Masnuryati, S.E
DAFTAR ISI
ii
iii
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
PENDAHULUAN.....................................................................................
TUJUAN PEMBELAJARAN ..................................................................
PENGERTIAN ........................................................................................
KONDISI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA SAAT INI .......................
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELUARGA .......................................
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA ..........................................
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA LANSIA TANGGUH ........
PENUTUP ...............................................................................................
1
1
2
3
7
8
13
15
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta diharapkan dapat memahami
kebijakan pembangunan keluarga dalam mewujudkan Lansia tangguh.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta diharapkan dapat:
a. menjelaskan pengertian keluarga, Lansia, dan Lansia tangguh;
b. menjelaskan kondisi kependudukan di Indonesia saat ini;
c. menjelaskan kebijakan pembangunan keluarga;
d. menjelaskan program pembangunan keluarga;
e. menjelaskan program pembangunan keluarga Lansia tangguh.
C. PENGERTIAN
1. Keluarga
Keluarga menurut Undangundang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
bahagia
sejahtera.
2. Lansia
Lanjut usia menurut Undang-undang No.
Di beberapa negara maju yang sudah memiliki standar hidup yang lebih baik
di bidang ekonomi dan kesehatan, menggunakan batasan usia lanjut 65
tahun ke atas.
Kategori Lansia dapat dibagi menjadi 3 kelompok (Haryono Suyono) sebagai
berikut.
a. Lansia muda
b. Lansia dewasa
c. Lansia paripurna
3. Lansia Tangguh
Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok Lansia yang mampu
beradaptasi terhadap proses penuaan secara positif, sehingga mencapai
masa tua berkualitas dalam lingkungan yang nyaman. Dengan demikian
Lansia tangguh tetap sehat secara fisik, sosial dan mental melalui siklus
hidupnya, mandiri, aktif dan produktif. Ketangguhan Lansia dapat diukur
melalui indikator 7 dimensi Lansia tangguh.
D. KONDISI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA SAAT INI
1. Penduduk Indonesia Tahun 2010 dan Proyeksi Penduduk Tahun 2014
Penduduk Lansia di Indonesia pada dewasa ini merupakan potensi yang
cukup besar yang dari tahun ketahun meningkat jumlahnya. Pada satu sisi
jumlah Lansia yang besar dapat menjadi satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan, namun di sisi lain merupakan satu tantangan yang harus
dihadapi khususnya berkaitan dengan kualitas Lansia.
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 dapat diketahui cukup besarnya
kenaikan proporsi penduduk Lansia tahun 2014 dibandingkan dengan
penduduk usia balita dan remaja sebagai berikut.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Kategori Penduduk
Tahun 2010 dan 2014
No
1.
2.
3.
Kategori
Tahun 2010
Proyeksi Penduduk
23 Juta
64 Juta
17 Juta
Tahun 2014
47, 2 Juta
65, 7 Juta
20, 8 Juta
Penduduk
Anak balita
Remaja
Lansia
Indikator Kualitas
Penduduk
1.
2.
3.
MMR
359/100.000 kelahiran hidup
IMR
42 per 1.000 kelahiran hidup
penduduk hanya tamat SD 60%
4.
ASEAN
69 Tahun
31,02 juta jiwa (13,3% dari total penduduk
7.
Indeks
Pembangunan
Indonesia
66,38 %
8.
Gender
Indeks
Pemberdayaan
62,27%
9.
Gender
Angka pengangguran
5.
6.
penduduk,
Indonesia
masih
5
dihadapkan
pada
berbagai
kondusif
bagi
program
Pembinaan
Ketahanan
dan
Kesejahteraan Keluarga
b. Masih kurangnya tenaga pengelola dan kader/pendamping program
Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya
c. Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (PK3)
belum menjadi program prioritas bagi stakeholder dan mitra kerja
d. Masih kurangnya dukungan data dan informasi berbasis Sistem
Informasi Management (SIM) melalui Teknologi Informasi (TI) yang
akurat dan terkini
Kondisi tersebut di atas akan semakin diperparah dengan meningkatnya
proporsi Lansia dari tahun ke tahun sebagaimana data pada Tabel 3 di
bawah ini.
Tahun
1971
1990
2000
2010
2025
Persentase (%)
4,50
6,90
7,18
7,93
12,65
Lansia
kualitas
anak
penyuluhan,
dengan
dan
pemberian
pelayanan
akses
tentang
informasi,
perawatan,
dan
keluarga
mengandung
yang
memiliki
kemampuan
keuletan
fisik-materiil
dan
guna
ketangguhan
hidup
serta
mandiri
dan
keluarga
Pembangunan
keluarga
berlangsung
sejak
keluarga
tersebut
mewujudkan
pemberdayaan
ekonomi
keluarga
untuk
ketahanan
dan
kesejahteraan
keluarga
dibangun
dengan
masalah
kependudukan
yang
merupakan
masukan
permasalahan
dan
penduduk
kesejahteraan
maka
keluarga
pelaksanaan
berkaitan
dengan
dalam
pola
10
pola
pembinaan
keluarga
tersebut
merupakan
keluarga
yang
berkualitas
yang
dicerminkan
dari
mengembangkan
potensi
keluarga
bimbingan,
dan
motivasi
untuk
membantu
Lansia
mengembangkan potensinya;
b.
c.
dapat
diberdayakan
untuk
membantu
upaya
penerapan
11
Keluarga merupakan sel suatu bangsa, jika sel-sel tersebut tidak kokoh
maka kehidupan suatu bangsa menjadi rapuh.
4. Penanaman Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga
Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga dapat dicapai apabila setiap keluarga menerapkan fungsi-fungsi
yang seharusnya berjalan dalam kehidupan keluarga. Fungsi yang dimaksud
dikenal sebagai 8 Fungsi Keluarga. Setiap fungsi dalam delapan fungsi
keluarga mempunyai nilai moral yang harus di terapkan dan dilatihkan
sehingga menjadi kebiasaan pada
12
d. Fungsi perlindungan
Keluarga menjadi pelindung pertama dan utama dalam menyampaikan
kebenaran dan keteladanan kepada anak dan keturunannya. Nilai moral
yang terkandung dalam fungsi perlindungan adalah rasa aman, pemaaf,
tanggap, tabah, dan kepedulian.
e. Fungsi reproduksi
Keluarga menjadi pengatur reproduksi sehat dan terencana sehingga
anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi penerus yang berkualitas.
Nilai
moral
yang
terkandung
dalam
fungsi
reproduksi
adalah
adalah
percaya
diri,
luwes,
bangga,
rajin,
kreatif,
13
dari
aspek
pemberdayaan
ekonomi
(bekerja,
14
keluarga
yang
mempunyai
Lansia
dan
Lansia
potensial.
Peran kader BKL secara terus menerus ditingkatkan untuk dapat
memberdayakan seluruh keluarga dalam upaya mewujudkan Lansia
tangguh.
15
16