Anda di halaman 1dari 5

Komitmen Kembali ke Indonesia, Rencana Pasca Studi, dan Rencana

Kontribusi di Indonesia

Tragedi terbesar
bukanlah penindasan dan kekejaman yang
dilakukan oleh orang-orang jahat, melainkan
diamnya orang-orang baik terhadap hal tersebut.
_Martin Luther King, Jr_

“Saya percaya bahwa setiap individu harusnya punya kesempatan yang sama untuk
mendapatkan hidup yang lebih baik”. Sejahterah sepantasnya menjadi hak setiap individu sebagai wujud
dari pemenuhan harkat dan martabat manusia yang luhur. Karena kebaikan selalu akan melahirkan
kebaikan yang lainnya.

Perkenalkan saya Yulianus Fransiskus Bili, saya lulus dari Universitas Respati Yogyakarta pada tahun
2011. Selama kuliah saya terlibat dalam sejumlah kegiatan kampus. Saya pernah menjadi pengurus
untuk beberapa organisasi di kampus (Ketua Divisi Pengembangan Minat Bakat Organisasi HMKM, Wakil
Ketua Himpunan Mahasiswa Katolik Se Universitas), terlibat dalam sejumlah kegiatan dan kepanitiaan di
kampus, saya juga pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Anatomi Fisiologi selama 2 tahun.
Pasca kuliah sejak tahun 2013-2015 saya mengabdi di Yayasan Pengembangan Kemanusiaan Donders
(YPKD) Sumba Barat Daya. Lembaga ini fokus pada pengorganisasian dan advokasi komunitas rentan.
Saya terlibat dalam beberapa kegiatan pada lembaga ini:

- Tim penelitian pengembangan usaha ekonomi pada ternak babi (HIVOS)


- Sebagai Koordinator pendampingan komunitas Mantan Perampok dan Pembunuh-(Misereor
Jerman).
- Menerbitkan beberapa serial KOBAR (Koran Selembar untuk komunitas dampingan YPKD)
- Terlibat sebagai relawan untuk serial festival pengkeramatan mata air (Festival Waihumba)
- Saya terlibat dalam beberapa forum (Forum Lintas Aktor dan Forum Perempuan Rahim Ku
SBD).
- Terlibat dalam menulis Booklet Pertanian Organik (YPKD).
- Terlibat dalam pembuatan Buku Bercerita (INSPIRIT).

Kemudian pada tahun 2016-2024 saya mengabdi di Yayasan Harapan Sumba. Lembaga ini fokus pada
penguatan kapasitas, pengorganisasian dan advokasi untuk mendorong perubahan sosial. Saya terlibat
dalam beberapa kegiatan pada lembaga ini:

- Koordinator pengembangan biogas rumah sebagai energi baru dan terbarukan di Sumba Barat
Daya, kerjasama dengan Yayasan Rumah Energi.
- Koordinator Kabupaten untuk program pengembangan wilayah pesisir di Sumba Barat-Sumba
Barat Daya, kerjasama dengan IPB dalam Blue Carbon Consortium.
- Sebagai Monev Officer dalam program penguatan kapasitas Lokal Guide kerjasama dengan
William dan Lily Foundation,

Esai disusun untuk LPDP


@Yulianus Fransiskus Bili
- Sebagai Relationship Manager pada Program Pendampingan Penyandang Disabilitas kerjasama
dengan Misereor Jerman. Sebagai Manajer Relationship tugas saya memastikan seluruh
pelaksanaan kegiatan berkontribusi pada pemenuhan hak penyandang disabilitas di sumba
barat daya. Pada program ini sudah ada setidaknya 3 komunitas difabel yang terbentuk,
beberapa difabel sudah memiliki usaha, bahkan ada yang mendapat penghasilan sebagai
influencer (live tiktok). Saat ini isu disabilitas di Sumba Barat Daya sudah mulai diketahui oleh
banyak pihak. Penyandang disabilitas sudah berkolaborasi dengan berbagai pihak (media,
akademisi, sector usaha, masyarakat sipil dan pemerintah). Saat ini beberapa difabel memiliki
komunitas belajar yang mereka inisiasi dan program pendampingan kami sudah diliput oleh TV
Nasional (TVRI) pada Desember 2023 lalu dalam acara tv Inspirasi Indonesia.
- Saya beberapa kali menjadi moderator Workshop. Saya pernah menginisiasi dan melakukan
advokasi dana desa untuk penelitian stunting di desa Kalingara, Wewewa Tengah, SBD. Saja
pernah menjadi narasumber Seminar Nasional yang diselenggarakan ISMKMI dengan tema
Modern Public Health Education. Saya sering memfasilitasi kegiatan pelatihan dan penyuluhan
di masyarakat. Saya juga terlibat dalam Organisasi Mata Romu Sumba. Saya juga terlibat dalam
diskusi public terkait perumusan PERDA terkait Kota Layak Anak bersama DP3AKB Sumba Barat
Daya. Terlibat dalam diskusi untuk pembangunan rumah belajar di beberapa komunitas
dampingan Yayasan Harapan Sumba dan Aktif mengkampanyekan gerakan cuci tangan selama
masa pandemic COVID-19.

Komitmen Kembali Ke Indonesia

Menurut World Atlas tahun 2023 Indonesia menempati urutan ke 7 sebagai negara dengan jumlah pulau
terbanyak di dunia yaitu lebih dari 17.000 pulau. Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki
tantangan tersendiri dalam memastikan keadilan sosial bagi seluruh warga. Akses terhadap layanan
dasar, kesetaraan ekonomi, keselamatan lingkungan, infrastruktur, penguatan kapasitas warga dan
keberagaman nilai budaya menambah PR besar bagi pemerintah. Hal ini tentu saja berdampak pada
tidak meratanya kesempatan dan peluang yang dimiliki khususnya bagi masyarakat rentan.

Nusa Tenggara Timur (NTT) salah satu provinsi dengan masalah sosial yang cukup tinggi. Misalnya terkait
isu Stunting, NTT menempati urutan pertama dengan angka stunting 37.8% dari standar nasional
sebesar 24.4% pada tahun 2021. Untuk jumlah penduduk miskin berdasarkan jumlah penduduk pada
tahun 2022, NTT menempati urutan ke 3 dari 34 Provinsi dengan persentase sebesar 19,96%. Pada
tahun 2020 menurut data BPS, Provinsi NTT bahkan menempati urutan pertama dengan angka kelahiran
tertinggi se-Indonesia. Untuk sektor pendidikan, lagi-lagi NTT menempati urutan pertama dengan
tingkat penyelesaian pendidikan jenjang SMA paling rendah se-indonesia pada tahun 2022 sebesar
38.47%. Data ini menunjukan bahwa masalah social di NTT masih sangat besar dan memprihatinkan.

Melihat fakta yang ada, saya sebagai warga NTT harus berani mengambil langkah konkrit untuk
berkontribusi pada pengentasan masalah sosial yang ada. Saya tidak bisa hanya diam dan melepaskan
semua tanggung jawab ini kepada pemerintah. Saya yakin pemerintah butuh dukungan semua pihak
untuk bisa bersama-sama mengentaskan kemiskinan, kesenjangan pendidikan, kesetaraan ekonomi dan
masalah sosial lainnya. Untuk bisa berkontribusi pada tujuan tersebut maka saya berkomitmen untuk
kembali ke NTT setelah menyelesaikan studi saya.

Bung Hatta pernah berkata “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya
syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat”. Saya percaya dengan kembali ke

Esai disusun untuk LPDP


@Yulianus Fransiskus Bili
Indonesia saya dapat berkontribusi pada kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Demikian pernyataan
komitmen saya untuk kembali ke Indonesia.

Rencana Pasca Studi

Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas
wilayah 1445,32 Km2 dan jumlah penduduk 326.184 Jiwa pada pertengahan tahun 2023. Secara geografi
kami berada di wilayah paling selatan Indonesia dengan akses yang terbatas pada sejumlah layanan
dasar yang memadai dan professional. Sehingga tidak heran jika menurut data BPS indeks pertumbuhan
di wilayah kami menempati urutan ke 5 sebagai kabupaten termiskin dari 21 kabupaten di NTT pada
tahun 2022. Hal ini tentu saja berdampak pada lahirnya sejumlah masalah baik di bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan sosial budaya. Sampai saat ini kesenjangan sosial, segregasi, relasi kuasa yang
timpang, saling curiga sulit dihindari. Kekerasan sering terjadi, bahkan itu dianggap sebagai cara efektif
untuk menyelesaikan persoalan.

Selama lebih dari 10 tahun terlibat dalam pendampingan warga di Sumba Barat Daya, saya menemukan
bahwa kurangnya kemampuan kritis Warga menjadi faktor utama penyebab sejumlah masalah di
komunitas. Misalnya, pada sektor pendidikan, masih banyak anak-anak yang terhalang pendidikannya
karena dipaksa bolos sekolah untuk mengikuti kegiatan adat tertentu, bekerja di kebun atau
mengerjakan urusan domestic dalam rumah ketika orangtua sedang terlibat dalam kegiatan tertentu.
Pada sektor Ekonomi, masih banyak warga yang berada dibawah garis kemiskinan padahal memiliki
sejumlah potensi dan sumberdaya lokal yang dapat dioptimalkan untuk mendorong ketahanan ekonomi
keluarga. Kemudian pada sektor budaya, masih banyak warga yang menghabiskan sumberdaya financial
untuk terlibat dalam aktivitas budaya yang berlebihan, bahkan harus berhutang jika dibutuhkan.
Kebutuhan untuk terlibat dalam kegiatan budaya kadang lebih penting daripada pendidikan anak,
ekonomi bahkan kesehatan keluarga. Untuk itu kesadaran kritis menjadi penting sebagai panduan dalam
pengambilan keputusan yang vital dalam hidup mereka.

Kondisi di atas diperkuat dengan sejumlah data statistic di provinsi NTT pada tahun 2022.
Terlihat bahwa SBD menempati angka buta huruf urutan nomor 2 se-provinsi NTT dengan presentase
9.12% untuk anak 10 tahun ke atas , kondisi ini diperparah dengan angka kelulusan Diploma IV/S1/S2/S3
yang totalnya hanya 4.86% (menempati urutan ke 3 terendah dari 21 kabupaten se-NTT) pada tahun
2022. Kondisi ini tentu saja dapat menjadi indikasi bahwa memang kemampuan kritis warga di Sumba
Barat Daya cukup rendah.

Penguatan daya kritis warga tidak bisa ditawar lagi. Sebagai bukti bahwa daya kritis dapat
mendorong perubahan sosial, saya akan ceritakan pengalaman sukses saya selama mendampingi
komunitas penyandang disabilitas di SBD. Kami aktif membangun komunikasi, menghubungkan difabel
dengan berbagai pihak dan diskusi intensif serta memberikan sejumlah pelatihan kepada difabel yang
kami damping. Selama kurang lebih 5 tahun pendampingan, kami menemukan sejumlah dampak positif
yang tidak terbayangkan. Beberapa difabel saat ini memiliki komunitas belajarnya sendiri, diminta
sebagai narasumber, ada yang sudah memiliki usaha bengkel kayu, usaha kerajinan, pertanian
hortikultura, bahkan ada yang mendapat penghasil sebagai seorang influencer. Ini sebenarnya bukti
bahwa dengan membangun daya kritis dapat mendorong perubahan sosial dan memungkinkan individu
untuk hidup lebih sejahterah.

Esai disusun untuk LPDP


@Yulianus Fransiskus Bili
Menyadari kondisi tersebut, saya terdorong untuk mempelajari lebih jauh bagaimana
perubahan dapat terwujud di Komunitas. Untuk itu saya akan mengambil jurusan Development Study di
The University Of Melbourne untuk S2 saya. Secara global universitas ini menempati urutan ke 15 dan
urutan 3 se-Australia untuk Jurusan Development Study. Jurusan ini sangat relevan dengan apa yang
saya kerjakan selama hampir 11 tahun terakhir di Sumba. Beberapa mata kuliah yang akan saya ambil:

1. Pelajaran wajib: Development Theories dan Development System and Interventions


2. Pelajaran Inti: The Anthropology of Development dan Development Project Management
and Design
3. Pelajaran Pilihan: Contested Development and Culture, Social Impact assessment and
Evaluation, Monitoring and Evaluation in Development, Social Policy and Development,

Melalui studi dalam beberapa mata kuliah pembangunan tersebut, saya yakin akan mengalami
perkembangan signifikan dalam cara saya memahami dinamika pembangunan, baik di tingkat lokal
maupun dalam konteks perubahan global. Mata kuliah yang berfokus pada teori-teori pembangunan
dan kebijakan memberikan wawasan mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
secara menyeluruh. Dengan pemahaman yang mendalam, saya akan semakin mahir dalam
merencanakan intervensi pembangunan yang terencana dengan baik, mulai dari mengidentifikasi
masalah hingga merumuskan tujuan yang realistis. Keahlian ini menjadi sangat berharga dalam usaha
mendorong perubahan social yang terstruktur dan berdampak positif. Selain itu, belajar tentang
monitoring dan evaluasi dari mata kuliah ini juga memberikan fondasi kuat bagi saya untuk mengukur
dampak proyek pembangunan dengan teliti.

Hal penting lainnya, saya semakin memahami dan mahir dalam pelibatan warga untuk setiap
tahap pembangunan. Proses ini memastikan bahwa perubahan yang diusulkan benar-benar sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi komunitas serta mampu menciptakan dampak yang berkelanjutan.
Dengan demikian, melalui mata kuliah tersebut secara pribadi memberi saya kapasitas yang diperlukan
untuk berkontribusi dalam upaya perubahan sosial di Sumba Barat Daya.

Dengan ini, saya juga berharap dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan kritis
warga. Dengan memperkuat warga, mereka akan terlibat secara aktif dalam proses pengambilan
keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Melalui pendekatan yang partisipatif, saya berupaya
untuk mengajak warga agar dapat memberikan pandangan, aspirasi, dan kebutuhan mereka sendiri,
sehingga perubahan yang diimplementasikan benar-benar mencerminkan keinginan dan kepentingan
bersama. Dengan cara ini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan di mana kemampuan kritis
masyarakat dapat berkembang, memberikan pondasi yang kokoh untuk transformasi sosial yang
berkelanjutan.

Rencana Kontribusi Untuk Indonesia

Untuk mendorong perubahan yang konkrit di masyarakat maka saya akan kembali bekerja di
NGO. Kemudian dengan kapasitas dan kemampuan dalam pengembangan masyarakat saya akan
mengupayakan adanya beberapa kegiatan penting yang dapat ditindaklanjuti bersama warga:

- Mengembangkan Training Center:


Training center dapat berdampak positif pada peningkatan kapasitas dan kesadaran kritis warga.
Melalui program pelatihan yang fokus pada pengembangan keterampilan praktis, pengetahuan,

Esai disusun untuk LPDP


@Yulianus Fransiskus Bili
dan kesadaran terhadap isu-isu sosial, training center dapat menjadi corong komunikasi dan
membangun diskusi kritis bersama warga. Pusat pelatihan juga dapat menjadi tempat untuk
inovasi, pengembangan lokal, dan kolaborasi antar warga, pemerintah, dan sektor swasta.
- Mengembangkan Media Sebagai Corong Informasi:
Penggunaan media sebagai corong informasi sangat penting untuk mendorong tersebar luaskan
informasi terkait inklusivitas, kesetaraan gender, keadilan dan isu gerakan sosial lainnya.
- Terlibat Dalam Advokasi Pemenuhan Hak Warga:
Melalui kegiatan advokasi, warga dapat mendorong pemenuhan hak-hak dasar mereka. Dengan
advokasi beberapa isu penting dapat disuarakan untuk menciptakan kesadaran di masyarakat,
dan mendorong perubahan kebijakan. Dengan advokasi dapat menciptakan tekanan yang
diperlukan untuk merubah norma sosial dan menciptakan lingkungan yang mendukung
pemenuhan hak-hak warga.
- Mendorong Lahirnya Komunitas Peduli Inklusi:
Dengan adanya komunitas ini, diharapkan dapat terbentuk lingkungan yang mendukung
keberagaman, menghormati hak-hak setiap individu, dan menciptakan kesejahteraan bersama.
Komunitas Peduli Inklusi memainkan peran kunci dalam menciptakan kesadaran kolektif tentang
pentingnya inklusi sosial, memperkuat solidaritas diantara warga dan mengatasi stigma serta
diskriminasi yang mungkin dihadapi oleh kelompok rentan.
- Menghubungkan Stakeholders Terkait dengan Komunitas Warga:
Menghubungkan stakeholders terkait dengan komunitas warga memiliki peran penting dalam
mendorong perubahan sosial. Keterlibatan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga
non-pemerintah, dan sektor swasta, memungkinkan terciptanya kolaborasi yang kokoh untuk
mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan menjalin
kemitraan yang efektif, komunitas warga dapat mendapatkan dukungan lebih luas, sumber daya
yang lebih banyak, dan akses kepada kebijakan yang mendukung perubahan positif. Selain itu,
menghubungkan stakeholder juga dapat meningkatkan pemahaman bersama tentang isu-isu
sosial yang dihadapi oleh komunitas, menciptakan solusi yang lebih holistik, dan memperkuat
jaringan dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perubahan sosial.

Esai disusun untuk LPDP


@Yulianus Fransiskus Bili

Anda mungkin juga menyukai