Anda di halaman 1dari 5

EDUKARA (EDUKASI HUKUM PADA REMAJA) GUNA MENINGKATKAN REMAJA

BERINTREGRITAS MENUJU INDONESIA EMAS

ARIF IKHWAN NUR ICHSAN


Grobogan, 14 / 04 / 2006

DAPIL JAWA TENGAH III


SMAN 1 TOROH
arifichsan982@gmail.com

LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan salah satu negara hukum yang berdasarkan pada nilai
Pancasila dan UUD 1945. Seperti dijelaskan pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 bahwa Indonesia
adalah negara hukum. Segala peraturan perundang-undangan yang berlaku harus di taati oleh
seluruh elemen masyarakat Indonesia. Namun dalam penerapannya hukum di Indonesia masih
saja kurang efektif hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran dalam memahami hukum
sebagai aturan yang mengatur tatanan kehidupan masyarakat dalam melakukan tindakan yang
dapat melanggar hukum.
Khususnya pada remaja yang mencoba menemukan jati dirinya dengan mengeksplorasi
hal-hal baru yang belum pernah mereka temui. Menurut Santrock remaja diartikan sebagai
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencangkup perubahan
biologis, kognitif, dan sosialemosional. Perubahan tersebut yang akan membuat remaja menjadi
penasaran terhadap suatu hal bahkan yang dapat melanggar hukum. Dari sini kita dapat
melakukan pengenalan dan pemahaman hukum kepada remaja agar tidak menyimpang dengan
perilaku dan kebiasaan moral yang ada di masyarakat.

PERMASALAHAN
Salah satu masalah yang masih banyak terjadi adalah kenakalan pada remaja. Hal ini
terjadi karena para remaja yang menyimpang dari perilaku sosial dan norma-norma hukum di
masyarakat. Menurut data KPAI pada periode 2016-2022 tercatat kasus anak yang menjadi

1
pelaku kejahatan dan berhadapan dengan hukum berjumlah 2.883 anak. Jumlah tersebut tidak
sedikit di kalangan para remaja yang masih di bawah umur.
Salah satunya yaitu pelanggaran hukum seperti penyalahgunaan narkoba pada remaja.
Berdasarkan data KEMINFO Tahun 2021 penggunaan narkoba pada kalangan anak muda
berusia 15-35 tahun dengan persentase sebanyak 82,4% sebagai pemakai,47,1% sebagai
pengedar, dan 31,4% sebagai kurir. Hal tersebut perlu diperhatikan karena dapat merusak
generasi penerus bangsa serta dapat berurusan dengan hukum sesuai dengan UU nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
Di sisi lain tindak penganiayaan, kekerasan seksual, perundungan bahkan terjadi
pembunuhan yang masih banyak terjadi di kalangan remaja dapat mengganggu metal dan psikis
anak yang menjadi korban kekerasan. Akibat tindakan tersebut korban akan menjadi trauma
terhadap suatu hal yang dapat membuat dirinya stres dan terpukul akibat apa yang menimpa
dirinya. Di sisi lain pelaku yang melakukan tindakan tersebut akan berurusan dengan hukum.
Lalu mengapa masih banyak para remaja yang melakukan tindakan tersebut?

PEMBAHASAN / ANALISIS
Dari uraian tersebut, hal apa saja yang menyebabkan remaja masih melanggar hukum di
Indonesia?(1) Kurangnya pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak pada usia remaja (2)
Kurangnya pemahaman mengenai hukum dan aturan bagi anak remaja. (3) Lemahnya peraturan
hukum yang berlaku bagi tindak pidana di bawah umur.(4) Kurangnya kesadaran remaja dalam
mematuhi aturan hukum yang berlaku (5) Serta kurangnya edukasi pengenalan hukum pada
remaja.
Oleh karena itu, banyak anak remaja zaman sekarang yang minim kesadaran dan
pemahaman dalam mematuhi peraturan yang ada. Mereka cenderung meniru perilaku di sekitar
yang dijadikan kebiasaan. Dalam hal ini pentingnya peran edukasi yang didasari oleh norma-
norma sosial yang ada di lingkungan masyarakat, maka akan cenderung mudah dipahami dan
tiru oleh remaja pada zaman sekarang. Ada masanya remaja butuh pengawasan melalui edukasi
hukum yang berkaitan dengan kebiasaan mereka yang dapat membangun integritas remaja
melalui pemahaman mereka terhadap peraturan yang berlaku. Sehingga mereka diharapkan dapat
mematuhi peraturan yang berlaku serta menjadi remaja yang lebih kritis dalam pemahaman
hukum.
Hal tersebut sejalan dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU
Nomor 23 Tahun 2002 pada pasal 74 Tentang perlindungan anak. Serta dijelaskan pula bahwa
2
KPAI mempunyai Visi dan Misi dalam meningkatkan sistem pengawasan dan edukasi dalam
pendidikan anak yang efektif supaya tercapainya generasi yang berintegritas. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut kita sebagai remaja yang berintegritas kita perlu menaati dan mematuhi
segala bentuk aturan yang berlaku. Tidak hanya itu saja kita juga harus bisa memahami aturan
yang ada di sekitar kita baik itu hak maupun kewajiban.
Untuk itu, pentingnya edukasi hukum pada remaja guna membentuk remaja yang paham
hukum untuk meningkatkan remaja berintegritas menuju Indonesia emas. Sesuai dengan fungsi
DPR RI perlu menerapkan beberapa kebijakan dari permasalahan tersebut, antara lain:
1. Fungsi Legislasi
Berdasarkan fungsi ini, DPR RI perlu mengkaji ulang pasal 412-415 KUHP. Di
mana orang yang memberikan edukasi seks pada anak dapat dipidanakan. Pada
dasarnya edukasi seksual pada anak merupakan hal yang sangat penting supaya
anak dapat memahami apa yang menjadi batasan, sehingga mereka dapat menjaga
dan mengontrol diri agar terhindar dari perilaku pelecehan seksual. Serta DPR RI
perlu membuat aturan atau UU yang sesuai dengan norma-norma dan kebiasaan
masyarakat yang di dalamnya terkandung nilai moral baik itu spiritual/religi,
sosial, maupun adat istiadat.
2. Fungsi Pengawasan
DPR sendirinya mempunyai fungsi pengawasan terhadap perundang-undangan
yang telah dikeluarkan. Di sini peran DPR RI bersama dengan KOMISI III DPR
RI dapat melakukan pengawasan melalui KPAI sebagai sarana dalam melakukan
pengembangan edukasi dan pengenalan hukum kepada anak usia remaja.
Tujuannya agar dapat mengurangi kenakalan pada remaja guna menciptakan
remaja kenal hukum dan taat aturan. Untuk mewujudkan hal tersebut DPR RI
dapat menerapkan kebijakan EDUKARA (Edukasi Hukum Pada Remaja)
3. Fungsi Anggaran
Dalam melaksanakan suatu kebijakan terdapat anggaran yang di keluarkan oleh
DPR RI. Untuk mengoptimalkan kebijakan tersebut DPR dapat mengalokasikan
anggaran melalui KOMISI III DPR RI dalam mewujudkan pengembangan
edukasi hukum kepada remaja melalui KPAI.

KESIMPULAN / SARAN

3
Pentingnya pengenalan dan pemahaman hukum kepada anak usia remaja melalui
program EDUKARA (Edukasi Hukum Pada Remaja) dalam mengurangi tindak pidana dan
kenakalan pada remaja agar tidak menyimpang dari perbuatan yang melanggar hukum. selain itu
dalam penerapannya hukum tidak hanya dijadikan aturan tertulis saja tetapi harus memuat moral
dan kebiasaan masyarakat yang diharapkan dapat berpikir kritis dalam memahami dan mematuhi
hukum yang berlaku. Karena hukum tidak untuk pajangan semata tapi juga harus ada edukasi
dan bukti nyata

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA


Arrahmah.Syifa.2022."5 Pasal yang Paling Disorot dalam KUHP Baru."
https://www.nu.or.id/nasional/5-pasal-kontroversial-yang-paling-disorot-dalam-kuhp-
baru-kGJyp
Farhan Muhammad, A.2022. "Dilema Memidanakan Anak Usia
Remaja."h t t p s : / / v a l i d n e w s . i d / n a s i o n a l / d i l e m a - m e m i d a n a k a n - a n a k -
remaja
Hardita Novi Larasati.2020. “Pengertian Remaja Menurut Para Ahli dan WHO”
https://www.diadona.id/family/pengertian-remaja-menurut-para-ahli-
dan-who-200530i.html
Humas BNN.2022."Hindari Narkoba Cerdaskan Generasi Muda."
https://bnn.go.id/hindari-narkotika-cerdaskan-generasi-muda-bangsa/
KPAI.2020. "Sejarah Komisi Perlindungan Anak Indonesia."
https://www.kpai.go.id/profil
Sekretariat Jenderal DPR RI. 2016. " Komisi lll Alat Kelengkapan Dewan
Perwakilan Rakyat." h t t p s : / / w w w . d p r . g o . i d / a k d / i n d e x / i d / T e n t a n g - K o m i s i -
III
UUD 1945 Pasal 1 ayat 3

4
5

Anda mungkin juga menyukai