Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada
tingkat pertama, dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan Putusan Sela
sebagaimana tersebut dibawah ini dalam perkara TERDAKWA :
Terdakwa dalam perkara ini didampingi Penasihat Hukum : Rayhan Zulkarnain, S.H.,
M.H. dan Rama Wibawa, S.H., LL.M. Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor
pada REYNATA TARIGAN & ASSOCIATES, yang berkedudukan di Indonesia
Stock Exchanges Building Tower II 9th Floor Sudirman Central Business District,
Jalan Jendral Sudirman Kav 52-57, Kota Malang ; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 5 Februari 2018 ;
DAKWAAN
KESATU
----- Bahwa terdakwa TYAS SATATA pada hari Kamis tanggal 30 November 2017
sekitar pukul 14.00 WIB atau pada suatu waktu tertentu dalam tahun 2017, bertempat
di depan Alfamart Jl. Raya Desa Samirplapan Kec. Duduksampeyan Kota Malang atau
setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Kota Malang, dengan sengaja mengambil barang milik orang lain
dengan seluruhnya atau sebagian untuk dimiliki secara melawan hukum, perbuatan
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
- Berawal saat itu hari Kamis tanggal 30 November 2018 sekitar pukul 10.00 di
depan Alfamart Jl. Raya Desa Samirplapan Kec. Duduksampeyan Kota
Hal 2 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
Malang terdakwa TYAS SATATA mengambil handphone milik korban
NATALIA YEHUDHA GAGHANA yang saat itu sedang duduk-duduk di
depan teras Alfamart, dimana kejadian bermula saat itu truck yang
ditumpangi oleh SDR SAKSI CHANDRA yang saat itu CHANDRA hendak
membeli rokok di warung sekitar Alfamart kemudian terdakwa TYAS
SATATA dan saksi SEMUEL HUTAURUK melihat korban NATALIA
YEHUDHA GAGHANA di depan teras Indomaret kemudian terdakwa TYAS
SATATA merebut langsung dengan spontan handphone milik korban yang
ber-merk OPPO type R11 dan setelah itu terdakwa TYAS SATATA dan
saksi SEMUEL HUTAURUK kembali ke truck HINO RN 11 dan melanjutkan
perjalanan kembali ke Mojokerto
----- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pasal 363 ayat (1)
ke-4 Kitab Undang Undang Hukum Pidana.
Menimbang, bahwa atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Para
Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan Nota Keberatan/Eksepsi
yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
Bahwa terdapat fakta lagi dari dakwaan jaksa penuntun umum salah
melaporkan atau memeriksa tempat kejadian perkaranya yang Tidak Sesuai
dengan Kejadiannya Dan Jaksa Kembali lagi Hanya Berdsarkan
Persangkaan Subjektifnya”
Sebelum menjelaskan terkait dengan Nota Keberatan / Eksepsi
Penasihat Hukum mengenai surat dakwaan Penuntut Umum yang Obscuur
Libeel. Kami dari tim Jaksa Penuntut Umum akan mengutip kembali
penjelasan mengenai uraian cermat, jelas, dan lengkap yang juga dikutip
oleh Penasihat Hukum terdakwa dari Buku Pedoman Pembuatan Surat
Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia
halaman 22, yang menyebutkan :
1. CERMAT, adalah :
Ketelitian Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang
didasarkan pada Undang-Undang yang berlaku bagi Terdakwa, serta tidak
terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat dibuktikan, antara lain
misalnya :
2. JELAS, adalah :
Penuntut Umum dalam hal ini harus mampu merumuskan unsur-unsur
delik yang didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materiil
(fakta) yang dilakukan oleh Terdakwa dalam Surat Dakwaan. Dalam hal ini harus
di perhatikan bahwa jangan sekalipun memasukan dalam uraian dakwaan, antara
delik yang satu dengan yang lain unsur-unsurnya berbeda satu sama lain atau
uraian Dakwaan yang hanya menunjuk pada Dakwaan sebelumnya (seperti
misalnya menunjuk pada Dakwaan pertama) sedangkan unsurnya berbeda,
sehingga Dakwaan menjadi kabur atau tidak jelas yang diancam dengan batal
demi hukum.
3. LENGKAP, adalah :
Uraian Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang
ditentukan Undang-Undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsur
delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas dalam Dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan
merupakan tindak pidana menurut Undang-Undang.
C. TIDAK LENGKAP
Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan (Eksepsi)
halaman 1 yang pada pokoknya menyatakan “Bahwa terdapat fakta lagi dari
dakwaan jaksa penuntun umum salah melaporkan atau memeriksa tempat
kejadian perkaranya yang Tidak Sesuai dengan Kejadiannya Dan Jaksa
Kembali lagi Hanya Berdsarkan Persangkaan Subjektifnya “
Dari uraian dakwaan tersebut diatas, sebenarnya sudah jelas
kedudukan Terdakwa dan dimana saat kejadian dimana tempatnya atau
locus delicti pun sudah sangat diperjelas oleh kami penuntut umum dan
sudah jelas-jelas memenuhi syarat syarat dari Pasal 363 KUHP itu sendiri.
I. PERMOHONAN
Menimbang, Bahwa oleh karena Nota Keberatan dari Penasihat Hukum Para
Terdakwa dinyatakan ditolak, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sidang pemeriksaan Para Terdakwa
tetap dilanjutkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 20 ayat (3) Jo. Pasal 26 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara PIdana (KUHAP), demi mempermudah proses
pemeriksaan di Persidangan, maka perlu ditetapkan agar Para Terdakwa tetap dalam
tahanan;
Mengingat, Pasal 156 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Udang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
serta peraturan-peraturan lainnya.
MENGADILI:
1. Menyatakan Eksepsi Penasihat Hukum TERDAKWA TYAS SATATA tersebut
TIDAK DITERIMA;
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG atas nama TERDAKWA TYAS SATATA
tersebut diatas:
3. Menetapkan TERDAKWA TYAS SATATA, tetap ditahan;
4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan Putusan Akhir.
MAJELIS HAKIM,
Hakim Ketua,