Pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dengan rahmat tuhan yang maha esa.
Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka mendukung pencapaian visi pembangunan nasional 2005-2025 yaitu
indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, telah ditetapkan program pengembangan desa
siaga;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu menetapkan
pedoman umum pengembangan desa siaga dan kelurahan siaga aktif dengan keputusan menteri
kesehatan;
Menetapkan :
kesatu : keputusan menteri kesehatan tentang pedoman umum pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif.
Kedua : pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif sebagaimana dimaksud
dalam diktum kesatu tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : pedoman sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua digunakan sebagai acuan bagi
semua pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
Keempat : pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif sebagaimana dimaksud dalam diktum
kedua berada di bawah koordinasi pusat promosi kesehatan kementerian kesehatan.
Kelima : pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pedoman ini dilaksanakan oleh:
(a) Kementerian kesehatan berkoordinasi dengan kementerian dalam negeri dan sektor terkait
lainnya; dan
(b) Dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten dan kota berkoordinasi dengan
badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.
Persiapan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dilakukan kegiatan meliputi :
a. Pelatihan fasilitator
Fasilitator desa siaga adalah petugas promkes dari dinas kesehatan kabupaten dan dinas
kesehatan kota serta tenaga lain seperti LSM, PNPM mandiri, dunia usaha dan pihak lain.
Dengan materi pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat dalam pengembangan
desa dan kelurahan siaga aktif.
Kabupaten dan kota yang sudah menyelenggarakan dan telah memiliki KPM diberikan
materi dan metode penyelenggaraan pelatihann pengembangan desa dan kelurahan siaga
aktif untuk KPM.
Pentahapan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
Kriteria Pratama Madya Purnama Mandiri
1. Forum Ada, tetapi Berjalan, tetapi Berjalan Berjalan setiap
Desa / Kelurahan belum berjalan belum rutin setiap Triwulan bulan
setiap triwulan
2. KPM/Kader Kesehatan Sudah ada Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9
minimal Orang orang orang atau lebih
2 Orang
3. Kemudahan Akses Ya Ya Ya Ya
Pelayanan Kesehatan
Dasar
4. Posyandu & UKBM Posyandu ya, Posyandu & Posyandu & Posyandu &
lainnya aktif UKBM lainnya 2 UKBM lainnya 3 UKBM lainnya 4 UKBM lainnya
tidak aktif aktif aktif aktif
5. Dukungan dana untuk Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana
kegiatan kesehatan di dari dari dari dari Pemerintah
Desa dan Kelurahan : Pemerintah Pemerintah Pemerintah Desa dan
- Pemerintah Desa dan Desa dan Desa dan Desa dan Kelurahan serta
Kelurahan Kelurahan serta Kelurahan serta Kelurahan serta dua sumber
- Masyarakat belum ada satu sumber dua sumber dana lainnya
- Dunia usaha sumber dana dana lainnya dana lainnya
lainnya
6. Peran serta masyarakat Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif
dan Organisasi masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
kemasyarakatan tidak ada peran peran aktif satu peran aktif dua peran aktif
aktif ormas ormas ormas lebih dari dua
ormas
7. Peraturan Kepala Desa Belum ada Ada, belum Ada, sudah Ada, sudah
atau peraturan direalisasikan direalisasikan direalisasikan
Bupati/Walikota
8. Pembinaan PHBS di Pembinaan Pembinaan Pembinaan Pembinaan
Rumah Tangga PHBS kurang PHBS minimal PHBS minimal PHBS minimal
dari 20% 20% rumah 40% rumah 70% rumah
rumah tangga tangga yang ada tangga yang ada tangga yang ada
yang ada
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pem- berdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelaya- nan
kesehatan.
1) Dalam upaya kesehatan ibu dan anak Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB), beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain : Penanganan
komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria,
dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu
dekat jarak- nya 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya >3 orang).
a. Untuk Ibu Hamil dan Bersalin:
(1) Mengupayakan jaminan mutu Ante Natal Care (ANC) terpadu.
(2) Meningkatkan jumlah Rumah Tunggu Kelahiran (RTK).
(3) Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan.
(4) Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusui Dini dan KB paska
persalinan.
(5) Meningkatan penyediaan dan pemanfaatan buku KIA.
e. Untuk Remaja:
(1) Menyelenggarakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD).
(2) Menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah
menengah.
(3) Menambah jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan peduli remaja (PKPR).
(4) Mengupayakan penundaan usia perkawinan.
2) Dalam upaya menurunkan kematian bayi dan balita atau AKN (Angka
kematian neonatal)Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab
utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare. Ini berkaitan
erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat.
Sedangkan, Penyebab kematian pada kelompok perinatal adalah Intra Uterine
Fetal Death (IUFD), yakni sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) sebanyak 11,2%. Hal ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan
selama kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke depan
adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan
melahirkan serta menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu
melindungi bayi dari infeksi.
3) Gizi masyarakat
b. Untuk balita
(1) Pemantauan pertumbuhan balita.
(2) Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
untuk balita.
(3) Menyelenggarakan simulasi dini perkembangan anak.
(4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
c. Untuk Anak Usia Sekolah:
(1) Melakukan revitalisasi Usaha Kese- hatan Sekolah (UKS).
(2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS.
(3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS).
(4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba.
d. Untuk Remaja:
(1) Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengkonsumsi
narkoba.
(2) Pendidikan kesehatan reproduksi.
4) Penyakit Menular.
6) Gangguan jiwa
Angka pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 14,3%
atau sekitar 57.000 kasus. Gangguan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA juga
berkaitan dengan masalah perilaku yang membahayakan diri, seperti bunuh diri.
Prioritas untuk kesehatan jiwa adalah mengembangkan Upaya Kesehatan
Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah
Puskesmas dan bekerja bersama masyarakat, mencegah meningkatnya
gangguan jiwa masyarakat.
lima strategi pembangunan kesehatan 2005-2025, yaitu:
(1) pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
(2) pemberdayaan masyarakat dan daerah;
(3) pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan;
(4) pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; serta
(5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk mening- katkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan menda- tangi keluarga.
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
(1) Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengsiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
(2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
(3) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelang-sungan keluarga.
(4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemam- puan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
(5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah: Mengenal gangguan perkembangan
kesehatan setiap anggota keluarganya, Mengambil keputusan untuk tindakan
kesehatan yang tepat, Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit, Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, Mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
dan preventif.
c. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk peng-
organisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas