Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. IX/No.

4/Apr/EK/2021

PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK KORBAN kebutuhan dasar setiap anak dalam wilayah
KEKERASAN FISIK ATAU PSIKIS1 yurisdiksinya Komitmen ini kemudian
Oleh: Owen Rafael Tengker2 diterjemahkan sebagai upaya legislasi dengan
Marnan A. T. Mokorimban3 membentuk dan mengesahkan Undang-undang
Fernando J. M. M. Karisoh4 Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak, yang kemudian pada tahun 2014
ABSTRAK disempurnakan sesuai dengan kebutuhan dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk perkembangan perlindungan anak di Indonesia,
mengetahui bagaimanakah perlindungan dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
khusus terhadap anak menurut Undang- Tentang Pengganti Undang-Undang Nomor 23
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Dalam
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 upaya meningkatkan perhatian dan kepekaan
Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan masyarakat terhadap kebutuhan dan hak anak
bagaimanakah perlindungan khusus bagi anak Pemerintah berinsiatif melahirkan wacana kota
korban kekerasan fisik atau psikis di mana layak anak yang merupakan wujud kepedulian
dengan metode penelitian hukum normatif yang mendalam terhadap kondisi anak di
disimpulkan: 1. Perlindungan khusus terhadap Indonesia.5
anak melibatkan peran pemerintah,
pemerintah daerah, dan lembaga negara B. Rumusan Masalah
lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab 1. Bagaimanakah perlindungan khusus
untuk memberikan perlindungan khusus terhadap anak menurut Undang-Undang
kepada Anak. Perlindungan khusus kepada anak Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
diberikan dengan melihat situasi dan kondisi Perubahan atas Undang-Undang Nomor
keberadaan anak, sebagaimana diatur dalam 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Pasal 59 Undang-Undang Republik Indonesia Anak ?
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas 2. Bagaimanakah perlindungan khusus bagi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 anak korban kekerasan fisik atau psikis?
Tentang Perlindungan Anak, 2. Perlindungan
khusus bagi anak korban kekerasan fisik atau C. Metode Penelitian
psikis dilakukan melalui penyebarluasan dan Metode penelitian hukum normatif,
sosialisasi ketentuan peraturan perundang- merupakan metode penelitian hukum yang
undangan yang melindungi anak korban tindak digunakan dalam menyusun penulisan ini.
Kekerasan dan pemantauan, pelaporan, dan
pemberian sanksi. PEMBAHASAN
Kata kunci: anak; korban kekerasan; A. Perlindungan Khusus Terhadap Anak
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan
PENDAHULUAN dari keberlangsungan hidup manusia dan
A. Latar Belakang keberlangsungan sebuah bangsa dan negara.
Sebagai negara yang telah menyatakan ikut Agar kelak mampu bertanggung jawab dalam
menegakkan komitmen terhadap hak-hak anak keberlangsungan bangsa dan negara, setiap
dengan meratifikasi konvensi Hak Anak melalui Anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-
keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
36 Tahun 1990, terkandung bahwa Indonesia optimal, baik fisik, mental, maupun sosial.
berserta seluruh elemen didalamnya ikut ambil Untuk itu, perlu dilakukan upaya perlindungan
bagian dalam melaksanakan kewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan Anak dengan
terhadap anak dengan memberikan,
melindungi dan menghargai anak sebagai

1 Artikel Skripsi
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 5Laurensius Arliman S. Perlindungan Hukum Terhadap
16071101241 Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Di Kota Padang.
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Arena Hukum. Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 73-93. hlm. 75.

193
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

memberikan jaminan terhadap pemenuhan sengketa, dan yang kedua adalah sarana
hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif.6 perlindungan hukum secara represif yakni
Perlindungan anak merupakan kewajiban bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.9
dan tanggungjawab dari orang tua, keluarga, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
masyarakat, pemerintah dan Negara, sehingga 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
perlindungan harus diberikan dalam segala Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
aspeknya dan merupakan bagian dari kegiatan Tentang Perlindungan Anak, mengatur
pembangunan nasional, khususnya dalam mengenai perlindungan khusus terhadap anak,
memajukan kehidupan berbangsa dan sebagaimana dinyatakan pada Pasal 59 ayat:
bernegara.7 (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor lembaga negara lainnya berkewajiban dan
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas bertanggung jawab untuk memberikan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 PerlindunganKhusus kepada Anak.
Tentang Perlindungan Anak. Pasal 15.Setiap (2) Perlindungan Khusus kepada Anak
Anak berhak untuk memperoleh perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
dari: diberikan kepada:
a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; a. Anak dalam situasi darurat;
b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; b. Anak yang berhadapan dengan hukum;
c. pelibatan dalam kerusuhan sosial; c. Anak dari kelompok minoritas dan
d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung terisolasi;
unsur Kekerasan; d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi
e. pelibatan dalam peperangan; dan dan/atau seksual;
f. kejahatan seksual. e. Anak yang menjadi korban
Pasal 15. Perlindungan dalam ketentuan ini penyalahgunaan narkotika, alkohol,
meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan psikotropika, dan zat adiktif lainnya;
tidak langsung, dari tindakan yang f. Anak yang menjadi korban pornografi;
membahayakan Anak secara fisik dan psikis. g. Anak dengan HIV/AIDS;
Perlindungan hukum harus melihat tahapan, h. Anak korban penculikan, penjualan,
yakni perlindungan hukum lahir dari suatu dan/atau perdagangan;
ketentuan hukum dan peraturan hukum yang i. Anak korban Kekerasan fisik dan/atau
diberikan oleh masyarakat. Pada dasarnya psikis;
peraturan hukum merupakan kesepakatan j. Anak korban kejahatan seksual;
masyarakat tersebut untuk mengatur hubungan k. Anak korban jaringan terorisme;
perilaku antara anggota-anggota masyarakat l. Anak Penyandang Disabilitas;
dan antara perseorangan dengan pemerintah m. Anak korban perlakuan salah dan
yang dianggap mewakili kepentingan penelantaran;
masyarakat.8 n. Anak dengan perilaku sosial
Sarana perlindungan hukum itu ada dua menyimpang; dan
macam, yakni yang pertama adalah sarana o. Anak yang menjadi korban stigmatisasi
perlindungan hukum secara preventif, yang dari pelabelan terkait dengan kondisi
mana tujuannya untuk mencegah terjadinya Orang Tuanya.
Pasal 59A. Perlindungan Khusus bagi Anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1)
6Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia dilakukan melalui upaya:
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang- a. penanganan yang cepat, termasuk
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak. pengobatan dan/atau rehabilitasi secara
7Rini Fitriani. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan
Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga.Mercatoria Vol. penyakit dan gangguan kesehatan lainnya;
2 No. 1 Tahun 2009. hlm.30. b. pendampingan psikososial pada saat
8Satrio Ageng Rihardi. Perlindungan Hukum Terhadap Hak-

Hak Anak Perempuan Sebagai Korban Eksploitasi Seksual.


pengobatan sampai pemulihan;
Email: satrioagengrihardi@yahoo.com. Diakses 1/12/2020
5:46 Wita. hlm. 66 (Lihat Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu
Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 69). 9 Ibid. hlm. 67.

194
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

c. pemberian bantuan sosial bagi Anak yang dengan orang dewasa (incest, perkosaan,
berasal dari Keluarga tidak mampu; dan eksploitasi seksual).
d. pemberian perlindungan dan pendampingan 4. Kekerasan anak secara sosial, dapat
pada setiap proses peradilan. mencakup penelantaran anak dan
Menurut Edi Suharto, Keempat bentuk child eksploitasi anak. Penelantaran anak adalah
abuse ini dapat dijelaskan sebagai berikut:10 sikap dan perlakuan orang tua yang tidak
1. Kekerasan anak secara fisik, adalah memberikan perhatian yang layak terhadap
penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaan proses tumbuh-kembang anak. Misalnya
terhadap anak, dengan atau tanpa anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga
menggunakan benda-benda tertentu, yang atau tidak diberikan pendidikan dan
menimbulkan luka-luka dapat fisik atau perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi
kematian pada anak. Bentuk luka dapat anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau
berupa lecet atau memar akibat perlakuan sewenang-wenang terhadap anak
persentuhan atau kekerasan benda tumpul, yang dilakukan keluarga atau masyarakat.
seperti bekas gigitan, cubitan, ikat pinggang Sebagai contoh, memaksa anak untuk
atau rotan. Dapat pula berupa luka bakar melakukan sesuatu demi kepentingan
akibat bensin panas atau berpola akibat ekonomi, sosial atau politik tanpa
sundutan rokok atau setrika. Lokasi luka memperhatikan hak-hak anak untuk
biasanya ditemukan pada daerah paha, mendapatkan perlindungan sesuai dengan
lengan, mulut, pipi, dada, perut, punggung perkembangan fisik, psikis dan status
atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan sosialnya. Misalnya anak dipaksa untuk
terhadap anak secara fisik umumnya dipicu bekerja di pabrik-pabrik yang
oleh tingkah laku anak yang tidak disukai membahayakan (pertambangan, sektor alas
orangtuanya, seperti anak nakal atau yang kaki atau industri sepatu) dengan upah
rewel, menangis terus, minta jajan, buang rendah dan tanpa peralatan yang memadai,
air, kencing atau muntah di sembarang anak dipaksa untuk angkat senjata atau
tempat, memecahkan barang berharga. dipaksa melakukan pekerjaan-pekerjaan
2. Kekerasan anak secara pisikis, meliputi rumah tangga melebihi batas
pengardikan, penyampaian kata-kata kasar kemampuannya.11
dan kotor, memperlihatkan buku, gambar, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
atau film pronografi pada anak. Anak yang 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
mendapatkan perlakuan ini umumnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
menjukkan gejala perilaku, seperti menarik Tentang Perlindungan Anak. Pasal 20. Negara,
diri, pemalu, menangis jika didekati, takut ke Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat,
luar rumah dan takut bertemu dengan orang Keluarga, dan Orang Tua atauWali
lain. berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
3. Kekerasan anak secara seksual, dapat penyelenggaraan Perlindungan Anak.
berupa perlakuan pra kontak seksual antara Pasal 22. Negara, Pemerintah, dan
anak dengan orang yang lebih besar (melalui Pemerintah Daerah berkewajiban dan
kata, sentuhan, gambar visual, bertanggung jawab memberikan dukungan
exhibitionism), maupun perlakuan kontak sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber
seksual antara anak dengan orang yang lebih daya manusia dalam penyelenggaraan
besar (melalui kata, sentuhan, gambar Perlindungan Anak.
visual, exhibitionism), maupun perlakuan Penjelasan Pasal 22 Yang dimaksud dengan
kontak seksual secara langsung antara anak “dukungan sarana dan prasarana”, misalnya
sekolah, lapangan bermain, lapangan olahraga,
rumah ibadah, fasilitaspelayanan kesehatan,
gedung kesenian, tempat rekreasi, ruang
10Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak, Nuansa,
Ujungberung Bandung, 2006. hlm. 37-38 (Lihat Edi
Suharto, Dalam Pembangunan, Kebijakan Sosial dan 11Ibid. hlm. 37-38 (Lihat Edi Suharto, Dalam
Pekerjaan Sosial, Lembaga Studi Pembangunan Sekolah Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial,
Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung, 1997, hlm. 365- Lembaga Studi Pembangunan Sekolah Tinggi
366). Kesejahteraan Sosial, Bandung, 1997, hlm. 365-366).

195
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

menyusui, tempat penitipan Anak, termasuk Banyaknya pekerja/buruh yang di PHK


optimalisasi dari unit pelaksana teknis karena ekonomi Indonesia semakin terpuruk.
penyelenggaraan Perlindungan Anak yang ada Akibat dari itu anak-anak dari pekerja/buruh
di daerah. yang di PHK, tidak dapat melanjutkan
Pasal 44 ayat (1) Pemerintah dan pendidikan. Seharusnya dalam kondisi
Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas demikian, anak-anak tersebut menjadi
dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang kewajiban bagi pemerintah dalam menyediakan
komprehensif bagi Anak agar setiap Anak sarana pendidikan termasuk pembiayaan
memperoleh derajat kesehatan yang optimal sesuai dengan Undang-Undang Republik
sejak dalam kandungan. Indonesia Nomor 23 Tahun 2002.14
Pasal 71E ayat: Bila pemerintah tidak memperdulikan
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah kondisi-kondisi anak-anak tersebut, maka anak-
bertanggungjawab menyediakan dana anak itu akan dimanfaatkan baik oleh individu-
penyelenggaraan Perlindungan Anak individu maupun kelompok-kelompok menjadi
(2) Pendanaan penyelenggaraan sarana dalam mencari uang sebanyak-
PerlindunganAnak sebagaimana dimaksud banyaknya dengan jalan bertentangan dengan
pada ayat (1) bersumber dari: hukum, yaitu digunakan antara lain sebagai
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja pengamen, pengemis, penjambret, pengedar
Negara; narkoba, pencuri dalam lain-lain, karena
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja dengan menggunakan anak-anak sebagai
Daerah; dan sarana tersebut, maka anak-anak itu tidak
c. sumber dana lain yang sah dan tidak mendapat perlindungan hukum. Bila anak-anak
mengikat. itu ditangkap oleh pihak berwajib maka anak-
(3) Sumber dana lain yang sah dan tidak anak tersebut akan dikembalikan kepada orang
mengikat sebagaimana dimaksud pada ayat tua atau walinya. Bila diproses hukum, maka
(2) huruf c dikelola sesuai dengan pidana yang dijatuhkan sangat ringan
ketentuan peraturan perundang-undangan. dibandingkan dengan orang dewasa serta
Ada banyak konsep perlindungan yang mendapat perlakuan khusus dari Lembaga
dikenal dan salah satunya adalah istilah yang Pemasyarakatan yang dipisahkan dari orang
sering dipergunakan di dalam setiap instrumen dewasa.15
hak asasi manusia internasional maupun Masalah perlindungan hukum dan hak-
nasional. Salah satu contoh yang dapat haknya bagi anak-anak merupakan salah satu
diperhatikan adalah pada saat membicarakan sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak
hak anak. Pada Pasal 2 paragaraf 2 Konvensi indonesia, agar perlindungan hak-hak anak
tentang Hak Anak menyebutkan: “Negara- dapat dilakukan secara terartur, tertib dan
negara peserta harus mengambil langkah- bertanggungjawab, maka diperlukan hukum
langkah yang layak untuk memastikan bahwa yang selaras dengan perkembangan masyarakat
anak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi indonesia yang dijiwai sepenuhnya oleh
atau hukuman yang didasarkan pada status, pancasila dan UUD 1945.16
kegiatan, pendapat yang disampaikan, atau Melindungi anak adalah melindungi manusia
kepercayaan orang tua anak, walinya yang sah dan membangunan manusia seutuhnya hakekat
atau anggota keluarganya”.12 pembangunan nasional adalah pembangunan
Keberadaan anak yang ada dilingkungan kita manusia indonesia seutuhnya yang berbudi
memang perlu mendapat perhatian, terutama luhur. Mengabaikan perlindungan terhadap
mengenai tingkah lakunya. Dalam anak, berakibat dapat menimbulkan
perkembangannya ke arah dewasa, kadang- permasalahan sosial yang mengganggu
kadang seorang anak melakukan perbuatan penegakanhukum, ketertiban, kemanan dan
yang lepas kontrol, ia melakukan perbuatan pembangunan nasional.17
yang tidak baik sehingga dapat merugikan
orang lain atau merugikan diri sendiri.13 14 H.R. Abdussalam. Op.Cit, hlm. 55-56.
15 Ibid, hlm. 55-56.
12Ruswiati Suryasaputra, Op.Cit. hlm. 5-6. 16 Wagiati Soetodjo, Op.Cit, hlm. 67.
13 Gatot Supramono, Op.Cit, hlm. ix. 17 Moch Faisal Salam, 2005, Op.Cit, hlm. 2.

196
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Dalam usaha perlindungan terhadap anak b. memberikan masukan dalam perumusan


dapat dilakukan:18 kebijakan yang terkait Perlindungan
a. Perlindungan secara langsung; Anak;
Perlindungan secara langsung merupakan c. melaporkan kepada pihak berwenang
usaha yang langsung berkaitan dengan jika terjadi pelanggaran Hak Anak;
kepentingan anak antara lain; pencegahan d. berperan aktif dalam proses rehabilitasi
dari segala sesuatu yang dapat merugikan dan reintegrasi sosial bagi Anak;
atau mengorbankan kepentingan anak e. melakukan pemantauan,
disertai pengawasan supaya anak pengawasandan ikut bertanggungjawab
berkembang dengan baik dan penjagaan terhadap penyelenggaraan Perlindungan
terhadap gangguan dari dalam dirinya dan Anak;
luar dirinya. f. menyediakan sarana dan prasarana
b. Perlindungan tidak langsung serta menciptakan suasana kondusif
Dalam hal ini yang ditangani bukanlah anak untuk tumbuh kembang Anak;
secara langsung tetapi para partsipan g. berperan aktif dengan menghilangkan
lainnya dalam perlindungan anak, seperti pelabelan negatif terhadap Anak korban
para orang tua, petugas, pembina dan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59;
sebaginya. Usaha-usaha perlindungan anak dan
yang tidak langsung tersebut adalah sebagai h. memberikan ruang kepada Anak untuk
berikut:19 dapat berpartisipasi dan menyampaikan
1) Mencegah orang lain merugikan pendapat.
kepentingan anak melalui peraturan (4) Peran organisasi kemasyarakatan dan
perundang-undangan. lembaga pendidikan sebagaimana
2) Meningkatkan pengertian tentanghak dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
dan kewajiban anak; cara mengambil langkah yang diperlukan
3) Pembinaan mental, fisik, sosial para sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan
partispan lain dalam rangka perlindungan masing-masing untuk membantu
anak. penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor (5) Peran media massa sebagaimana dimaksud
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas pada ayat (2) dilakukan melalui
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 penyebarluasan informasi dan materi
Tentang Perlindungan Anak, mengatur tentang edukasi yang bermanfaat dari aspek sosial,
peran masyarakat. Pasal 72 ayat: budaya, pendidikan, agama, dan kesehatan
(1) Masyarakat berperan serta dalam Anak dengan memperhatikan kepentingan
Perlindungan Anak, baik secara terbaik bagi Anak.
perseorangan maupun kelompok. Penjelasan pasal 72 ayat (5) Yang dimaksud
(2) Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud dengan “penyebarluasan informasi” adalah
pada ayat (1) dilakukan oleh orang penyebarluasan informasi yang bermanfaat
perseorangan, lembaga perlindungan anak, bagi Anak dan perlindungan dari pemberitaan
lembaga kesejahteraan sosial, organisasi identitas Anak untuk menghindari labelisasi.
kemasyarakatan, lembaga pendidikan, Yang dimaksud dengan “media massa” meliputi
media massa, dan dunia usaha media cetak (surat kabar, tabloid, majalah),
(3) Peran Masyarakat dalam penyelenggaran media elektronik (radio, televisi, film, video),
Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud media teknologi informasi dan komunikasi
pada ayat (1) dilakukan dengan cara: (laman/website, portal berita, blog, media
a. memberikan informasi melalui sosialisasi sosial). Ayat (6) huruf (a) Yang dimaksud
dan edukasi mengenai Hak Anak dan dengan “kebijakan perusahaan yang
peraturan perundang-undangan tentang berperspektif Anak” antara lain:
Anak; a. tidak merekrut tenaga kerja Anak; dan
b. menyiapkan layanan ruang laktasi.
Dengan peratifikasian Konvensi Hak Anak
18 Ibid. 1989, Indonesia mengeluarkan Keppres No. 36
19 Ibid, hlm. 2-3.

197
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Tahun 1990 dan mengimplementasikan hak- (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
hak anak tersebut. Secara kuantitatif ada 40 penyelenggaraan koordinasi sebagaimana
kewajiban negara peserta untuk dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
mengimplementasikan hak-hak anak Peraturan Pemerintah.
(Nursahbani Katjasungkana, Lembaga Penjelasan Pasal 73A ayat (1) Lembaga
Perlindungan Anak, Prospek dan Permasalahan, terkait antara lain Komisi Perlindungan Anak
plan Indonesia, Edisi No. 9/1996, hal. 28)20 Indonesia, lembaga swadaya Masyarakat yang
Ada 4 macam hak-hak yaitu:21 peduli terhadap Anak, dan kepolisian.
1. Hak atas kelangsungan hidup (survival Pasal 74 ayat:
rights); (1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas
2. Hak atas perlindungan (protection rights); pengawasan penyelenggaraan pemenuhan
3. Hak atas perkembangan (development Hak Anak, dengan Undang-Undang ini
rights); dan dibentuk Komisi Perlindungan Anak
4. Hak untuk berpartisipasi (partipation Indonesia yang bersifat independen.
rights). (2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah
Di samping kewajiban untuk dapat membentuk Komisi Perlindungan
mengimplementasikan hak-hak anak sesuai Anak Daerah atau lembaga lainnya yang
konvensi hak anak, negara yang telah sejenis untuk mendukung pengawasan
meratifikasi konvensi berkewajiban penyelenggaraan Perlindungan Anak di
mengusahakan prosedur pelaporan dan daerah.
pembentukan lembaga yang mendukung hak- Pasal 76.Komisi Perlindungan Anak
hak anak, antara lain:22 Indonesia bertugas:
1. Membentuk sebuah komisi yang disebut a. melakukan pengawasan terhadap
dengan Komisi Nasional Hak Anak-Anak; dan pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan
2. Membuat laporan nasional kepada UNICEF Hak Anak;
dalam rangka monitoring pelaksanaan b. memberikan masukan dan usulan dalam
konvensi hak anak. perumusan kebijakan tentang
3. Laporan-laporan tersebut mengenai faktor- penyelenggaraan Perlindungan Anak.
faktor dan kesulitan yang mempengaruhi c. mengumpulkan data dan informasi
tingkat pemenuhan kewajiban negara mengenai PerlindunganAnak;
peserta, serta kemajuannya.23 d. menerima dan melakukan penelaahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor pengaduan Masyarakat mengenai
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas pelanggaran Hak Anak;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 e. melakukan mediasi atas sengketa
Tentang Perlindungan Anak, mengatur tentang pelanggaran Hak Anak;
Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan f. melakukan kerja sama dengan lembaga
Pelaporan. Pasal 73A ayat: yang dibentuk Masyarakat di bidang
(1) Dalam rangka efektivitas penyelenggaraan Perlindungan Anak; dan
Perlindungan Anak, kementerian yang g. memberikan laporan kepada pihak
menyelenggarakan urusan pemerintahan di berwajib tentang adanya dugaan
bidang Perlindungan Anak harus melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang ini.
koordinasi lintas sektoral dengan lembaga
terkait. B. Perlindungan Khusus Bagi Anak Korban
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada Kekerasan Fisik Atau Psikis
ayat (1) dilakukan melalui pemantauan, Negara menjunjung tinggi hak asasi
evaluasi,dan pelaporan penyelenggaraan manusia, termasuk di dalamnya hak asasi Anak
PerlindunganAnak. yang ditandai dengan adanya jaminan
perlindungan dan pemenuhan Hak Anak dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik
20 Emelina Krisnawati, Op.Cit, hlm. 69.
Indonesia Tahun 1945 dan beberapa ketentuan
21 Ibid. peraturan perundang-undangan baik yang
22 Ibid. bersifat nasional maupun yang bersifat
23 Ibid, hlm. 69.

198
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

internasional. Jaminan ini dikuatkan melalui baik fisik maupun psikis, baik yang terjadi di
ratifikasi konvensi internasional tentang Hak depan umum atau dalam kehidupan pribadi.”26
Anak, yaitu pengesahan Konvensi Hak Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
1990 tentang Pengesahan Convention On The Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Rights Of The Child (Konvensi Tentang Hak-Hak Tentang Perlindungan Anak, mengatur
Anak).24 Negara, Pemerintah, Pemerintah mengenai perlindungan khusus bagi anak
Daerah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua korban kekerasan fisik atau psikis, sebagaimana
berkewajiban untuk memberikan perlindungan dinyatakan pada Pasal 69. Perlindungan Khusus
dan menjamin terpenuhinya hak asasi Anak bagi Anak korban Kekerasan fisik dan/atau
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
Perlindungan terhadap Anak yang dilakukan ayat (2) huruf i dilakukan melalui upaya:
selama ini belum memberikan jaminan bagi b. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan
Anak untuk mendapatkan perlakuan dan peraturan perundang-undangan yang
kesempatan yang sesuai dengan kebutuhannya melindungi Anak korban tindak Kekerasan;
dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga dan
dalam melaksanakan upaya perlindungan c. pemantauan, pelaporan, dan pemberian
terhadap Hak Anak oleh Pemerintah harus sanksi.
didasarkan pada prinsip hak asasi manusia yaitu Ancaman kekerasan adalah setiap
penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan perbuatan secara melawan hukum berupa
atas Hak Anak. ucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan
Sebagai implementasi dari ratifikasi tubuh, baik dengan atau tanpa menggunakan
tersebut, Pemerintah telah mengesahkan sarana yang menimbulkan rasa takut atau
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang mengekang kebebasan hakiki seseorang (Pasal
Perlindungan Anak, yang secara substantif telah 1 angka 12). Anak korban kejahatan adalah
mengatur beberapa hal antara lain persoalan anak anak-anak yang menderita mental, fisik,
Anak yang sedang berhadapan dengan hukum, sosial akibat perbuatan jahat yang dilakukan
Anak dari kelompok minoritas, Anak dari orang lain yang mencari pemenuhan
korban eksploitasi ekonomi dan seksual, Anak kepentingan diri yang bertentangan dengan hak
yang diperdagangkan, Anak korban kerusuhan, adan kewajiban pihak korban. Misalnya
Anak yang menjadi pengungsi dan Anak dalam menjadi korban perlakuan salah (antara lain
situasi konflik bersenjata, Perlindungan Anak pelecehan), penelantaran, perdagangan anak,
yang dilakukan berdasarkan prinsip pelacuran, pencabulan, penganiayaan,
nondiskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, perkosaan baik yang dilakukan oleh ibu, bapak,
penghargaan terhadap pendapat anak, hak saudara atau anggota masyarakat lain.27
untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Dalam Pengertian larang ialah; melarang;
pelaksanaannya Undang-Undang tersebut telah memerintahkan supaya tidak melakukan
sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar sesuatu; tidak memperbolehkan berbuat
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkait sesuatu.28
jaminan hak asasi manusia, yaitu Anak sebagai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
manusia memiliki hak yang sama untuk tumbuh 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
dan berkembang.25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Adapun Kekerasan terhadap anak adalah: Tentang Perlindungan Anak. Pasal 76 D. Setiap
“setiap perbuatan yang ditujukan pada anak
yang berakibat kesengsaraan dan penderitaan 26Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT), Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
24Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia 2010, hlm. 76.
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang- 27Koesparmono Irsan, Hak Asasi Dikaitan dengen
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Penegakan Hukum, Dalam, Tapi Omas Ihromi,Sulistyowati
Anak. Irianto, Dan Achie Sudiarto Luhulima, (Penyunting),
25Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Cetakan ke
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang- 1, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 259.
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan 28 Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Keenam, PT. Rineka

Anak. Cipta, Jakarta, 2009.hlm. 242.

199
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Orang dilarang melakukan Kekerasan atau (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan
ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
persetubuhan dengannya atau dengan orang 76Edipidana dengan pidana penjara paling
lain. singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
Pasal 76 E.Setiap Orang dilarang melakukan (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Kekerasan atau ancaman Kekerasan, memaksa, Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
melakukan tipu muslihat, melakukan (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana
serangkaian kebohongan, atau membujuk Anak dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik,
perbuatan cabul. atau tenaga kependidikan, maka pidananya
Hubungan seksual yang dipaksakan ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman
merupakan bentuk kekerasan yang pidana sebagaimana dimaksud pada ayat
mengakibatkan kerugian bagi korban. (1).
Kekerasan ini mencerminkan bahwa kekuatan Sanksi, sanctie, yaitu: akibat hukum bagi
fisik laki-laki merupakan faktor alamiah yang pelanggar ketentuan undang undang. Ada
lebih hebat dibandingkan perempuan. Laki-laki sanksi adminsitratif, ada sanksi perdata dan ada
telah tampil menjadi semacam kekuatan yang sanksi pidana.30
bercorak represif yang menempatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004
perempuan sebagai korban. Kekuatan laki-laki tentang Penghapusan kekerasan Dalam Rumah
yang lebih unggul secara fisik dibandingkan Tangga. Pasal 44 ayat:
dengan perempuan telah salah digunakan (1) Setiap orang yang melakukan perbuatan
untuk melecehkan, menindas dan menodai kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga
hak-hak asasi perempuan. Perempuan akhirnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
menempati posisi sebagai subordinasi a dipidana dengan pidana penjara paling
29
kebutuhan seksual laki-laki. lama 5 (lima) tahun atau denda paling
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor banyak Rp15.000.000,00 (lima belas juta
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas rupiah).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 (2) Dalam hal perbuatan sebagaimana
Tentang Perlindungan Anak. Pasal 81 ayat: dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
(1) Setiap orang yang melangggar ketentuan korban mendapat jatuh sakit atau luka
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D berat, dipidana dengan pidana penjara
dipidana dengan pidana penjara paling paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh
(lima belas) tahun dan denda paling banyak juta rupiah).
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (3) Dalam hal perbuatan sebagaimana
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan
pada ayat (1) berlaku pula bagi Setiap matinya korban, dipidana dengan pidana
Orang yang dengan sengaja melakukan tipu penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
muslihat, serangkaian kebohongan, atau atau denda paling banyak Rp45.000.000,00
membujuk Anak melakukan persetubuhan (empat puluh lima juta rupiah).
dengannya atau dengan orang lain. (4) Dalam hal perbuatan sebagaimana
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang
Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, tidak menimbulkan penyakit atau halangan
atau tenaga kependidikan, maka pidananya untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman mata pencaharian atau kegiatan sehari-
pidana sebagaimana dimaksud pada ayat hari, dipidana dengan pidana penjara paling
(1). lama 4 (empat) bulan atau denda paling
Pasal 82 ayat: banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

30Andi Hamzah. Terminologi Hukum Pidana, (Editor)


Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Grafika, Jakarta, 2008. hlm.
29 Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Op.Cit, hlm. 46. 138.

200
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Pasal 45 ayat: KUHPidana maupun peraturan perundang-


(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan undangan lainnya.35 Tindak pidana khusus,
kekerasan psikis dalam lingkup rumah yaitu: tindak pidana yang diatur tersendiri
tangga sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dalam undang-undang khusus yang
huruf b dipidana dengan pidana penjara memberikan peraturan khusus tentang tata
paling lama 3 (tiga) tahun atau denda cara penyidikannya, tuntutannya,
paling banyak Rp9.000.000,00 (sembilan pemeriksaannya maupun sanksinya yang
juta rupiah). menyimpang dari ketentuan yang dimuat
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dalam KUHPidana.36
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Hukum pidana adalah hukum yang
suami terhadap isteri atau sebaliknya yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan
tidak menimbulkan penyakit atau halangan terhadap kepentingan umum. Pelanggaran dan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau kejahatan tersebut diancam dengan hukuman
mata pencaharian atau kegiatan sehari- yang merupakan penderitaan atau siksaan bagi
hari, dipidana dengan pidana penjara paling yang bersangkutan. Kejahatan adalah
lama 4 (empat) bulan atau denda paling perbuatan pidana yang berat. Ancaman
banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). hukumannya dapat berupa hukuman denda,
Pasal 51. Tindak pidana kekerasan fisik hukuman penjara, hukuman mati dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (4) kadangkala masih ditambah dengan hukuman
merupakan delik aduan. penyitaan barang-barang tertentu, pencabutan
Pasal 52. Tindak pidana kekerasan psikis hak-hak tertentu serta pengumuman
37
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) keputusan hakim.
merupakan delik aduan. Tujuan hukum pidana ada dua macam,
Perbuatan pidana semata menunjuk pada yaitu:
perbuatan baik secara aktif maupun secara 1. Untuk menakut-nakuti setiap orang agar
pasif, sedangkan apakah pelaku ketika tidak melakukan perbuatan pidana (fungsi
melakukan perbuatan pidana patut dicela atau preventif/pencegahan);
memiliki kesalahan, bukan merupakan wilayah 2. Untuk mendidik orang yang telah melakukan
perbuatan pidana, tetapi sudah masuk pada perbuatan pidana agar menjadi orang yang
pertanggungjawaban pidana.31 baik dan dapat diterima kembali dalam
Tindak pidana; delik, delict; delikt; offence: masyarakat (fungsi represif) kekerasan.
perbuatan yang dilarang dan diancam dengan Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum
pidana oleh undang-undang.32 Perkara pidana, pidana adalah untuk melindungi masyarakat.
strafzaak, yaitu delik yang merupakan objek Apabila seseorang takut untuk melakukan
perkara pidana.33 Kata delik berasal dari bahasa perbuatan tidak baik, karena takut dihukum,
latin, yakni delictum. Dalam bahasa Jerman semua orang dalam masyarakat akan tenteram
disebut delict, dalam bahasa Perancis disebut dan aman.38
delit dan dalam bahasa Belanda disebut delict. Keistimewaan hukum pidana terletak pada
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti delik daya paksanya yang berupa ancaman pidana
diberi batasan sebagai berikut: “perbuatan sehingga memungkinkan hukum ini dipatuhi
yang dapat dikenakan hukuman karena dan ditaati oleh tiap-tiap individu atau subjek
merupakan pelanggaran terhadap undang- hukum yang lain. Dalam hal ini dapat dilihat
undang tindak pidana”.34 dalam kehidupan nyata bahwa hukum pidana
Tindak pidana, yaitu: setiap perbuatan yang tidak mengadakan kaidah-kaidah baru, ia tidak
diancam hukuman sebagai kejahatan atau
pelanggaran baik yang disebut dalam 35 Rocky Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan Nusya
A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah Hukum &
Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
31Ali Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Cetakan Visimedia, Jakarta. 2012, hlm. 311.
Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 97. 36 Ibid, hlm. 311.
32 Andi Hamzah, Op.Cit, hlm.164. 37Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia,
33 Ibid, hlm. 118. Cetakan Kelima, Sinar Grafika, Jakarta, November 2009,
34Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, hlm. 60.
Sinar Grafika. Cetakan Kedua. Jakarta, 2005. hlm. 7. 38Ibid, hlm. 61.

201
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

menimbulkan kewajiban-kewajiban yang tidak untuk melakukan pengawasan terhadap


ada. Ia mempertahankan kaidah-kaidah yang pelaksanaan perlindungan dan
diadakan di lapangan lain dengan pemenuhan hak anak serta memberikan
pengancaman hukuman. Kewajiban-kewajiban laporan kepada pihak berwajib tentang
yang ditimbulkan dilapangan lain mendapat adanya dugaan pelanggaran terhadap
sifat memaksa yang dipertajam sungguhpun hak-hak anak.
seringkali kewajiban-kewajiban hanya tinggal 2. Perlindungan khusus bagi anak korban
dipertegas dalam undang-undang pidana. kekerasan fisik atau psikis dalam
Hukum pidana bekerja dengan sanksi yang pelaksanaannya perlu penerapan sanksi
sangat mendalam dan memperkuat-peraturan- pidana untuk memberikan efek jera bagi
peraturan yang telah ada dengan sehebat- pelaku yang telah terbukti sah menurut
hebatnya, tetapi ia sendiri tidak mengadakan peraturan perundang-undangan yang
peraturan-peraturan itu. Hukum pidana pada berlaku melakukan perbuatan kekerasan
hakikatnya adalah sanksi.39 fisik dan psikis terhadap anak. Tujuannya
untuk memberikan efek jera bagi pelaku
PENUTUP dan bagi orang lain sebagai suatu
A. Kesimpulan peringatan dan merupakan upaya hukum
1. Perlindungan khusus terhadap anak untuk mencegah terjadinya perbuatan
melibatkan peran pemerintah, yang sama.
pemerintah daerah, dan lembaga negara
lainnya berkewajiban dan bertanggung DAFTAR PUSTAKA
jawab untuk memberikan perlindungan Aristiarini Agnes dan Maria Hartiningsih,
khusus kepada Anak. Perlindungan Seandainya Aku Bukan Anakmu, (Makalah)
khusus kepada anak diberikan dengan Dalam St. Sularto (Editor) Seandainya Aku
melihat situasi dan kondisi keberadaan Bukan Anakmu (Potret Kehidupan Anak
anak, sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Indonesia). PT. Kompas Media Nusantara
Undang-Undang Republik Indonesia (Penerbit Buku Kompas) Jakarta, 2000.
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan Bagi
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Korban Kejahatan dan Penyalahgunaan
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Kekuasaan (Declaration of basic Principle
Anak, of justice for victim of crime and abuse of
2. Perlindungan khusus bagi anak korban power).
kekerasan fisik atau psikis dilakukan Directorate of Information System of Human
melalui penyebarluasan dan sosialisasi Rights. Directorate General Of Human
ketentuan peraturan perundang- Rights Protection Department of Justice
undangan yang melindungi anak korban and Human Rights Republic of Indonesia,
tindak Kekerasan dan pemantauan, Convention on The Rights of The Child.
pelaporan, dan pemberian sanksi. (Konvensi Hak Anak).
Fitriani Rini. Perlindungan Hukum Terhadap
B. Saran Anak Korban Kekerasan Seksual Dalam
1. Perlindungan khusus terhadap anak Rumah Tangga.Mercatoria Vol. 2 No. 1
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tahun 2009.
tentang perubahan atas Undang-Undang Gosita Arif, Kumpulan Makalah Masalah
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Korban, Akademika Presindo, Jakarta.
Perlindungan Anak, memerlukan 2003.
dukungan program pemantauan, evaluasi Gosita A., Masalah Perlindungan Anak,
dan pelaporan yang perlu dilakukan oleh Akademika Presindo, Jakarta, 1983.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, H.R.Abdussalam , Hukum Perlindungan Anak,
Lembaga Swadaya Masyarakat yang Restu Agung, Jakarta, 2007.
peduli terhadap Anak dan Kepolisian Huraerah Abu, Kekerasan Terhadap Anak,
Cetakan I, Penerbit Nuansa. Bandung,
39Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan Kelima, PT. 2006.
Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 211.

202
Lex Privatum Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Kamil Ahmad dan H.M., Fauzan, Hukum


Perlindungan Dan Penangkatan Anak Di
Indonesia, Edisi. 1. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008.
Krisnawati Emeliana, Aspek Hukum
Perlindungan Anak. CV. Utomo, Bandung,
2005.
Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
2011.

203

Anda mungkin juga menyukai