Anda di halaman 1dari 3

KRONOLOGIS

Suzane Widyarini perempuan , usia 46 tahun yang beralamat di Garden Fiesta


Blok AL8, No. 8, Rt.002,/RW. 018, Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun
Selatan. Merupakan Ahli waris dari Almarhum Sopan Sopian (Suami);
Sopan Sopian memiliki :
1. 1 (satu) unit Kendaraan Merek Toyota Type Vellfire 2, Nopol : B 2655
STC, No. Rangka : ANH208129125, Nomor Mesin : 2AZC897628, Warna
Hitam. Dengan dilengkapi Surat Nomor Tanda Kendaraan (STNK) ?;

Adapun mekanisme pembelian kendaraan tersebut dengan cara di angsur


atau kredit, melalui BCA Multi Finance dengan Nomor Kontrak
71002000020320, tanggal kontrak 26/03/2020, selama 4 Tahun, Atas
Nama Sopan Sopian, dengan angsuran sebesar Rp. 6,639,000,- (enam
juta enam ratus tiga puluh sembilan ribu rupiah ).

2. 1 (satu) unit Kendaraan Merek Mazda Type Biante 2.0L, Nopol : B 2416
STH, No. Rangka : JM6CC10E1D0101688, Nomor Mesin : LF11488560,
Warna Putih Metalik, Tahun 2013. Dengan dilengkapi Surat Nomor Tanda
Kendaraan (STNK) dengan nomor 06434174, BPKB Nomor K02678267
Atas Nama PT. Midas Tranportasi, Nama Konsumen Reza Akbar, Alamat jl.
Bahagia V M Buki Kencana, RT.004/RW.016, Jatimakmur, Bekasi;

Berdasarkan Surat Keterangan Lunas Nomor 1171010791-SKL-001,


Tanggal 05 Maret 2021, Bahwa PT. BCA Finance menerangkan bahwa
konsumen atas nama Reza Akbar, Nomor Rekening 1171010791-001
(terlampir);

3. Namun atas nama Sopan Sopian meninggal dunia pada tanggal .......,
bulan ....., tahun ......, sesuai dengan Surat Keterangan Kematian
Nomor ......, di ......, yang meninggalkan satu orang Isteri bernama Suzane
Widyarini dan Satu Orang Anak bernama Riyan Karuni Pahlevi
berdasarkan Kartu Keluarga (KK) Nomor 3216060801130178 yang
dikeluarkan oleh Disdukcapil tanggal 04-07-2014;

4. ...............................................................................................................

5. Sepeninggal Almarhum Pada tanggal .... bulan .... tahun 2021, bertemu
dengan Voleta untuk melakukan jual beli, namun pada saat transaksi baru
diketahui bahwa BPKB kendaraan tidak ada fisiknya sehingga voleta
menanyakan keberadaan BPKB tersebut.

6. ………………………………………………………………………………………………..

Kesimpulan ;

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 5 Tahun 2012 Tentang
Registrasi Dan Identifikasi Kendaraan Bermotor UU NO. 22 TAHUN 2009 Tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, KUHPIDANA , Namun hingga sekarang ini tidak
bisa menemui orang dimaksud dengan berbagai alasan dan tidak bisa ditemui.
Dugaan/berprasangka bahwa BPKB kendaraan telah digelapkan oleh orang
tersebut, hal ini bisa melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian atas kasus
tindak pidana pengelapan, namun harus mengumpulkan semua barang bukti
untuk menguatkan laporan di kepolisan. PASAL 372 KUHP “Barang siapa dengan
sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya
bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”
Tindak Pidana Penggelapan diatur dalam pasal 372 KUHP.

Yang termasuk penggelapan adalah perbuatan mengambil barang milik orang lain
sebagian atau seluruhnya) di mana penguasaan atas barang itu sudah ada pada
pelaku, tapi penguasaan itu terjadi secara sah. Misalnya, penguasaan suatu
barang (BPKB) oleh pelaku terjadi karena pemiliknya menitipkan barang tersebut.
Tujuan dari penggelapan adalah memiliki barang atau uang yang ada dalam
penguasannya yang mana barang/uang tersebut pada dasarnya adalah milik
orang lain.

Berdasarkan pasal 65 STNK dan BPKB merupakan bukti registrasi kendaraan


bermotor yang diterbitkan oleh kepolisian. BPKB sendiri dapat dipersamakan
dengan sertifikat kepemilikan kendaraan bermotor. BPKB termasuk dalam surat
berharga (dapat dijadikan jaminan), oleh karena itu simpanlah BPKB pada tempat
yang aman dan ‘nyaman’. Terkait dengan aturan mengenai BPKB hilang atau
rusak seperti milik anda yang dianggap hilang maka Menurut UU NO. 22 TAHUN
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pada Pasal 71 menyatakan bahwa;
1. Pemilik Kendaraan Bermotor wajib melaporkan kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia jika: a. bukti registrasi hilang atau rusak; b. spesifikasi
teknis dan/atau fungsi Kendaraan Bermotor diubah; c. kepemilikan
Kendaraan Bermotor beralih; atau d. Kendaraan Bermotor digunakan secara
terusmenerus lebih dari 3 (tiga) bulan di luar wilayah Kendaraan
diregistrasi.
2. Pelaporan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, huruf b, dan huruf c disampaikan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia di tempat Kendaraan Bermotor tersebut terakhir diregistrasi.
Maka menurut peraturan tersebut diatas, sebagaimana yang telah diatur
dalam pasal 71 ayat 1 huruf a jo. Pasal 71 ayat 2, maka anda dapat
melakukan pelaporan kepada kepolisian ditempat dimana kendaraan
bermotor anda tersebut terakhir diregistrasi/berdasarkan domisili yang
tertera dalam data identitas yang ada di BPKB tersebut untuk dibuatkan
BPKB yang baru dengan disertai surat laporan kehilangan dari kepolisian.
Berdasarkan suarat laporan kehilangan BPKB dikepolisian tersebut anda
dapat mengajukan permohonan pembuatan BPKB baru dengan
mengeluarkan biaya pembuatan BPKB yang besarannya dapat anda
tanyakan kepada kepolisian yang menerbitkan BPKB baru tersebut.
Berdasarkan Pasal 57 Ayat 2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2012 Tentang Registrasi Dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor, maka penggantian BPKB karena hilang, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Mengisi formulir permohonan;
b. Melampirkan tanda bukti identitas (KTP/SIM);
c. Surat pernyataan pemilik mengenai BPKB yang hilang tidak terkait
kasus pidana dan/atau perdata di atas kertas bermaterai cukup;
d. Surat keterangan hilang dari unit pelaksana regident tempat BPKB
diterbitkan;
e. STNK;
f. Bukti penyiaran pada media massa cetak sebanyak 3 tiga kali berturut
dengan tenggang waktu masing-masing 1 satu minggu di media cetak
yang berbeda; dan
g. Hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan bermotor. Namun Jika anda
menganggap telah terjadi tindak pidana pengelapan seperti yang sudah
diuraikan diatas, maka prosedur pembuatan BPKB baru tidak bisa
dilakukan (lihat huruf c diatas) berdasarkan Pasal 57 Ayat 2 Peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 5 Tahun 2012 Tentang
Registrasi Dan Identifikasi Kendaraan Bermotor.

Karena kasus pengelapannya tersebut harus dilakukan penyidikan lebih lanjut


oleh pihak kepolisian, hal ini lah yang akan memakan waktu lama, karena harus
mendapatkan putusan pengadilan atas kasus tindak pidana tersebut. BPKB yang
hilang ini didasarkan adanya tindak pidana pengelapan yang memerlukan proses
penyidikan yang lebih lanjut hingga putusan pengadilan untuk menyita BPKB
tersebut dari tangan pelaku dan mengembalikan BPKB kepada pemiliknya yang
sah.

Anda mungkin juga menyukai