, CRC 1989).
Disabilitas anak memiliki hak untuk mengemukakan pandangan mereka sesuai dengan usia
dan kematangan, atas dasar kesetaraan dengan anak lainnya, dan disediakan bantuan dan
sesuai dengan usia mereka (Pasal 7 ayat 3). Penghargaan terhadap pandangan anak (respect
for the views of the child) merupakan prinsip dalam CRC.
Aksesibilitas
Pasal 9 CRPD menyebutkan agar disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi
secara penuh dalam semua aspek kehidupan, maka negara mengambil kebijakan yang sesuai
untuk menjamin akses bagi disabilitas, atas dasar kesetaraan terhadap lingkungan fisik,
transportasi, informasi, dan komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan
komunikasi, serta terhadap fasilitas dan layanan lainnya yang terbuka atau tersedia untuk
publik, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Kebijakan-kebijakan ini, yang harus meliputi identifikasi dan penghapusan kendala serta
halangan terhadap aksesibilitas, harus diterapkan pada (a) gedung, jalan, sarana transportasi,
dan fasilitas dalam dan luar ruang lainnya, termasuk sekolah, perumahan, fasilitas medis,
dan tempat kerja; (b) Informasi, komunikasi, dan layanan lainnya, termasuk layanan
elektronik dan layanan gawat darurat; ’(c) mengembangkan, menyebarluaskan, dan
memantau pelaksanaan standar minimum dan panduan untuk aksesibilitas terhadap fasilitas
dan layanan yang terbuka atau tersedia untuk publik; (d) menjamin bahwa sektor swasta yang
menawarkan fasilitas dan layanan yang terbuka atau tersedia untuk publik
mempertimbangkan seluruh aspek aksesibilitas bagi disabilitas; (e) menyelenggarakan
pelatihan bagi pemangku kepentingan tentang masalah aksesibilitas yang dihadapi oleh
disabilitas; (f) menyediakan di dalam gedung dan fasilitas lain yang terbuka untuk publik,
tanda-tanda dalam huruf Braille dan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami; (d)
menyediakan bentuk-bentuk bantuan langsung dan perantara, termasuk pemandu, pembaca,
dan penerjemah bahasa isyarat profesional, untuk memfasilitasi aksesibilitas terhadap gedung
dan fasilitas lain yang terbuka untuk publik; (g) meningkatkan bentuk bantuan dan dukungan
lain yang sesuai bagi disabilitas untuk menjamin akses mereka terhadap informasi; (h)
Meningkatkan akses bagi disabilitas terhadap sistem serta teknologi informasi dan
komunikasi yang baru, termasuk internet; dan (i) memajukan sejak tahap awal desain,
pengembangan, produksi, dan distribusi teknologi dan sistem informasi dan komunikasi yang
dapat diakses, sehingga teknologi dan sistem ini dapat diakses dengan biaya yang minimum.
Sebagaimana disebutkan pada bagian Pembukaan CRPD huruf bahwa, konvensi internasional
yang komprehensif dan integral untuk memajukan dan melindungi hak-hak dan martabat
disabilitas akan memberikan kontribusi signifikan guna mengatasi ketidakberuntungan sosial
yang mendalam dari disabilitas dan memajukan partisipasi mereka pada lingkup sipil, politik,
ekonomi, sosial, dan kebudayaan berdasarkan kesempatan yang setara, baik di negara
berkembang maupun negara maju.[]