MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DESAIN BESAR
PENATAAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Desain Besar Penataan Daerah, yang selanjutnya
disebut Desartada adalah rancang bangun Penataan
Daerah tingkat nasional yang meliputi Strategi
Penataan Daerah dan perkiraan jumlah Pemekaran
Daerah yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu.
2. Penataan Daerah adalah upaya mewujudkan efektifitas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah melalui
Pembentukan dan Penyesuaian Daerah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan
pelayanan publik, memperkuat daya saing Daerah, dan
menjaga integritas Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Strategi Penataan Daerah adalah langkah dan rencana
strategis yang harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat
serta sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu
tertentu dalam rangka Penataan Daerah.
4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
-3-
Pasal 2
Penyusunan Desartada bertujuan untuk:
a. memastikan Penataan Daerah dilaksanakan secara
terencana berdasarkan pada arah kebijakan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
yang mengatur mengenai Penataan Daerah;
b. meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
c. menetapkan perkiraan jumlah Daerah provinsi,
Daerah kabupaten, dan Daerah kota dalam kurun
waktu tertentu; dan
d. memberikan dasar kebijakan bagi Pemekaran Daerah
provinsi, kabupaten, dan kota.
BAB II
LANGKAH DAN RENCANA STRATEGIS
Pasal 3
(1) Langkah strategis dalam rangka Pembentukan Daerah,
mencakup:
a. pengembangan parameter Pembentukan Daerah,
meliputi:
1. persyaratan dasar kewilayahan, terdiri atas
parameter luas wilayah minimal, jumlah
penduduk minimal, batas wilayah, cakupan
wilayah, batas usia minimal Daerah provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan; dan
2. persyaratan dasar kapasitas Daerah, terdiri
atas parameter geografi, demografi,
keamanan, sosial, politik, adat, dan tradisi,
potensi ekonomi, keuangan Daerah, dan
kemampuan penyelenggaraan pemerintahan;
b. penetapan Daerah Persiapan dengan Peraturan
Pemerintah;
-5-
Pasal 4
(1) Pemerintah Pusat mengidentifikasi wilayah yang
berpotensi dimekarkan.
(2) Pemerintahan Daerah provinsi dapat mengidentifikasi
wilayah yang berpotensi dimekarkan dan tahapan
waktu pemekarannya.
(3) Identifikasi wilayah yang berpotensi dimekarkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memperhatikan persyaratan dasar kewilayahan dan
persyaratan dasar kapasitas Daerah serta berdasarkan
pertimbangan kepentingan strategis nasional sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai
Penataan Daerah.
(4) Identifikasi wilayah dan tahapan waktu pemekaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
memperhatikan persyaratan dasar kewilayahan dan
persyaratan dasar kapasitas Daerah sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah yang mengatur mengenai Penataan Daerah
dan dituangkan ke dalam rencana Penataan Daerah
tingkat provinsi.
(5) Rencana Penataan Daerah tingkat provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dalam
Peraturan Daerah setelah mendapat persetujuan dari
Menteri.
-6-
BAB III
PERKIRAAN PEMEKARAN DAERAH
Pasal 5
Penetapan perkiraan jumlah maksimal Daerah dilakukan
berdasarkan pemenuhan persyaratan dasar kewilayahan
dan persyaratan dasar kapasitas Daerah serta berdasarkan
pertimbangan kepentingan strategis nasional.
-7-
Pasal 6
(1) Perkiraan jumlah Daerah berdasarkan pemenuhan
persyaratan dasar kewilayahan dan persyaratan dasar
kapasitas Daerah dihitung berdasarkan pendekatan
kesatuan kawasan pulau atau kepulauan, yaitu
kelompok I Sumatera, kelompok II Jawa dan Bali,
kelompok III Kalimantan, kelompok IV Sulawesi,
kelompok V Nusa Tenggara, kelompok VI Maluku, dan
kelompok VII Papua.
(2) Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur
mengenai Penataan Daerah.
(3) Perkiraan jumlah Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditentukan berdasarkan potensi daya dukung
geografis dan demografis.
(4) Perkiraan jumlah Daerah kota selain
memperhitungkan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), juga mendasarkan pada faktor lain,
meliputi:
a. wilayah yang akan dibentuk sebagai Daerah kota
harus memiliki ciri perkotaan; dan
b. setiap ibu kota provinsi merupakan Daerah kota.
Pasal 7
(1) Pembentukan Daerah berdasarkan pertimbangan
kepentingan strategis nasional berlaku untuk:
a. Daerah perbatasan;
b. pulau-pulau terluar; dan
c. Daerah tertentu;
untuk menjaga kepentingan dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(2) Perkiraan Pemekaran Daerah berdasarkan
pertimbangan kepentingan strategis nasional harus
mempertimbangkan parameter pertahanan dan
keamanan, potensi ekonomi, serta paramater lain yang
memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
-8-
Pasal 8
(1) Dalam hal situasi dan kondisi khusus, Pemerintah
Pusat dapat mengusulkan Pembentukan Daerah
berdasarkan pertimbangan kepentingan strategis
nasional selain yang telah diperkirakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4).
(2) Situasi dan kondisi khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Presiden setelah
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Perkiraan jumlah maksimal Daerah di Indonesia dan
penambahannya dengan Pembentukan Daerah baru
diperhitungkan dalam Lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini
untuk kurun waktu yang menyesuaikan dengan periode
pembangunan jangka panjang nasional yaitu sampai
dengan tahun 2025 dan dinyatakan masih tetap berlaku
seterusnya sepanjang Peraturan Pemerintah ini belum
diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai Pemerintahan
Daerah.
-9-
Pasal 10
(1) Pemerintah Pusat melaksanakan evaluasi pelaksanaan
Desartada setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Pemerintah Pusat mengonsultasikan hasil evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.
Pasal 11
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal …
YASONNA H. LAOLY
RANCANGAN
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
DESAIN BESAR PENATAAN DAERAH TAHUN
I. UMUM
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
Daerah provinsi dan Daerah provinsi dibagi atas kabupaten/kota yang
masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah untuk menjalankan
otonomi Daerah seluas-luasnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, dalam pelaksanaan desentralisasi dilakukan
Penataan Daerah yang ditujukan untuk mewujudkan efektivitas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat, mempercepat peningkatan kualitas pelayanan
publik, meningkatkan daya saing nasional dan daya saing Daerah, dan
menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, aspirasi Pemekaran Daerah sedemikian
besar hingga pada akhirnya Presiden menyatakan di depan Sidang
Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 3 September 2009
mengenai pemberlakuan kebijakan moratorium atau penghentian sementara
Pemekaran Daerah sampai dilakukannya evaluasi secara menyeluruh,
konsisten, dan sungguh-sungguh terhadap hasil-hasil Pemekaran Daerah
selama ini.
Derasnya Pemekaran Daerah dapat ditunjukkan dengan telah
terbentuknya sebanyak 205 Daerah baru hanya dalam masa sepuluh tahun,
1999-2009, yang meliputi 7 (tujuh) provinsi, 164 (seratus enam puluh
empat) kabupaten, dan 34 (tiga puluh empat) kota. Apabila fenomena ini
berjalan terus tanpa acuan pengendalian yang jelas, bisa dibayangkan
berapa jumlah Daerah baru di Indonesia hingga 20-30 tahun ke depan.
Belum lagi, kemungkinan dampak negatifnya terhadap kualitas pelayanan
- 11 -
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
internasional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
situasi dan kondisi khusus, yaitu kondisi luar biasa yang tidak
- 16 -
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
DESAIN BESAR PENATAAN DAERAH
1. Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional meliputi aspek geostrategi, geopolitik, dan
- 22 -
Gambar 1
Zonase dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia
A. GAMBARAN UMUM
Desartada sebagai dasar kebijakan Penataan Daerah memiliki
sejumlah dampak positif dan konstruktif terhadap optimalisasi kinerja
pemerintahan dan pembangunan. Pertama, dengan adanya batasan dan
kepastian tentang maksimal jumlah Daerah yang dapat dibentuk maka
sumber daya politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan
keamanan yang diadakan untuk Daerah dapat didayagunakan secara
terencana dan optimal. Para pemangku kepentingan di Daerah dapat
menata Daerah berdasarkan pada parameter yang lebih terukur dan kurang
bersifat politis. Pemerintah Pusat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan
Perwakilan Daerah pun dapat mengatur Pembentukan Daerah dengan
kesiapan administratif dan politik yang mapan. Dengan adanya Desartada,
Penataan Daerah melalui Pembentukan Daerah atau pun Penyesuaian
Daerah dapat dilakukan secara lebih transparan dan akuntabel.
Kedua, dengan Desartada, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dapat bersinergi dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan di Daerah
yang lebih efektif, sehingga memberikan kontribusi terhadap optimalisasi
kinerja dan perbaikan pelayanan publik untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Desartada memberikan dasar dan jalan bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan para pemangkun kepentingan lainnya untuk keluar
dari jebakan-jebakan politisasi, etnisitas, ekstraksi sumber daya, dan
praktek transaksional yang secara berlebihan digunakan sebagai alasan
pembenar dalam Pemekaran Daerah. Dengan Desartada, Pemerintah dapat
memperhitungkan skema-skema pengelolaan resiko dan konflik secara lebih
terencana dan terkendali.
- 25 -
JML
DAERAH PULAU DAERAH
KODE NAMA WILAYAH PROV
PERBAT. TERLUAR TERTENTU
KSN
11 ACEH 1 1
12 SUMATERA UTARA 1 1
52 NUSA TENGGARA BARAT 1* 1
53 NUSA TENGGARA TIMUR 1 1
61 KALIMANTAN BARAT 1 1
62 KALIMANTAN TENGAH 1 1
64 KALIMANTAN TIMUR 1 1
71 SULAWESI UTARA 1 1
74 SULAWESI TENGGARA 1* 1
81 MALUKU 1 1
82 MALUKU UTARA 1 1
91 PAPUA 1 1 2
92 PAPUA BARAT 1 1
JUMLAH DAERAH DENGAN KSN 3 5 4 14
Gambar 2
Peta wilayah dengan pertimbangan Kepentingan Strategis Nasional
11
12
71 81
64 91
61
62
92
74
82
52 53
wilayah provinsi tidak menjadi terlalu kecil atau terlalu besar dalam sebuah
kawasan, kecuali jika terdapat faktor kekhususan atau kepentingan
nasional tertentu. Penentuan rata-rata luas wilayah tersebut juga dapat
mengantisipasi kemungkinan munculnya usulan Pembentukan Daerah baru
yang terlalu kecil karena mendasarkan pada ikatan etnisitas tertentu.
Berkaitan dengan optimalisasi pelayanan publik, luas wilayah juga
mengindikasikan daya jangkau, baik dari sisi aksesbilitas dan biaya oleh
warga masyarakat maupun dari sisi penyediaan dan pengadaan fasilitas
layanan oleh para pelayan publik.
Kedua, dari daya dukung demografis, penghitungan dilakukan dengan
menetukan rata-rata jumlah penduduk dalam kawasan, termasuk dengan
mempertimbangkan kemungkinan jumlah penduduk terkecil yang ada
dalam kawasan tersebut. Cara perhitungan seperti ini penting untuk
memastikan bahwa Pembentukan Daerah memiliki tujuan dasar terpenting,
yang salah satunya adalah optimalisasi pelayanan publik untuk rakyat.
Dengan penghitungan rata-rata jumlah penduduk dalam suatu kawasan,
maka upaya untuk penyetaraan mutu layanan publik antar Daerah menjadi
lebih mungkin.
Ketiga, penerapan rata-rata luas wilayah dan jumlah penduduk pada
dasarnya dapat menjadi rujukan utama dalam memprediksikan daya
dukung lain. Sebagai contoh, luas wilayah dan jumlah penduduk
merupakan faktor yang menentukan dalam memperhitungkan potensi
ekonomi riil suatu Daerah, terutama yang terkait dengan pendayagunaan
fiskal dan optimalisasi pajak Daerah. Kedua daya dukung tersebut juga
memudahkan Penataan Daerah ketika harus memperhitungkan faktor
ketahanan sosial serta pertahanan dan keamanan (misalnya ketika harus
menentukan pembentukan kepolisian di Daerah) atau pun dalam
merancang peningkatan kapasitas pelayanan publik dan manajemen
pemerintahan.
Keempat, seluruh perkiraan jumlah Daerah dalam Desartada ini
bersifat maksimum, sejauh ditentukan oleh rata-rata luas wilayah dan
jumlah penduduk dalam suatu kawasan atau provinsi. Proses dan
keputusan politik nasional dan Daerah merupakan faktor pertimbangan
penting lain yang dapat mempengaruhi penentuan Desartada. Keberhasilan
pengawalan dan pelaksanaan Desartada dan rencana Penataan Daerah
provinsi sangat tergantung pada disiplin dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah provinsi, serta pengawalan dari Dewan Perwakilan
- 34 -
Tabel 2
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok I Sumatera
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
Tabel 3
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok I
Sumatera Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
11 ACEH 2 1 0 1 1 2
12 SUMATERA UTARA 3 4 2 1 3 4
13 SUMATERA BARAT 1 2 0 0 0 1
14 RIAU 3 2 0 0 0 1
15 JAMBI 2 1 0 0 0 1
16 SUMATERA SELATAN 3 2 1 0 1 2
17 BENGKULU 1 1 0 0 0 1
18 LAMPUNG 1 3 0 0 0 1
19 KEP. BANGKA BELITUNG 1 0 0 0 0 1
21 KEPULAUAN RIAU 0 1 0 0 0 1
JUMLAH SUMATERA 17 16 3 2 5 15
- 37 -
Tabel 4
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok II Jawa dan
Bali Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
kata lain, secara keseluruhan, kawasan Jawa dan Bali memiliki daya
dukung geografis dan demografis untuk membentuk 5 provinsi baru atau
keseluruhannya menjadi 12 provinsi.
Tabel 5
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok II
Jawa dan Bali Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
31 DKI JAKARTA 0 1 0 0 0 1
32 JAWA BARAT 3 3 2 0 2 3
33 JAWA TENGAH 3 3 1 0 1 2
34 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 1
35 JAWA TIMUR 4 3 2 0 2 3
36 BANTEN 1 1 0 0 0 1
51 BALI 0 0 0 0 0 1
JUMLAH JAWA BALI (MINUS DKI JAKARTA) 11 10 5 0 5 11
Tabel 6
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok III Kalimantan
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
Tabel 7
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok III
Kalimantan Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
61 KALIMANTAN BARAT 2 3 0 1 1 2
62 KALIMANTAN TENGAH 2 1 0 1 1 2
63 KALIMANTAN SELATAN 1 2 0 0 0 1
64 KALIMANTAN TIMUR 2 2 0 1 1 2
65 KALIMANTAN UTARA 1 0 0 0 0 1
JUMLAH KALIMANTAN 7 8 0 3 3 8
d. Kelompok IV Sulawesi
Kawasan Sulawesi merupakan kawasan potensial baik secara
geografis maupun pembangunan ekonomi. Kawasan yang sekarang terdiri
dari 6 provinsi ini memiliki luas wilayah darat 188.522 km2 atau rata-rata
31.420 km2. Provinsi yang paling kecil adalah Gorontalo dengan luas
wilayah darat 11.257 km2. Berdasarkan pada model penghitungan yang
diterapkan, luas wilayah minimal provinsi adalah 21.338 km2. Maka,
kawasan Sulawesi secara geografis memiliki daya dukung untuk 9 provinsi.
Kawasan Sulawesi pada tahun 2015 memiliki penduduk sekitar 20
juta jiwa atau rata-rata 3,34 juta jiwa per provinsi. Provinsi Gorontalo
memiliki jumlah penduduk terkecil, yaitu 1,14 juta jiwa. Berdasarkan pada
data demografis tersebut, untuk kawasan Sulawesi, prasyarat jumlah
- 40 -
penduduk provinsi minimal adalah 2,24 juta jiwa. Maka, jumlah penduduk
di kawasan Sulawesi memberi daya dukung untuk adanya 9 provinsi.
Tabel 8
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok IV Sulawesi
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
Tabel 9
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok IV
Sulawesi Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
71 SULAWESI UTARA 1 1 0 1 1 2
72 SULAWESI TENGAH 3 1 0 0 0 1
73 SULAWESI SELATAN 2 4 1 0 1 2
74 SULAWESI TENGGARA 2 1 0 1 1 2
75 GORONTALO 1 1 0 0 0 1
76 SULAWESI BARAT 1 1 0 0 0 1
JUMLAH SULAWESI 9 9 1 2 3 9
- 41 -
Tabel 10
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok V Nusa
Tenggara Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
Tabel 11
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok V
Nusa Tenggara Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
52 NUSA TENGGARA BARAT 1 1 0 1 1 2
53 NUSA TENGGARA TIMUR 2 1 0 1 1 2
JUMLAH NUSA TENGGARA 3 2 0 2 2 4
f. Kelompok VI Maluku
Kawasan Maluku memiliki karakteristik yang sangat khas, yaitu
kepulauan yang tersebar di samudera dan lautan yang sangat luas. Secara
wilayah darat, kawasan Maluku terkesan agak kecil, karena hanya memiliki
wilayah darat seluas 78,89 km2 atau rata-rata 39,45 km2. Luas daratan
minimal adalah Maluku Utara, yaitu 31,98 km2. Dengan demikian, luas
wilayah darat di kawasan ini mendukung adanya 2 provinsi.
Jumlah penduduk kawasan Maluku pada 2015 diperkirakan
mencapai 3,06 juta jiwa, dengan jumlah penduduk terkecil di Maluku Utara,
yaitu 1.25 juta jiwa. Jumlah penduduk kawasan ini sebagai prasyarat
minimal pembentukan provinsi adalah 1,39 juta jiwa. Berdasarkan pada
data ini maka daya dukung geografis di kawasan Maluku mendukung
adanya 2 provinsi.
Tabel 12
Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VI Maluku
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
Tabel 13
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VI
Maluku Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Kepentingan Strategis Nasional
Jml
MAX MAX TAMBAH (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH MUTLAK
KSN
WIL PDDK Prov s/d
2025
81 MALUKU 1 1 0 1 1 2
82 MALUKU UTARA 1 1 0 1 1 2
JUMLAH MALUKU 2 2 0 2 2 4
Provinsi Papua Barat memiliki luas daratan lebih kecil yaitu 99.672 km2.
provinsi di Papua adalah sekitar 104.677 km2. Dengan ukuran luas wilayah
minimal tersebut kawasan Papua dapat memberikan daya dukung geografis
untuk 4 provinsi.
yang relatif sangat kecil, dengan rata-rata 2,5 juta jiwa per provinsi. Provinsi
Papua Barat memiliki jumlah penduduk yang lebih kecil, yaitu sekitar 1 juta
jiwa. Berdasarkan pada metode penghitungan yang ditentukan, jumlah
- 44 -
penduduk minimal provinsi di kawasan Papua adalah 1,8 juta jiwa. Dengan
Tabel 15
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VII
Papua Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Kepentingan Strategis Nasional
91 PAPUA 3 2 1 2 2 3
92 PAPUA BARAT 1 1 0 1 1 2
JUMLAH PAPUA 4 3 1 3 3 5
satuan provinsi.
a. Kelompok I Sumatera
adalah 204.592 jiwa. Dengan jumlah penduduk pada 2015, kawasan ini
memiliki daya dukung untuk 215 kabupaten.
Tabel 16
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok I Sumatera
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
44.081.365 470.481,84
KAWASAN SUMATERA:
LUAS WILAYAH RATA-RATA 3.921
LUAS WILAYAH TERKECIL 625
LUAS WILAYAH MINIMAL 2.273
Tabel 17
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok I
Sumatera Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
Tabel 18
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok II Jawa
dan Bali Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
TOTAL LUAS
JML PDDK
KODE NAMA WILAYAH WIL DARAT
KAB 2015
KAB
112.096.485 131.099
KAWASAN JAWA - BALI:
LUAS WILAYAH RATA-RATA 1.425
LUAS WILAYAH TERKECIL 425
LUAS WILAYAH MINIMAL 925
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 142
Tabel 19
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok
II Jawa dan Bali Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan
Demografis serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
Tabel 20
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok III
Kalimantan Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB
11.883.653 538.728
KAWASAN KALIMANTAN
LUAS WILAYAH RATA-RATA 11.462
LUAS WILAYAH TERKECIL 893
LUAS WILAYAH MINIMAL 6.178
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 87
d. Kelompok IV Sulawesi
Luas wilayah darat kawasan Sulawesi dapat memberikan daya
dukung geografis bagi 122 kabupaten, sebab luas wilayah minimal
kabupaten adalah 1.529 km2. Rata-rata luas wilayah daratan di Sulawesi
adalah 2.662 km2 dengan luas wilayah kabupaten terkecil 396 km2.
Sulawesi terdukung untuk dapat membentuk 123 kabupaten.
Prasyarat jumlah penduduk rata-rata di kawasan Sulawesi adalah 131.594
jiwa, dengan jumlah penduduk terkecil 32.879 jiwa.
Tabel 22
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok IV Sulawesi
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
16.121.651 186.332
KAWASAN SULAWESI
LUAS WILAYAH RATA-RATA 2.662
LUAS WILAYAH TERKECIL 396
LUAS WILAYAH MINIMAL 1.529
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 122
Tabel 23
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok
IV Sulawesi Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
Tabel 24
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok V Nusa
Tenggara Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
9.459.383 66.981
KAWASAN NUSA TENGGARA,
LUAS WILAYAH RATA-RATA 2.310
LUAS WILAYAH TERKECIL 1.285
LUAS WILAYAH MINIMAL 1.797
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 37
Tabel 25
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok
V Nusa Tenggara Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan
Demografis serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
f. Kelompok VI Maluku
Kawasan Maluku memiliki karakteristik pulau dan kepulauan yang
tersebar dalam lautan luas dengan kepadatan penduduk relatif jarang. Luas
wilayah rata-rata di kawasan ini adalah 4.505 km2 dan luas wilayah yang
paling kecil adalah 1.704 km2. Prasyarat luas wilayah kabupaten minimal
adalah 3.105 km2. Dengan luas wilayah darat yang ada, kawasan ini
memiliki daya dukung untuk 25 kabupaten.
Jumlah penduduk rata-rata di kawasan ini adalah 134.549 jiwa dan
jumlah penduduk terkecil adalah 49.033 jiwa. Prasyarat jumlah penduduk
minimal untuk kawasan ini 91.791 jiwa. Maka, dengan jumlah penduduk
yang ada, kawasan ini memiliki daya dukung untuk adanya 25 kabupaten.
Tabel 26
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VI Maluku
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
2.287.341 76.586
KAWASAN MALUKU Kabupaten
LUAS WILAYAH RATA-RATA 4.505
LUAS WILAYAH TERKECIL 1.704
LUAS WILAYAH MINIMAL 3.105
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 25
Tabel 27
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok
VI Maluku Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
Tabel 28
Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VII Papua
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
4.375.795 417.115
KAWASAN PAPUA Kabupaten
LUAS WILAYAH RATA-RATA 10.428
LUAS WILAYAH TERKECIL 537
LUAS WILAYAH MINIMAL 5.483
DAYA DUKUNG GEO. UTK JML KAB MAX 2025 76
Tabel 29
Perkiraan Jumlah Maksimal Kabupaten Yang Dapat Dibentuk di Kelompok
VII Papua Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Kepentingan Strategis Nasional
JML PDDK TOTAL LUAS WIL Jml Kab (+) Jml Jml Kab
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB Thn 2015 Kab s/d 2025
a. Kelompok I Sumatera
Pada kawasan Sumatera, secara demografis, terdapat 37 kabupaten
yang jumlah penduduknya dapat memberikan daya dukung untuk
membentuk kota. Sementara itu, secara geografis, terdapat 72 kabupaten
yang luas wilayahnya memberikan daya dukung untuk terbentuknya 72
kota. Di kawasan Sumatera jumlah penduduk minimal untuk kota dan
kabupaten, masing-masing adalah 209,478 dan 204,592 jiwa, sementara
untuk luas wilayah minimal kota dan kabupaten masing-masing adalah 314
- 54 -
Tabel 30
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok I Sumatera
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
12.946.495 10.311
KAWASAN SUMATERA:
LUAS WILAYAH RATA-RATA 303,28
LUAS WILAYAH TERKECIL 23,00
LUAS WILAYAH MINIMAL 314,78
Tabel 31
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok I
Sumatera Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
FILTER SEKTOR FILTER SEKTOR
DEMOGRAFI GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN MUTLAK
JML PDDK TOTAL LUAS BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 WILAYAH KAB JML LUAS PER INDUS-
DEM + GEO +
RASIO RASIO INDUSTRI
PDDK WIL TANIAN TRI
Tabel 32
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok II Jawa dan Bali
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
22.265.235 3.456
KAWASAN JAWA:
LUAS WILAYAH RATA-RATA 115,19
LUAS WILAYAH TERKECIL 16,06
LUAS WILAYAH MINIMAL 65,62
Tabel 33
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok II Jawa
dan Bali Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
TOTAL LUAS FILTER SEKTOR DEMOGRAFI FILTER SEKTOR MUTLAK
JML PDDK GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH WILAYAH
KAB 2015 PER DEM + GEO +
KAB JML PDDK LUAS WIL RASIO
TANIAN
INDUSTRI RASIO INDUSTRI
32 JAWA BARAT 33,100,410 34,275 14 16 13 18 13
32.01 BOGOR 3,834,217 2,710.62 1 1 1 10.54 89.46 1 1
32.02 SUKABUMI 2,438,599 4,145.70 1 1 1 35.97 64.03 1 1
32.03 CIANJUR 2,217,040 3,840.16 1 1 1 46.23 53.77 1 1
32.04 BANDUNG 3,494,063 1,767.96 1 1 1 13.75 86.25 1 1
32.05 GARUT 2,186,502 3,074.07 1 1 1 28.16 71.84 1 1
32.06 TASIKMALAYA 1,642,743 2,551.19 1 1 1 30.28 69.72 1 1
32.07 CIAMIS 1,210,196 1,414.71 1 1 1 29.12 70.88 1 1
32.10 MAJALENGKA 1,240,423 1,204.24 1 1 1 30.17 69.83 1 1
32.12 INDRAMAYU 1,824,704 2,040.11 1 1 1 34.86 65.14 1 1
32.13 SUBANG 1,539,907 1,893.95 1 1 1 34.82 65.18 1 1
32.15 KARAWANG 1,905,103 1,652.20 1 1 1 16.59 83.41 1 1
32.16 BEKASI 2,485,857 1,224.88 1 1 1 4.80 95.20 1 1
32.17 BANDUNG BARAT 1,551,477 1,305.77 1 1 1 22.71 77.29 1 1
33 JAWA TENGAH 31,904,954 32,223 10 15 8 26 8
33.01 CILACAP 1,801,572 2,124.47 1 1 1 29.50 70.50 1 1
33.02 BANYUMAS 1,708,531 1,335.30 1 1 1 18.61 81.39 1 1
33.05 KEBUMEN 1,345,907 1,211.74 1 1 1 37.93 62.07 1 1
33.08 MAGELANG 1,263,983 1,102.93 1 1 1 36.08 63.92 1 1
33.15 GROBOGAN 1,413,108 2,013.86 1 1 1 45.50 54.50 1 1
33.18 PATI 1,261,531 1,489.19 1 1 1 33.09 66.91 1 1
33.27 PEMALANG 1,458,806 1,118.03 1 1 1 31.75 68.25 1 1
33.29 BREBES 1,837,547 1,902.37 1 1 1 42.12 57.88 1 1
34 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 3,145,272 3,101 0 1 0 3 0
35 JAWA TIMUR 34,176,249 46,929 12 25 11 19 11
35.05 BLITAR 1,189,309 1,336.48 1 1 1 48.30 51.70 1 1
35.06 KEDIRI 1,498,633 1,386.05 1 1 1 38.05 61.95 1 1
35.07 MALANG 2,430,341 3,530.65 1 1 1 33.15 66.85 1 1
35.09 JEMBER 2,593,748 3,092.34 1 1 1 46.77 53.23 1 1
35.10 BANYUWANGI 1,657,207 5,782.40 1 1 1 43.94 56.06 1 1
35.14 PASURUAN 1,555,611 1,474.02 1 1 1 23.80 76.20 1 1
35.17 JOMBANG 1,323,479 1,115.09 1 1 1 28.45 71.55 1 1
35.22 BOJONEGORO 1,297,878 2,198.79 1 1 1 47.04 52.96 1 1
35.23 TUBAN 1,164,393 1,834.15 1 1 1 48.21 51.79 1 1
35.24 LAMONGAN 1,340,318 1,782.05 1 1 1 47.58 52.42 1 1
35.25 GRESIK 1,232,862 1,191.25 1 1 1 15.27 84.73 1 1
36 BANTEN 6,232,397 8,920 3 4 3 1 2
36.03 TANGERANG 2,521,807 1,011.86 1 1 1 5 95 1 1
36.04 SERANG 1,402,609 1,734.28 1 1 1 19 81 1 1
51 BALI 3,537,203 5,652 0 2 0 0
112,096,485 131,099 39 63 35 67 34
- 56 -
Tabel 34
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok III Kalimantan
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
3.701.362 5.422
KAWASAN KALIMANTAN
LUAS WILAYAH RATA-RATA 602
LUAS WILAYAH TERKECIL 72
LUAS WILAYAH MINIMAL 337
Tabel 35
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok III
Kalimantan Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis
serta Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
FILTER SEKTOR FILTER SEKTOR MUTLAK
JML PDDK TOTAL LUAS WIL DEMOGRAFI GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB PER-
DEM + GEO +
JML PDDK LUAS WIL RASIO INDUSTRI RASIO INDUSTRI
TANIAN
61 KALIMANTAN BARAT 4.435.871 146.695 4 8 4 2 1
61.12 KUBU RAYA 597.098 6.958,22 1 1 1 47,29 52,71 1 1
62 KALIMANTAN TENGAH 2.202.106 151.165 0 10 0 2 0
63 KALIMANTAN SELATAN 2.998.129 38.301 1 1 0 4 0
64 KALIMANTAN TIMUR 1.855.175 127.350 1 6 1 2 1
64.02 KUTAI KARTANEGARA 654.761 23.601,91 1 1 1 49,20 50,80 1 1
65 KALIMANTAN UTARA 392.372 75.217 0 3 0 3 0
11.883.653 538.728 6 28 5 13 2
- 57 -
d. Kelompok IV Sulawesi
Untuk kawasan Sulawesi, jumlah penduduk kota dan kabupaten
minimal masing-masing adalah 227,543 dan 131,594 jiwa, sementara luas
minimal kota dan kabupaten masing-masing adalah 133 dan 1,529 km2.
Dengan persyaratan minimal luas wilayah, jumlah penduduk dan pekerjaan
penduduk, Kawasan ini dapat membentuk paling tinggi 4 kota baru.
Tabel 36
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok IV Sulawesi
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
3.942.597 2.191
KAWASAN SULAWESI
LUAS WILAYAH RATA-RATA 199,14
LUAS WILAYAH TERKECIL 68,06
LUAS WILAYAH MINIMAL 133,60
Tabel 37
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok IV
Sulawesi Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
FILTER SEKTOR FILTER SEKTOR MUTLAK
JML PDDK TOTAL LUAS WIL DEMOGRAFI GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB PER
DEM + GEO +
JML PDDK LUAS WIL RASIO INDUS-TRI RASIO INDUSTRI
TANIAN
Tabel 38
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok V Nusa Tenggara
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
983.747 310
KAWASAN NUSA TENGGARA,
LUAS WILAYAH RATA-RATA 103,24
LUAS WILAYAH TERKECIL 26,18
LUAS WILAYAH MINIMAL 64,71
Tabel 39
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok V Nusa
Tenggara Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
f. Kelompok VI Maluku
Untuk kawasan Maluku, jumlah penduduk kota dan kabupaten
minimal masing-masing adalah 138,981 dan 91,791 jiwa, sementara luas
minimal kota dan kabupaten masing-masing adalah 344 dan 3,105 km2.
Dengan persyaratan minimal tersebut, maka secara absolut, kawasan ini
- 59 -
dapat membentuk paling tinggi 1 (satu) kota baru, yaitu pengembangan dari
Kabupaten Maluku Tengah.
Tabel 40
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok VI Maluku
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
778.961 2.310
KAWASAN MALUKU
LUAS WILAYAH RATA-RATA 577,53
LUAS WILAYAH TERKECIL 111,39
LUAS WILAYAH MINIMAL 344,46
berikut.
Tabel 41
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VI
Maluku Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
FILTER SEKTOR FILTER SEKTOR MUTLAK
JML PDDK TOTAL LUAS WIL DEMOGRAFI GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB PER INDUS- DEM + GEO +
JML PDDK LUAS WIL RASIO RASIO INDUSTRI
TANIAN TRI
81 MALUKU 1.357.178 46.361 2 8 2 2 1
81.01 MALUKU TENGAH 419.015 7.953,81 1 1 1 48,26 51,74 1 1
82 MALUKU UTARA 930.163 30.225 1 3 1 0 0
2.287.341 76.586 3 11 3 2 1
minimal kota dan kabupaten masing-masing adalah 726 dan 5,482 km2.
Tabel 42
Persyaratan Minimal Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis Dalam
Pembentukan Kota di Kelompok VII Papua
JML PDDK TOTAL LUAS WIL
KODE NAMA WILAYAH
KOTA 2015 DARAT (KM2)
686.441 1.593
KAWASAN PAPUA
LUAS WILAYAH RATA-RATA 796,28
LUAS WILAYAH TERKECIL 656,64
LUAS WILAYAH MINIMAL 726,46
Tabel 43
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Kelompok VII
Papua Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Jenis Pekerjaan Penduduk di Luar Sektor Primer
FILTER SEKTOR FILTER SEKTOR MUTLAK
JML PDDK TOTAL LUAS WIL DEMOGRAFI GEOGRAFI JENIS PEKERJAAN BENTUK KOTA -
KODE NAMA WILAYAH
KAB 2015 DARAT KAB PER
DEM + GEO +
JML PDDK LUAS WIL RASIO INDUSTRI RASIO INDUSTRI
TANIAN
strategis nasional tersebut telah melalui berbagai studi dan konsultasi lintas
pemangku kepentingan, kajian yang lebih menyeluruh harus dilakukan oleh
kementerian atau lembaga pengusul, sebelum disampaikan menjadi usulan
pembentukan Daerah Persiapan. Pembentukan Daerah berdasarkan pada
kepentingan strategis nasional selayaknya diprioritaskan untuk Daerah
dengan kerawanan konflik, kawasan perbatasan dan kawasan ekonomi
khusus.
Tabel 44
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi Yang Dapat Dibentuk di Indonesia
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Kepentingan Strategis Nasional
Jml Jml
LUAS WILAYAH JUMLAH PEND Prov (+) Jml Prov
KODE NAMA WILAYAH
DARATAN (KM2) 2015 Thn Prov s/d
2015 2025
11 ACEH 57,956.00 5,090,415 1 1 2
12 SUMATERA UTARA 72,981.23 14,591,468 1 3 4
13 SUMATERA BARAT 42,012.89 5,393,534 1 0 1
14 RIAU 87,023.66 5,877,887 1 0 1
15 JAMBI 50,058.16 3,415,563 1 0 1
16 SUMATERA SELATAN 91,592.43 8,075,028 1 1 2
17 BENGKULU 19,919.33 1,935,636 1 0 1
18 LAMPUNG 34,623.80 9,545,687 1 0 1
19 KEP. BANGKA BELITUNG 16,424.06 1,285,190 1 0 1
21 KEPULAUAN RIAU 8,201.72 1,817,452 1 0 1
JUMLAH SUMATERA 480,793.28 57,027,860 10 5 15
31 DKI JAKARTA 664.01 9,992,842 1 0 1
32 JAWA BARAT 35,377.76 42,468,887 1 2 3
33 JAWA TENGAH 32,800.69 34,964,320 1 1 2
34 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 3,133.15 3,553,293 1 0 1
35 JAWA TIMUR 47,799.75 39,182,656 1 2 3
36 BANTEN 9,662.92 10,022,566 1 0 1
51 BALI 5,780.06 4,169,998 1 0 1
JUMLAH JAWA BALI (MINUS DKI JAKARTA) 134,554 134,361,720 6 5 11
Tabel 46
Perkiraan Jumlah Maksimal Kota Yang Dapat Dibentuk di Indonesia
Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan Demografis serta
Kepentingan Strategis Nasional
Jml Jml
LUAS WILAYAH JUMLAH PEND Kota (+) Jml Kota
KODE NAMA WILAYAH
DARATAN (KM2) 2015 Thn Kota s/d
2015 2025
11 ACEH 57.956,00 5.090.415 5 0 5
12 SUMATERA UTARA 72.981,23 14.591.468 8 2 10
13 SUMATERA BARAT 42.012,89 5.393.534 7 1 8
14 RIAU 87.023,66 5.877.887 2 2 4
15 JAMBI 50.058,16 3.415.563 2 0 2
16 SUMATERA SELATAN 91.592,43 8.075.028 4 0 4
17 BENGKULU 19.919,33 1.935.636 1 0 1
18 LAMPUNG 34.623,80 9.545.687 2 1 3
19 KEP. BANGKA BELITUNG 16.424,06 1.285.190 1 0 1
21 KEPULAUAN RIAU 8.201,72 1.817.452 2 0 2
JUMLAH SUMATERA 480.793,28 57.027.860 34 6 40
31 DKI JAKARTA 664,01 9.992.842 5 0 5
32 JAWA BARAT 35.377,76 42.468.887 9 13 22
33 JAWA TENGAH 32.800,69 34.964.320 6 8 14
34 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 3.133,15 3.553.293 1 0 1
35 JAWA TIMUR 47.799,75 39.182.656 9 11 20
36 BANTEN 9.662,92 10.022.566 4 2 6
51 BALI 5.780,06 4.169.998 1 0 1
JUMLAH JAWA BALI (MINUS DKI JAKARTA) 134.554 134.361.720 30 34 64
52 NUSA TENGGARA BARAT 18.572,32 5.164.618 2 0 2
53 NUSA TENGGARA TIMUR 48.718,10 5.278.512 1 0 1
JUMLAH NUSA TENGGARA 67.290,42 10.443.130 3 0 3
61 KALIMANTAN BARAT 147.307,00 5.318.289 2 1 3
62 KALIMANTAN TENGAH 153.564,50 2.451.711 1 0 1
63 KALIMANTAN SELATAN 38.744,23 3.851.242 2 0 2
64 KALIMANTAN TIMUR 129.066,64 3.369.666 3 1 4
65 KALIMANTAN UTARA 75.467,70 594.107 1 0 1
JUMLAH KALIMANTAN 544.150,07 15.585.015 9 2 11
71 SULAWESI UTARA 13.851,64 2.587.045 4 0 4
72 SULAWESI TENGAH 61.841,29 2.828.043 1 0 1
73 SULAWESI SELATAN 46.717,48 9.463.531 3 2 5
74 SULAWESI TENGGARA 38.067,70 2.525.392 2 0 2
75 GORONTALO 11.257,07 1.139.729 1 1 2
76 SULAWESI BARAT 16.787,18 1.520.508 0 1 1
JUMLAH SULAWESI 188.522,36 20.064.248 11 4 15
81 MALUKU 46.914,03 1.812.901 2 1 3
82 MALUKU UTARA 31.982,50 1.253.401 2 0 2
JUMLAH MALUKU 78.896,53 3.066.302 4 1 5
91 PAPUA 319.036,05 3.993.325 1 2 3
92 PAPUA BARAT 99.671,63 1.068.911 1 0 1
JUMLAH PAPUA 418.707,68 5.062.236 2 2 4
JUMLAH DO 2016-2025 1.912.915 245.610.511 93 49 142
* = Data Luas Wilayah = Permendagri No. 56 Tahun 2015 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
* = Data Jumlah Penduduk = Ditjen Dukcapil Kemendagri 2015
* = DKI JAKARTA tidak dihitung dalam rekapitulasi Jumlah DO
* = Pembulatan
Daerah.
Tabel 47
Perkiraan Jumlah Maksimal Provinsi, Kabupaten, dan Kota Yang Dapat
Dibentuk di Indonesia Berdasarkan Potensi Daya Dukung Geografis dan
Demografis serta Kepentingan Strategis Nasional
Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Jml Jml Prov/
LUAS WILAYAH JUMLAH PEND Prov (+) Jml Prov Kab (+) Jml Kab Kota (+) Jml Kota
KODE NAMA WILAYAH Kab/Kota Kab/Kota
DARATAN (KM2) 2015 Thn Prov s/d Thn Kab s/d Thn Kota s/d
s/d 2025 s/d 2025
2015 2025 2015 2025 2015 2025
11 ACEH 57,956.00 5,090,415 1 1 2 18 3 21 5 0 5 26 28
12 SUMATERA UTARA 72,981.23 14,591,468 1 3 4 25 7 32 8 2 10 42 46
13 SUMATERA BARAT 42,012.89 5,393,534 1 0 1 12 6 18 7 1 8 26 27
14 RIAU 87,023.66 5,877,887 1 0 1 10 13 23 2 2 4 27 28
15 JAMBI 50,058.16 3,415,563 1 0 1 9 3 12 2 0 2 14 15
16 SUMATERA SELATAN 91,592.43 8,075,028 1 1 2 13 16 29 4 0 4 33 35
17 BENGKULU 19,919.33 1,935,636 1 0 1 9 0 9 1 0 1 10 11
18 LAMPUNG 34,623.80 9,545,687 1 0 1 13 2 15 2 1 3 18 19
19 KEP. BANGKA BELITUNG 16,424.06 1,285,190 1 0 1 6 1 7 1 0 1 8 9
21 KEPULAUAN RIAU 8,201.72 1,817,452 1 0 1 5 0 5 2 0 2 7 8
JUMLAH SUMATERA 480,793.28 57,027,860 10 5 15 120 51 171 34 6 40 211 226
31 DKI JAKARTA 664.01 9,992,842 1 0 1 1 0 1 5 0 5 6 1
32 JAWA BARAT 35,377.76 42,468,887 1 2 3 18 19 37 9 13 22 59 62
33 JAWA TENGAH 32,800.69 34,964,320 1 1 2 29 6 35 6 8 14 49 51
34 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 3,133.15 3,553,293 1 0 1 4 0 4 1 0 1 5 6
35 JAWA TIMUR 47,799.75 39,182,656 1 2 3 29 19 48 9 11 20 68 71
36 BANTEN 9,662.92 10,022,566 1 0 1 4 5 9 4 2 6 15 16
51 BALI 5,780.06 4,169,998 1 0 1 8 0 8 1 0 1 9 10
JUMLAH JAWA BALI (MINUS DKI JAKARTA) 134,554 134,361,720 6 5 11 92 49 141 30 34 64 205 216
JOKO WIDODO