Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah apa perbedaan Qanun

Gampong dengan Peraturan Bersama Geuchik Gampong dan Peraturan


Geuchik Gampong. Mohon dikasih tau contoh seperti apa saja?

Qanun Gampong adalah peraturan yang ditetapkan oleh Geuchik Gampong


yang sifatnya mengatur.

Contoh Qanun Gampong seperti Qanun Gampong tentang Kewenangan Desa


berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan lokal Berskala Desa.

Peraturan bersama Geuchik Gampong yaitu peraturan yang ditetapkan oleh dua
atau lebih Geuchik Gampong dan bersifat mengatur.

Contoh Peraturan Bersama Geuchik Gampong seperti Qanun Gampong tentang


Kerjasama Antar Desa dalam mendirikan Bumdes Bersama.

Peraturan Geuchik Gampong adalah peraturan Geuchik Gampong yang


ditetapkan oleh Geuchik Gampong dan bersifat mengatur.

Contoh Peraturan Geuchik Gampong seperti Peraturan Geuchik Gampong tentang


pengeluaran belanja desa mendahului APBGampong, Peraturan Geuchik
Gampong tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa,
Peraturan Geuchik Gampong tentang Penjabaran APBGampong, dll.

Tahapan-Tahapan Dalam Penyusunan Qanun Gampong

Pedoman penyusunan Qanun Gampong yaitu Permendagri No. 111 tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Pengaturan di Desa. Pemendagri ini menjadi pedoman
bagi setiap desa dalam merumuskan dan menyusun peraturan di desa.

Tahapan -tahapan dalam penyusunan Qanun Gampong terdiri dari tahapan


perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, pengundangan,
penyebarluasan, tahapan evaluasi dan klarifikasi.

Perencanaan

Pasal 5

(1) Perencanaan penyusunan rancangan Qanun Gampong ditetapkan oleh


Geuchik Gampong dan BPD dalam rencana kerja Pemerintah Desa.

(2) Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan lembaga desa lainnya di desa
dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dan atau BPD untuk
rencana penyusunan rancangan Qanun Gampong.

Penyusunan
Penyusunan Qanun Gampong oleh Geuchik Gampong
Pasal 6

(1) Penyusunan rancangan Qanun Gampong diprakarsai oleh Pemerintah Desa.

(2) Rancangan Qanun Gampong yang telah disusun, wajib dikonsultasikan


kepada masyarakat desa dan dapat dikonsultasikan kepada camat untuk
mendapatkan masukan.

(3) Rancangan Qanun Gampong yang dikonsultasikan sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang
terkait langsung dengan substansi materi pengaturan.

(4) Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan
rancangan Qanun Gampong.

(5) Rancangan Qanun Gampong yang telah dikonsultasikan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) disampaikan Geuchik Gampong kepada BPD untuk
dibahas dan disepakati bersama. .

Penyusunan Qanun Gampong oleh BPD


Pasal 7

(1) BPD dapat menyusun dan mengusulkan rancangan Qanun Gampong.

(2) Rancangan Qanun Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali
untuk rancangan Qanun Gampong tentang rencana pembangunan jangka
menengah Desa, rancangan Qanun Gampong tentang rencana kerja Pemerintah
Desa, rancangan Qanun Gampong tentang APB Desa dan rancangan Qanun
Gampong tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB
Desa.

(3) Rancangan Qanun Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diusulkan oleh anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan sebagai
rancangan Qanun Gampong usulan BPD.

Pembahasan

Pasal 8

(1) BPD mengundang Geuchik Gampong untuk membahas dan menyepakati


rancangan Qanun Gampong.

(2) Dalam hal terdapat rancangan Qanun Gampong prakarsa Pemerintah Desa
dan usulan BPD mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu
pembahasan yang sama, maka didahulukan rancangan Qanun Gampong usulan
BPD. Sedangkan Rancangan Qanun Gampong usulan Geuchik Gampong
digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

Pasal 9

(1) Rancangan Qanun Gampong yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh
pengusul.

(2) Rancangan Qanun Gampong yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali
kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa dan BPD.

Pasal 10

(1) Rancangan Qanun Gampong yang telah disepakati bersama disampaikan


oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada Geuchik Gampong untuk
ditetapkan menjadi Qanun Gampong paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal kesepakatan.

(2) Rancangan Qanun Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
ditetapkan oleh Geuchik Gampong dengan membubuhkan tanda tangan paling
lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan Qanun
Gampong dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.

Penetapan

Pasal 11

(1) Rancangan Qanun Gampong yang telah dibubuhi tanda tangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk
diundangkan.

(2) Dalam hal Geuchik Gampong tidak menandatangani Rancangan Qanun


Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Rancangan Qanun Gampong
tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Qanun
Gampong.
Pengundangan

Pasal 12

(1) Sekretaris Desa mengundangkan Qanun Gampong dalam lembaran desa.

(2) Qanun Gampong dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan


hukum yang mengikat sejak diundangkan.

Penyebarluasan

(1) Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD sejak penetapan
rencana penyusunan rancangan Qanun Gampong, penyusunan Rancangan
Peratuan Desa, pembahasan Rancangan Qanun Gampong, hingga
Pengundangan Qanun Gampong.

(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk


memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan para
pemangku kepentingan.

Evaluasi dan Klarifikasi

Rancangan Qanun Gampong tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan
organisasi Pemerintah Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh Geuchik
Gampong dan BPD, disampaikan oleh Geuchik Gampong kepada
Bupati/Walikota Melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari
sejak disepakati untuk dievaluasi.

Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu,
Qanun Gampong tersebut berlaku dengan sendirinya.

Untuk Qanun Gampong Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat
istiadat yang berlaku di Desa Adat sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Karena teknik dan prosedur penyusunan Peraturan di desa yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini berlaku secara mutatis mutandis bagi teknik dan prosedur
penyusunan Peraturan di desa adat.

Dalam Permendagri No.111 Tahun 2014 dalam Pasal 31 disebutkan bahwa


Geuchik Gampong dapat menetapkan Keputusan Geuchik Gampong untuk
pelaksanaan Peraturan di desa, peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi dan dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa yang bersifat
penetapan.

Anda mungkin juga menyukai