AND
U
Pos Pelayanan Terpadu
POSYANDU
Hafidh Hibatullah – 12100120668
Agistha Novta Auliya – 12100120627
Refita Trianisya - 12100120631
Preseptor: dr. Dewi Syafitri
SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & KESEHATAN
KERJA
PUSKESMAS SOREANG/FK UNISBA
2022
Salah satu bentuk upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
POSYANDU
POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
TUJUAN
mendapatkan informasi
layanan dalam Efisiensi pelayanan
dan pelayanan kesehatan
pemecahan masalah
dasar kesehatan
kesehatan
Bagi puskesmas
.
Langkah – langkah pembentukan posyandu
Penyelenggaraan Kegiatan
● Kegiatan rutin
diselenggarakan oleh kader
posyandu dengan bimbingan
puskesmas dan sektor
terkait. Jumlah minimal
kader 5 orang.
● Pelayanan mengacu pada
sistem/pola 5 meja (sistem
5 langkah)
Penyelenggaraan Posyandu
Tugas dan Tanggungjawab Tugas dan Tanggungjawab
Para Pelaksana Para Pelaksana
• Kader - Pada hari buka: pendaftaran,
- Sebelum hari buka: penimbangan, pengisian KMS,
menyebarluaskan hari buka, penyuluhan, membantu petugas
mempersiapkan tempat dan kesehatan, melengkapi &
sarana, pembagian tugas, membahas hasil kegiatan
berkoordinasi dengan petugas
kesehatan, bahan penyuluhan.
Penyelenggaraan Posyandu
Tugas dan Tanggungjawab Tugas dan Tanggungjawab
Para Pelaksana Para Pelaksana
-Diluar hari buka: ● Petugas Puskesmas
Pemutakhiran data sasaran (ibu Kehadiran satu kali sebulan
hamil, nifas, menyusui, bayi - Membimbing kader,
menyelenggarakan pelkes & KB di
dan anak balita), diagram
meja 5, penyuluhan & konseling,
batang (balok) SKDN (Semua
menganalisa & melaporkan hasil
balita, Kartu Menuju kegiatan serta menyusun rencana
Sehat/KIA, Datang pada hari kerja, deteksi dini tanda bahaya
buka, Naik berat badannya), pada ibu hamil bayi dan balita
tindak lanjut
Penyelenggaraan Posyandu
Tugas dan Tanggungjawab Tugas dan Tanggungjawab
Para Pelaksana Para Pelaksana
• Stakeholder - Instansi/Lembaga terkait:
- Camat: PJ Pokjanal posyandu BPMPD, Dinkes, SKPD KB,
kecamatan (mengkoordinasi hasil BAPPEDA, Disdik, Kementrian
kegiatan & RTL, dukungan, agama, dll
pembinaan) - Pokja posyandu: mengelola data,
- Lurah/Kepala Desa: PJ Pokja menyusun rencana, analisis,
posyandu desa (dukungan, bimbingan dan binaan,
koordinasi masyarakat & kader menggerakan masyarakat,
posyandu, menindaklanjuti hasil melaporkan hasil
kegiatan, pembinaan)
Penyelenggaraan Posyandu
Tugas dan Tanggungjawab Tugas dan Tanggungjawab
Para Pelaksana Para Pelaksana
- Tim Penggerak PKK: aktif - LSM: penyuluhan,
dalam kegiatan, menggerakan dukungan sarana dan dana
masyarakat, penyuluhan, - Swasta/dunia usaha:
melengkapi data dukungan sarana dan dana,
- Tokoh masyarakat: menggali
sukarelawan
sumber daya, membina
kegiatan, menggerakan
masyarakat
Penyelenggaraan Posyandu
Pembiayaan Pembiayaan
PENCATATAN PELAPORAN
Format baku sesuai dengan Tidak wajib, jika dibutuhkan
program kesehatan, SIP dan harus mengambil langsung
SIM ke posyandu
● Buku register KelB, KB, ibu
hamil melahirkan dan nifas,
WUS, PUS, bayi, balita,
KUB, catatan keuangan, dll
Pembinaan Posyandu
Pembinaan dilaksanakan secara terpadu melalui pokja
posyandu di tingkat desa/kelurahan
Pembinaan meliputi:
- Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengurus
dan kader
- Pembinaan administrasi penyelenggaraan dan
keuangan
BENTUK PEMBINAAN
- Rapat koordinasi berkala Pokja Posyandu
- Kunjungan bimbingan dan fasilitasi
- Menghadiri rapat-rapat yang diselenggarakan
masyarakat
- Penghargaan kepada pengurus dan kader posyandu
yang berprestasi
Pembinaan Posyandu
Posyandu Pratama - Intervensi: mengikutsertakan toma
- Kegiatan belum rutin, jumlah kader sebagai motivator dengan melakukan
sangat terbatas (<5) pelatihan toma, menggiatkan kader,
- Masyarakatanya belum siap meningkatkan cakupan, menerapkan
- Intervensi: memotivasi masyarakat, pendekaran PKMD
menambah jumlah kader
Posyandu Madya
- Kegiaran sudan > 8 kali/tahun, rata- Tingkat Perkembangan
rata jumlah kader 5 orang/lebih, Posyandu
cakpan kegiatan utama < 50%
Pembinaan Posyandu
Posyandu Purnama Posyandu Mandiri
- Melaksanakan kegiatan > 8 - Melaksanakan kegiatan > 8
kali/tahun, rata-rata jumlah kader 5 kali/tahun, rata-rata jumlah kader 5
orang/lebih, cakupan kegiatan utama > orang/lebih, cakupan kegiatan utama >
50%, menyelenggarakan program 50%, menyelenggarakan program
tambahan, memperoleh pembiayaan tambahan, memperoleh pembiayaan
dari dana sehat dengan peserta masih dari dana sehat dengan peserta > 50%
terbatas (<50% KK) KK
- Intervensi: sosialisasi program dana - Intervensi: pembinaan program dana
sehat, pelatihan dana sehat sehat, memperbanyak program
tambahan
Pembinaan Posyandu
Posyandu Purnama Posyandu Mandiri
- Melaksanakan kegiatan > 8 - Melaksanakan kegiatan > 8
kali/tahun, rata-rata jumlah kader 5 kali/tahun, rata-rata jumlah kader 5
orang/lebih, cakupan kegiatan utama > orang/lebih, cakupan kegiatan utama >
50%, menyelenggarakan program 50%, menyelenggarakan program
tambahan, memperoleh pembiayaan tambahan, memperoleh pembiayaan
dari dana sehat dengan peserta masih dari dana sehat dengan peserta > 50%
terbatas (<50% KK) KK
- Intervensi: sosialisasi program dana - Intervensi: pembinaan program dana
sehat, pelatihan dana sehat sehat, memperbanyak program
tambahan
Pembinaan Posyandu
EDU
KASI
EDUKASI
KESEHATAN
Hafidh Hibatullah – 12100120668
Agistha Novta Auliya – 12100120627
Refita Trianisya - 12100120631
Preseptor: dr. Dewi Syafitri
SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & KESEHATAN
KERJA
PUSKESMAS SOREANG/FK UNISBA
2022
Definisi Edukasi
Perilaku juga menyangkut dimensi kultural, berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai
adalah acuan tentang hal-hal yang dianggap baik dan dianggap buruk. Norma adalah aturan
tidak tertulis (norma sosial) dan aturan tertulis (norma hukum).
Sistem nilai dan norma merupakan rambu-rambu seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatanan untuk
dianut oleh individu-individu atau masyarakat tatanan tersebut. Inilah yang juga disebut
sebagai faktor-faktor predisposisi (predisposing factors).
● Sistem nilai dan norma, sebagai sistem sosial, adalah sesuatu dinamis. Sistem nilai
dan norma suatu masyarakat bisa jadi akan berubah jika terjadi perubahan-
perubahan lingkungan dari masyarakat yang bersangkutan. Jadi, antara sistem nilai
dan norma di satu pihak dengan individu-individu masyarakat di pihak lain bisa
berbeda. Hubunan sistem nilai dan norma mempengaruhi perilaku individu,
perilaku individu yang berubah akan dapat memepengarungi sistem nilai dan
norma.
● Untuk sistem nilai dan norma yang sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan, perlu
diupayakan terpeliharanya sistem nilai dan norma tersebut. Sedangkan untuk sistem
nilai dan norma yang tidak sesuai, perlu dilakukan upaya untuk mengubah sistem
nilai dan norma tersebut melalui perubahan perilaku individu-individu atau
masyarakat. Individu-individu atau masyarakat yang memiliki potensi besar untuk
mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang disebut dengan pemuka
masyarakat atau tokoh masyarakat, baik yang formal maupun yang informal.
Mereka inilah yang berperan sebagai faktor-faktor pendorong (reinforcing factors).
Sasaran Edukasi Kesehatan
1) Sasaran Primer
Sasaran primer seperti masyarakat umum yang mempunyai latar belakang yang heterogen,
dikelompokan menjadi kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita,
anak sekolah, remaja, pekerja di tempat kerja, dan sebagainnya. yang diharapkan untuk
mempraktekkan PHBS.
2) Sasaran Sekunder
Tokoh masyarakat (formal maupun informal) dapat dijadikan sebagi sasaran sekunder
dengan cara memberikan kemampuan untuk menyampaikan pesan dan panutan bagi
masyarakat disekelilingnya.
3) Sasaran Tersier
Masyarakat seringkali tidak mampu untuk mewujudkan perilaku hidup sehat. Oleh
karena itu, masyarakat memerlukan faktor pemungkin (enabling) yakni sarana dan
prasarana untuk terwujudnya perilaku tersebut dengan dukungan dan pembuat keputusan
dari tingakat lokal, misalnya lurah, camat, bupati, atau pejabat pemerintah setempat
sebagai tersier.
● Upaya intervensi perilaku dalam bentuk:
● a. Tekanan (enforcement)
• Dalam bentuk peraturan, tekanan dan sanksi
• Perubahan cepat tapi tidak langgeng
b. Edukasi (education)
• Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran dll
• Perubahan lama tapi dapat langgeng
Jadi di dalam promosi kesehatan, tercakup:
upaya-upaya untuk melahirkan atau mengubah perilaku yang bersifat “sukarela”, yakni
melalui pendidikan kesehatan, dan
b. Upaya-upaya yang bersifat “memaksa” melalui peraturan dan penciptaan lingkungan.
Metode dan media edukasi kesehatan
● Pengertian media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan yaitu alat yang
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran.
● Disebut media promosi kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan‐ pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.
● Jenis dan karakteristik media dalam pembelajaran terdiri dari beberapa macam :
1) Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio, kaset, dan lain‐lain. Media ini tidak cocok untuk orang yang memiliki kelaianan
pendengaran.
2) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media visual
menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto gambar atau lukisan, cetakan.
Adapula yang menampilkan gambar atau symbol bergerak seperti film bisu.
3) Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
TERIMA
KASIH