Anda di halaman 1dari 7

PROJECT PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK

SEBAGAI KORBAN DALAM KASUS KEKERASAN DALAM


RUMAH TANGGA

Nama kelompok :
1. Ester Eunike Gombo 8111419413
2. Nensi Bela 8111419414
3. Salshabella Khrisna Putri 8111419410
4. Aldhito Bagus Dhinarta 8111419417
5. Ferio Artahto Wicaksono 8111419419
LATAR BELAKANG
Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki orang dewasa, hak asasi manusia (HAM).Pemberitaan
yang menyangkut hak anak tidak segencar sebagaimana hak-hak orang dewasa (HAM) atau isu gender, yang menyangkut
hak perempuan. Perlindungan hak anak tidak banyak pihak yang turut memikirkan dan melakukan langkah-langkah
konkrit.Upaya untuk melindungi hak-hak anak yang dilanggar yang dilakukan negara,orang dewasa atau bahkan orang
tuanya sendiri, tidak begitu menaruh perhatian akan kepentingan masa depan anak.

Di berbagai negara dan berbagai tempat di negeri ini,anak-anak justru mengalami perlakuan yang tidak semestinya, seperti
eksploitasi anak, kekerasan terhadap anak, dijadikan alat pemuas seks. Keluarga sangat penting bagianak, karena keluarga
tempat membentuk pribadi anak sejak kecil. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-hak agardapat hidup, tumbuh, berkembang, danberpartisipasi secara optimal sesuai dengan harta dan
martabatkemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Oleh karenanya upaya

2
Oleh karenanya upaya perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak agar dapat hidup
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Dalam penyelenggaraan perlindungan anak, Undang-undang Perlindungan Anak telah menentukan bahwa
penyelenggaraan harus berdasarkan Pancasila dan berlandaskan UUD 1945 serta prinsip – prinsip dasar
Konvensi Hak-hak Anak meliputi:
a. Non diskriminasi
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan
d. Penghargaan terhadap pendapat anak.

3
UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK BANTUAN HUKUM BAGI ANAK YANG MENGALAMI
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk Anak yang masih
dalam kandungan. Perlindungan hukum terhadap anak merupakan usaha dan kegiatan seluruh
lapisan masyarakat dalam berbagai kedudukan dan peranan,yang menyadari betul pentingnya
anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Perlindungan anak merupakan perwujudan adanya
keadilan dalam suatu masyarakat,dengan demikian perlindungan anak diusahakan dalam
berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Pemberian bantuan hukum itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum. Penyelenggaraan bantuan hukum bertujuan untuk menjamin dan
memenuhi hak bagi penerima bantuan hukum untuk mendapatkan akses keadilan. Selain itu,
untuk mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan prinsip persamaan
kedudukan di dalam hukum.

 
b.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Pasal 56 menyebutkan:

a. Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum.

Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu.

Dari penjelasan Undang – Undang diatas setiap orang yang berhadapan dengan hukum, berhak memperoleh bantuan hukum secara cuma-
cuma dari pemberi bantuan hukum atau advokat dan Negara yang menanggung biayanya bagi mereka yang kurang mampu.

Secara khusus ketentuan yang mengatur masalah anak yang berhadapan dengan hukum ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Proses Peradilan Pidana Anak mulai dari penyidikan, penuntutan, pengadilan,
dan dalam menjalankan putusan pengadilan, di lembaga pemasyarakatan anak wajib dilakukan oleh pejabat-pejabat yang terdidik
khusus atau setidaknya mengetahui tentang masalah anak yang berhadapan dengan hukum. Perlakuan selama proses Peradilan
Pidana Anak harus memperhatikan prinsip-prinsip perlindungan anak dan tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat anak tanpa
mengabaikan terlaksananya keadilan, dan bukan membuat nilai kemanusiaan anak yang rendah.

5
Pasal 3 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Anak menyebutkan bahwa Perlindungan Khusus bagi anak korban
Sistem Peradilan Pidana Anak juga menyatakan bahwa: Setiap anak kekerasan fisik dan/atau psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dalam proses peradilan pidana berhak memperoleh bantuan hukum 59 ayat (2) huruf I dilakukan melalui upaya :
dan bantuan lain secara efektif. a. penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-
Dan Pasal 23 ayat (1), menyatakan bahwa : Dalam setiap tingkat undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan
pemeriksaan, anak wajib diberikan bantuan hukum dan didampingi b. pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi.
oleh pembimbing kemasyarakatan atau pendamping lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Dan dijelaskan dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2011. Pemberi
Bantuan Hukum adalah lembaga bantuan hukum atau organisasi
kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum. Memang
tidak semua Lembaga Bantuan Hukum atau Organisasi
Kemasyarakatan dalam konteks aturan ini bisa menjadi pemberi
bantuan hukum.
Perlindungan anak pada dasarnya telah diatur dalam Undang-
Undang No.35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Dalam
Pasal 69 Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan

6
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perlindungan anak sebagai korban KDRT adalah
dengan cara - cara pencegahan seperti memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi
peraturan perundang - undangan ini telah diatur dalam pasal 69 huruf a Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak yaitu : “Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan
fisik dan/atau psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf i dilakukan melalui upaya
penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang melindungi anak
korban tindak kekerasan”. Dengan memberikan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak seluas mungkin, diharapkan agar setiap lapisan masyarakat
mengetahui bahwa telah ada peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi hak-
hak anak, sehingga masyarakat bisa mengetahui hak dan kewajiban anak tersebut dan bisa
mengetahui bahwa setiap anak tersebut sudah semestinya dilindungi oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai