Anda di halaman 1dari 3

Nama : ACHMAD TAUFIQURRAHMAN

NPM : 1819.01.260
SEMESTER : VII (TUJUH)
MATA KULIAH : HUKUM ACARA PERLINDUNGAN ANAK
DOSEN : BAHORI, S.H., M.H.
HARI/TANGGAL : SABTU, 26 FEBRUARI 2022

Jawaban

1. a. 1. Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, Pasal 28B ayat (2), dan Pasal 34 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran
Negara Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3143);
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms
of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277);
4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668);
5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3670);
6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention No.
138 Concerning Minimum Age for Admission to Employment (Konvensi ILO
mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3835);
7. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention No.
182 Concerning The Prohibition and Immediate Action for The Elimination of
The Worst Forms of Child Labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan
dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk
Anak) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3941);
b. Restorative Justice
c. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
2. a. Dalam sistem peradilan pidana anak bahwa terhadap anak adalah anak yang
berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban dan anak yang menjadi saksi
dalam tindak pidana. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang
yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga
melakukan tindak pidana; Anak yang menjadi korban adalah anak yang belum
berumur 18 (delapan belas tahun) yang mengalami penderitaan fisik, mental dan
atau kerugian ekonomi yang disebabkan tindak pidana; Anak yang menjadi
saksi adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas tahun) yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan proses hukum mulai tingkat penyidikan,
penuntutan dan sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat dan atau dialami;
b. 1. Pornografi. Isu berbasis siber seperti pornografi masih
menjadi masalah bagi anak Indonesia.
2. Perceraian. Kasus perceraian masih menjadi salah satu masalah yang juga dihadapi
terkait perlindungan anak Indonesia.
3. Kejahatan Berbasis Siber.
4. Perundungan.

c. perlindungan atas hak anak di Indonesia diatur Pasal 20 UUPA tersebut menyebutkan
bahwa negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua atau
wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan
anak.
3. a. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga
harkat, martabat dan hak-haknya. Namun, ada banyak kejahatan dan permasalahan yang
mengancam anak. Dari berbagai kejahatan terhadap anak, kejahatan eksploitasi seksual
komersial anak menjadi masalah yang terburuk bagi anak. Hal tersebut dikarenakan
kejahatan eksploitasi seksual komersial anak merupakan sebuah pelanggaran terhadap
hak anak dan mencakup praktek-praktek kriminal yang merendahkan dan mengancam
integritas dan psikososial anak. Bentuk eksploitasi seksual komersial anak di Indonesia
adalah prostitusi anak, pornografi anak dan perdagangan (trafficking) anak untuk tujuan
seksual. Kondisi eksploitasi seksual komersial anak di Indonesia sangat
memprihatinkan. Undang-undang yang mengatur tentang kejahatan eksploitasi seksual
komersial anak di Indonesia adalah Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Undang-undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang dan Undang-undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Selain itu terdapat beberapa peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan
kejahatan eksploitasi seksual komersial anak.
b. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
c. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
4. a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab
terjadinya pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur antara lain fakrot
rendahnya pendidikan dan ekonomi, faktor lingkungan dan tempat
tinggal, faktor minuman keras (beralkohol), faktor teknologi, faktor peranan korban
serta faktor kejiwaan
b. Ketentuan sanksi terhadap anak telah sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang Nbo. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan anak yang menyatakan bahwa pidana penjara dapat diterapkan
terhadap anak apabila tidak ada upaya terahkir lagi, dan dilakukan terpisah dari penjara
dewasa. Kedua, Upaya perlindungan anak dilaksanakan dengan memberlakukan
pemidanaan restoratif (restorative justice) dan diversi (diversion) jika memenuhi
persyaratan dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
c. Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
tersebut adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan

9.
1.

Anda mungkin juga menyukai