Anda di halaman 1dari 11

PUTUSAN SELA

Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada
tingkat pertama, dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan Putusan Sela
sebagaimana tersebut dibawah ini dalam perkara TERDAKWA :

Nama : TYAS SATATA


Tempat Lahir : Lamongan
Umur/tanggal lahir : 20 Tahun/25 Agustus 1999
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Dusun Gumuk RT 001/RW 002 Desa Rayunggumuk
Kec. Glagah Kota Malang
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SD

TERDAKWA ditahan dengan jenis penahanan Rumah Tahanan berdasarkan Surat


Perintah/Penetapan Penahanan :
1. Oleh Penyidik : - TERDAKWA di Rutan Polsek Duduk Sampeyan sejak
tanggal 1 Desember 2018
sampai dengan tanggal 20 Desember 2017
di Lapas Kelas I A, Malang;
2. Oleh Jaksa : - TERDAKWA di Rutan Kejaksaan Kota Malang Kelas I A,
Penuntut Umum sejak tanggal 01 Februari 2019 sampai
dengan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Malang;

Terdakwa dalam perkara ini didampingi Penasihat Hukum : Rayhan Zulkarnain, S.H.,
M.H. dan Rama Wibawa, S.H., LL.M. Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor
pada REYNATA TARIGAN & ASSOCIATES, yang berkedudukan di Indonesia
Stock Exchanges Building Tower II 9th Floor Sudirman Central Business District,
Jalan Jendral Sudirman Kav 52-57, Kota Malang ; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 5 Februari 2018 ;

Pengadilan Negeri Malang tersebut :


Hal 1 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
Setelah membaca surat pelimpahan perkara dari Kejaksaan Negeri Malang
tanggal 28 Januari 2019 tentang penyerahan perkara, Nomor: APB-
199/N.8.10/Euh.2/01/2019 dibuka persidangan atas nama Terdakwa tesebut diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Malang;
Setelah membaca penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor:
102/Pen.Pid.B/2019/PN.MLG tertanggal 30 Januari 2019 tentang Penunjukan Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini;
Setelah membaca penetapan Panitera Pengadilan Negeri Malang Nomor:
103/Pen.Pid.B/2019/PN.MLG tertanggal 30 Januari 2019 tentang Penunjukan Panitera
Pengganti dalam proses perkara ini;
Setelah membaca Surat Dakwaan yang diajukan oleh Penuntut Umum terhadap
Terdakwa dalam persidangan yang dibacakan pada tanggal 12 Februari 2019;
Setelah membaca dan mendengar Nota Keberatan/Eksepsi dari Penasihat
Hukum Para Terdakwa dalam persidangan yang dibacakan pada tanggal 12 Februari
2019 dan telah mendengar Tanggapan dari Penuntut Umum yang dibacakan dalam
persidangan pada tanggal 12 Februari 2019;
Setelah membaca, memeriksa, dan meneliti berkas perkara dan semua surat-
surat yang berhubungan dengan perkara ini;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini Terdakwa dihadapkan dimuka


Persidangan dengan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang disusun secara Tunggal,
tertanggal 5 Februari 2019 Nomor Reg.Perkara : PDM-100/MLG/EPP.03/02/2019 yang
isi selengkapnya sebagai berikut :

DAKWAAN

KESATU

----- Bahwa terdakwa TYAS SATATA pada hari Kamis tanggal 30 November 2017
sekitar pukul 14.00 WIB atau pada suatu waktu tertentu dalam tahun 2017, bertempat
di depan Alfamart Jl. Raya Desa Samirplapan Kec. Duduksampeyan Kota Malang atau
setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Kota Malang, dengan sengaja mengambil barang milik orang lain
dengan seluruhnya atau sebagian untuk dimiliki secara melawan hukum, perbuatan
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

- Berawal saat itu hari Kamis tanggal 30 November 2018 sekitar pukul 10.00 di
depan Alfamart Jl. Raya Desa Samirplapan Kec. Duduksampeyan Kota
Hal 2 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
Malang terdakwa TYAS SATATA mengambil handphone milik korban
NATALIA YEHUDHA GAGHANA yang saat itu sedang duduk-duduk di
depan teras Alfamart, dimana kejadian bermula saat itu truck yang
ditumpangi oleh SDR SAKSI CHANDRA yang saat itu CHANDRA hendak
membeli rokok di warung sekitar Alfamart kemudian terdakwa TYAS
SATATA dan saksi SEMUEL HUTAURUK melihat korban NATALIA
YEHUDHA GAGHANA di depan teras Indomaret kemudian terdakwa TYAS
SATATA merebut langsung dengan spontan handphone milik korban yang
ber-merk OPPO type R11 dan setelah itu terdakwa TYAS SATATA dan
saksi SEMUEL HUTAURUK kembali ke truck HINO RN 11 dan melanjutkan
perjalanan kembali ke Mojokerto

----- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pasal 363 ayat (1)
ke-4 Kitab Undang Undang Hukum Pidana.

Menimbang, bahwa atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Para
Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan Nota Keberatan/Eksepsi
yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

POKOK-POKOK NOTA KEBERATAN

Bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah obacuur libel,


tidak jelas dan kabur, dan oleh karenanya tidak memenuhi syarat materiil
surat dakwaan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP, alasannya sebagai mana diurai berikut ini.
1. Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menetapkan syarat tentang isi surat
dakwaan ialah “harus berupa uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat
tindak pidana dilakukan”.
2. Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan lengkap, tidak saja menyebut
seluruh unsur beserta dasar hukum (pasal) dari peraturan perundang-
undangan pidana yang didakwakan, melainkan juga menyebut secara cermat,
jelas dan lengkap tentang unsur-unsur tindak pidana pasal yang didakwakan
yang harus jelas pula kaitannya atau hubungannya dengan peristiwa atau
kejadian nyata yang didakwakan.
3. Bahwa di dalam surat dakwaan tidaklah Berdasarkan Kejadian Nyata
melainkan hanya Persangkaan Subjektif Oleh Penuntut Umum

Hal 3 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


4. Bahwa terdapat fakta lagi dari dakwaan jaksa penuntun umum salah
melaporkan atau memeriksa tempat kejadian perkaranya yang Tidak Sesuai
dengan Kejadiannya Dan Jaksa Kembali lagi Hanya Berdsarkan Persangkaan
Subjektifnya .

Berdasarkan atas keberatan sebagaimana yang telah diuraikan tersebut


diatas, maka dengan ini kami Tim Penasehat Hukum Terdakwa, mohon agar
yang Mulia yang memiliki kewengan tertinggi dalam memutus Perkara ini,
kebaikan hati yang mulia agar kasus saudara Tyas Satata
Sebagai Berikut Permohonan kami.:
1. Menerima eksepsi Tim Penasehat Hukum Terdakwa dengan alasan-alasannya;
2. Menyatakan bahwa peristiwa yang didakwakan oleh Jaksa PU dalam surat
dakwaan adalah peristiwa Perdata dan tidak mengandung muatan tindak
pidana
Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan
martabatnya sebagai orang yang tidak bersalah yang telah dicemarkan
nama baiknya oleh adanya penuntutan Jaksa Penuntut Umum ini Sesuai
pasal 95 dan pasal 96 Kuhap.
Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan Tanggapan atas Nota
Keberatan/Eksepsi dari Penasihat Hukum Para Terdakwa yang pada pokoknya adalah
sebagai berikut :

TANGGAPAN ATAS EKSEPSI

1. Mengenai Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima


5. 1.1 Mengenai Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah obscuur libel,
tidak jelas dan kabur, dan oleh karenanya tidak memenuhi syarat materiil surat
dakwaan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP”.

Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan (Eksepsi) halaman


1-2 , yakni : “
Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menetapkan syarat tentang isi surat
dakwaan ialah “harus berupa uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak
pidana dilakukan”.
Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan lengkap, tidak saja
menyebut seluruh unsur beserta dasar hukum (pasal) dari peraturan perundang-
Hal 4 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
undangan pidana yang didakwakan, melainkan juga menyebut secara cermat,
jelas dan lengkap tentang unsur-unsur tindak pidana pasal yang didakwakan
yang harus jelas pula kaitannya atau hubungannya dengan peristiwa atau
kejadian nyata yang didakwakan.
Bahwa di dalam surat dakwaan tidaklah Berdasarkan Kejadian Nyata
melainkan hanya Persangkaan Subjektif Oleh Penuntut Umum

Bahwa terdapat fakta lagi dari dakwaan jaksa penuntun umum salah
melaporkan atau memeriksa tempat kejadian perkaranya yang Tidak Sesuai
dengan Kejadiannya Dan Jaksa Kembali lagi Hanya Berdsarkan
Persangkaan Subjektifnya”
Sebelum menjelaskan terkait dengan Nota Keberatan / Eksepsi
Penasihat Hukum mengenai surat dakwaan Penuntut Umum yang Obscuur
Libeel. Kami dari tim Jaksa Penuntut Umum akan mengutip kembali
penjelasan mengenai uraian cermat, jelas, dan lengkap yang juga dikutip
oleh Penasihat Hukum terdakwa dari Buku Pedoman Pembuatan Surat
Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia
halaman 22, yang menyebutkan :
1. CERMAT, adalah :
Ketelitian Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang
didasarkan pada Undang-Undang yang berlaku bagi Terdakwa, serta tidak
terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat dibuktikan, antara lain
misalnya :

 Apakah penerapan hukum atau ketentuan pidananya sudah tepat;


 Apakah Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan dalam melakukan
tindak pidana tersebut;
 Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah daluwarsa;
 Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem.

2. JELAS, adalah :
Penuntut Umum dalam hal ini harus mampu merumuskan unsur-unsur
delik yang didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materiil
(fakta) yang dilakukan oleh Terdakwa dalam Surat Dakwaan. Dalam hal ini harus
di perhatikan bahwa jangan sekalipun memasukan dalam uraian dakwaan, antara
delik yang satu dengan yang lain unsur-unsurnya berbeda satu sama lain atau
uraian Dakwaan yang hanya menunjuk pada Dakwaan sebelumnya (seperti
misalnya menunjuk pada Dakwaan pertama) sedangkan unsurnya berbeda,
sehingga Dakwaan menjadi kabur atau tidak jelas yang diancam dengan batal
demi hukum.

3. LENGKAP, adalah :
Uraian Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang
ditentukan Undang-Undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsur
delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas dalam Dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan
merupakan tindak pidana menurut Undang-Undang.

Hal 5 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


Bahwa mengenai pengertian Cermat, Jelas dan Lengkap seperti tersebut di atas
dapat dilihat dari beberapa literatur sebagai berikut : Yurisprudensi tetap
Mahkamah Agung RI yang dapat dijadikan pedoman, antara lain :
Putusan Mahkamah Agung RI No.492.K/Kr/1981 Tanggal 8-1-1983,
yang kaidah hukumnya
menyatakan :
“Pengadilan Tinggi telah tepat mempertimbangkan bahwa tuduhan
yang samar-samar/kabur, harus dinyatakan batal demi hukum”.
Bahwa Putusan yang dibenarkan Mahkamah Agung tersebut, adalah
putusan Pengadilan
Tinggi Banjarmasin No. 18/1981/Pid.S/PT/Bjm. Tanggal 20 April 1981, yang
telah
memberikan pertimbangan sebagai berikut :
“Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan
selain harus memuat syarat formil dan materiil, juga harus disusun / dirumuskan
secara lengkap, jelas dan tepat dalam menguraikan perbuatan-perbutan yang
didakwakan, telah dilakukan oleh Terdakwa, sesuai dengan rumusan delik yang
mengancam perbuatan-perbuatan itu dengan hukuman (pidana)”.
Putusan Mahkamah Agung RI Reg.No : 808 K / Pid / 1984 tanggal 29
Juni 1985, yang kaidah hukumnya menyatakan :
“Dakwaan tidak cermat, Jelas, dan Lengkap sehingga harus dinyatakan
batal demi hukum”.
Putusan Mahkamah Agung RI Reg.No : 33K/Mil/1985 tanggal 15
Februari 1986, yang kaidah hukumnya menyatakan :
“Karena Surat Dakwaan tidak dirumuskan secara cermat, jelas, dan
lengkap, dakwaan dinyatakan batal demi hukum”.
(Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia tahun 1969-
2000”, Program CD Yurisprudensi LPHI- Ikadin.)
A. TIDAK JELAS
Penasihat Hukum dalam hal ini berkesimpulan bahwa kami Jaksa
Penuntut Umum tidak teliti dalam menyusun Surat Dakwaan sehingga
menimbulkan tafsir hukum baru, dalam Nota keberatannya Penasihat
Hukum menyatakan “Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan
lengkap, tidak saja menyebut seluruh unsur beserta dasar hukum (pasal)
dari peraturan perundang-undangan pidana yang didakwakan, melainkan
juga menyebut secara cermat, jelas dan lengkap tentang unsur-unsur
tindak pidana pasal yang didakwakan yang harus jelas pula kaitannya atau
hubungannya dengan peristiwa atau kejadian nyata yang didakwakan”.
Seyogianya Penasihat Hukum mempelajari lebih lanjut mengenai
peraturan yang diatur di Pasal 363 KUHP ayat 1 ke 4 Barang siapa
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah dengan dilakukan dua
orang atau lebih. Sudah jelas-jelas bahwa menurut surat dakwaan penuntut
umum dan fakta di lapangan menjelaskan bahwa saat itu Terdakwa TYAS
SATATA bersama dengan saksi SEMUEL HUTAURUK telah melakukan
pencurian yang dilakukan bersama yang sudah memenuhi dakwaan
penuntut umum yaitu mengenai Pencurian Yang dilakukan bersama sesuai
Pasal 363 KUHP Ayat 1 ke 4 dan seyogyanya penasehat hukum harus
memahami itu bahwa kami penuntut umum sudah memberitahu dan
menjelaskannya secara jelas di muka persidangan
B. TIDAK CERMAT

Hal 6 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


Batas ruang lingkup materi Eksepsi hanya dapat ditujukan terhadap
dakwaan atau kewenangan pengadilan, jadi dengan demikian eksepsi
hanya boleh diajukan terhadap hal-hal yang bersifat prosedural, eksepsi
tidak diperkenankan menyentuh materi perkara yang akan diperiksa dalam
sidang pengadilan yang bersangkutan, dengan perkataan lain eksepsi
hanya ditunjukan kepada aspek formil dan materil sebagaimana diatur
dalam pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Dalam Nota Keberatan/Eksepsi yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum
Terdakwa halaman 1, yakni “Bahwa di dalam surat dakwaan tidaklah Berdasarkan
Kejadian Nyata melainkan hanya Persangkaan Subjektif Oleh Penuntut Umum ”
Terhadap keberatan yang disampaikan oleh Tim Penasihat Hukum
tersebut diatas kami tidak akan memberikan tanggapan lebih jauh, karena
materi keberatan atau eksepsi yang disampaikan oleh Penasihat Hukum
Terdakwa diatas bukanlah merupakan materi keberatan sebagaimana diatur
dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP karena sudah memasuki materi pokok
perkara. Mengenai hasil dilapangan pun sudah jelas ada saksi mata yang
melihat terdakwa TYAS SATATA mengambil handphone beserta helm milik
korban.

C. TIDAK LENGKAP
Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam Nota Keberatan (Eksepsi)
halaman 1 yang pada pokoknya menyatakan “Bahwa terdapat fakta lagi dari
dakwaan jaksa penuntun umum salah melaporkan atau memeriksa tempat
kejadian perkaranya yang Tidak Sesuai dengan Kejadiannya Dan Jaksa
Kembali lagi Hanya Berdsarkan Persangkaan Subjektifnya “
Dari uraian dakwaan tersebut diatas, sebenarnya sudah jelas
kedudukan Terdakwa dan dimana saat kejadian dimana tempatnya atau
locus delicti pun sudah sangat diperjelas oleh kami penuntut umum dan
sudah jelas-jelas memenuhi syarat syarat dari Pasal 363 KUHP itu sendiri.

I. PERMOHONAN

Kami Jaksa Penuntut Umum dalam tanggapan ini memberikan


kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa surat dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum sudah
disusun secara cermat, jelas dan lengkap serta telah memenuhi syarat
formil dan syarat materiil surat dakwaan sesuai dengan ketentuan Pasal
143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
2. Keberatan Penasihat Hukum tidak didukung oleh dasar-dasar hukum dan
argumentasi yang bersifat yuridis.
3. Keberatan atau eksepsi Penasihat Hukum telah melampaui lingkup
keberatan (eksepsi) karena telah menjangkau materi perkara yang menjadi
objek pemeriksaan di sidang pengadilan.

Majelis Hakim yang terhormat, berdasarkan semua uraian yang telah


kami sampaikan, telah nyata bahwa terpenuhinya seluruh persyaratan
formil dan materiil surat dakwaan Penuntut Umum sebagaimana diatur
pada Pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP. Dan kami, Jaksa Penuntut
Umum memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menetapkan Putusan Sela
dengan hal-hal sebagai berikut :

Hal 7 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


1. Menerima Surat Dakwaan dan Tanggapan Penuntut Umum atas Nota
Keberatan/Eksepsi;
2. Menolak Nota Keberatan/Eksepsi Penasihat Hukum terdakwa yang diajukan
pada tanggal 5 Februari 2019 untuk seluruhnya;
3. Menetapkan agar Terdakwa tetap ditahan;
4. Memutuskan untuk melanjutkan pemeriksaan dan mengadili perkara ini
berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut Umum pada tanggal 5 Februari 2019
No.Reg.Perk : PDM-/MLG/EPP.03/02/2019;
5. Membebankan biaya perkara pada putusan akhir.

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan memperhatikan Dakwaan Penuntut


Umum, Nota Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa, dan Tanggapan atas Nota
Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa oleh Penuntut Umum, Majelis Hakim akan
mempertimbangkan Keberatan Penasihat Hukum Para Terdakwa sebagai berikut;
1. Bahwa apabila dicermati substansi dari Nota Keberatan Penasihat Hukum
TERDAKWA yang menyatakan “Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak
Diterima”, TIDAK DAPAT DITERIMA. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa
mengatakan bahwa dalam perkara ini Penuntun Umum tidak menguraikan
surat dakwaannya secara cermat, jelas, dan lengkap dengan tidak
menyebutkan tempat dan waktu dilakukannya tindak pidana. Bahwa Penuntut
Umum sudah menguraikan surat dakwaannya secara cermat, jelas, dan
lengkap dibuktikan dengan isi surat dakwaan penuntut umum yang
menguraikan tindak pidana terjadi pada hari Kamis pada tanggal 30
November 2017 sekitar pukul 14.00 WIB di depan Alfamrat Jalan Raya Desa
Samirplapan Kec. Duduksampeyan Kota Malang. Bahwa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan di atas, maka materi Nota Keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum
tidak cermat, jelas dan lengkap haruslah dinyatakan TIDAK DAPAT
DITERIMA.
2. Bahwa dalam surat dakwaan sudah berdasaekan kejadian nyata tidak
berdasarkan persangkaan subjektif oleh Penuntut Umum dikarenakan perkara
ini telah melalui proses penyidikan sehingga Penuntut Umum telah sudah
mengacu pada alat bukti yang ditemukan pada proses penyidikan. Bahwa
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Keberatan Penasihat
Hukum Para Terdakwa mengenai “Surat Dakwaan Penuntut Umum
Berdasarkan kejadian nyata, haruslah dinyatakan DITOLAK.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis
Hakim berpendapat bahwa Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah
memenuhi syarat formil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 Ayat (2)
huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) serta telah
pula memenuhi syarat materiil sebagaimana di tentukan dalam Pasal 143

Hal 8 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


Ayat (2) huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), oleh
karena itu Nota Keberatan/Eksepsi yang diajukan oleh Penasihat Hukum Para
Terdakwa tidak beralasan hukum dan harus DI TOLAK UNTUK
SELURUHNYA.

Menimbang, Bahwa oleh karena Nota Keberatan dari Penasihat Hukum Para
Terdakwa dinyatakan ditolak, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sidang pemeriksaan Para Terdakwa
tetap dilanjutkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 20 ayat (3) Jo. Pasal 26 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara PIdana (KUHAP), demi mempermudah proses
pemeriksaan di Persidangan, maka perlu ditetapkan agar Para Terdakwa tetap dalam
tahanan;

Menimbang, bahwa oleh karena Putusan ini mengenai Keberatan dari


Penasihat Hukum para Terdakwa terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum, maka
perhitungan mengenai biaya perkara ini ditangguhkan sampai dengan Putusan Akhir;

Mengingat, Pasal 156 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Udang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
serta peraturan-peraturan lainnya.

MENGADILI:
1. Menyatakan Eksepsi Penasihat Hukum TERDAKWA TYAS SATATA tersebut
TIDAK DITERIMA;
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara
Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG atas nama TERDAKWA TYAS SATATA
tersebut diatas:
3. Menetapkan TERDAKWA TYAS SATATA, tetap ditahan;
4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan Putusan Akhir.

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Malang pada hari Kamis, tanggal 8 Februari 2019 oleh kami : Anisa Nurul
Hizati, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Christa Adhi Nata, S.H., M.H. dan
Devi Agustina, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan ini
diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Kamis, 04 Oktober
2018 dengan dibantu oleh Naufal Alam, S.H. sebagai Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri tersebut dan dihadiri oleh Jaelani Mixco Cahyono, S.H., M.H. dan
Hal 9 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG
Brian Farel Yufidatama, S.H., M.H. sebagai Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Malang, dan Terdakwa dengan didampingi oleh Penasihat Hukumnya.

MAJELIS HAKIM,
Hakim Ketua,

Anisa Nurul Hizati, S.H., M.H.


NIP. 1960 1120 199291 1 001

Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,

Christa Adhi Nata, S.H., M.H. Devi Agustina, S.H., M.H.


NIP. 1960 1462 199291 1 004 NIP. 1960 0204 199291 1 003

Hal 10 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG


Hal 11 dari 11 Putusan Sela Nomor : 100/Pid.B/2019/PN.MLG

Anda mungkin juga menyukai