1. Delik Formil » suatu perbuatan pidana yang sudah selesai dilakukan dan
perbuatan itu mencocoki rumusan dalam pasal undang-undang yang
bersangkutan. Delik formil ini mensyaratkan suatu perbuatan yang dilarang atau
diharuskan selesai dilakukan tanpa menyebut akibatnya. Atau dengan kata lain
yang dilarang undang-undang adalah perbuatannya.
2. Delik Materiil » adalah suatu akibat yang dilarang yang ditimbulkan dari suatu
perbuatan tertentu, dan perbuatan yang dilakukan bukan menjadi soal. Atau
dengan perkataan lain yang dilarang dalam delik materil adalah akibatnya.
1. Delik Biasa » tindak pidana yang dapat di proses tanpa adanya persetujuan atau
laporan dari pihak yang di rugikan (korban).
2. Delik Aduan » delik yang hanya bisa diproses apabila ada pengaduan atau
laporan dari orang yang menjadi korban tindak pidana. E. Utrecht dalam Hukum
Pidana II mengungkapkan bahwa dalam delik aduan, penuntutan terhadap delik
tersebut digantungkan pada persetujuan dari yang dirugikan atau korban.
KUHPidana (Wetboek van Strafrecht) :
1. Pasal 362 » “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan maksud”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).
2. Pasal 338 » “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
15 tahun”
3. Pasal 406 ayat (1) » “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hak
membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang yang sama
sekali atau sebagiannya kepunyaan orang lain, dihukum penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 4.500,—”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan sengaja”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Materiil, yaitu
dititik beratkan pada akibat dari perbuatan.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik aduan yaitu di
proses berdasarkan laporan dari pihak yang di rugikan (korban).
1. Pasal 476 » “Setiap Orang yang mengambil suatu Barang yang sebagian
atau seluruhnya milik orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, dipidana karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak kategori V.”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan maksud”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).
2. Pasal 458 Ayat (1) » “ Setiap Orang yang merampas nyawa orang lain,
dipidana karena pembunuhan, dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun.”
UU diluar KUHP
1. Pasal 112 Ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika » “ Setiap
orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya laporan.