Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN KARAKTER MEMBAWA ANGIN SEGAR UNTUK GEN Z

UNTUK MENJADI GENERASI SADAR HUKUM

MUHAMMAD AMMAR SYAUQI


Payakumbuh, 30 Agustus 2006

DAPIL II SUMATERA BARAT


SMA NEGERI 4 PAYAKUMBUH
mammartsauqi@gmail.com
LATAR BELAKANG
Ilmu tak payah dicari akhlak tak susah dipelajari alam pun terbentang menjadi
guru. Namun masih banyak saja remaja yang minim akhlak maupun ilmu. Dengan
keterbatasan tersebut tentu akan sangat berpengaruh kedalam berbagai aspek kehidupan.
Menurut data UNICEF pada 2016, 50 persen remaja di Indonesia telah terlibat dalam
tindak kenakalan remaja.1 Artinya kurang lebih ada sekitar 10 juta jiwa yang melakukan
kenakalan,2 kenakalan remaja saat ini tidak lagi sebatas tindakan yang mencoba
menemukan jati diri, namun telah mengarah bahkan telah menjadi tindakan kriminal.
Remaja merupakan masa perubahan, masa pententu babak awal kehidupan, 3
namun banyak remaja saat ini tidak mampu mengendalikan diri mereka dalam masa
transisi/peralihan ini, tentu ini menjadi tanggung jawab bersama kita (orangtua dan
pemerintah). Berdasarkan data KPAI, Sepanjang tahun 2022 telah terjadi 502 kasus
tindak kekerasan baik itu fisik maupun psikis yang telah dilakukan oleh remaja. 4 Selain
itu di Indonesia saat ini juga sangat marak terjadi tawuran, begal hingga kekerasan
jalanan. Saking sering nya kejahatan begal di kota Medan sampai Wali Kota Medan
Bobby Nasution mengeluarkan statement bahwa “Pihak kepolisian boleh melakukan
penembakan terhadap pelaku begal atau bahkan menembak mati.” 5 Umur rata-rata
pelaku begal adalah sekitar 17-24 tahun, tentu ini menjadi bukti nyata bahwa tindak
kriminal ini sangat meresahkan masyarakat. Contohnya di Kota Yogyakarta keadaan
malamnya menjadi mencekam, karena fenomena klitih. 6 Bahkan di tiktok pernah viral
sebuah konten dengan caption “jangan keluar malam di Kota Yogyakarta kalau sudah
pukul 11 malam.” Semua ini tentu menjadi bukti nyata untuk pemerintah harus
menanggapi dengan serius permasalahan remaja saat ini dan remaja saat ini juga sangat
butuh perhatian khusus. Terkhususnya perhatian pemerintah terutama dalam membangun
pendidikan karakter untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.7
PERMASALAHAN
1
FKKMK-UGM, “Kekerasan Remaja indonesia mencapai 50 persen” (https://fkkmk.ugm.ac.id/kekerasan-
remaja-indonesia-mencapai-50-persen, Diakses pada 14 Juli 2023)
2
Badan Pusat Statistik (https://www.bps.go.id/ Diakses pada 14 Juli 2023)
3
Haerani Nur, dkk., Dnamika Perkembangan Remaja Problematika dan Solusi, (Jakarta : Kencana, 2020), h.1
4
Nashih Nashrullah, “Marak Kasus Pembacokan dengan Korban dan Pelaku Remaja , KPAI: Ini Alarm Keras
(https://news.republika.co.id/berita/rrcf4m320/marak-kasus-pembacokan-dengan-korban-dan-pelaku-remaja-kpai-ini-
alarm-keras, Diakses pada 14 Juli 2023)
5
CNN Indonesia, “Begal Sadis Berkeliaran, Berikut Cara Aman Berkendara Malam Hari”
(https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230714102437-584-973357/begal-sadis-berkeliaran-berikut-cara-aman-
berkendara-malam-hari#, Diakses pada 14 Juli 2023 )
6
Wikipedia, “Klitih” (https://id.wikipedia.org/wiki/Klitih#:~:text=Klitih%20 Diakses pada 15 Juli 2023)
7
Lihat undang undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia darurat
hukum terutama dikalangan remaja banyak remaja saat ini tidak mengetahui tentang
hukum yang berlaku di Indonesia. Ini dibuktikan dengan penegakan, kesadaran dan
budaya hukum yang masih lemah. Saat ini banyak remaja berasumsi bahwa mereka masih
dibawah umur sehingga mereka banyak melanggar norma-norma yang ada dengan dalih 8
“Ah saya masih kecil juga palingan nanti bakal dibina hukumanya “ 9 sedangkan saat ini,
pemerintah di Indonesia telah serius mengatur tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) dan diundang undang telah diatur bahwa remaja 18 tahun keatas telah
dianggap dewasa 10 dan layak dihukum sebagaimana mestinya. banyak kasus kenakalan
remaja saat ini terutama tawuran yang melibatkan anak SMA yang rata-rata memiliki usia
antara 17-18 tahun, namun saat ini masih sangat banyak remaja di Indonesia yang belum
paham dengan hukum apalagi menyangkut KUHP secara menyeluruh. Semua unsur di
negeri ini legislatif, eksekutif dan yudikatif harus bahu membahu menjalan menjalankan
hukum serta mengatur pendidikan di negeri ini dan juga harus bisa memberikan
solusi/kebijakan yang berkesinabungan guna menjaga hukum di Indonesia yang
terintegritas.11 Disini ada juga hal yang menarik yaitu, dimana hukum di Indonesia tidak
memberikan penegasan tentang apa saja jenis-jenis tindak pidana anak. Padahal
seharusnya istilah juvenile delequecy atau istilah yang kerap kita kenal sebagai kenakalan
remaja, namun terminologi 12 “remaja” sepertinya tidak lagi dimasukan kedalam
terminologi hukum positif di Indonesia yang dalam arti ini konsep juvenile delequency
harus diganti menjadi kenakalan anak.13

PEMBAHASAN/ANALISIS

Berkaca kepada yang lalu belajar kepada yang sudah mesti kita terapkan. Saya
(penulis) menganalisis bahwa titik temu akar permasalahan hukum di indonesia adalah
tidak adanya kesadaran dan pengetahuan tentang hukum yang berlaku saat ini terutama
dikalangan remaja khususnya pelajar SMA, tentu ini akan sangat berdampak terhadap
hukum dan pasti akan sejalan dengan tingkah prilaku remaja, namun dapat diantisipasi
dengan pendidikan karakter. Pemerintah dan lembaga-lembaga yang ada tentu harus satu
tujuan untuk kemajuan bersama karena itu rakyat dan pemerintah harus bekerja sama
dalam membangun hukum yang berintegritas demi keamanan yang terintegrasi. Jika saya
(penulis) terpilih sebagai anggota parlemen maka saya akan memanfaatkan fungsi fungsi
berikut :

1. Fungsi Legislasi

Jika saya (penulis) terpilih menjadi anggota parlemen maka saya akan membuat sebuah
rancangan undang-undang yang memawajibkan setiap pelajar di Indonesia harus
8
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), h. 309
9
Ida Umami, Psikologi Remaja, (Yogykarta : Idea Press, 2019), h. 120
10
Lihat undang undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
11
Dendy Sugono, Loc. Cit., h. 594
12
Wikipedia, “Terminologi” (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Terminologi Diakses pada 17 Juli 2023)
13
Shidarta, “Kenakalan Anak dan Sistem Peradilan Pidana Anak”
(https://business-law.binus.ac.id/2016/09/21/kenakalan_anak_dan_sistem-peradilan_anak/ Diakses pada 18 juli 2023}
mengikuti pendidikan karakter yang berkelanjutan sejak dini serta menambahkan jam
pendidikan karakter pada kurikulum saat ini dan mengajukan kebijakan kepada
pemerintah tentang pendidikan hukum yang disertai pendidikan karakter dengan
penambahan silabus. Saya juga akan mengusulkan penambahkan pasal pada Kitab
Undang Undang Hukum Pidana yang membahas tentang spesifikasi dan tingkat
kenakalan dan permasalahan berdasarkan dampak yang ditimbulkan dengan menganalisis
sistem pendidikan dan juga peradilan di Indonesia dengan menimbang umur sebagai
acuan dan permasalahan sebagai landasan. Selanjut saya akan membuat sebuah rancangan
undang undang tentang peradilan anak yang akan memberikan pembinaan khusus
sehingga ia bisa kembali belajar dan memproleh masa dean yang baik.

2. Fungsi Anggaran

Melalui fungsi ini saya akan mengusulkan APBN yang memiliki anggaran pendidikan 20
persen dengan membagi 2 persen khusus untuk pendidikan karakter dan menggunakan
dana aspirasi saya untuk membuat bimtek di setiap sekolah di daerah pemilihan saya
dengan tujuan mengedukasi pelajar tentang hukum yang berlaku serta melakukan kerja
sama dengan organisasi masyarakat, kepemudaan, pelajar dan lain lainya yang ada di
negeri ini dalam bentuk sosialisasi maupun program.

3. Fungsi Pengawasan

Melalui fungsi ini maka saya akan melakukan pengawasan langsung terhadap
pengalokasian APBN serta akan memonitoring berjalanya undang-undang dengan
bantuan Pelajar sebagai objek undang-undang dan pihak yang berwajib, serta bekerja
sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam hal mengawasi keefektifanya
sebuah undang undang yang membahas peradilan anak. Berdasarkan itu semua saya juga
akan melakukan pengawasan secara langsung dengan membentuk sebuah tim yang
melibatkan para ahli yang akan melakukan pengawasan secara langsung melalui media
seperti media elektronik, masa, cetak dan sosial yang sedang berkembang saat ini dan
saya sendiri juga akan melakukan pengecekan melalui dialog-dialog dengan masyarakat

SIMPULAN/SARAN

Setelah di telaah dapat kita simpulkan bahwa dengan terbentuknya karakter


remaja saat ini pasti akan berdampak baik terhadap hukum yang berlaku dan
pembangunan karakter remaja yang akan datang. Saran penulis terhadap pemerintah
adalah utamakan selalu pendidikan karakter dan pendidikan hukum karena pendidikan
adalah investasi jangka panjang. Pemuda yang terdidik dan berkarakter akan melahirkan
generasi emas Indonesia dimasa yang akan datang yang sangat menguntungkan banyak
pihak dan apabila rakyat indonesia terpelajar pasti akan membuahkan hasil kepada
bangsanya dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik https://www.bps.go.id/ Diakses pada 14 Juli 2023


CNN Indonesia, “Begal Sadis Berkeliaran, Berikut Cara Aman Berkendara Malam Hari”
https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230714102437-584-973357/begal-
sadis-berkeliaran-berikut-cara-aman-berkendara-malam-hari#, Diakses pada 14
Juli 2023
FKKMK-UGM, “Kekerasan Remaja indonesia mencapai 50 persen”
https://fkkmk.ugm.ac.id/kekerasan-remaja-indonesia-mencapai-50-persen, diakses
pada 14 Juli 2023
Haerani Nur, dkk., Dinamika Perkembangan Remaja Problematika dan Solusi, Jakarta :
Kencana, 2020
Nashrullah, Nashih, “Marak Kasus Pembacokan Dengan Korban dan Pelaku Remaja,
KPAI : Ini Alarm Keras”. https://news.republika.co.id/berita/rrcf4m320/marak-
kasus-pembacokan-dengan-korban-dan-pelaku-remaja-kpai-ini-alarm-keras,
Diakses pada 14 Juli 2023
Sugono, Dendy, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008
Shidarta, “Kenakalan Anak dan Sistem Peradilan Pidana Anak” https://business-
law.binus.ac.id/2016/09/21/kenakalan_anak_dan_sistem-peradilan_anak/ Diakses
pada 18 Juli 2023
Umami, Ida, Psikologi Remaja, Yogykarta : Idea Press, 2019
Undang undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Undang undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
Wikipedia, “Klitih” https://id.wikipedia.org/wiki/Klitih#:~:text=Klitih%20 Diakses pada
15 Juli 2023

Anda mungkin juga menyukai