Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB


UPT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT LAWAWOI
Jl. Jend.Sudirman No.31 Uuale Telp.(0421) 3581670 Kec.Watang Pulu Kab.Sidrap

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM REHABILITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (RBM)

UPT PUSKESMAS LAWAWOI

I. PENDAHULUAN

Program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat adalah salah


satu program yang didukung oleh Kemenkes. Program ini focus pada 3
hal, yakni : 1) Dukungan penguatan sumber-sumber penghidupan, 2)
Dukungan mendapatkan akses pelayanan untuk disabilitas, 3)
Dukungan penguatan kapasitas orang dengan disabilitas. Tujuan
program ini mendorong berbagai pihak, yakni masyarakat, pemerintah
dimana difabel tinggal untuk berkontribusi memberikan rehabilitasi
fisik, mental dan memberikan aksesibilitas dalam berbagai hal.

Dukungan akses pelayanan kesehatan bekerjasama dengan


beberapa pihak, diantaranya Dinas sosial dan Dinas Kesehatan melalui
Puskesmas Lawawoi. Beberapa hal yang diharapkandilakukan selama
perjalanan program dalam aspek kesehatan, yakni : Dukungan alat
bantu untuk difabel, fasilitasi asuransi kesehatan melalui kartu BPJS
kesehatan, bekerjasama dengan Puskesmas Lawawoi untuk membuka
layanan terapi. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah penguatan
kapasitas untuk kader RBM. Kader adalah orang kunci yang berada
pada barisan depan jika kita berbicara tentang perkembangan tumbuh
kembanh anak, masyarakat dengan gangguan fungsional. Sejak usia
kehamilan ibu pada bulan pertama, kader posyandu sudah berperan
ikut menentukan masa depan anak dari aspek kesehatan, masyarakat
dengan gangguan fungsional dan tumbuh kembang.

Berbicara tentang bayi dan anak dengan disabiltas, kadang kita


lupa akan peran kader posyandu. Yang selama ini terjadi, jika ada anak
atau keluarga kita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang
anak, kita baru menyadari untuk melakukan rehabilitasi atau
pengobatan setelah berjalan beberapa tahun. Untuk meminimalisir
penyimpangan tumbuh kembang anak ke disabilitas dan masyarakat
dengan gangguan fungsional.

Untuk memperkenalkan konsep Rehabilitasi Bersumberdaya


Masyarakat (RBM) para kader akan diberikan bekal tentang kerangka
kerja RBM. Diharapkan dengan memahami kerangka RBM dapat dipakai
dalam menangani orang dengan disabilitas di lingkungannya.

II. LATAR BELAKANG


Seringkali mereka yang menyandang cacat mendapatkan
perlakuan yang berbeda dari masyarakat. Padahal sesungguhnya
mereka memiliki hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya,
tidak seharusnya mereka yang menyandang cacat dihina atau
dipermalukan.Bukan hanya memiliki hak yang sama, kesempatan
apapun di dunia ini juga berlaku untuk penderita disabilitas.
Disabilitas dan pandangan masyarakat adalah dua hal yang saling
berkaitan, tetapi berbeda masyarakat memiliki pandangan yang berbeda
terhadap para penyandang disabilitas yang ada di dalam lingkungan
mereka. Umumnya masyarakat menganggap keberadaan mereka sebagai
aib keluarga, biang masalah, hingga kutukan akan sebuah dosa yang
pada akhirnya semakin memojokkan para penyandang disabilitas atau
orang yang memiliki kecacatan fisik dan akhirnya mereka tersingkirkan
dari pergaulan masyarakat baik sosial maupun interaksi.
Keberadaan kaum disabilitas ini layak mendapatkan perhatian
yang serius dari masyarakat serta pemerintah. Upaya pemerinta dalam
melindungi kehidupan disabilitas sudah tertuang dalam berbagai
peraturan perundang-undangan yang ada. Contohnya adalah
Perlindungan Hukum seperti yang tercantum dalam UUD 1945 No.4
Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat, UU No.28 Tentang Bangunan
Gedung, dan lainnya. Dengan adanya paying hokum tersebut
diharapkan tercipta sebuah tata kehidupan yang mendorong disabilitas
untuk turut aktif berpartisipasi mengembangkan potensi dalam bidang
pendidikan, pekerjaan, kesehatan, kesejahteraan sosial maupun bidang
lainnya.
Dewasa ini, populasi penyandang cacat cenderung meningkat, hal
ini disebabkan bahwa kecelakaan lalu lintas, efek obat-obatan, gizi yang
buruk, gaya hidup yang kurang sehat dan sebagainya. Berbagai
permasalahan yang ada, seperti kurangnya perhatian masyarakat
terhadap rehabilitasi penyandang cacat, terbatasnya fasilitas untuk
tempat pelayanan dan rehabilitasi, terbatasnya tenagaprofesional
pelayanan dan rehabilitasi sosial dan penyandang cacat dan rendahnya
pendidikan dan ekonomi, masih dirasakan oleh sebagian besar para
penyandang cacat.

III. TUJUAN KEGIATAN


1. Tujuan Umum
Memandirikan penyandang disabilitas di wilayah binaan sesuai
dengan tingkat kedisabilitasannya.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengetahuan kepada kader / nakes tentang
cara melakukan deteksi dini masyarakat dengan gangguan
tubuh fungsional.
b. Kader / Nakes dapat merujuk pasien yang mengalami
penyimpangan tumbuh kembang dan gangguan tubuh
fungsional untuk mendapatkan terapi.
c. Kader memahami konsep RBM

IV. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Nakes / Kader dapat melakukan deteksi dini untuk pasien dengan
gangguan fungsional tubuh dan bayi / balita yang mengalami
penyimpangan tumbuh kembang.
2. Pasien yang mengalami gangguan tubuh fungsional dan pasien
penyimpangan tumbuh kembang anak dirujuk untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
3. Nakes / Kader dapat menerapkan konsep RBM di lingkungannya.

IV. TATA NILAI


1. Kedisiplinan
Adalah suatu sikap menghargai, menghormati, patuh dan taat
kepada peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang ada di tempat kerja.
2. Kerjasama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
3. Kebersihan
Adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,
sampah dan bau kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya
kesehatan.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO. Kegiatan pokok Rincian Kegiatan


1. Sosialisasi dan pemetaan Memberikan sosialisasi dan
matriks sesuai kebutuhan pembinaan wilayah dalam hal
pasien disabilitas,deteksi dan rehabilitasi

2. Pelatihan Kader RBM -Deteksi dini disabilitas


-Menerapkan konsep rehabilitasi
bersumberdaya masyarakat

3. Pembinaan penyandang Evaluasi hasil kegiatan RBM


disabilitas

4. Merujuk penyandang Kader merujuk penyandang


disabilitas disabilitas yang memerlukan
tindak lanjut dari dokter

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan dengan melalui koordinasi dengan lintas
sektor, Kader, Pengelola Program yang terkait.

VII. SASARAN
1. Penyandang disabilitas fisik
2. Penyandang disabilitas mental
3. Penyandang disabilitas fisik dan mental
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Jenis Jadwal Kegiatan


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Sosialisasi
dan
pemetaan
v
matriks
sesuai
kebutuhan
pasien

2. Pelatihan v
Kader RBM
v v v
3. Pembinaan v v v v V v v v v v v V

Penyandang
Disabilitas
4. Merujuk v v v v V v v v v v v V
Pasien
Disabilitas

IX. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
setiap selesai melaksanakan kegiatan.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap akhir bulan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Lawawoi Penanggung Jawab

drg. Mulyana, M.Kes dr. Rahmiani Syamsuddin


Nip.19690921 200312 2 004 Nip.19830620 201001 2 026
DOKUMENTASI KEGIATAN PROGRAM RBM

( REHABILITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT )

Anda mungkin juga menyukai