Anda di halaman 1dari 20

Bandar Lampung, 13 Februari 2020

Kepada Yang Mulia :


Majelis Hakim Perkara No.30/Pid.Sus-TPK/PN.Tjk.
Pengadilan Negeri Tanjung Karang Kelas IA
di
Bandar Lampung

Perihal :Nota Pembelaan

Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan hormat,
Mempermaklumkan kami, Penasehat Hukum Para Terdakwa dalam Perkara Nomor
30/Pid.Sus-TPK/PN.Tjk pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang Kelas IA, melalui
kesempatan ini menyampaikan Nota pembelaan terhadap Surat Tuntutan Jaksa
Penuntut Umum Nomor: 125/TUT.01.04/24/12/2019 Tanggal 12 Desember
2019dalam perkara A-quo bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus
2359.SK.Pid.Sus.GR&P.XII.2019 tanggal 14 Desember 2019dan telah diregister di Panitera
Pengadilan Negeri Tanjung Karang, untuk dan atas nama Terdakwa :

Nama lengkap : HENDRA WIJAYA SALEH


Tempat lahir : Kotabumi
Umur/Tgl. Lahir : 47 Tahun / 15 Juli 1973
Jenis Kelamin : Laki - laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Cemara No.61 RT 001/ RW 001 Kel. Sri Basuki
Kec. Kotabumi Kab. Lampung Utara / Jl. Abrati
No. 141 RT 001/ RW 001 Kel. Kotabumi Pasar,
Kec. Kotabumi Kab. Lampung Utara.
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

Majelis Hakim Yang Mulia, dan


Penuntut Umum yang kami hormati.

I. PENDAHULUAN
Pertama-tama, kami tim Pembela ingin menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang tinggi kepada Majelis Hakim yang telah memimpin
persidangan dan memeriksa Perkara ini dengan arif bijaksana, adil, objektif,
serta bebas dan independen sesuai dengan asas free and impartial tribunal
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari prinsip Negara Hukum (The Rule of
Law/Rechtsstaat). Majelis Hakim juga telah berkenan memberikan kesempatan

Halaman1dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
seluas-luasnya kepada para pihak untuk melakukan tanya jawab secara leluasa
kepada Saksi, maupun Terdakwa. Bahkan Majelis Hakim pun secara aktif dan
kritis mengajukan berbagai pertanyaan kepada Saksi, maupun Terdakwa, guna
mencari dan menemukan kebenaran materiil yang menjadi tujuan dari
persidangan perkara ini sehingga dapat dicapai keadilan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Penuntut Umum yang telah
menjalankan tugasnya secara wajar dan kooperatif, sehingga persidangan ini
dapat berjalan dengan lancar, tanpa ada ketegangan yang berpotensi merusak
suasana dan jalannya proses persidangan perkara ini.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada panitera pengganti
yang telah bekerja sama dengan kami dalam setiap persiapan pelaksanaan
persidangan maupun membuat notulensi persidangan secara baik dan lengkap.
Kini sampailah kita pada agenda persidangan yaitu pembacaan Nota
Pembelaan (Pledoi), yang pada dasarnya mengekspresikan pendapat dan
kesimpulan kami terhadap seluruh proses persidangan, baik yang menyangkut
fakta-fakta (question of facts) maupun yang terkait analisa hukum terhadap
fakta-fakta tersebut (question of law), yang selengkapnya akan termuat dalam
nota pembelaan ini.

II. TENTANG DAKWAAN DAN TUNTUTAN HUKUM


A. Dakwaan
Bahwa dalam perkara Aquo, Terdakwa didakwa oleh Jaksa Penuntut umum
melalui surat dakwaan yang dibacakan dimuka sidang pada kamis tanggal 19
Desember 2019, yang pada pokoknya Terdakwa didakwa melakukan Tindak
Pidana Khusus sebagaimana yang diatur dan diancam pidana sebagai berikut
yaitu :
KESATU : sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf a Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana;

ATAU

KEDUA : sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana;

Halaman2dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
“Bahwa Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, pada sekitar bulan Agustus sampai
dengan September 2019 atau setidak-tidaknya pada tahun 2019 bertempat di ruang kerja
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara, di Jl Teratai No.137 Kelurahan Sri Basuki
Kecamatan Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara dan perumahan Kota Alam Blok A2 No.5
Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Tanjung Karang yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara,
telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memberi atau menjanjikan sesuatu, yaitu memberi
uang keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara yaitu AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung periode tahun 2014-2019 dan tahun 2019-2024 yang
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131.18-309 Tahun 2014 tanggal 3 Februari 2014
tentang pengesahan pengangkatan Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung dan Surat
Keputusan Nomor 131.18-399 Tahun 2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang pengangkatan Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung, melalui WAN HENDRI (Kepala Dinas Perdagangan Provinsi
Lampung) dan RADEN SYAHRIL Alias AMI (orang kepercayaan AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA), dengan maksud supaya Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yaitu agar AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA memberikan pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Comok dan
Konstruksi Fisik Pembangunan Pasar Rakyat Tata Karya di Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara Tahun Anggaran (TA) 2019 kepada Terdakwa, …….. dst”
“Bahwa Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, pada sekitar bulan Agustus sampai
dengan September 2019 atau setidak-tidaknya pada tahun 2019 bertempat di ruang kerja
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara, di Jl Teratai No.137 Kelurahan Sri Basuki
Kecamatan Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara dan perumahan Kota Alam Blok A2 No.5
Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Tanjung Karang yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara,
telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga
dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memberi atau menjanjikan sesuatu, yaitu memberi
uang keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada Pegawai
Negeri atau Penyelenggara Negara yaitu AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung periode tahun 2014-2019 dan tahun 2019-2024 yang
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131.18-309 Tahun 2014 tanggal 3 Februari 2014
tentang pengesahan pengangkatan Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung dan Surat
Keputusan Nomor 131.18-399 Tahun 2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang pengangkatan Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung, melalui WAN HENDRI (Kepala Dinas Perdagangan Provinsi
Lampung) dan RADEN SYAHRIL Alias AMI (orang kepercayaan AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA), karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya, yaitu karena AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA telah memberikan pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Comok
dan Konstruksi Fisik Pembangunan Pasar Rakyat Tata Karya di Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara Tahun Anggaran (TA) 2019 kepada Terdakwa, …….. dst”

B. Tuntutan

Halaman3dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
Bahwa sebagaimana surat tuntutan jaksa penuntut
umumNo.16/TUT.01.06/24/02/2020 tanggal 06 Februari 2020, yang
amarnya :
MENUNTUT
Agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang Yang memeriksa
dan mengadili perkara ini memutuskan :
1. Menyatakan Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH terbukti secara sah
dan meyakinkan menurut hukum bersalah “ melakukan tindak
pidana korupsi secara berlanjut”, sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP,
sebagaimana Dakwaan Kedua;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara
selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan dikurangi masa penahanan yang
telah dijalani terdakwa, dengan perintah supaya terdakwa tetap
berada dalam tahanan dan pidana denda sebesar Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar
maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan;
3. Menetapkan barang bukti sebagaimana terdapat dalam Daftar Barang
Bukti dikembalikan kepada penuntut umum untuk dipergunakan dalam
perkara lain;
4. Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

III. FAKTA PERSIDANGAN


Bahwa mohon perkenan Majelis Hakim Yang Mulia,Terdakwa memohon
keadilan, dengan dapat mencermati tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut
diatas adalah suatu kecerobohan dan kesewenangan-wenangan dari Jaksa
Penuntut Umum Terhadap Terdakwa.
Bahwa kiranya telah nyata dan terang ditemukan dalam fakta persidangan
ditemukan bukti yang menerangkan bahwa :
A. Saksi-saksi
1. Saksi ERO DIKARO MANAN S. Kom; Jenis kelamin Laki – Laki; Umur 46
tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 17 Februari 1974;
Warganegara Indonesia; Agama Islam; Pendidikan terakhir D3 Teknik
Sipil; Pekerjaan PNS (Anggota Pokja ULP); Alamat Jl.Soekarno Hatta
Gang Elang 4 RT.002/RW.003 Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara, dipersidangan
menerangkan sebagai berikut:

Halaman4dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
 Bahwa saksi merupakan Pegawai Negeri Sipil (Anggota Pokja ULP)
bagian pengadaan barang dan jasa Kabupaten Lampung Utara;
 Bahwa saksi mengenal terdakwa sebagai pengusaha jasa kontruksi di
Kabupaten Lampung Utara dengan memiliki perusahaan CV.Trisman
Jaya, CV.Putra Bungsu dan CV.Dewa Sakti.
 Bahwa Saksi menjelaskan ada tiga proyek pembangunan yaitupasar
rakyat Tata Karya dengan nilai sekitar Rp.3,6 Milyar dengan rekanan
pelaksana (CV.Trisman Jaya), pembangunan pasar tradisional desa
Karang Sari senilai Rp.1,3 Milyar dengan rekanan pelaksana
(CV.Alam Sejahtera), pembanguna pasar tradisonal desa Comok
senilai Rp.1 milyar dengan rekanan (CV.Alam Sejahtera)
 Bahwa Saksi menerangkan sepengetahuan saksi yang mengurus
semua adminitrasi lelang terhadap CV.Trisman Jaya, CV.Putra
Bungsu, CV.Dewa Sakti, dan CV.Alam Sejahtera yang digunakan oleh
Sdr. Hendra Wijaya alias EENG ketika mengikuti proses lelang paket
pekerjaan pada Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan Lamppung Utara
untuk tahun 2016,2017, 2019 adalah Septo Sugiharto;

2. Saksi SEPTO SUGIARTO; Umur 32 Tahun; Tempat, tanggal lahir :


Kotabumi, 09 September 1988; Pekerjaan Swasta (Direktur CV. Trisman
Jaya); Agama Islam; Kewarganegaraan Indonesia; Alamat Jl. Abung Raya
Timur No. 141 RT.001/RW.001 Kelurahan Kotabumi Pasar Kecamatan
Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, dipersidangan menerangkan
sebagai berikut:
 Bahwa Saksi mengenal Terdakwa. Saksi mempunyai hubungan
keluarga dengan Terdakwa karena Terdakwa adalah paman saksi;
 Bahwa saksi merupakan Direktur CV.Trisman Jaya sampai saat ini;
 Bahwa saksi menjelaskan tentang proses verifikasi kelengkapan
penawaran, kemudian saksi Wan Hendri beberapa kali menelpon dan
menyampaikan bahwa saksi Wan Hendri ditelpon oleh saksi Hendri
Kabag Hukum dan sekaligus Ketua ULP, dan meminta saksi untuk “
menyiram mereka” dimana saksi pahami maksudnya adalah
permintaan uang untuk kepentingan ULP. Terhadap permintaan
tersebut saksi sampaikan ke saksi Wan Hendri agar mengamankan
CV. Trisman Jaya yang mengikuti lelang Pasar Tata Karya dan
menyanggupi permintaan tersebut. Hal tersebut saya laporkan
kepada Terdakwa dan selanjutnya saksi Wan Hendri memerintahkan
saksi menyerahkan uang sejumlah Rp. 10 Juta kepada saksi Hendri
(Kabag Hukum) selaku Ketua ULP;
 Saksi menerangkan bahwa benar sdr. Ero pernah menghubungi saksi
untuk membawa dokumen-dokumen asli CV. Trisman Jaya ke
rumahnya yang berlokasi di belakang dinas Perijinan Kabupaten
Lampung Utara menjelang proses pembuktian lelang;
 Saksi menerangkan bahwa benar sdr. Ero pernah menghubungi saksi
melalui Whatsapp dan meminta uang untuk teamnya sebanyak 4
orang (4 amplop). Terkait hal tersebut saya laporkan kepada
terdakwa dan beliau memerintahkan saksi untuk memberi masing-
masing Rp. 1 Juta yang dibungkus dengan amplop sehingga 4 orang
totalnya 4 juta rupiah. Uang tersebut saksi berikan kepada sdr. Ero
di luar kantor Pemda Lampung Utara;

3. Saksi EKA CHANDRA HAMID; Jenis kelamin Laki – Laki; Umur 44 tahun;
Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 08 Oktober 1976; Warganegara

Halaman5dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
Indonesia; Agama Islam; Pendidikan terakhir S2 (Magister Tekhnik);
Pekerjaan Pensiunan PNS (Anggota Unit Kerja Pengadaan Barang dan
Jasa Kabupaten lampung Utara) ; Alamat Jalan Pagar Alam Palapa 5C
No. 19 Kel. Labuhan Ratu Kec. Bandar Lampung,dipersidangan
menerangkan sebagai berikut:
 Saksi menjelaskan untuk proses lelang dan pengamanan lelang
terhadap paket pekerjaan Pembangunan Pasar Comok, Pasar Desa
Karang Sari, dan Pasar Tradisional Tata Karya pada dinas
perdagangan tahun 2019 prosesnya sama dengan lelang
pembangunan pasar yang dimenangkan oleh Terdakwa tahun 2017
yaitu :
a. sebelum pelaksanaan lelang saksi Sairul Hanibal memberikan
kopelan terkait dengan rekanan yang diploting untuk
melaksanakan dan daftar nama perusahaan calon pelaksana oleh
pihak Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara termasuk
diantaranya terdakwa yang memperoleh 2 paket pekerjaan
pasar dengan menggunakan CV. Putra Bungsu dan CV. Trisman
Jaya.
b. sebelum pelaksanaan lelang juga saksi Septo Sugiharto selaku
orang suruhan dari terdakwa datang ke ULP dan menyampaikan
paket pekerjaan yang diploting untuk terdakwa oleh Kadis
Perdagangan serta menanyakan jadwal lelang ke ULP.
c. Dari pihak ULP selanjutnya memberikan bocoran surat
kualifikasi dan dokumen HPS untuk bahan pembuatan dokumen
penawaran kepada rekanan, dimana saksi Septo Sugiharto
meminta bantuan saksi Ero Dikaro

4. Saksi HENDRI, SH, MM; Umur 39 tahun; Tempat, tanggal lahir : Negeri
Ratu, 18 September 1980; Agama Islam; Pekerjaan PNS (Kabag Hukum
dan Plt. Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Lampung Utara);
Pendidikan S2; Kewarganegaraan Indonesia; Alamat Jl. Protokol No.53
Negeri Ratu Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara, dipersidangan
menerangkan sebagai berikut :
 Saksi menjelaskan bahwa permohonan untuk dilaksanakan lelang
paket pekerjaan dari dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perdagangan,
Dinas Kesehatan, Dinas Capil, dan Dinas Pemukiman diterima oleh
bagian PBJ Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Utara yang
bersumber dari DAK dan APBD sekitar bulan Juli 2019. Setelah
menerima permohonan jadwal lelang oleh pihak Dinas selanjutnya
saksi melaporkan kepada pak Sekda an. Sofyan selaku Pengguna
Anggaran. Setelah pak Sofyan memerintahkan untuk segera lelang
barulah saya membuat konsep surat perintah tugas lelang;
 Saksi menerangkan bahwa seluruh paket pekerjaan yang bersumber
dari DAK tahun 2019 baik paket pekerjaan Dinas PUPR, Perdagangan
dan Kesehatan semuanya menggunakan metode lelang cepat.
Dipilihnya metode lelang cepat karena adanya permintaan lelang
cepat yang dikirimkan oleh pihak PPK yang menangani paket
pekerjaan tersebut melalui system informasi kinerja penyedia;
 Saksi menerangkan memang benar sebelum pelaksanaan lelang dim
ulai, pihak dinas terkait yaitu PUPR, Dinas Perdagangan, Dinas
Kesehatan, Dinas Catatan Sipil dan Dinas Perumahan dan
Pemukiman datang dengan membawa daftar kopelan untuk
pembagian paket pekerjaan kepada calon rekanan yang ditunjuk

Halaman6dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
untuk dimenangkan oleh pokja Pengadaan barang dan jasa
Kabupaten Lampung Utara yang diterima oleh Plt. Kaubag
Pengadaan yang pada waktu itu dijabat oleh saksi Sairul Hanibal,
ST, MT;
 Saksi menerangkan bahwa untuk dinas perdagangan saksi Wan
hendri pernah menghubungi saksi dan menyampaikan bahwa salah
satu stafnya yang bernama saksi A.Rozie sudah menemui anggota
Pokja Pengadaan Barang dan Jasa untuk menyampaikan daftar nama
kopelan paket pekerjaan yang diploting untuk rekanan yang
diyunjuk oleh Dinas Perdagangan dalam paket pekerjaan
Pembangunan Pasar Tradisional Desa Comok, pembangunan pasar
tradisional karang sari dan konstruksi fisik pasar tata karya tahun
2019;

5. Saksi A. ROZIE; Umur 58 tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi 28


Agustus 1962; Agama Islam; Pekerjaan PNS (Kasi Promosi Perdagangan
Dalam dan Luar Negeri Dinas Perdagangan Kab. Lampung Utara);
Pendidikan terakhir S1; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-
laki; Alamat Jl. Teratai No.137 rt/rw 003/004 Desa/Kelurahan Sri Basuki
Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara; dipersidangan
menerangkan sebagai berikut :
 Saksi menjabat sebagai Kasi Promosi Perdagangan Dalam dan Luar
Negeri Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara;
 Dalam pelaksanaan tugas, saksi bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara;
 Jabatan saksi berkaitan dengan pembangunan pasar dimana saksi
bertanggung jawab mengenai proposal pembangunan pasar;
 Selain sebagai KasiPromosi Perdagangan Dalam dan Luar Negeri
Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara saksi juga sebagai
PPTK yang bertanggung jawab secara administrasi terkait dengan
proyek pembangunan pasar;
 Saksi pernah disuruh oleh Wan Hendri untuk mengambil uang dari
Dede Bastian sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
terkait proyek Pasar Karang Sari;
 Saksi mengatakan bahwa saksi ditelpon oleh Wan Hendri dan disuruh
untuk mengambil uang dari Terdakwa dan saksi disuruh membawa
uang tersebut ke rumah saksi;
 saksi mengetahui penyerahan uang tersebut dilakukan dirumah
saksi;
 saksi menjelaskan mengenai proyek Dinas Perdagangan awalnya
pada tahun 2019 untuk Pasar Karang Sari bahwa saksi mendapat
perintah dari Wan Hendri untuk mencarikan uang sejumlah Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan uang tersebut saksi serahkan
ke Wan Hendri;
 Saksi menerangkan bahwa memang benar sekitar awal tahun atau
sekitar bulan Februari 2019 saksi pernah diperintahkan oleh saksi
Wan Hendri untuk meminta uang kepada sdr. saksi Dede Bastian
sebesar Rp. 100.000.000 untuk keperluan Dinas Perdagangan namun
tidak disebutkan untuk siapa;
 Saksi selanjutnya, atas perintah tersebut mengubungi sdr, Dede
Bastian dan menyampaikan perintah dari saksi Wan Hendri selaku
Kadis Perdagangan untuk meminta uang Rp. 100.000.000 dimana
saksi Dede Bastian dijanjikan paket pekerjaan Pembangunan Pasar
Desa Karang Sari tahun 2019 yang bersumber dari DAK tahun 2019;

Halaman7dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS

6. Saksi AGUNG ILMU MANGKUNEGARA; Umur 37 tahun; Tempat, tanggal


lahir : Kotabumi, 17 Agustus 1982; Agama Islam; Pekerjaan Bupati
Lampung Utara; Pendidikan S2; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis
Kelamin Laki-laki; Alamat Jl. M. Thohir Gg. Putri No. 73A RT. 001 RW.
001, Tanjung Aman, Kotabumi Selatan, Lampung Utara, Lampung;
dipersidangan menerangkan sebagai berikut :

7. Saksi RADEN SYAHRIL; Umur 45 tahun; Tempat, tanggal lahir : Bandar


Lampung, 16 April 1969; Agama : Islam; Pekerjaan Wiraswasta;
Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-laki; Alamat Jl. Jaro
Alam, Desa Wonogiri, RT 02 Kelurahan Kelapa 7, Kotabumi Selatan,
Lampung Utara; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
8. Saksi SRIWIDODO; Umur 45 tahun; Tempat, tanggal lahir : Bandar
Lampung, 10 Januari 1973; Agama Islam; Pekerjaan Wiraswasta;
Pendidikan S2; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-laki;
Alamat Jl. Merak V B 8 No. 14 Polda 2 RT.003 Kel. Beringin Raya Kec.
Kemiling Bandar Lampung; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :

9. Saksi SAIRUL HANIBAL ST, MT; Umur 45 tahun; Tempat, tanggal lahir :
Kota Agung, 6 September 1982; Agama Islam; Pekerjaan PNS (Pokja ULP
tahun 2016-2017); Pendidikan S2; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis
Kelamin Laki-laki; Alamat Jl. Tuan Raja Ulangan RT.001/RW.001 Desa
Banjar Ketapang Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara;
dipersidangan menerangkan sebagai berikut :

10. Saksi ABDURAHMAN; Umur 49 tahun; Tempat, tanggal lahir : Lampung


Selatan, 5 Mei 1971; Agama Islam; Pekerjaan Wiraswasta (CV. Alam
Sejahtera); Pendidikan SMA; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin
Laki-laki; Alamat Jl. Desa Buah Perak Dusun 2 Penengahan Pios
RT.002/RW.002 Desa Buah Berak, Kecamatan Kalian Kabupaten
Lampung Selatan; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :

11. Saksi WAN HENDRI; Umur 47 tahun; Tempat, tanggal lahir : Pekurun, 19
Juli 1972; Agama Islam; Pekerjaan Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara; Pendidikan S1; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis
Kelamin Laki-laki; Alamat Perumahan Kota Alam Blok A2 No.5 Kotabumi
Lampung Utara; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
 Saksi merupakan kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung
Utara pada tahun 2019. Saksi mulai menjabat sebagai kepala dinas
perdagangan pada bulan Agustus 2017;
 Saksi menerangkan bahwa saksi pernah ditemui oleh Terdakwa di
kantor Dinas Perdagangan. Kedatangan Terdakwa ke Kantor Dinas
Perdagangan atas inisiatif Terdakwa namun sebelumnya Terdakwa
sempat koordinasi dengan staff Saksi;
 Saksi menerangkan bahwa dalam pertemuan tersebut saksi
menyampaikan kalau di tahun 2019 ada 3 proyek yang akan dilelang
di Dinas Perdagangan;

Halaman8dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
 Saksi menganjurkan Terdakwa untuk menemui ULP, artimya
berjuang di ULP untuk mendapatkan proyek;
 Saksi menerangkan bahwa terdapat dua proyek yang dimenangkan
Terdakwa yaitu Pasar Comok dan Pasar Tata Karya namun saksi
tidak mengetahui menggunakan perusahaan apa. Sedangkan untuk
proyek pasar karang sari dimenangkan oleh Dede Bastian;
 Saksi menerangkan bahwa Dede Bastian menggunakan perusahaan
sendiri bukan bagian dari Terdakwa;
 Saksi menerangkan sekitar bulan Agustus 2019 setelah pencairan
proyek pasar comok Terdakwa menyerahkan uang sebesar 200 juta
di rumah A. Rozie;
 Saksi menerangkan bahwa Terdakwa datang setelah dihubungi oleh
A. Rozie atas perintah saksi dimana saksi minta bantuan karena
banyak urusan kantor yang harus diselesaikan;
 Terdakwa menyerahkan uang sebesar 200 juta karena saksi butuh
250 juta sedangkan fee pasar comok jika dihitung 20% adalah 200
juta maka Terdakwa menyarankan saksi untuk meminta
kekurangannya kepada Dede Bastian dimana Dede Bastian yang
mengerjakan proyek pasar Karang sari;
 Sehingga total uang yang saksi terima dari Terdakwa dan Dede
Bastian yaitu sekitar Rp. 250.000.000,-;
 Saksi menerangkan bahwa uang 250 juta tersebut belum diserahkan
kepada Bupati karena ada hal-hal yang mesti diselesaikan yaitu
penyerahan uang kepada aparat penegak hukum;
 Mengenai jumlah uang yang diterima saksi belum disampaikan ke
Bupati karena rencanya seluruh uang setoran fee akan dilaporkan
oleh saksi diakhir dengan keseluruhan proyek dan catatan besaran
fee;
 Untuk proyek tata karya ada penyerahan uang dari Terdakwa
sebesar 50 juta dimana saksi pernah hutang kepada Terdakwa yang
nantinya diperhitungkan sebagai fee untuk mendapatkan proyek .
Saksi dianjurkan oleh Arli Yusran untuk meminjam terlebih dahulu
kepada Terdakwa;
 Saksi menerangkan bahwa pencairan terkait proyek tata karya ada
sebanyak 4 termin;
 Saksi menerangkan bahwa terkait pencairan tata karya ada
penyerahan uang dari Terdakwa kepada saksi sejumlah 300 juta
pada tanggal 26 September 2019 di rumah saksi;
 kemudian pada tanggal 04 Oktober 2019, Raden Syahril
menghubungi saksi dan bertemu di Rumah Makan Pondok Twin.
kemudian saat di parkiran mobil, dari pintu kiri mobil saksi, saksi
memberikan tas kresek warna hitam berisi uang sebesar Rp.
240.000.000,- ke mobil Raden Syahril dan saksi mengatakan kalau
ada keperluan pakai aja dulu 10 juta untuk Raden Syahril dari uang
tersebut;
 Total uang yang diterima saksi dari Terdakwa adalah 800 juta yaitu
200 juta dari pencairan pasar comok dan 300 juta sebanyak dua kali
dari pencairan pasar tata karya;

Halaman9dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
12. Saksi ALI YUSRAN; Umur 40 tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 18
Mei 1979; Agama Islam; Pekerjaan Bendahara Tugas Pembantuan Tahun
2019 Dinas Perdagangan Kabupaten Lampung Utara; Pendidikan SMA;
Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-laki; Alamat Jalan
Ahmad Akuan Nomor 330 dan Nomor 311, Kel. Rejo Sari Kec. Kota bumi
Kota Lampung Utara; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
13. Saksi SYAHRONI; Umur 43 tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 29
Februari 1976; Agama Islam; Pekerjaan Bendahara Dinas Perdagangan
Kabupaten Lampung Utara; Pendidikan S1; Kewarganegaraan Indonesia;
Jenis Kelamin Laki-laki; Alamat Jalan Syuhada III No. 04 RT/RW 05/05,
Kota Alam, Kota bumi Selatan Kabupaten Lampung Utara; dipersidangan
menerangkan sebagai berikut :
14. Saksi DESYADI; Umur 39 tahun; Tempat, tanggal lahir : Panaragan Jaya,
06 Desember 1979; Agama Islam; Pekerjaan Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara; Pendidikan S2;
Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-laki; Alamat Jl. Kelapa
No.34, Sepang Jaya, Kec. Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Lampung;
dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
15. Saksi DEDE BASTIAN; Umur 45 tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi,
22 Maret 1985; Agama Islam; Pekerjaan Swasta/ Direktur CV. Tata
Chubby; Pendidikan SMA; Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin
Laki-laki; Alamat Jl. K. H. Mansur Sindang Sari, Kotabumi, Lampung
Utara; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
16. Saksi RIDUAN; Umur 41 tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 11
April 1978; Agama Islam; Pekerjaan PNS (Kabid. Keamanan dan
Ketertiban di Dinas Perdagangan Kab. Lampung Utara); Pendidikan S1;
Kewarganegaraan Indonesia; Jenis Kelamin Laki-laki; Alamat Jl. Merpati
RT.001/RW.001 Tanjung Harapan, Kec. Kotabumi Selatan, Kab.
Lampung Utara; dipersidangan menerangkan sebagai berikut :
 Saksi kenal dengan Terdakwa. Saksi tidak ada hubungan keluarga
dengan Terdakwa
 Saksi bersedia memberikan keterangan dan bersedia disumpah.
 Bahwa benar saksi pernah
17. Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH; Jenis kelamin Laki – Laki; Umur 33
tahun; Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 15 Juli 1985; Warganegara
Indonesia; Agama Islam; Pekerjaan Wiraswasta; Alamat Jl. Cemara
No.61 RT 001/ RW 001 Kel. Sri Basuki Kec. Kotabumi Kab. Lampung
Utara / Jl. Abrati No. 141 RT 001/ RW 001 Kel. Kotabumi Pasar, Kec.
Kotabumi Kab. Lampung Utara, dipersidangan menerangkan sebagai
berikut :

IV. FAKTA HUKUM


1. Bahwa Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah
mendakwakan terhadap Terdakwa Hendra Wijaya Saleh atas perbuatannya
terkait pemberian hadiah berupa uang sebesar Rp 800.000.000 (delapan ratus
lima puluh juta rupiah) kepada AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara melalui WAN HENDRI terkait dengan pemberian paket
pekerjaan atau proyek di dinas perdagangan .

Halaman10dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
2. Bahwa dalam dakwaan penuntut umum tersebut merupakan dakwaan yang
tidak dapat dibuktikan atau tidak sesuai dengan fakta sebenarnya;
3. Bahwa faktanya terdakwa tidak pernah menyerahkan uang kepada AGUNG
ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung Utara secara langsung sesuai
dengan dakwaan penuntut umum;
4. Bahwa benar terdakwa pernah menyerahkan sejumlah uang sebagai bentuk
komitmen fee terkait proyek tersebut, namun terdakwa tidak mengetahui
aliran dana tersebut diberikan kepada siapa serta untuk apa tujuannya;
5. Bahwa saksi WAN HENDRI dalam persidangan menyatakan, saksi yang
meminta komitmen fee tersebut kepada seluruh rekanan – rekanan sebagai
syarat untuk mendapatkan proyek pada dinas perdagangan;
6. Bahwa berdasarkan poin 5 di atas, pemberian komitmen fee tersebut bukan
merupakan inisiatif dari terdakwa namun merupakan budaya atau kebiasaan
sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan pada dinas terkait;
7. Bahwa faktanya pada saat persidangan terdakwa bersamaan dengan proses
persidangan terdakwa juga mengajukan permohonan kepada majelis di
hadapan persidangan untuk menjadi Justice Collaborator. Bentuk
permohonan tersebut merupakan bentuk kerjasama terhadap penegak hukum
dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
8. Bahwa Terdakwa secara sukarela menyerahkan diri dan bukan ditangkap;

V. ANALISA HUKUM

Majelis Hakim yang mulia, dan


Penuntut Umum yang kami hormati.
Bahwa menurut hemat Terdakwa, penuntut umum telah salah dalam merangkai
suatu Peristiwa Hukum dan tak berdasar untuk :
A. Bahwa dakwaan yang disusun oleh penuntut umum tidak bersesuaian dengan
fakta – fakta sebenarnya dan tidak sesuai dengan fakta hukum;
B. Bahwa surat dakwaan Nomor : 125/TUT.01.04/24/12/2019 Tanggal 12
Desember 2019 yang dibacakan di persidangan pada Kamis tanggal 19
Desember 2019 tersebut tidak memenuhi syarat materil sebagaimana
digariskan oleh Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP. Dengan kata lain, uraian
tindak pidana dalam surat dakwaan tersebut disusun dengan tidak cermat,
tidak jelas dan tidak lengkap
C. Bahwa dalam uraian dakwaan : sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, atau KEDUA : sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang RI No.31 Tahun 1999

Halaman11dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, Penuntut Umum KPK menguraikan
konstruksi hukum perbuatan Terdakwa pada halaman 1 sampai dengan
halaman 2 dan halaman 6 surat dakwaan sebagai berikut:

Halaman 1 s/d halaman 2 :


“Bahwa Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, pada sekitar bulan Agustus sampai dengan
September 2019 atau setidak-tidaknya pada tahun 2019 bertempat di ruang kerja Kepala Dinas
Perdagangan Kabupaten Lampung Utara, di Jl Teratai No.137 Kelurahan Sri Basuki Kecamatan
Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara dan perumahan Kota Alam Blok A2 No.5 Kabupaten
Lampung Utara Provinsi Lampung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Tanjung Karang yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara, telah
melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga dipandang
sebagai perbuatan berlanjut, memberi atau menjanjikan sesuatu, yaitu memberi uang
keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada Pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara yaitu AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung
Utara Provinsi Lampung periode tahun 2014-2019 dan tahun 2019-2024 yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131.18-309 Tahun 2014 tanggal 3 Februari 2014 tentang
pengesahan pengangkatan Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung dan Surat Keputusan
Nomor 131.18-399 Tahun 2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang pengangkatan Bupati Lampung
Utara Provinsi Lampung, melalui WAN HENDRI (Kepala Dinas Perdagangan Provinsi
Lampung) dan RADEN SYAHRIL Alias AMI (orang kepercayaan AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA), dengan maksud supaya Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yaitu agar AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA memberikan pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Comok dan
Konstruksi Fisik Pembangunan Pasar Rakyat Tata Karya di Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara Tahun Anggaran (TA) 2019 kepada Terdakwa, …….. dst”
Halaman 6 :
“Bahwa Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, pada sekitar bulan Agustus sampai dengan
September 2019 atau setidak-tidaknya pada tahun 2019 bertempat di ruang kerja Kepala Dinas
Perdagangan Kabupaten Lampung Utara, di Jl Teratai No.137 Kelurahan Sri Basuki Kecamatan
Kota Bumi Kabupaten Lampung Utara dan perumahan Kota Alam Blok A2 No.5 Kabupaten
Lampung Utara Provinsi Lampung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Tanjung Karang yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara, telah
melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa sehingga dipandang
sebagai perbuatan berlanjut, memberi atau menjanjikan sesuatu, yaitu memberi uang
keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada Pegawai Negeri
atau Penyelenggara Negara yaitu AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung
Utara Provinsi Lampung periode tahun 2014-2019 dan tahun 2019-2024 yang diangkat
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 131.18-309 Tahun 2014 tanggal 3 Februari 2014 tentang
pengesahan pengangkatan Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung dan Surat Keputusan
Nomor 131.18-399 Tahun 2019 tanggal 11 Maret 2019 tentang pengangkatan Bupati Lampung
Utara Provinsi Lampung, melalui WAN HENDRI (Kepala Dinas Perdagangan Provinsi
Lampung) dan RADEN SYAHRIL Alias AMI (orang kepercayaan AGUNG ILMU

Halaman12dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
MANGKUNEGARA), karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya, yaitu karena AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA telah memberikan pekerjaan Pembangunan Pasar Tradisional Pasar Comok
dan Konstruksi Fisik Pembangunan Pasar Rakyat Tata Karya di Dinas Perdagangan Kabupaten
Lampung Utara Tahun Anggaran (TA) 2019 kepada Terdakwa, …….. dst”

D. Bahwa dari kutipan konstruksi hukum dakwaan diatas, frasa yang menjadi
penekanan kami adalah frasa “memberi uang keseluruhan sejumlah Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara yaitu AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung”, penulisan frasa yang sedemikian
memberikan penafsiran yang salah mengenai perbuatan Terdakwa yang
sebenarnya, oleh karena penulisan frasa itu akan mengarahkan pada
penafsiran yang salah, yaitu :
- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, SECARA
LANGSUNG memberi uang keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) kepada AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku
Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung;

- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, SECARA PRIBADI


KENAL DAN PERNAH BERTEMU SERTA BERHUBUNGAN dengan AGUNG
ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung;
- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG MEMINTA
PEKERJAAN / PROYEK SECARA LANGSUNG kepada AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung;

E. Bahwa fakta yang sebenarnya adalah :


- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, TIDAK PERNAH
SECARA LANGSUNG memberi uang keseluruhan sejumlah Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung;

- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, SECARA PRIBADI


TIDAK KENAL DAN TIDAK PERNAH BERTEMU SERTA TIDAK PERNAH
BERHUBUNGAN dengan AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung, Terdakwa hanya mengenal AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA sebagai Bupati, sama dengan pengetahuan masyarakat
pada umumnya dan tidak pernah bertemu atau berhubungan atau
berkomunikasi dengan AGUNG ILMU MANGKUNEGARA;

- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG TIDAK PERNAH


MEMINTA PEKERJAAN/PROYEK kepada AGUNG ILMU MANGKUNEGARA
selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung, akan tetapi TERDAKWA
HENDRA WIJAYA SALEH ALIAS EENG TERPAKSA HARUS MENGIKUTI
“SYSTEM” YANG BERLAKU DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROVINSI
LAMPUNG APABILA INGIN MENDAPATKAN PEKERJAAN/PROYEK;

Halaman13dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
F. Bahwa berdsarkan alasan tersebut di atas, kami Team Penasehat hukum Terdakwa
menilai surat dakwaan Penuntut Umum KPK harus dikategorikan sebagai tidak
cermat, tidak jelas dan tidak lengkap dengan alasan bahwa dalam dakwaannya
Penuntut Umum KPK jelas menekankan pada hubungan langsung atau
keterkaitan langsung antara Terdakwa dengan AGUNG ILMU MANGKUNEGARA
selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung, sehingga asas “PRADUGA TAK
BERSALAH” ( PRESUMPTION OF INNOCENCE) jelas-jelas telah dilanggar karena
Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG telah secara tidak langsung diadili
oleh pers dan menyandang sebutan “PENYUAP BUPATI LAMPUNG UTARA” ;

IV.ANALISIS YURIDIS
Sebagaimana telah diuraikan di atas, Terdakwa  Hendra Wijaya Saleh telah
didakwa oleh Penuntut Umum dalam dakwaan :

Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tind ak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana

“Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 250.000.000,- ( ddua ratus
lima puluh juta rupiah) setiap orang yang :
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara Negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya ”
b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatannya

Unsur-unsur :
Ad. 1. Unsur Setiap Orang
Bahwa, yang dimaksud dengan pengertian “Setiap orang” adalah setiap orang sebagai
subyek hukum yang telah didakwa melakukan suatu tindak pidana dan dapat
dipertanggungjawabkan menurut hukum atas perbuatan pidana yang telah dilakukannya tersebut,
baik orang perorang, maupun korporasi;

Bahwa orang perorang sebagai subyek hukum selaku pendukung hak dan kewajiban, yang
didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam Surat Dakwaan Jaksa

Halaman14dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
Penuntut Umum. Subjek Hukum mana dipersyaratkan hadir dimuka persidangan dalam keadaan
bebas, sehat jasmani dan rohani, sehingga dapat dianggap cakap melakukan suatu perbuatan dan
dapat pula dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya tersebut;

Bahwa pembuktian terhadap unsur ini yakni seseorang yang diperhadapkan


dipersidangan tersebut haruslah dalam keadaan bebas yang artinya tidak terbelenggu baik
yang bersifat fisik maupun secara kejiwaan, hal mana dibuktikan melalui kehadiran
Terdakwa dimuka persidangan dalam keadaan bebas dan tidak dalam tekanan pihak
manapun yang ditandai dengan keleluasaannya untuk menyampaikan tanggapan ataupun
pendapatnya terhadap segala sesuatu yang terjadi dipersidangan baik menyangkut tata
kaidah persidangan yang bersifat formal maupun berkenaan dengan materi pokok perkara
yang dituduhkan kepadanya. Sedangkan pengertian sehat jasmani yakni orang tersebut
dihadapkan dipersidangan tidak terganggu kesehatannya (sakit) yang dapat menggangu
daya pikir yang bersangkutan sehingga terhalang baginya untuk membela kepentingannya
dimuka persidangan, hal mana dibuktikan dengan pernyataan langsung oleh yang
bersangkutan dimuka persidangan saat dimulai dan berlangsungnya persidangan, adapun
pengertian sehat rohani yakni seseorang yang diperhadapkan dipersidangan tidak dalam
keadaan sakit secara kejiwaan, hal tersebut dibuktikan dengan kemampuannya untuk
mencerap informasi serta pengetahuannya terhadap persoalan yang ia hadapi
sebagaimana dapat dilihat dari kecakapan yang bersangkutan dalam menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan, memberikan tanggapan atas setiap keterangan, termasuk
memahami seluruh proses persidangan yang dihadapinya;
Bahwa dari pengertian diatas, guna memenuhi maksud anasir unsur tersebut,
dipersidangan Pengadilan Negeri Tipikor Tanjung Karang telah dihadapkan seseorang sebagai
terdakwa yakni atas nama Hendra Wijaya Saleh Alias Eeng, dengan identitas lengkap sebagaimana
telah termuat dalam surat Dakwaan Penuntut Umum dan telah pula dicocokkan oleh Majelis Hakim
dengan yang bersangkutan dimuka persidangan, sebagaimana merujuk pada ketentuan pasal 143
ayat 2 huruf a Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

Bahwa Terdakwa hadir dipersidangan dalam keadaan bebas, sehat jasmani dan rohani, hal
mana dibuktikan bahwa yang bersangkutan dihadapkan dipersidangan tidak dalam belenggu atau
terbelenggu baik secara fisik maupun phisikis, tidak terhalang suatu penyakit baik penyakit fisik
maupun kejiwaan dengan dibuktikan melalui kemampuannya dalam menjawab semua pertanyaan
yang diajukan kepadanya. Jika dikaitkan dengan pengertian diatas maka yang didudukkan sebagai
Terdakwa dalam perkara a quo merupakan Subyek Hukum dimaksud. Sebagaimana pula mengacu
pada fakta yuridis yang terungkap dipersidangan yang diperoleh dari keterangan para saksi, dan juga
keterangan Terdakwa yang saling bersesuaian, pada pokoknya bahwa dirinyalah dengan identitas
sebagaimana disebut dan yang dimaksudkan dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum sebagai Subyek
Hukum/Persoon yang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam perkara ini;

Halaman15dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut kami team Penasehat Hukum Terdakwa
berkesimpulan bahwasanya tidak terjadi salah orang (error in persona). Akan tetapi anasir unsur
pasal a quo bersifat formil, sehingga untuk menentukan apakah yang bersangkutan tersebut dapat
dipersalahkan atas suatu tindak pidana sebagaimana yang didakwakan atasnya, maka perlu
dibuktikan dan akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam unsur-unsur Pasal dakwaan berikutnya,
dalam arti bahwa terbuktinya unsur setiap orang ini tergantung pada pembuktian perbuatan materiil
sebagaimana unsur-unsur Pasal dakwaan;

Ad.2 Unsur Memberi sesuatu


Bahwa bahwa yang dimaksud dengan “memberikan sesuatu” adalah beralihnya
kekuasaan sesuatu itu baik benda berwujud atau benda tak berwujud maupun
hak, dari tangan seseorang kepada seseorang lain;
Bahwa dalam pembuktian unsur ini kami team Penasehat Hukum Terdakwa tidak
menyanggah atau berkeberatan, oleh karena sejak awal Terdakwa sendiri secara sukarela telah
menyerahkan diri dan kooperatif dalam memberikan keterangan, dan bahwasanya Terdakwa
benar telah memberi uang keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah)
kepada seseorang yaitu saksi Wan Hendri;

Ad.3 Unsur kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

Bahwa demikian juga untuk pembuktian unsur ini, kami team Penasehat Hukum
Terdakwa tidak menyanggahnya, karena benar terbukti bahwasanya saksi Wan Hendri yang
menerima uang dari Terdakwa adalah merupakan pegawai negeri atau penyelenggara Negara,
akan tetapi yang perlu menjadi penekanan adalah bahwasanya Terdakwa sama sekali tidak
pernah memberikan uang kepada Agung Ilmu Mangkunegara, atau mempunyai niat untuk
memberi uang kepada Agung Ilmu Mangkunegara;

Ad.4 Unsur karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan


dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya

Bahwa terkait dengan unsur ini, kami team Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan
bahwasanya memang benar uang yang diberikan Terdakwa kepada saksi Wan Hendri adalah
berkaitan dengan jabatan atau kedudukan saksi Wan Hendri sebagai kepala dinas perdagangan
kabupaten Lampung Utara;

Ad.5 perbuatan berlanjut (pasal 64 ayat (1) KUHPidana) Voorgezette


Handeling

Bahwasanya pemberian uang tersebut benar dilakukan dalam beberapa tahap,


tidak secara sekaligus, dimana keseluruhannya merupakan suatu rangkaian
perbuatan yang berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga memungkinkan
dan masuk dalam kategori perbuatan berlanjut…………………..

Bahwa dari keseluruhan uraian pembuktian unsur diatas, kami team Penasehat
Hukum Terdakwa menyimpulkan bahwasanya benar Terdakwa telah memberi uang

Halaman16dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
keseluruhan sejumlah Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada seseorang yaitu
saksi Wan Hendri berkaitan dengan kedudukan atau jabatan saksi Wan Hendri
selaku Kepala dinas perdagangan kabupaten Lampung Utara yang dilakukan
secara berlanjut;

Bahwa akan tetapi apakah kemudian Terdakwa dapat dipersalahkan atau


dijatuhi pidana atas perbuatannya tersebut adalah merupakan sesuatu hal yang
berbeda yang memerlukan penelahaan lebih lanjut, berdasarkan fakta-fakta
hukum sebagai berikut :

- BahwaTerdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, TIDAK PERNAH


SECARA LANGSUNG memberi uang keseluruhan sejumlah Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) kepada AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung;

- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG, SECARA PRIBADI


TIDAK KENAL DAN TIDAK PERNAH BERTEMU SERTA TIDAK PERNAH
BERHUBUNGAN dengan AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung, Terdakwa hanya mengenal AGUNG ILMU
MANGKUNEGARA sebagai Bupati, sama dengan pengetahuan masyarakat
pada umumnya dan tidak pernah bertemu atau berhubungan atau
berkomunikasi dengan AGUNG ILMU MANGKUNEGARA;

- Bahwasanya Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG TIDAK PERNAH


MEMINTA PEKERJAAN/PROYEK kepada AGUNG ILMU MANGKUNEGARA
selaku Bupati Lampung Utara Provinsi Lampung, akan tetapi TERDAKWA
HENDRA WIJAYA SALEH ALIAS EENG TERPAKSA HARUS MENGIKUTI
“SYSTEM” YANG BERLAKU DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA PROVINSI
LAMPUNG APABILA INGIN MENDAPATKAN PEKERJAAN/PROYEK

Bahwa, dengan tanpa mengurangi rasa hormat pada Majelis Hakim Tipikor
yang memeriksa dan mengadili perkara ini, perlu kami sampaikan bahwasanya
Pengadilan Tipikor sejak awal didirikan memang sudah berada pada posisi tidak
mandiri. UU Nomor 30 tahun 2002 yang merupakan dasar hukum terbentuknya KPK
juga merupakan dasar hukum bagi terbentuknya Pengadilan Tipikor untuk pertama
kali (Pasal 53 UU KPK). Pengadilan Tipikor yang dibentuk atas dasar UU KPK ini
dikatakan tidak mandiri karena pada dasarnya diberikan tugas yang sama oleh
pembentuk undang-undang untuk memberantas korupsi (Pasal 1 ayat 3 UU Nomor 30
tahun 2002). Sehingga konsekuensi juridisnya adalah jika Pengadilan Tipikor
memutus berbeda dengan semangat KPK maka Pengadilan Tipikor akan dianggap
anti pemberantasan korupsi. Dalam keadaan yang sedemikian terjadi tekanan
psikologis terhadap Hakim-Hakim Pengadilan Tipikor untuk harus memutus bersalah
terhadap terdakwa yang dihadapkan ke pengadilan Tipikor oleh KPK.
Lebih lanjut bahwasanya kampanye KPK perihal pemberantasan korupsi juga
secara psikologis telah mempengaruhi imparsialitas peradilan dan telah
mempengaruhi pendapat umum di masyarakat (sebagaimana telah kami sampaikan
dalam eksepsi kami sebelumnya). Majelis Hakim dalam suasana psikologis seperti
itu, akan sulit diharapkan bisa bersikap mandiri ketika berhadapan dengan

Halaman17dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
terdakwa. Jika Majelis hakim sampai membebaskan terdakwa maka Majelis hakim
akan dianggap sebagai anti pemberantasan korupsi dan berpihak kepada koruptor,
sebaliknya, jika menghukum Terdakwa nanti dikira karena takut pada pendapat
masyarakat, padahal Majelis Hakim telah menjalankan tugasnya dengan benar.
Keadaan serba salah inilah yang kami maksud sebagai hilangnya kemandirian hakim.

Kewajiban hakim untuk bersikap mandiri berarti hakim terikat untuk


memutus perkara hanya atas dasar ketentuan undang-undang. Menurut KUHAP
sistem pembuktian yang dianut adalah Negatief Wettelijk Stelsel, yaitu metode
pembuktian yang paling sulit diantara empat ajaran tentang pembuktian.

Menurut KUHAP, untuk membuktikan seorang bersalah harus diperoleh 2 alat


bukti yang sah ditambah dengan keyakinan hakim. Artinya jika terdapat bukti
menurut undang-undang bahwa terdakwa bersalah, namun hakim tidak memperoleh
keyakinan maka terdakwa harus dibebaskan. Demikian juga jika seorang hakim
berkeyakinan terdakwa bersalah namun menurut undang-undang terdakwa tidak
terbukti bersalah maka terdakwa juga harus dibebaskan.

Intinya, meskipun seorang jelas-jelas kelihatan bersalah, namun menurut


KUHAP, adalah sangat sulit untuk membuktikan seorang bersalah. Dengan demikian,
seharusnya lebih banyak putusan bebas daripada putusan untuk menghukum.
Namun, karena ada suasana psikologis yang mengatakan, jika membebaskan
terdakwa dicurigai adanya judicial corruption, maka praktek pengadilan kita lebih
baik menjatuhkan putusan bersalah dari pada dituduh korupsi. Atau dengan kata
lain, jika hakim bersikap mandiri maka sebetulnya akan lebih banyak terdakwa yang
dibebaskan dari pada yang dihukum, karena sulitnya membuktikan kesalahan
terdakwa.
Bahwa dalam perkara Terdakwa ini perlu dipahami makna “Geen straf
zonder schuld” yang bermakna tidak ada pidana tanpa kesalahan. Kesalahan yang
bagaimana? Pertanyaan tersebut dapat terjawab dalam artinya secara luas dan
sempit, sebagai berikut. Dalam arti luas, asas “Geen straf zonder schuld” berarti
tidak ada pidana tanpa kesalahan, yang mana kesalahan di sini meliputi unsur
kesengajaan dan kealpaan. Sedangkan arti sempit (ditinjau dari arti kesalahan yang
sempit) yang mana kesalahan di sini hanya meliputi unsur kealpaan saja;
Bahwa fakta hukum Terdakwa HENDRA WIJAYA SALEH alias EENG TIDAK PERNAH
MEMINTA PEKERJAAN/PROYEK kepada AGUNG ILMU MANGKUNEGARA selaku Bupati
Lampung Utara Provinsi Lampung, akan tetapi TERDAKWA HENDRA WIJAYA SALEH ALIAS
EENG TERPAKSA HARUS MENGIKUTI “SYSTEM” YANG BERLAKU DI KABUPATEN
LAMPUNG UTARA PROVINSI LAMPUNG APABILA INGIN MENDAPATKAN
PEKERJAAN/PROYEK , dapat diartikan bahwasanya “mau atau tidak mau, suka atau
tidak suka” Terdakwa harus dan wajib untuk memberi apabila ingin mendapatkan
pekerjaan dan pemberian tersebut adalah bukan kepada Agung Ilmu Mangkunegara
selaku Bupati Lampung Utara, akan tetapi yang meminta adalah saksi Wan Hendri;
Bahwa apakah dengan fakta yang sedemikian kemudian Terdakwa yang terjebak
dan dipaksa oleh system, dengan semena-mena dijatuhi pidana?

Halaman18dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
Keadilan harus kita maknai sebagai keadaan yang netral dan proporsional.
Perkara yang masuk ke pengadilan harus memberi kemungkinan yang sama bagi
terdakwa untuk menerima hukuman atau dibebaskan dari hukuman. Jika tidak
demikian maka tidak ada kemandirian peradilan.

Kemandirian atau independensi peradilan memperoleh maknanya jika


terdapat kenyataan bahwa lembaga peradilan adalah tempat terjadinya keputusan
penghukuman jika terdakwa bersalah dan pembebasan jika terdakwa tidak
bersalah. Sehingga statistiknya harus seimbang (50 banding 50) antara mereka yang
dihukum dengan mereka yang dibebaskan. Jika kenyataannnya yang dihukum lebih
banyak, atau bahkan jauh lebih banyak dari yang dibebaskan maka ini petunjuk
tidak adanya kemandirian hakim.
Bahwa mengingat pasal 191 ayat (1) KUHAP yang selengkapnya berbunyi
“jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan
Terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti sah dan
menyakinkan, maka Terdakwa diputus bebas”.
Bahwa dalam hal ini kami team Penasehat Hukum Terdakwa mengetuk nurani keadilan
Majelis Hakim, bahwasanya apabila majelis hakim yang mulia dapat mencermati, jelas
dan terang sudah bahwa Jaksa Penuntut Umum telah memaksakan perkara Aquo ini,
sehingga untuk memenuhi unsur pembuktian sebagaimana didakwakan dan dituntut
tidak sempurna dapat dibuktikan sehingga berdasarkan pasal 191 ayat (2) KUHAP
yang selengkapnya berbunyi “jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada Terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu
tindak pidana, maka Terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum”.

Akhirnya Kami serahkan nasib Terdakwa kepada Majelis, karena hanya


Majelislah yang dapat menentukan dengan bunyi palu, mudah-mudahan ketukan
palu tersebut memberikan pertanggungjawaban yang baik demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

VI. PETITUM
Berdasarkan argumentasi hukum sebagaimana telah dikemukakan diatas, maka
dengan ini kami Penasihat Terdakwa Hendra Wijaya Saleh , memohon kepada Yang
Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan
putusan sebagai berikut:

Dalam Pokok Perkara


1) Menolak tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa Hendra
Wijaya Saleh dengan tuntutan pidana penjara selama 2 (dua) tahun 6
(enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan; -------------------------------------
2) Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut sebagaimana diatur

Halaman19dari 20
GUNAWAN RAKA & PARTNERS
dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP,
sebagaimana Dakwaan Kedua.;-----------------------------------------------------
3) Membebaskan Terdakwa Hendra Wijaya Saleh dari segala dakwaan atau
setidak-tidaknya melepaskannya dari semua tuntutan
hukum;------------------------------------
4) Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kedudukan, kemampuan, harkat
dan martabatnya seperti semula ;
---------------------------------------------------------------
5) Membebankan biaya perkara kepada negara;;-----------------------------------

ATAU:
Apabila Majelis Hakim Berpendapat lain Mohon putusan yang seadil-adilnya

Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh.
Kuasa Hukum Para Terdakwa,

Gunawan Raka, S.H.,M.H

Immanuel C.M.L Tobing, S.H.

Agung Waluyo. S.H.,M.H.

Azwir Ade Putra, S.H.

Terry Abdul Rahman M, S.H., M.H.

Cici Hairia Dewi, S.H., M.H.

A.D. Nugroho, S.H.

Halaman20dari 20

Anda mungkin juga menyukai