Anda di halaman 1dari 5

Formulir Pendaftaran Human Rights Cities Youth

Fellowship 2.0 - Festival HAM Indonesia 2018

Nama Lengkap / Full Name *

Muhamad Erfan Apriyanto

Tanggal Lahir / Date of Birth *


15/04/1995

Gender

Male

Lembaga, Komunitas, atau "Perseorangan" / Institution, Community, or "Individual" *

INDONESIA 2030

Jabatan / Position

Founder

No. HP / Mobile Phone Number *

+6282298897262

Domisili / Domicile *

Bandung, Jawa Barat

Jelaskan pengalaman Anda terlibat dalam organisasi atau komunitas / Describe your involvement
experience in the organization or community (Min. 250 words) *

Dalam kurun lima tahun terakhir, passion terhadap aktivitas social yang saya jalani mulai memberi dampak.
Pertama kali terjun dalam komunitas taman baca, yang kini bernama ISBANBAN Foundation. Meski bukan
sebagai founder atau co-founder, saya turut terlibat aktif dalam usaha memperkenalkan ISBANBAN
Foundation kepada khalayak. Tujuannya satu, agar anak-anak pra-sejahtera di Banten, memperoleh akses
terhadap pendidikan yang layak. Saat itu, kami berusaha keras bagaimana anak-anak yang berada pada garis
kemiskinan mendapatkan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Kami dirikan taman
baca di 7 regional Banten, dan juga kami ajarkan softskill dan seni kepada mereka agar lebih mengenal
khazanah budaya Nusantara.

Perjalanan berikutnya, saya turut serta dalam pendirian NGO, Social Enterprise lainnya, beberapa diantaranya
menyoal pada isu lingkungan, hutan, sumber air, ekosistem laut dan ekonomi. Hingga pada akhirnya, saya
memantapkan hati untuk mendirikan INDONESIA 2030 Enterprise. Dimana ini adalah sebuah yayasan yang
akan fokus pada anak muda dalam usaha mewujudkan SDGs di Indonesia. Sebuah beban moral hingga
akhirnya harus mendirikan INDONESIA 2030, beban moral karena melihat banyak ketimpangan, tidak hanya
pembangunan infrastruktur, namun juga pembangunan manusia yang tidak merata, kita mengenalnya dengan
istilah Indeks Pembangunan Manusia.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terdiri dari 17 tujuan sangat relevan untuk diwujudkan.
Manusia adalah kunci dari peradaban, kemiskinan muncul akibat manusia, huru-hara, kelaparan, macet,
korupsi, kerusakan alam juga karena manusia. Membina dan mewujudkan manusia yang berkompeten adalah
upaya mewujudkan SDGs yang saya terjemahkan dalam pendirian INDONESIA 2030. Karena setiap manusia
berhak atas hidup yang jauh lebih baik kedepan, karena bangsa ini harus lebih maju.

INDONESIA 2030 tidak akan fokus pada sekedar pengadaan seminar, pelatihan atau sekedar memberi hibah
melalui perantara. Kami memiliki kecenderungan berfikir secara holistic, yakni bila ingin menyelesaikan
masalah, dilihat dan disimak dahulu akar masalahnya. Tiap wilayah tentu punya masalah yang berbeda, dan
tentu punya solusi yang berbeda untuk menyelesaikannya. Sebagai contoh, ISBANBAN Foundation hadir atas
dasar timpangnya pendidikan di pelosok Banten. Kita sadar, bahwa Banten adalah gerbang Indonesia, Bandara
Internasional pertama ada disana, lalu mengapa menyisakan pendidikan yang tidak merata di sekitar
lokasinya. Solusinya tidak cukup hanya mendirikan sekolah, beberapa lokasi masih ada yang sulit menjangkau
askes listrik, meski kini sudah terealisasi. Namun, mengubah paradigm masyarakat adalah kunci awal, karena
menyadarkan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya bukanlah perkara mudah. Dalam pemikiran mereka,
anak-anak cukup sekolah hingga SD, setelahnya mereka dapat bekerja di lading atau buruh di pabrik. Bagi saya,
ini bukan persoalan ringan, dan cara memandangnya tidak bias sesederhana hanya memberi donasi buku.
Namun masyarakat perlu diajak duduk bersama, kami memahami apa yang dibutuhkan mereka, dan mereka
memahami apa tujuan kami.

Beberapa lokasi pelosok di tanah air pernah saya sambangi, mulai dari wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia,
Indonesia-Timor Leste hingga Papua. Masalahnya begitu banyak, dan pemerintah tidak bias bekerja sendiri.
Untuk itulah, organisasi yang menjadi perpanjangan tangan PBB akan saya giring untuk mencapai tujuan itu,
sehingga tidak ada satu orangpun yang tertinggal, “No one left behind”.

Jelaskan mengapa HAM penting menurut Anda / Describe why Human Rights are important to you
(Min. 250 words) *

Berbicara HAM, artinya akan terkonvergensi pada manusia. Dalam sudut pandang saya, berbicara HAM sama
halnya dengan berbicara berbagai aspek yang mendukung manusia itu sendiri, seperti tumbuhan, hewan,
lingkungan dan lainnya. Bila dirunut perdiksi, hak dapat diartikan kepunyaan atau kepemilikan, sedangkan
asasi diterjemahkan sebagai hal dasar atau pokok, kemudian manusia dapat diartikan sebagai subjek maupun
objek. Bila melihat arti kata dasar ini, HAM dapat diartikan sebagai sebuah system kesatuan yang harus
dipandang utuh. Di Indonesia sendiri, ham diatur khusus dalam Undang-Undang Dasar terbentuknya negara.
Termasuk hak atas kekayaan alam yang dapat dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemasalahatan bersama.
Ini artinya, HAM tidak hanya menjabarkan manusia sebagai subjek atau objek saja, tapi selalu berdampingan
dengan lingkungan, alam dan seluruhnya, saya menyebutnya sistem dalam mewujudkan HAM.

Dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, HAM hampir memenuhi segala aspek. Mulai dari point
pertama tentang tujuan pengentasan kemiskinan hingga point ke-17 yang membahasa kerjasama untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik. Sama halnya dengan HAM, membaca SDGs juga merupakan sebuah
blok sistem, tidak dapat dipandang terpisah. Blok digunakan untuk men-simplify bagaimana SDGs dapat
diwujudkan sesuai domainnya.

Pasca berakhirnya Perang Dunia ke-2, konsepsi mengenai HAM berkembang sedemikian rupa. Memiliki cara
pandangnya masing-masing, namun memilki kesamaan, sama-sama ingin dipandang egaliter. Polarisasi ini
berkembang seiring dengan begitu banyaknya permasalahan HAM di dunia, namun yang menjadi fokus
pandangan saya beberapa waktu kebelakang adalah perihal justice, peace and religion. Dalam SDGs ini dibahas
khusus dalam point ke-16, dengan domain tambahan kekuatan institusi. Memandang SDGs artinya
memandang HAM dengan kacamata yang lebih komperhensif. Tujuan ke-16 adalah bentuk nyata komitmen
dunia untuk menjamin HAM bagi seluruh manusia di bumi, menciptakan kepastian hokum dan perdamaian.

Akan tetapi, belakangan ini isu perdamaian menjadi isu seksi untuk diperdebatkan, sehingga tak jarang
menimbulkan friksi horizontal yang bukannya menciptakan perdamaian justru menimbulkan asap
perpecahan. Di negeri ini, isu ini menjadi sangat popular belakangan, mengingat kasus penodaan agama dan
diskriminasi yang dialami sebagian pemeluknya. Padahal undang-undang sendiri telah menjamin kebebasan
mereka untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Lalu dimana negara dalam menjamin kebebasan warganya memeluk dan menjalankan perintah agama?
Mengapa hal ini belakangan menjadi begitu menarik untuk dibahas? Dimana peran kami sebagai anak muda?

Jelaskan inovasi apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan
HAM di Indonesia / Describe what kind of innovation could be done by society and the
governments to actualize Human Rights in Indonesia (Min. 250 words) *

Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan keadilan bagi rakyatnya, dalam berbagai bidang,
termasuk HAM. Saat ini, pemerintah mungkin abai terhadap isu panas seputar perdamaian yang
bersinggungan dengan kepercayaan (agama), namun bila kebebasan dan hak setiap individu ini tak dijamin
oleh negara, bukan tidak mungkin dapat memicu konflik berkepanjangan. Negara harus hadir, masyarakat dan
negara melalui institusinya harus duduk bersama dan memikirkan bagaimana merajut kembali tali bhinneka
ini.

Salah satu inovasi yang saya coba usulkan dalam fellowship ini adalah menyediakan platform bagi anak muda
dalam mewujudkan SDGs di Indonesia. Melalui INDONESIA 2030 Accelerator, saya optimis dapat mewujudkan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Memang tidak spesifik dalam menjawab tantangan diatas,
namun perlu diingat kembali bahwa memandang HAM dan SDGs itu sebagai satu kesatuan yang tidak
dipandang terpisah. Seperti saya bahas pada borang sebelumnya, isu mengenai Justice, Peace and Stong
Institution adalah salah satu cakup bahasan dan fokus implementasi dari Sustainable Development Goals.

Indonesia 2030 telah bekerjasama dengan Google LLC, yang berada dibawah induk Alphabet guna membantu
kami dalam infrastruktur digital, dimana Google memberi bantuan dalam produk digital yang dimilikinya.
Selain itu, Facebook Asia Pacific juga hadir menjadi mitra kami dalam mendukung penyediaan akses digital
yang lebih nyaman melalui produk sekundernya, Facebook juga memiliki antusias dan siap membantu
Indonesia 2030, terutama mengenai isu Gender Equality di Indonesia, khususnya peran wanita. Sistem
mentor-mentee mentoring akan kami terapkan nantinya di Maret 2019 mendatang. Kami juga berusaha dalam
menyediakan akses pelatihan dan pendampingan dengan masa komitmen hingga dua tahun setelah
bergabung dengan program ini.

Saya optimis dengan Program Indonesia 2030 Accelerator dapat membuka peran anak muda untuk lebih aktif
dalam membangun daerah dan wilayahnya. Baik itu mengenai isu terhadap ekonomi, pangan, lingkungan,
hingga soal kebebasan beragama. Meski belum ada metric yang menjadi alat ukur kami, mengingat program
ini belum dijalankan, namun kami percaya dengan peran anak muda dalam pembangunan Indonesia, dapat
membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Bangsa ini berhak atas hidup yang lebih baik kedepan, karena
bangsa ini harus lebih maju.
Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Festival HAM Indonesia 2018 / Describe what do you
know about Indonesia Human Rights Festival 2018 (Min. 250 words) *

Festival Hak Asasi Manusia (HAM) tahun ini akan diadakan di Wonosobo pada pertengan November 2018,
meski baru mengetahui informasi ini pada sore tadi, saya memberanikan diri untuk menjadi bagian Festival
HAM 2018 ini. Festival ini merupakan hasil kerjasama anatar INFID dengan KSP, Komnas HAM dan Pemprov
jawa Tengah, dalam hal ini Kabupaten Wonosobo. Saya menilai bahwa meski kegiatan ini diberi nama festival,
namun bukan sekedar festival yang bersifat seremonial, ini dibuktikan dengan dibukanya program fellowship
dengan kuota yang terbatas. Mengusung tajuk kebergamaan yang diprakarsai melalui solidaritas dan
berkeadilan membawa semangat positif dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dalam pelaksanaan
HAM. Saya menyadari bahwa HAM harus menjadi falsafah dasar dalam menjalani kehidupan, baik
bermasyarakat, bernegara dalam mewujudkan keadilan di tanah air ini.

Pengambilan tema ini sangat relevan dengan yang tengah dialami Indonesia, perihal sulitnya menjaga
keragaman. Isu SARA menjadi seksi untuk diperdagangkan sebagai komoditas politik praktis, sehingga setiap
ada pembahasan mengenai HAM menjadi begitu eksklusif. Padahal HAM dalam kehidupan sehari-hari dan
bersifat inklusif, karena setiap manusia memiliki hak asasi atas dirinya.

Bagi saya pemilihan nama festival menjadi sangat unik, karena pada tahun sebelumnya lebih dikemas dalam
bentuk konferensi yang membosankan dan hanya berakhir dalam beberapa tumpukan kertas dan sekedar
menjadi laporan tahunan. Tahun ini, saya berfikir bahwa pemilihan lokasi dan tema ditujukkan agar
masyarakat di tataran grassroot lebih familiar dan peka, juga lebih aware terhadap setiap isu yang berkaitan
dengan hak asasi manusia. Terlebih dalam festival ini mencoba menekankan perspektif HAM dalam kondisi
factual di tahun politik. Tahun dimana antara pilihan masing-masing dalam berserikat akan begitu mudah
dibenturkan dengan SARA dan arus utama politik, yakni kepentingan.

Kejadian pembakaran bendera menegaskan lemahnya negara untuk hadir dalam upaya penegakan hokum,
serta bagaiman negara dan masyarakat hadir dalam menangkal intoleransi dan radikalisme. Dimana dua hal
ini menjadi pemicu aksi kekerasan yang marak belakangan ini, sehingga masyarakat menjadi abai terhadap
hak atas kehidupan pada diri seseorang.

Jelaskan alasan Anda ingin mengikuti kegiatan Festival HAM Indonesia 2018 / Describe why do
you want to join Indonesia Human Rights Festival 2018 (Min. 250 words) *

Bergabung dalam Human Rights Cities Youth Fellowship 2.0 melalui Festival HAM 2018 merupakan sebuah
kesempatan berharga. Saya ingin lebih belajar dalam memaknai HAM serta hal kecil yang dapat dilakukan
dalam proses persiapan menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka. Saya menyadari bahwa pemahaman dan
pengetahuan atas Hak Asasi Manusia masih sangat terbatas. Saya banyak belajar dari beberapa fellowships
sebelumnya. Dimana dalam berbagai kesempatan berhasil membuka paradigma bagi saya sehingga lebih
dapat berfikir matang dan komperhensif.

Dalam fellowship yang diadakan Ashoka mampu membuka jalan bagi saya untuk mengenal Social
Entrepreneurship secara makro. Sehingga pada masa setelahnya, saya mampu mengimplementasikan dari
hasil yang didapat selama menjadi fellow dalam aktualisasi yang nyata, mendirikan social enterprise. DImana
bukan hanya bisnis yang menjadi aktivitas utama, namun juga ada tanggung jawab sosial guna memperluas
lagi dampak sosial atau social impacts dari sebuah bisnis.

Melalui fellowship ini, saya berfikir untuk lebih banyak belajar mengenai korelasi HAM dengan Sustainable
Development Goals, sehingga memperkaya pengetahuan melalui skillsets dan toolsets yang diperoleh
kemudian. Tahap selanjutnya adalah membentuk komunitas yang lebih besar lagi dalam melakukan diseminasi
pembelajaran dari HAM dan implementasi. Serta melalukan matching programme antara Indonesia 2030,
Komnas HAM, Kantor Staf Presiden, maupun INFID itu sendiri.

Meski saya akui bahwa kualifikasi saya mungkin belum memenuhi apa yang dipersyaratakan oleh progam
fellowship ini. Namun saya berharap, masih diberi kesempatan untuk bergabung dan bekerja bersama untuk
mewujudkan SDGs dan HAM guna menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik di masa
depan. Tentu pekerjaan ini bukan tugas pemerintah saja, perlu ada peran serta dari masyarakat dan kaum
muda yang nantinya akan mengisi masa bonus demografi.

Apa rencana Anda setelah mengikuti fellowship dan Festival HAM Indonesia 2018? / What is your
plan after participating in this fellowship and Indonesia Human Rights Festival 2018? (Min. 250
words) *

Seperti telah diutarakan sebelumnya, rencana pokok adalah membentuk komunitas yang lebih besar, baik
secara jumlah maupun kapasitas capaian. Selain itu pula mampu membuka jalan kemitraan antara Indonesia
2030 (https://indonesia2030.id). Dalam pelaksanaan kedepannya, Indonesia 2030 tidak hanya fokus pada
implementasi SDGs di Indonesia, namun juga berkomitmen dalam mewujudkan Nawa Cita, RPJMN dan Indeks
Pembangunan Pemuda di seluruh penjuru negeri. Saya menyadari dan melihat sendiri bagaimana
ketimpangan pembangunan terjadi dibanyak lokasi, meski perlahan berkurang.

Akan tetapi, pembangunan infrastruktur sendiri belumlah cukup untuk menjamin kehidupan yang lebih baik
bagi rakyat. Sebagaimana diatur dalam undang-undang dan Pancasila bahwa setiap warga negara dijamin hak
asasi dan berkeadilan sosial bagi seluruhnya. Meski dalam pelaksanaannya, masih banyak kekurangan. Bila
melihat aspek ini, dapat disimpulkan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam upaya
menyelesaikannya. Perlu peran serta masyarakat, khususnya anak muda yang dapat menjadi katalisator
pembangunan bangsa kedepannya.

Untuk itulah, motivasi bagi saya mengikuti fellowship ini adalah dapat membawa pulang kerjasama dengan
banyak pihak. Indonesia 2030 pada term pertama baru akan berkomitmen di 15 lokasi, meski saat ini kami
telah memiliki chapter di 19 lokasi yang terdiri dari anak muda usia produktif. Kami ingin program ini dapat
bersinergi lebih luas, sehingga mampu melebarkan dampak yang lebih luas lagi. Sehingga pembangunan tidak
selalu berpusat di kota, tapi juga dapat direalisasikan hingga ke pelosok. Karena setiap warga negara memiliki
hak yang sama dan kedudukan hukum yang sama pula dengan warga lainnya. Saya berfikir ini adalah
kesempatan yang tepat untuk memulai tujuan tersebut, karena niat baik tidak membutuhkan alasan untuk
menunggu.

Formulir yang telah diisi lengkap dikirim paling lambat tanggal 1


November 2018 / Filled form should be submitted before 1 November
2018
Jika ada pertanyaan silakan kirim email : aputri@infid.org / Further question please contact by email :
aputri@infid.org

Anda mungkin juga menyukai