TENTANG
TATA KELOLA MAKAM
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Kendalbulur.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa
Kendalbulur.
3. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
5. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
6. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan
asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan Hak lainnya yang
sah.
7. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan
Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
8. Tanah Makam adalah area Pemakaman yang terletak di wilayah
Desa Kendalbulur dengan batas–batas yang telah ditentukan.
9. Ijin pemekaman adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah desa
kepada orang pribadi untuk mendapatkan pelayanan pemakaman
di makam desa.
10. Makam Tumpang adalah petak tanah makam yang digunakan
untuk pemakaman 2 (dua) jenazah atau lebih;
11. Ahli Waris adalah saudara, kerabat, anak, cucu, dan seterusnya
baik yang berhak menerima maupun yang tidak berhak menerima
warisan;
12. Kijing adalah suatu bentuk bangunan yang dibangun dan/atau
diletakkan di atas makam selain Nisan;
13. Mudin Kematian adalah orang yang bertugas merawat jenazah, dari mulai
memandikan, mengkafankan, mensholatkan, hingga memakamkan;
14. Rukun Kematian adalah suatu wadah kegiatan sosial yang dimiliki
warga, yang memberikan pelayanan kepada anggota berupa
pelayanan jasa kematian, seperti: perawatan jenazah (memandikan,
mengkafani, menshalatkan dan memakamkan jenazah) .
15. Penjaga makam adalah orang yang bertugas menjaga dan
mengurus makam dan sarana makam yang mejadi kewenangan
desa;
BAB II
PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN
Pasal 2
(1). Setiap orang yang meninggal dunia berhak mendapatkan prosesi
pemakaman sesuai dengan keyakinan yang dianutnya;
(2). Penyelenggaraan pemakaman dilaksanakan oleh Pengurus Makam yang
dipimpin oleh Mudin kematian;
(3). Pengurus Pemakaman dibentuk ole Pemerintah Desa dalam musyawarah
secara demokratis;
(4). Pengurus Pemakaman ditetapkan dengan keputudan Kepala Desa;
Pasalk 3
(1) Penyelenggaraan pemakaman dapat dilaksanakan oleh kelompok
masyarakat dan/atau perkumpulan kematian;
(2) Kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
dibentuk pada lingkup Rukun Tetangga, dan/atau Rukun Warga;
(3) Perkumpulan kematian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dibentuk
dengan seluruhnya atau sebagian anggota berasal dari penduduk
Desa Kendalbulur.
Pasal 4
Penyelenggara pemakaman bertanggungjawab terhadap seluruh
proses pemakaman.
BAB III
PENGELOLAAN MAKAM
Pasal 5
(1). Pemerintah Desa mengelola Tempat Pemakaman Desa.
(2). Pemerintah Desa dapat melimpahkan wewenang pengelolaan makam
sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada Pengurus Makam.
Pasal 6
(1). Pengurus Makam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
dibentuk oleh Pemerintah Desa berdasarkan musyawarah;
(2). Pembentukan Pengurus Makam ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa;
(3). Pengurus makam bertanggungjawab kepada Kepala Desa;
Pasal 7
(1). Pengurus Makam mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagaian
wewenang Pemerintah Desa dalam perawatan jenazah;
(2). Pengurus Makam dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
mempunyai wewenang, antara lain:
a. Meminta keterangan dan/atau izin dari Pemerintah Desa atas
pemakaman janazah yang bukan penduduk Desa Kendalbulur.
b. Meminta keterangan atas jenazah yang tidak jelas keluarganya.
c. Menolak pengijingan makam.
d. Melaporkan kepada Pemerintah Desa terhadap warga desa atau
bukan warga desa yang tidak mentaati ketentuan pengelolaan
makam.
(3). Tata kerja Pengurus Makam diatur lebih lanjut Peraturan Kepala
Desa.
Pasal 8
(1). Setiap penduduk desa yang meninggal dunia mendapat perlakuan yang
sama untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Desa;
Pasal 9
(1). Penggunaan tanah untuk pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman
Desa adalah 2,5 (dua koma lima) meter x 1,5 (satu koma lima)
meter dengan kedalaman 1,5 (satu koma lima) meter;
(2). Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk digali mencapai
kedalaman 1,5 (satu koma lima) meter sebagaimana dimaksud ayat
(2) boleh dilakukan penggalian kurang dari ketentuan tersebut.
Pasal 10
(1). Untuk menjaga dan merawat Tempat Pemakaman Desa diangkat
seorang penjaga makam atau juru kunci.
(2). Juru kunci sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. Merawat lokasi pemakaman
b. Membersihkan lokasi pemakaman
c. Bersama-sama masyarakat menjaga keamanan lokasi pemakaman
(3). Juru kunci sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendapatkan
tunjangan setiap Tahun yang berasal dari Aanggaran Pendapatan dan
Belanja Desa dan sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat
BAB IV
PENGGUNA TANAH MAKAM
Pasal 11
(1) Pengguna tanah makam adalah penduduk Desa Kendalbulur dan
Penduduk desa lain yang ingin dimakamkan di tanah makam;
(2) Penduduk desa / kecamatan / kabupaten / provinsi lain yang ingin
dimakamkan di tanah makam Desa Kendalbulur tetapi ada
sebagian penduduk yang menolak maka harus mendapat
persetujan tertulis dari kepala Desa;
BAB V
LARANGAN
Pasal 12
(1) Warga dilarang mencungkup, menkijing, dan membatasi makam.
(2) Masyarakat dilarang berjualan di areal tanah makam.
(3) Masyarkat dilarang membuang sampah di areal makam.
(4) Areal kuburan dilarang untuk ditanami berbagai jenis tanaman
keras.
Pasal 13
Pengguna makam dilarang menguasai sebagian atau keseluruhan
dari tanah makam dengan cara atau dalam bentuk apapun.
BAB VI
SANGSI
Pasal 14
(1) Sanksi yang dimaksud pada pasal 12 ayat (1) adalah berupa
denda yang dipergunakan untuk biaya pembongkaran.
(2) Sanksi yang dimaksud pada pasal 12 ayat (2) adalah berupa
peringatan dan dapat dilanjutkan dengan pembersihan;
(3) Sanksi yang dimaksud pada pasal 12 ayat (3) adalah berupa
denda yang dipergunakan untuk biaya pembersihan;
(4) Sanksi yang dimaksud pada pasal 12 ayat (4) adalah berupa
denda yang dipergunakan untuk biaya pencabutan;
(5) Sanksi yang dimaksud pada pasal 13 adalah berupa dituntut
sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENGAWASAN DAN KOORDINATOR
Pasal 15
Berbagai hal yang berkaitan pengawasan, evaluasi, dan tata
administrasi tanah kuburan dikoordinatori oleh Perangkat Desa yang
membidangi yang bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
(1) Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Kepala Desa ini dengan penempatannya dalam Berita
Desa Kendalbulur
Ditetapkan di :Kendalbulur
Pada tanggal :
ANANG MUSTOFA,SE