Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Disabilitas merupakan suatu ketidakmampuan tubuh dalam melakukan suatu aktivitas
atau kegiatan tertentu sebagaimana orang normal pada umumnya yang disebabkan oleh
kondisi ketidakmampuan dalam hal fisiologis, psikologis dan kelainan struktur atau fungsi
anatomi.
Penyandang disabilitas yang sehari-hari disebut sebagai orang cacat, sering dianggap
sebagai warga atau masyarakat yang tidak produktif, tidak mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sehingga hak-haknya pun diabaikan.
Masalah yang dihadapi penyandang disabilitas memiliki kesamaan dengan penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
merupakan seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan
tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenya tidak dapat menjalin hubungan yang
serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memnuhi kebutuhan
hidupnya (JAsmani, roani dan sosial) secara memadai dan wajar.
Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, ketelantaran,
kecacatan, ketunaan sosila maupun perubahan lingkungan ( Secara mendadak) yang kurang
mendukung atau menguntungkan.
Tugas tersebut diarahkan pada upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial, yaitu proses
refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang disabilitas mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Kementerian
sosial juga diberi mandat dalam UU No. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat untuk
pemberian bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Program pemerintah untuk penyandang disabilitas adalah :
1. Rehabilitasi sosial berbasis Non-institusi yaitu unit pelayanan sosial keliling (UPSK), dan
loka Bina Karya (LBK)
2. Rehabilitasi sosial berbasis institusi
3. Rehabilitasi berbasis keluarga/masyarakat (RBM)
4. Bantuan sosial bagi organisasi sosial yang bergerak dibidang disabilitas
Unit pelayanan sosial keliling (UPSK) adalah sarana pelayanan sosial yang
bergerak untuk menjangkau lokasi penyandang masalah kesejahteraan sosial, sampai
ketingkat desa atau kelurahan agar dapat memperoleh pelayanan sesuai dengan
permasalahan yang dihadapinya dan mencari solusi terbaik.
Salah satu program pemerintah untuk penyandang disabilitas dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial adalah rehabilitasi berbasis masyarakat yang ditujukan
untuk memobilisasi masyarakat dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi
penyandang disabilitas dan keluarganya dengan memanfaatkan potensi sumber
kesejahteraan sosial setempat.
Tercantum dalam Undang-undang No. 4 tahun 1997 dijelaskan bahwa :
rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan
fisik, mental, dan sosila penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan, dan pengalaman.
Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) adalah suatu strategi penembangan
masyarakat untuk rehabilitasi, kesamaan kesempatan, dan integrasi sosial bagi
penyandangg cacat. RBM dilaksanakan melalui perpaduan antar penyandang cacat,
keluarga dan masyarakat melalui pendekatan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
sosial yang ttepat.
Program RBM digerakkan oleh kader dari masyarakat dalam suatu tim yang
anggotanya terdiri dari berbagai unsure terkait, tokoh masyarakat serta keluarga dan
kelompok disabilitas. Kegiatan utamanya melakukan diteksi dini terhadap kondisi
disabilitas dan pelaksanaan rujukan pada sumber potensi sesuai kebutuhan penyandang
disabilitas. Idealnya dengan adanya UPSK disuatu tempat maka perlu adanya RBM.
II. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) adalah sarana kegiatan bergerak yang kegiatannya
diarahkan untuk menjangkau lokasi penyandang cacat atau PMKS lain sampai ketingkat
des agar dapat memperoleh pelayanan kesejahteraan sosial sedini mungkin, sehingga
permasalahnanya dpat diatasi secara tepat.
B. Tujuan
Program kegiatan sosial keliling memiliki beberapa tujuan yaitu, sebagai berikut :
1. Dalam rangka memepercepat dan memperluas jangkauan pelayanan kesejahteraan
sosial bagi penyandang disabilitas dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) lainnya.
2. Terlayaninya para penyandang disabilitas dan PMKS dalam usaha kesejahteraan
sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
3. Mendorong semua unsure masyarakat / potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
untuk berperan aktif dalam penanganan dan pelayanan kepada penyandang
disabilitas.
4. Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap permasalahan
penyandang disabilitas dan PMKS.
III. Dasar pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan UPSK didasari dengan landasan hukum dala program kegiatan unit
pelayanan sosial keliling (UPSK), sebagai berikut :
1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2
2. UU tentang Pokok-pokok Pemerintah Daerah NO. 5 Tahun 1974
3. Keputusan Presiden tentang tugas dan fungsi Departemen No. 44 tahun 1974
4. Keputusan Presiden tentang Koordinasi Usaha Kesejahteraan Sosial bagi penyandang
cacat No. 19 tahun 1983
5. UU No. 19 tahun 2011 tentang Pengesaha Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang
Disabilitas
6. UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial ( Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 No. 12, Tambahan Lembaran Negara Indonesia No. 4967).
7. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 10 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

Anda mungkin juga menyukai