Anda di halaman 1dari 5

Kontribusi Parlemen Dalam Mewujudkan Program Gentak (Generasi Indonesia Taat

Hukum)

MAYLANDRI ALHAQ
Gunung Sugih Besar, 22 / Mei / 2006

DAPIL LAMPUNG I
SMAN 6 METRO
Maylandrialhaq111@gmail.com

LATAR BELAKANG
Manusia dilahirkan memiliki sifat, karakter, bakat, potensi, keinginan, dan kepentingan yang
berbeda-beda satu sama lain, sebagaimana disebutkan oleh seorang filosof Inggris John Locke
(1632-1704). Sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan tempat yang ideal untuk mengembangkan
manusia itu sendiri dalam bekerja sama, berinteraksi, dan mencari nafkah guna memenuhi
kebutuhannya. Namun, karena perbedaan kepentingan dan keinginan seseorang dengan yang
lainnya, seringkali terjadi benturan yang menimbulkan konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat
menimbulkan lingkungan pergaulan yang tidak harmonis, tidak tertib, tidak tentram, dan tidak
aman. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan suatu sistem hukum yang dapat mengatur
interaksi dan mengembangkan sikap kesadaran hukum untuk menjalani kehidupan
bermasyarakat.
Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai pemahaman individu atau kelompok
masyarakat terhadap aturan-aturan atau hukum yang berlaku. Kesadaran hukum sangat
diperlukan oleh masyarakat yang bertujuan untuk terwujudnya ketertiban, kedamaian,
ketentraman, dan keadilan. Kesadaran hukum perlu ditanamkan sejak dini, mulai dari bangku
sekolah dasarlingkungan keluarga,. mMisalnya, setiap siswaanggota keluarga harus dimelatih
dirinya untuk mengetahui dan memahami hak dan tanggung jawab terhadap keluarga, serta
menjalankan kewajiban sebelum menuntut hak nya. Apabila hal ini dapat
diimplementasikanlakukan, maka ia pun akan terbiasa menerapkan kesadaran hukumya dalam
ruang lingkup yang lebih luas, yaitu lingkungan masyarakat dan Negara.

1
PERMASALAHAN
Sayangnya sampai saat ini belum ada program yang focus terhadap peningkatan
kesadaran generasi muda terhadap hukum di Indonesia. Banyak fenomena pelanggaran hukum
yang terjadi dilakukan oleh orang dengan tingkat Pendidikan dan sosial tinggi, yang mungkin
disebabkan belum adanya keseriusan pemerintah dalam penanaman kesadaran hukum sejak
dini.Kesadaran hukum masyarakat tidak hanya ditentukan oleh tingkat pendidikan dan kondisi
ekonomi seseorang. Pengalaman menunjukkan bahwa pelanggaran hukum sering dilakukan oleh
individu yang memiliki pendidikan tinggi dan ekonomi yang stabil.
Walaupun Dapat dipahami, bahwa masalah terbesar hukum di Indonesia adalah terletak
pada karakter. sSaat iniekarang proses seleksi dan penegakan hukum memang semakin ketat dan
canggih, tampaknya belum mampu mengeliminasi praktik gratifikasi, korupsi, dan suap yang
dilakukan berbagai lapisan. Tokoh-tokoh berkarakter jujur seperti Sutami dan Hoegeng semakin
jarang ditemui. Hilangnya budi pekerti luhur karakter religius bangsa ini tidak dapat diatasi
dengan instan dan mudah. Maka timbul pertanyaan besar,
“Apakah pendidikan yang diterima mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi , serta
pembinaan keluarga kita sebagai bangsa sudah mengarah pada pembentukan karakter yang
baikpenanaman kesadaran hukum?”

PEMBAHASAN / ANALISIS
Dari masalah diatas dapat disimpulkan bahwa sikap tidak taat pada hukum dapat berasal
dari setiap individu tanpa ada perbedaan baik tingkat ekonomi maupun pendidikan. Dalam
mengatasi permasalahan ini sangat penting diperlukan peran aktif dari masyarakat dan
pemerintah khususnya DPR RI, menurut UUD 1945 pasal 20A lembaga DPR RI harus
menjalankan fungsinya yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Penyelesaian dalam konteks ini, sebagai anggota DPR RI, saya berkewajiban untuk turut
serta dalam upaya membentuk karakter bangsa melalui pendidikan dan penegakan hukum. Tentu
tugas ini memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan melibatkan berbagai unsur masyarakat.
Pemerintah juga mengajak remaja untuk bisa turut andil untuk kemajuan bangsa. Salah
satunya adalah dengan program parlemen remaja yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dinamika politik di tanah air, khususnya pada tahun 2023 mengangkat tema
remaja kenal hukum: taat aturan, masyarakat aman. Parlemen remaja juga dapat memberikan
informasi terkait prinsip-prinsip dasar berdemokrasi dan menyimulasikan sebagai anggota DPR

2
RI dalam menjalankan tugas-tugasnya seperti menjalankan fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan
fungsi pengawasan. Hasil kegiatan ini juga akan menjadi masukan terhadap pemerintah
khususnya DPR RI. Oleh karena itu jika saya terpilih sebagai anggota legislator saya akan
memaksimalkan tugas saya sesuai pasal 20A ayat 1 UUD 1945 yaitu fungsi legislasi,
pengawasan, dan anggaran.
Fungsi pertama saya adalah legislasi. Saya akan mempercepat, merancang, dan mendesak
kementerian terkait seperti Kementerian hukum dan hak asasi manusia agar meninjau kembali
UUD yang telah ada agar tidak ada celah multitafsir dan mengesahkan UUD melalui rapat
prolegnas (program legislasi nasional). Terhadap Kementerian pendidikan saya akan
mengusulkan revisi kurikulum pendidikan nasional untuk memasukan program GENTAK di
sebagai mata pelajaran wajib mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi, ini
bertujuan agar perilaku kesadaran akan taat hukum bisa dimulai sejak pendidikan dasar. Saya
akan membuat RUU yang mendukung program GENTAK, sekaligus bertujuan untuk
memperkuat kurikulum pendidikan nasional dengan memberikan penekanan khusus pada
pengetahuan hukum dan pendidikan karakter.
Dalam fungsi anggaran saya akan memastikan pengalokasian dana Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) kepada Kementerian hukum
dan hak asasi manusia dan Kementerian pendidikan mencukupi untuk implementasi program
program tersebut. Dana pendidikan dan hukum harus diinvestasikan dengan bijaksana untuk
memastikan setiap rupiah berdampak positif pada pembentukan karakter masyarakat. Penanaman
nilai-nilai hukum dan moral harus didukung dengan sumber daya yang memadai, termasuk buku,
modul pembelajaran, dan pelatihan guru. Anggaran ini akan digunakan untuk mencetak materi
ajar, pelatihan guru, dan implementasi program di sekolah-sekolah.
Dalam fungsi pengawasan saya akan meninjau langsung ke lapangan untuk melihat
kinerja tentang program yang sudah dibuat berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran. Saya juga
akan mengadakan rapat koordinasi untuk mengevaluasi tentang program yang sudah dijalankan
terhadap kementerian terkait. Melalui fungsi ini, saya akan berusaha memastikan keberhasilan
dan kefektifan program-program tersebut dalam membentuk karakter dan meningkatkan
kesadaran hukum di masyarakat.
Program GENTAK sangat penting untuk dilakukan karena akan berdampak positif di
masyarakat terlebih anak milenial. Melalui GENTAK masyarakat akan memiliki kesadaran
hukum sejak pendidikan dasar. Melalui media digital program GENTAK juga akan membuka
forum dari pelajar hingga mahasiswa untuk berargumentasi, dan berdiskusi.

3
KESIMPULAN / SARAN
Sesuai dengan tujuan Negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, sudah
sepatutnya DPR RI berkolaborasi dengan kementerian hukum dan hak asasi manusia,
kementerian pendidikan masyarakat dan generasi muda bersinergi sebagai ujung tombak bangsa
dengan memperkuat regulasi hukum dan terciptanya kesadaran hukum. Kita sebagai kaum
milenial juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang taat hukum melalui
program GENTAK (generasi Indonesia taat hukum). Mari kita bersama sama menciptakan
warisan yang berharga bagi generasi mendatang: masyarakat Indonesia yang berintegritas,
bertanggung jawab, dan menghargai hukum dan etika.

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

1. KESADARAN HUKUM SEJAK DINI BAGI MASYARAKAT (2023),


https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/ artikel_hukum/detail/kesadaran-hukum-sejak-dini-bagi-
masyarakat (Diakses pada: 6 July 2023).
2. Rendahnya Kesadaran Hukum di Indonesia (2013): https://uinsgd.ac.id/ rendahnya-
kesadaran-hukum-di-indonesia/ (Diakses pada: 6 July 2023).
3. Wahyuni, W. (2023) Mengenal Program Legislasi Nasional, hukumonline.com.
https://www.hukumonline.com/ berita/a/mengenal-program-legislasi-nasional-
lt630c910480a47/ (Diakses pada: 6 July 2023).
4. You are being redirected... (2023): https://www.ui.ac.id/ permasalahan-hukum-di-indonesia-
dan-hilangnya-karakter-bangsa/ (Diakses pada: 6 July 2023).

4
5

Anda mungkin juga menyukai