Anda di halaman 1dari 6

REVIEW BUKU INTEPRESTASI HAK-HAK ASASI MANUSIA OLEH

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

ADITIYA PARLINDUNGAN SITORUS


aditiyasitorus.students.unnes.ac.id

DATA BUKU
Judul Buku : INTERPRESTASI HAK-HAK ASASI MANUSIA OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
Penulis : Dr.Titon Slamet Kurnia, SH., MH.
Penerbit : CV.Mandar Maju
Tahun Terbit : 2015
Kota Terbit : Salatiga
Bahasa Buku : Bahasa Indonesia
Jumlah Halaman : 374
ISBN Buku : 978-979-538-449-6
DISKUSI/PEMBAHASAN REVIEW

Buku yang ditulis oleh Dr.Titon Slamet Kurnia, SH., MH. ini berawal dari membahas
praktik Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) dalam memberikan Perlindungan
HAM melalui pengujian undang-undang pada term pertama dibawah kepemimpinan Jimly
Asshiddiqie (2003-2008) atau the Jimly Court.
Buku yang berjudul Interpretasi Hak-Hak Asasi Manusia Oleh Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dengan maksud mengulas tentang Perlindungan HAM oleh MKRI pada
term pertama 2003-2008 dibawah kepemimpinan Jimly Asshiddiqie ( the Jimly Court)
melalui pengujian konstitusionalitas undang-undang.
Buku ini diawali dengan menjelaskan dan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan
Pengujian Undang-Undang dan Perlindungan HAM, didalam Bab 1 juga menjelaskan Legal
Reasoning dan Interpretasi Konstitusi, dalam Bab 2 menjelaskan Transformasi HAM ke
dalam Bab XA UUD NRI 1945 diuaraikan menjadi 3 yaitu Transformasi HAM di Indonesia,
Konstitusi dan HAM dalam Perspektif Teori Hukum Alam dan Teori Interpretasi Konstitusi
dalam rangka perlindungan HAM.
Dalam Bab III menjelaskan tentang MKRI Sebagai Pelindung HAM Sesuai Konsepsi
Hak-Hak Alamiah dan memaparkan hal-hal berkaitan Pengujian Konstitusinalitas Undang-
undang oleh MKRI dan MKRI sebagai Human Rights Court.
Ruang Lingkup pembahasan mulai difokuskan pada Interpretasi Hak-Hak Asasi
Manusia Oleh MKRI dalam Bab IV, yaitu mengenai Kerangka Hukum HAM, Hak Hidup,
Hak Untuk Bebas dari Diskriminasi, Hak Untuk Bebas dari Undang-undang pidana yang
berlaku surut, Hak Atas Upaya Hukum yang Efektif, Hak-hak Politik, Hak-hak
Kesejahteraan Sosial dan Justifikasi Pembatasan HAM.
Kerangka Hukum membahas tentang Pelanggaran HAM oleh Legislasor dan Hukum
Internasional dan Praktik Negara Lain. Hak untuk Hidup menjelaskan tentang Penuangan
Hak untuk hidup dalam aturan hukum, Makna dan Cakupan Hak untuk hidup, Interpretasi
MKRI Atas Makna Hak untuk hidup dan tidak memadainya Argumen MKRI tentang
Konstitusinalistas Pidana Mati. Hak untuk Bebas dari Diskriminasi Memaparkan tentang
Penuangan Hak untuk Bebas dari Diskrimanasi dalam Aturan Hukum, Makna dan Cakupan
Hak untuk Bebas dari Diskriminasi, Interpretasi MKRI Atas Makna Hak untuk Bebas dari
Diskriminasi dan Koherensi Interpretasi MKRI.
Hak untuk Bebas dari Undang-undang Pidana yang berlaku surut menjelaskan
mengenai Penungan Hak untuk Bebas dari Undang-undang Pidana yang berlaku surut dalam
Aturan Hukum, Makna dan Cakupan Hak untuk Bebas dari Undang-undang Pidana yang
Berlaku Surut, dan Interpretasi MKRI Atas Makna Hak untuk Bebas dari Undang-undang
Pidana yang berlaku surut.Hak Atas Upaya Hukum yang Efektif ( Effective Remedy)
menguraikan tentang Penungan Hak Atas Upaya Hukum yang Efektif dalam Aturan Hukum,
Makna dan Cakupan Hak Atas Upaya Hukum yang efektif dan Interpretasi MKRI Atas
Upaya Hukum yang Efektif. Hak-hak Politik membahas tentang Penungan Hak-hak Politik
dalam Aturan Hukum, Makna dan Cakupan Hak-hak politik, Interpretasi MKRI Atas Makna
Hak-hak Politik, dan Inkonsistensi Judical Policy MKRI dalam Interpretasi Hak-hak Politik.
Hak-hak Kesehjateraan menjelaskan tentang Penuangan Hak-hak Kesejahteraan Sosial
dalam Aturan Hukum, Makna dan Cakupan Hak-hak Kesejahteraan Sosial, Interpretasi
MKRI Atas Makna Hak-hak Kesejahteraan Sosial, dan Dilema Justisiabilitas Hak-hak
Kesejahteraan Sosial.

Pada Justifikasi Pembatasan HAM memaparkan tentang Ekesesifnya Penerapan


Ketentuan Pembatasan HAM oleh MKRI, Validitas Interpretasi Sistematis yang
Dikembangkan MKRI, dan Asas Proporsionalitas sebagai Pembatas terhadap Penerapan
Ketentuan Konstutisional tentang Pembatasan HAM.
Keunikan Buku ini adalah bagian akhir buku ini juga disertakan Kesimpulan dan
Saran. Kesimpulan buku dari beberapa pengertian yang pertama adalah Transformasi HAM
ke dalam Bab XA UUD NRI 1945 mengandung makna membatasi HAM secara enumerative
yang tidak sejalan dengan hakikatnya sebagai hak alamiah. Hal ini dapat berimpimplikasi
negative terhadap pratif pengujian undang-undang jika MKRI lebih bersikap formalistik.
Pendekatan historis menemukan bahwa penyusun perubahan UUD NRI 1945 memberikan
pendasaran terhadap Bab XA UUD NRI 1945 dengan teori hak-hak almiah sehingga secara
teoretis penuangan HAM ke dalam Bab XA UUD NRI 1945 Seyogianya bersifat deklaratif.
MKRI merupakan human rights court yang fungsinya lebih luas dari sekedar Mahkamah
Undang-undang Dasar dalam pengujian Undang-undang. Dalam praktif Pengujian Undang-
undang oleh MKRI pada term pertama secara keseluruhan belum berhasil memajukan
Perlindungan HAM.
Saran yang perlu direkomendasikan untuk dilakukan Pemahaman mengenai esensi
HAM sebagai hak alamiah sehingga transformasinya ke dalam undang-undang dsar tidak
mengubah sifatnya. Perlunya pemahaman mengenai desain instutisional MKRI sebagai
human rights court untuk menjawab isu penyalahgunaan kekuasaan legilasi oleh legislator.
Mengkaji ulang posisi MKRI saat ini dalam kaitan dengan isu perlindugan HAM melalui
undang-undang, khususnya putusan-putusan yang telah dihasilkan sebagai proyeksi idel bagi
putusan-putusan yang akan datang. Kurang berpihaknya MKRI terhadap kepentingan untuk
memajukan perlindungan HAM perlu koreksi karena hal itu tidak sejalan dengan tuntutan
fungsionalnya sebagai human rights court.
Buku ini sangat berguna bagi Mahasiswa ataupun aparat Para dosen untuk mebuat
sebuah buku karena buku ini sudah bagus dan baik dengan secara detail dan lengkap
membahas tentang Interpretasi Hak-hak Manusia Oleh Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia dan juga membahas tentang the jimly court.

Kekurangan dan Kelebihan dalam buku ini mungkin dalam poin-poin pembahasanya
hanya dijelaskan secara umumnya saja tidak dijabarkan sampai akar-akarnya, dan bisa
dijadikan bahan atau dasar dalam membuat makalah atau apapun karena buku ini sebagai
edisi pertama buku ini tentunya masih ada salah dalam pembahasan yang disampaikan
bertele-tele dan bukan mengerucut pada inti tapi semakin meluas.

Anda mungkin juga menyukai