Tugas Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Teknik Advokasi
dan Pembelaan Hak Anak
Dosen Pengampu: Dr. Sabian Utsman, S.H., M.Si
Disusun oleh:
Yunizar Prajamufti
NIM 18014076
Anak merupakan amanah sekaligus anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam dirinya melekat hak-hak sebagai manusia yang senantiasa
harus dipenuhi dan dijunjung tinggi. Hak-hak anak merupakan bagian dari hak-
hak manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan ketentuan
Konvensi Hak Anak (Convention on the Right of the Child) yang diratifikasi
oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990,
yang kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
Pada 2016 lalu, sebagai upaya menjamin agar hak-hak anak di daerah terpenuhi,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama DPRD Provinsi Kalimantan
Tengah membuat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2016 tentang
Perlindungan Perempuan dan Anak. Pada pasal 16 ayat 3 di perda tersebut
mengamanahkan setiap pemerintah daerah membentuk Komisi Perlindungan
Anak Daerah (KPAD). Namun pada faktanya, hingga akhir tahun 2020, KPAD
tak pernah terbentuk. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi penjaminan hak-
hak anak sesuai dengan amanah yang diberikan oleh perda tersebut. Untuk itu,
makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana penjaminan hak anak yang
harus dilakukan pemerintah daerah melalui pembentukan KPAD.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja tugas dan fungsi yang akan diemban jika KPAD sudah
terbentuk?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk memahami apa saja tugas KPAD dalam menjamin hak-hak anak
di Kalteng.
Kajian Teori
Seperti yang tertulis dalam Undang-undang No.35 Tahun 2014 BAB III:
Pasal 15:
Pasal 16:
(1) Setiap anak berhak memperoleh
(2) Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
(3) Penangkapan, penahan, atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan
apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan
sebagai upaya terakhir.
Pasal 17:
(2) Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.
Pasal 18:
Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak
mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
Pasal 19:
Setiap anak berkewajiban untuk:
a. menghormati orang tua, wali, dan guru;
Pasal 20:
Pasal 21:
Pasal 22:
Ketentuan Pidana
Dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
pemerintah telah mengatur tentang ketentuan pidana yaitu:
Pasal 76A:
Setiap orang dilarang:
Pasal 76J:
1
Muhammad Joni, Penjara Bukan Tempat Anak, Perhimpunan Advokasi Anak Indonesia, Jakarta Pusat, 2012,
hlm.20.
(a) Setiap Orang dilarang dengan sengaja menempatkan, membiarkan,
melibatkan, menyuruh melibatkan Anak dalam penyalahgunaan, serta
produksi dan distribusi narkotika dan/atau psikotropika.
Pasal 89:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76J ayat (1), dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76J ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2
Sri Widowati Wiratmo Soekito, Anak dan Wanita dalam Hukum, LP3ES, Jakarta, hlm.6.
5. Ancaman Hukuman dan Pertanggungjawaban Pidana Oleh Anak
4
Prof.Dr. Maidin Gultom, SH., M.Hum. Op.Cit.hlm.156
5
Prof.Dr. Maidin Gultom, SH., M.Hum., Op.Cit.hlm.157.