Disusun oleh :
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
LEGAL OPINION (ANALISIS HUKUM)
Nomor Perkara : 61/Pid.Sus/2013/PT.TPK.Smg.
Duduk Perkara :
Bahwa ia terdakwa SIH PUJI ASTUTI, Amd., pada waktu tahun 2006 sampai dengan
bulan Mei tahun 2011 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2006 sampai dengan
tahun 2011, bertempat di Kantor Unit Pengelola Keuangan (UPK) pada BKM “Manunggal” Kel.
Banmati Kec. Sukoharjo Kab. Sukoharjo, atau setidak-tidaknya di tempat-tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkara ini, secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, perbuatan-perbuatan mana masing-masing mempunyai
hubungan yang sedemikian rupa sehingga dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, yang
dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Dasar Hukum :
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo
Pasal 18 Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Adapun yang ingin penulis analisis dalam tulisan ini adalah apakah terdakwa SIH PUJI
ASTUTI bisa dijerat dengan dasar hukum di atas. Dan menurut penulis terdakwa SIH PUJI
ASTUTI berdasarkan duduk perkara di atas telah memenuhi unsur – unsur pasal 2 ayat (1) jo
Pasal 18 Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, unsur – unsur yang terpenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Setiap Orang
2. Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi
3. Merugikan keuangan negara
4. Secara melawan hukum
5. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan
6. Pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Sedangkan dalam perkara di atas Majelis Hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa
SIH PUJI ASTUTI, Amd. oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan
pidana denda sejumlah Rp. 50.000.000,-(Lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan apabila
Pidana Denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan Pidana Kurungan selama 2 (dua)
bulan
Dan analisis penulis dalam menjatuhkan putusan tersebut telah sesuai dengan unsur –
unsur pasal dalam pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang
Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang RI Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Kesimpulan :
Kesimpulan yang bisa penulis simpulkan berdasarkan uraian di atas adalah, bahwa dalam
menentukan apakah seorang terdakwa itu layak atau tidaknya dikatakan seorang terpidana harus
memenuhi unsur – unsur yang di dakwakan kepadanya, apabila tidak memenuhi unsur surat
dakwaan tersebut bisa dikatakan batal demi hukum.
Daftar Pustaka :
file:///C:/Users/User4/Downloads/putusan_61_pid.sus_2013_pt.tpk.smg_20211006.pdf
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/
f86f6f761d9d6ee67ce686565b0b98db.html
file:///C:/Users/User4/Downloads/UU%20Nomor%2031%20Tahun%201999.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44900/uu-no-20-tahun-2001#:~:text=UU
%20No.%2020%20Tahun%202001,Pidana%20Korupsi%20%5BJDIH%20BPK%20RI
%5D