Anda di halaman 1dari 5

Selong 24 Mei 2022

Nomor : Lepas
Lampiran : 1 (Satu) Surat
Prihal : Penyampaian Memori Banding Atas Nama
Terdakwa IKHSAN ALS. ECAN BIN SAWIAH

YTH.
Ketua Pengadilan Tinggi Nusa Tenggara Barat
di-
Mataram

Melalui :
Ketua Pengadilan Negeri
di-
Mataram

Dengan Hormat,
Mengingat ketentuan pasal 67. 233 Jo. pasal 237 KUHAP terhadap putusan pengadillan
negri tipikor mataram dengan nomor perkara pidana nomor register :
5/PID.SUS-TPK/2022/PN.MTR. Dalam perkara atas nama terdakwa :
Nama Lengkap : IKHSAN ALS. ECAN BIN SAWIAH

Tempat Lahir : Gunung Rajak

Umur/tanggal lahir : 50 Tahun/01 Januari 1972

Jenis Kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat Tinggal : Dusun Tanak Kaken Bat, Desa Tanak Kaken Kec. Sakra Barat

Kabupaten Lombok Timur.

Pekerjaan : Mantan Kepala Desa Tanak Kaken (2012 s/d 2018)

Pendidikan : SMA

Dengan amar keputusan :


1. Menyatakan terdakwa IKHSAN ALS. ECAN BIN SAWIAH tidak terbukti secara sah
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidanan sebagaimana di dakwakan dalam
dakwaan primer.
2. Membebaskan terdakwa oleh karena itu dari dakwaan primer.
3. Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana korupsi sebagaimana dalam dakwaan subsider.
4. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama
4 (empat) tahundan denda sejumlah Rp. 200.000.000 (Dua ratus Juta Rupiah)
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak di bayar, di ganti dengan pidana
kurungan selama 3 (Tiga) bulan.
5. Menghukum terdakwa untuk membayar uang pengganti kerugian negara/daerah
sejumlah Rp. 352.730.100 (Tiga Ratus Lima Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh
Ribu Seratus Rupiah) dan apabila dalam waktu 1 (satu) bulan setelah putussan
berkekuatan hukum tetap tidak membayar uang pengganti maka harta bendanya
akan di sita oleh jaksa dan di lelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dan
apabila tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang
pengganti maka di pidana dengan pidana penjara selama 1 (Satu) tahun dan 6
(enam) bulan.
6. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah di jalani terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang di jatuhkan
7. Menetapkan agar terdakwa tetap di tahan.

Adapun alasan yang kami ajukan untuk menyatakan banding terhadap putusan pengadilan
negeri tipikor mataram adalah sebagai berikut:

- Bahwa putusan pengadilan negeri tipikor mataram yang menjatuhkan pidana kepada
terdakwa IKHSAN ALS. ECAN BIN SAWIAH yang mana pidana yang di jatuhkan
oleh majelis hakim terlalu berat.
- Selanjutnya karena kami berpendapat bahwa pasal 2 ayat (1) undang undang nomor
31 tahun 1999 sebagaimana di ubah dan di perbaharui dengan undang undang RI.
Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Maka berikut
ini kami jabarkan pula unsur unsur lainnya pada pasal 2 ayat (1) tersebut.
- Bahwa apa yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam surat
dakwaan Nomor PDs.01/N.2.12/Ft.1/01/2022 terhadap kerugian Negara Rp.
352.730.100,- (tiga ratus lima puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh ribu seratus
rupiah) yang mana jumlah kerugian tersebut diambil dari hasil Audit Inspektorat
Daerah tanggal 21 Juli 2020 untuk periode tahun 2016 s/d 2017.
- Bahwa dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada halaman 18 jumlah
kerugian negara untuk tahun 2016 sebesar Rp. 148.744.843 (seratus empat puluh
delapan juta tujuh ratus empat puluh empat ribu delapan ratus empat puluh tiga
rupiah), sementara untuk periode Tahun 2017 terdapat kerugian negara sebesar Rp.
184.434.000 (serratus delapan puluh empat juta empat ratus tiga puluh empat ribu
rupiah) , hingga total kerugian negara sampai dengan 2017 keseluruhannya
berjumlah Rp. 333.178.843 ( tiga ratus tiga puluh tiga juta seratus tujuh puluh
delapan ribu delapan ratus empat puluh tiga rupiah) sementara dalam dakwaan atau
tuntutan jaksa sebesar Rp. 352.730.100,- ,hal ini terkesan membingungkan saya
selaku terdakwa karna data data yang disajikan oleh Jaksa Penuntut Umum belum
palid atau tidak singkron , sementara dari hasil audit Inspektorat pada tanggal 21 juli
2020 untuk periode 2016 s/d 2017 terdapat temuan kerugian negara pada tahun
2016 sebesar Rp. 160.827.966,- dan tahun 2017 sebesar 189.246.855,- sehingga
berjumlah Rp. 360.084.821,-(tiga ratus enam puluh juta delapan puluh empat ribu
delapan ratus dua puluh satu rupiah). Sementara dalam dakwaan jaksa penuntut
umum kerugian negara s/d 2017 sebesar Rp.352.730.100,-oleh karena itukami
mohon kepada Hakim Yang mulia pada pengadilan Tinggi Mataram untuk
mempertimbangkannya dan bukankah sebagai dasar untuk menuntut serta
mengadili terdakwa harusnya berdasarkan data atau bukti yang palid.
- Bahwa kalau dilihat dari hasil Audit Inspektorat Daerah pada tanggal 31 Januari 2019
yang mana Desa Tanak Kaken :
1. Terdapat kekurangan Volume pekerjaan pembukaan jalan baru Dusun Sanggo
Desa tanak kaken Tahun anggaran 2017 dengan nilai sebesar Rp. 40.888.355,-
2. Terdapat kekurangan volume pekerjaan pengkerasan jalan perak Desa tanak
kaken tahun anggaran 2017 dengan nilai Rp. 7.922.593,-
3. Terdapat kekurangan volume pekerjaan rabat jalan lingkungan tungke desa
tanak kaken tahun anggaran 2017 dengan nilai Rp. 2.053.144,-
4. Terdapat kekurangan volume pekerjaan rabat jalan lingkungan tanak kaken
tahun anggaran 2017 dengan nilai Rp. 9.688.904,-
5. Terdapat kekurangan volume pekerjaan rabat jalan lingkungan montong bae
desa tanak kaken tahunn anggaran 2017 dengan nilai Rp. 923.248,-
Jadi total kekurangan volume pekerjaan secara keseluruhan pada tahun anggaran
2017 berdasarkan hasil temuan Inspektorat Daerah Kabupaten Lombok Timur
sebesar Rp. 61.476.244,- (enam puluh satu juta empat ratus tujuh puluh enam ribu
dua ratus empat puluh empat rupiah).hasil audit terlampir.
Sementara bila dibandingkan dari hasil audit Inspektorat Daerah tanggal 21 juli 2020
yang mana ditemukan adanya kekurangan volume pekerjaan atau kerugian Negara
untuk tahun anggaran 2017 sebesar Rp.189.246.855,- yang dibuat oleh Jaksa
penuntut umum (JPU) sebagai acuan dalam dakwaan.
Dari hasil audit Inspektorat ini membuat saya selaku terdakwa membingungkan
sementara yang melakukan Audit Audit adalah suatu Institusi atau instansi yang
sama yaitu INSPKTORAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR oleh karena itu
kami mohon kepada ketua Hakim yang mulia pada pengadilan tinggi mataram untuk
mempertimbangkannya dengan seadil adilnya.
- Bahwa mengingat dari hasil Audit Inspektorat Daerah kabupaten Lombok Timur pada
tanggal 21 Juli 2020 yang menyatakan adanya beberapa volume pekerjaan berupa
pisik a l : pengkerasan jalan, pembukaan jalan baru,talud dan bangunan polindes dll
itu suatu kewajiban saya namun tidak disadari Banyaknya volume pekerjaan yang
kurang atau rusak merupakan akibat dari terjadinya Pos Majure (Gempa Bumi) yang
terjadi pada pertengahan tahun 2018 diwilayah Nusa Tenggara Barat dan sangat
sangat dirasakan dialami di wilayah Desa Tanak Kaken kecamatan sakra Barat
kabupaten Lombok Timur hingga mempengaruhi terhadap beberapa pisik pekerjaan
yang telah jadi.
- Bahwa apa yang diungkapkan dalam dakwaan Jaksa penuntut Umum (JPU)
mengenai sisa anggaran yang dikelola yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
penggunaannya oleh terdakwa sebesar Rp. 184.434.000,-
Dalam hal ini dapat kami jelaskan untuk penggunaan dana tersebut antara lain :
1. Dipergunakan untuk pembayaran tanah kantor desa tanak kaken yang berjumlah
5 are dengan nilai Rp. 62.500.000,-
2. Pembayaran uang muka kerangka baja.
3. Pembayaran ongkos tukang
4. Pembuatan talut
5. Pengerasan jalan
6. Pembukaan jalan baru
7. Pembangunan polindes
- Bahwa apa yang di ungkapkan atau keterangan dari bendahara dan TPK dalam
persidangan semuanya tidak benar karena tidak sesuai dengan fakta yang ada di
lapangan:
1. Terhadap nota fiktif itu sebenarnya bendahara sendiri yang datang ke toko
bangunan dan secara langsung untuk meminta agar di buatkan nota oleh pemilik
toko bangunan yang sesuai dengan pengakuan dari pemilik toko bangunan
dalam persidangan saksi (pemilik toko bangunan) atas nama Ahmad Ruslan.
2. Saksi Muhammad Ayub,S.Pd. Menerangkan pelaporan pertanggungjawaban di
buat oleh saksi sendiri
- Bahwa sesuai dengan keterangan saksi H. Kabul (LKMD) Desa Tanak Kaken di
persidangan menjelaskan:
- Bahawa tanah yang di pergunakan untuk pembangunan kantor desa tanak kaken
seluas 5 are dengan harga Rp. 62.500.000,- merupakan hak milik terdakwa dan
sisanya di beli untuk pembangunan kantor desa dan di bayarkan dengan uang
pribadi terdakwa.
- Dalam dakwaan jaksa penuntut umum terkait dengan unsur untuk memperkaya diri
atau koorporasi itu sama sekali saya selaku terdakwa dengan sejujurnya dan
sebenar benarnya tidak ada niat untuk memperkaya diri bahkan setelah saya
menjabat sebagai kepala desa tanak kaken saya tidak memiliki harta yang
berlebihan selain dari satu buah rumah tempat tinggal keluarga dan orang tua.
- Dari apa yang saya ungkap dan uraikan di atas merupakan apa yang ada di
lapangan. Dan apa yang di temukan dari hasil audit inspektorat dan yang ada dalam
dakwaan jaksa penuntut umum (GPU) saya sangat sangat menyadarinya dan
menyesalinya karena dengan keterbatasan kemampuan saya selaku kepala desa
tanak kaken yang baru menjadi desa pemekaran yang masih serba kekurangan, oleh
karena itu saya mohon kepada majlis hakim yang mulia pada pengadilan tinggi
mataram dapat memaafkan saya serta memohon dengan kerendahan hati agar
kiranya dapat mempertimbangkan dan memberikan hukuman yang seringan
ringannya, mengingat sampai saat ini saya adalah:
1. Sebagai tulang punggung keluarga
2. Yang memiliki 2 orang ibu yang di tinggal oleh almarhum bapak saya
3. Yang memiliki 1 orang istri serta 5 orang anak yang saat ini masih sekolah dan
sedang membutuhkan biaya hidup,

Demikian memori banding ini di buat dan di ajukan agar kiranya dapat di jadikan sebagai
pertimbangan dalam putusan Terimakasih.

Hormat saya,
Terdakwa

IKHSAN ALS. ECAN BIN


SAWIAH

Anda mungkin juga menyukai