DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG 2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalahan...............................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
PENUTUP................................................................................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita sebagai warga negara juga sebagai ibu atau sebagai istri, pada
hakikatnya mempunyai peranan penting yang saling melengkapi bersama pria,
oleh sebab itu hak-hak mereka wajib dihormati. Pendidikan harus memberi
perhatian terhadap pengertian keibuan yang lebih baik sebagai fungsi sosial. Pada
pertanggungjawaban bersama pria dan wanita atas pendidikan anak. Perdagangan
wanita dan eksploitasi prostitusi wanita harus lenyap. Pria dan wanita harus
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh, menubah dan mempertahankan
nasionalitas. Pria dan wanita harus memiliki hak yang sama baik mengenai jumlah
anak yang dikehendaki, maupun sesudah perseraian, pemeliharaan dan perwalian
atas anak.Dalam makalah ini akan menguraikan maksud dari adanya UU tentang
beberapa masalah kebijakan perlindungan perempuan dan anak. Anak merupakan
suatu amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya melekat harkat
dan martabat sebagai manusia seutuhnya.Anak juga merupakan tunas, potensi, dan
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khususyang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara pada masa depan.Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab
tersebut, maka ia perlumendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan
berkembang secaraoptimal, baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak mulia. 11
B. Rumusan Masalahan
1
Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, hlm. 3.
1
PEMBAHASAN
2
UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak:
1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3
Terburuk untuk Anak) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3941).
2
Moeljatno,2002, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, hlm. 1.
4
bahwa main hakim sendiri itu tidak diizinkan, apalagi terhadap anak kecil dimana
sudah dibuatkan kebijakan UU tentang perlindungan anak.
3
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan.Perlindungan terhadap Korban Kekerasan Seksual (Advokasi
atas Hak Asasi Perempuan). Refika Aditama Bandung. Bandung. 2001. Hlm 10.
4
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Ibid.
4
5
C. Nilai Yang Terdapat Dalam Kebijakan Perlindungan Anak Dan Wanita.
6
A. Kesimpulan
tujuan dari adanya sebuah kebijakan tentang perlindunagan perempuan agar kaum
Abdul Wahid, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Advokasi atas Hak Asasi Perempuan,
Refika Aditama, Bandung, 2001.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan dalam Rumah Tangga
Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.