Anda di halaman 1dari 5

Dari Sudut Perbuatan :

1. Delik Commisionis » adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-


undang.
2. Delik Ommisionis » adalah perbuatan yang berupa pelanggaran terhadap
keharusan (gebod) menurut undang-undang, yang terjadi karena dilalaikannya
suatu perbuatan yang diharuskan.
3. Delik Commisionis per ommisionis commisa » delik berupa  pelanggaran
larangan akan tetapi dapat dilakukan dengan cara tidak berbuat.

Dari Sudut Sikap Batin :

1. Delik Dolus » adalah perbuatan pidana/delik yang dilakukan dengan unsur


kesengajaan.
2. Delik Culpa » adalah delik kealpaan yang merupakan suatu perbuatan pidana
yang dilakukan tanpa adanya unsur kesengajaan dan dapat dikatakan sebagai
perbuatan pidana yang dilakukan secara tidak sengaja.
3. Delik Pro Parte Dolus Pro Parte Culpa » adalah dalam satu perbuatan/tindak
pidana memuat unsur kesengajaan dan kealpaan sekaligus dengan ancaman
pidana yang sama.

Dari Sudut Titik Berat Formulasi :

1. Delik Formil » suatu perbuatan pidana yang sudah selesai dilakukan dan
perbuatan itu mencocoki rumusan dalam pasal undang-undang yang
bersangkutan. Delik formil ini mensyaratkan suatu perbuatan yang dilarang atau
diharuskan selesai dilakukan tanpa menyebut akibatnya. Atau dengan kata lain
yang dilarang undang-undang adalah perbuatannya.
2. Delik Materiil » adalah suatu akibat yang dilarang yang ditimbulkan dari suatu
perbuatan tertentu, dan perbuatan yang dilakukan bukan menjadi soal. Atau
dengan perkataan lain yang dilarang dalam delik materil adalah akibatnya.

Dari Sudut Proses Penuntutan :

1. Delik Biasa » tindak pidana yang dapat di proses tanpa adanya persetujuan atau
laporan dari pihak yang di rugikan (korban).
2. Delik Aduan » delik yang hanya bisa diproses apabila ada pengaduan atau
laporan dari orang yang menjadi korban tindak pidana. E. Utrecht dalam Hukum
Pidana II mengungkapkan bahwa dalam delik aduan, penuntutan terhadap delik
tersebut digantungkan pada persetujuan dari yang dirugikan atau korban.
KUHPidana (Wetboek van Strafrecht) :
1. Pasal 362 » “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling
banyak sembilan ratus rupiah.”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan maksud”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).

2. Pasal 338 » “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,
diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
15 tahun”

Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu


adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan sengaja”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).

3. Pasal 406 ayat (1) » “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hak
membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat
dipakai lagi atau menghilangkan sesuatu barang yang sama
sekali atau sebagiannya kepunyaan orang lain, dihukum penjara
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 4.500,—”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan sengaja”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Materiil, yaitu
dititik beratkan pada akibat dari perbuatan.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik aduan yaitu di
proses berdasarkan laporan dari pihak yang di rugikan (korban).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2023


TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP BARU)

1. Pasal 476 » “Setiap Orang yang mengambil suatu Barang yang sebagian
atau seluruhnya milik orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, dipidana karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak kategori V.”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan maksud”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).

2. Pasal 458 Ayat (1) » “ Setiap Orang yang merampas nyawa orang lain,
dipidana karena pembunuhan, dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun.”

Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu


adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).

3. Pasal 328 » “Setiap Orang yang karena kealpaannya mengakibatkan


suatu gedung atau bangunan lain menjadi rusak, hancur,
atau tidak dapat dipakai, dipidana dengan:…..dst”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Ommisionis, yaitu adanya
unsur kelalaian.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Culpa atau kealpaan.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Materiil, yaitu
dititik beratkan pada akibat dari perbuatan.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik biasa yaitu dapat
diproses tanpa adanya laporan dari pihak yang di rugikan
(korban).

UU diluar KUHP

1. Pasal 112 Ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika » “ Setiap
orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil, yaitu
adanya perbuatan yang dilarang tidak bergantung pada akibat
perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya laporan.

2. Pasal 6 UU No. 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun


2003 tentang Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang » “Setiap
Orang yang dengan sengaja menggunakan
Kekerasan atau Ancaman Kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap
orang secara meluas, menimbulkan korban yang
bersifat massal dengan cara merampas kemerdekaan
atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau
mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap
Objek Vital yang Strategis, lingkungan hidup atau
Fasilitas Publik atau fasilitas internasional dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun, pidana penjara
seumur hidup, atau pidana mati.”

Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu


adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan sengaja”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil yaitu
adanya perbuatan yang dilarang, dan juga delik materiil yaitu
akibat perbuatan tersebut.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik Biasa yaitu dapat
di proses tanpa adanya persetujuan atau laporan dari pihak yang
di rugikan (korban).

3. Pasal 9 UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 31


Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi »
“Pasal 9 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi
tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus
atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku
atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.”
Dari Sudut Perbuatan : termasuk Delik Commisionis, yaitu
adanya suatu perbuatan yang dilarang.
Dari Sudut Sikap Batin : termasuk Delik Dolus atau kesengajaan
yang diindikasikan adanya frasa “dengan sengaja”.
Dari Sudut Titik Berat Formulasi : termasuk delik Formil.
Dari Sudut Proses Penuntutan : termasuk delik biasa yaitu dapat
diprosestanpa adanya laporan.

Anda mungkin juga menyukai