Anda di halaman 1dari 104

PEMERINTAH KABUPATEN SIGI

DESA MORUI
KECAMATAN PIPIKORO

Terbagunnya Sistem Pemerintah Desa Morui Yang Baik


Dan Bersih, Mewujudkan Kehidupan Masyarakat
Yang Berbudaya, Adil Dan Sejahtera

(RPJMDes)
Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Desa
2017-2022
PEMERINTAH KABUPATEN SIGI
DESA MORUI
KECAMATAN PIPIKORO

PERATURAN DESA
NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

(RPJMDes)
TAHUN 2017 – 2022

LEMBARAN DESA MORUI

TAHUN 2016 NOMOR 1


PERATURAN DESA MORUI
KABUPATEN SIGI

NOMOR : 1 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESATAHUN 2017-2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA MORUI


Menimbang : a. bahwa dalam mlaksanakan ketentuan Pasal 79 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,Pemerintah Desa wajib
menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu kepada perencanaan
Pembangunan Kabupaten;
b. bahwa Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud
pada huruf a, terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 6 ( Enam ) tahun yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Desa Desa Tahun 2017-2022;

Mengingat :1. Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan


Kabupaten Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 123)
sebagaimana telah diubah, terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 47
tentang tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 168); sebagaimana
telah diubah, Terakhir Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
22 tahun 2015 perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia 2015 Nomor 88)
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 Tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1037);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2016 Tentang Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1100);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Pengelolan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883)
14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 Tentang RPJMD Kabupaten
Sigi Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2016
Nomor 3);
15. Peraturan Bupati Sigi Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sigi Tahun
2015 Nomor 9);
Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MORUI


Dan
KEPALA DESA MORUI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PERATURAN DESATENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DESA TAHUN 2017–2022
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Desa Morui.


2. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa Morui dan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) Morui.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
4. Kepala Desa Morui adalah Kepala Pemerintah Desa yang dipilih langsung oleh
masyarakat melalui pemilihan Kepala Desa.
5. Perangkat Desa adalah Perangkat yang membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala
Urusan, Kepala Dusun dan Unsur Pelaksana Teknis Lapangan.
6. Badan Permusyawaratan Desa Morui, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga
yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
7. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun
Peraturan Kepala Desa.
8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Sigi selanjutnya di singkat RPJMD Kabupaten Sigi
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM
Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
10. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah
Rencana Kerja Pemerintah Desa Morui yang disusun setiap tahun sekali.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Desa.
12. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan.

BAB II
KEDUDUKAN RPJM DESA
Pasal 2
RPJM Desa MoruiTahun 2017-2022. merupakan:
1. Penjabaran visi, misi dan program kepala desa ke dalam strategi pembangunan
desa, kebijakan umum, program prioritas desa, dan arah kebijakan keuangan
desa, dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sigi; dan
2. Dokumen perencanaan desa yang memberikan arah sekaligus acuan bagi seluruh
komponen pelaku pembangunan desa dalam mewujudkan pembangunan desa
yang berkesinambungan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
1. Maksud penetapan RPJM Desa adalah sebagai pedoman dalam penyusunan RKP
Desa;
2. Tujuan penetapan RPJM Desa adalah untuk :
a. Menetapkan visi, misi dan program pembangunan jangka menengah Desa;
b. Menetapkan pedoman dalam penyusunan RKP Desa, dan perencanaan
penganggaran; dan
c. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa yang sinergis dan terpadu
dengan perencanaan pembangunan daerah.

BAB IV
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJM DESA
Pasal 4
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa MoruiTahun2017 -2022 disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BAB IV : ANALISIS ISU STRATEGIS
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
BAB VII : PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2. Sistematika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan landasan dan
pedoman bagi Pemerintah Desa untuk menyusun RPJM Desa dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.
BAB V
ISI DAN URAIAN RPJM DESA
Pasal 5
Isi beserta uraian RPJM Desa sebagaimana dimaksud, tercantum dalam lampiran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) tahun 2016-2022
merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan enam tahun di Desa Morui

Pasal 7

Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa Morui dan merupakan penjabaran
kegiatan dari RPJM Desa yang selanjutnya disusun dalam APB Desa Morui.
Pasal 8

RKP Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 3 merupakan landasan dan pedoman
bagi Pemerintah Desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa).
Pasal 9
Pelaksanaan Pembangunan dapat mengalami perubahan dari RPJM Desa karena
terjadi bencana alam dan atau keadaan darurat lainnya, dan atau keadaan tertentu
lainnya.
Pasal 10
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Desa.
Pasal 11
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Morui

ditetapkan di : Desa Morui


PadaTanggal : 2 November 2016

KEPALA DESA MORUI.

ANTODEUS LEPE
diundangkan di : Desa Morui
Pada Tanggal : 2 November 2016
SEKRETARIS DESA MORUI

JONI K. USSU

LEMBAR DESA MORUITAHUN 2016 NOMOR1.


PEMERINTAH KABUPATEN SIGI
DESA MORUI
KECAMATAN PIPIKORO
Alamat : Jln. Poros Tomua - Peana

BERITA ACARAPEMBAHASAN DAN PENGESAHAN


HASIL PENYUSUNAN PERATURAN DESA

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


(RPJMDESA) TAHUN 2017-2022

Pada hari ini ........................................... tanggal. ......................................


bulan....................... Tahun Dua Ribu Enam Belas bertempat di Kantor Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Morui telah dilaksanakan Rapat / muayawarah mu
BPD Desa yang dihadiri oleh Pengurus dan Anggota serta pemangku kepentingan
sesuai dengan daftar hadir peserta sebagaimana tersebut dalam Lampiran berita acara
ini.
Setelah memperhatikan, mendengar dan mempertimbangkan :
1. Sambutan – sambutan :
- Sambutandan
ambutandan arahan Ketua BPD Desa Morui,
2. Pemaparan Ketua Tim Penyusun RPJMDes tentang Perencanaan Sasarana
Pembangunan Tahun 2017-2022, 201
3. Penyampaian Pokok-Pokok Pokok Pokok pikiran Peraturan Desa tentangRencana
Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM-Desa) Desa) Kepala Desa Morui
4. Pemaparan Kepala Desa tentang hasil penyusunan dan penetapan RPJM Desa
dan pembacaan hasil Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahunan,
5. Tanggapandan saran dari seluruh peserta Rapat dan atau Musyawarah terhadap
materi yang dipaparkan oleh masing- mas masing sebagaimana telah dirangkum
menjadi hasil keputusan, maka pada:

Hari danTanggal : ..........................................................


Jam : ....................................................
Tempat : ....................................................

MENYEPAKATI
KESATU : Kegiatan prioritas pelaksanaan, program, kegiatan dan pengelolaan
anggaran desa yang dikelola oleh desa, pemerintah, dan pihak
ketiga, disertai target dankebutuhan kegiatan perencanaan
per Prioritas
pembangunan pendanaan dalam Daftar Prioritas Usulan Desa dalam
Rekap Usulan Dokumen RPJMDes Tahun 2017-2022
2017 sebagaimana
tersebut dalam Lampiran berita acara ini.
KEDUA : Rancangan RPJM-Des ditetapkan sebagai dokumen acuan
Perencanaan Pembangunan Desa di wilayah Desa Morui Kecamatan
Pipikoro Kabupaten Sigi Tahun 2017-2022 sebagaimana tersebut
dalam Lampiran berita acara ini.
KETIGA : Hasil kesepakatan sidang Badan Perwakilan Desa Desa
MoruiKecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Tahun 2016 dan daftar
hadir peserta Musyawarah sebagaimana tersebut dalam Lampiran
merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari berita acara ini.
KEEMPAT : Berita acara ini dijadikan sebagai bahan Penetapan Rekomendasi
Pengesahan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM-
Desa) DesaMorui Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Tahun 2017-
2022.

Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Morui, November 2016

Mengetahui : Notulen
BPD Desa Sekretaris BPD

........................... ........................

Peserta Rapat :
No Nama L/P*) Jabatan TandaTangan

1. L Wakil BPD

2. L Anggota

3. L Anggota
NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA
ANTARA BPD DAN PEMERINTAH DESA

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENEGAH DESA (RPJMDES)


DESA MORUI TAHUN 2017-2022

Dalam Rangka Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menegah


Desa (RPJM-Des) Tahun 2017-2022 Desa Morui Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi
Provinsi Sulawesi Tengah , maka pada hari ini ................................. tanggal
.............................. Bulan .................................. Tahun Dua Ribu Enam Belas di Balai
Desa Morui, telah dilakukan Rapat Pembahasan Rancanagan Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJMDes)Tahun 2017-2022 antara Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Pemerintah Desa, dan secara bersama-sama
sepakat untuk menetapkan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa
(RPJMDes)Tahun 2017-2022 menjadi Peraturan Desa Morui, sebagaimana tertuang
dalam lampiran Naskah ini.
Demikian Naskah Kesepakatan Bersama dibuat dengan penuh tanggungjawab
agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Badan Permusyawaratan Desa Morui.

1 Ketua 1

Mengetahui;
2 Wakil Ketua 2 Kepala Desa Morui

3 Sekretaris 3

4 Anggota 4 ANTODEUS LEPE

5 Anggota 5
`SAMBUTAN KEPALA DESA

Salam Sejahtera Untuk Kita Sekalian, SALOM ...

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan


kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Untuk itu, Undang-Undang nomor 6 tahun 2014
menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu “Desa membangun”
dan “membangun Desa” yang diintegrasikan dalam
perencanaan Pembangunan Desa.
Sebagai konsekuensinya, Desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai
dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
Kabupaten/Kota. Dokumen rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya
dokumen perencanaan di Desa dan sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa. Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan
mengikutsertakan masyarakat Desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program,
kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan
masyarakat Desa. Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan
masyarakat Desa dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal
dansumber daya alam Desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke Desa
diinformasikan kepada Pemerintah Desa dan diintegrasikan dengan rencana
Pembangunan Desa. Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan
pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.
Desa sebagai ujung tombak pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam
mengatur pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya harus diawasi agar tidak terjadi penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang. Badan Permusyawaratan Desa sebagai unsur pemerintahan Desa harus
bisa menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat Undang-Undang agar Kepala
Desa tidak terjebak dalam jeratan hukum. Masyarakat Desa diharapkan juga ikut
mengawasi dan mengambil peran aktif melalui musyawarah desa agar pelaksanaan
pembangunan bisa benarbenar efektif dan tepat sasaran serta dilakukan secara
transparan dan akuntabel.
Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan RPJMDes ini, terutama Tim Penyusun RPJMDes
Morui, namun demikian dalam dokumen RPJMDes ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga harus senantiasa dikaji untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Terima Kasih.
Morui, 26 November 2016
Kepala Desa,
KABUPATEN SIGI
KEPUTUSAN KEPALA DESA MORUI

NOMOR : 1 TAHUN 2016

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2017-2022

KEPALA DESA MORUI

Menimbang :a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa yang mengamanatkan, Kepala Desa perlu
membentuk Tim Penyusun RPJM Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a diatas, dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala
Desa Morui tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana
Pembangunan jangka Menegah DesaTahun 2017-2022.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan


Kabupaten Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 123)
sebagaimana telah diubah, terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 47
tentang tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015
nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5717);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Pengelolan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib
Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
8. Peraturan Bupati Sigi Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sigi Tahun
2015 Nomor 9);
9. Peraturan Bupati Sigi Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Daerah
Kabupaten Sigi Tahun 2016 Nomor 10)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DESA TAHUN 2017-2022
KESATU : Pembentukan Tim Penyusun Tersebut Diatas Dengan Susunan
Keanggotaan Sebagaimana Tersebut Dalam Lampiran Keputusan Ini.
KEDUA : Tim Penyusun Sebagaimana Dimaksud Pada Diktum KESATU
Bertugas:
a. Mengkaji Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kabupaten;
b. Mengumpulkan Dan Mengkaji Bahan Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa);
c. Melakukakn Penjaringan Aspirasi Masyarakat Desa
d. Menyusun Dan Merumuskan Rancangan Recana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa);
e. Menyusun Dan Merumuskan Rancangan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa);
f. Melaporkan Hasil Pelaksanaan Tugas Kepada Kepala Desa
KETIGA : Tim Sebagimana Dimaksud Dalam Diktum KESATU Melaksanakan
Tugas Sampai Dengan Diundangkannya Peraturan Desa Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Dan
Bertanggungjawab Kepada Kepala Desa
KEMPAT : Semua Biaya Yang Timbul Sebagai Akibat Ditetapkanya Keputusan
Kepala Desa Ini Dibebankan Pada Anggaran Pendapatan Belanja
Desa Dan Sumber Lain Yang Sah Dan Tidak Mengikat.
KELIMA : Keputusan Kepala Desa Ini Mulai Berlaku Pada Tanggal Ditetapkan.
Ditetapkan Di Desa Morui
Pada Tanggal 28Agustus 2016

KEPALA DESA MORUI

ANTODEUS LEPE
Salinan disampaikan Kepada Yth :
1. Bupati Sigi di Bora
2. Camat Pipikoro di Peana
3. Ketua BPD Desa di Morui
4. Anggota Tim Penyusun Yang Bersangkutan
LAMPIRAN :

KEPUTUSAN KEPALA DESA MORUI


NOMOR : 1 Tahun 2016
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
RENCANAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
(RPJM DESA) MORUI TAHUN 2017-2022

TIM PENYUSUN RPJMDES MORUI


TAHUN 2016

KEDUDUKAN
NO NAMA ALAMAT JABATAN/UNSUR
DALAM TIM
1 JONI K USSU DESA MORUI Sekertaris Desa Ketua
2 NIKSUM DESA MORUI KETUA LPMD Sekertaris
3 WILSON DESA MORUI Kasi Pembangunan Anggota
4 DIKSON DESA MORUI Bendahara Desa Anggota
5 MARTON DESA MORUI Kepala Dusun I Anggota
6 SUPRAPTO DESA MORUI Kepala Dusun II Anggota
7 ESTIE DESA MORUI Sekretaris PKK Anggota

Kepala Desa Morui

ANTODEUS LEPE
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan Karunia-Nya, kami Tim Penyusun RPJMDes Desa Morui Kecamatan
Pipikoro telah menyelesaikan penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Desa Morui ( RPJMDes ) Tahun Anggaran 2017 – 2022.
RPJMDes ini adalah dokumen perencanaan strategis /Jangka menengah Desa
Morui yang berjangka waktu 6 Tahun kedepan. Tahapan Penyusunan RPJMDes Desa
Morui PipikoroTahun 2017 - 2022 berdasarkan pada peraturan Dalam Negeri
(Permendagri No. 114 Tahun 2014), Tahap perencanaan pembangunan Desa Morui
yaitu Musdus,Lokakarya Desa Morui, dan Musrenbangdes, sedangkan pada tahap
penetapan Rencana adalah Musyawarah BPD dan PERDES RPJMDes. Dan
disempurnakan dengan Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa.
Dalam rangka pelaksanaan Permendagri No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Perencanaan Pembangunan Desa yang memuat petunjuk teknis tentang
penyelenggaraan Musrenbang untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes) 6 Tahunan dan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa
(RKP Desa) 1 Tahunan.
Latar belakang penyusunan Perubahan RPJMDes Desa MoruiKecamatan Pipikoro
Kabupaten Sigi Tahun 2017-2022, merupakan acuan bagi penentuan arah dan
kebikjakan pemerintah Desa Morui dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dalam
rangka pelaksanaan kegiatan untuk menuju Visi Desa Moruiyaitu :“Terbangunya
Sistem Pemerintahan Desa Yang Baik Dan Bersih, Guna Mewujudkan Kehidupan
Masyarakat Yang Berbudya Adil Dan Sejahtera ”.
Kami menyadari , bahwa RPJMDes Tahun 2017-2022 yang kami susun ini jauh
dari sempurna masih banyak kekurangan-kekurangannya, sehingga diperlukan
penyempeurnaan pada beberapa bagian di tahun yang akan datang, namun demikian
semoga RPJMDes ini dapat dijadikan (acuan) pada saat implementasinya.
Dengan selesainya penyusuan RPJMDes ini, penyusun tak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah arahan dan masukan dalam penyusunan RPJMDes Desa Morui Kecamatan
Pipikoro Tahun 2017 - 2022 Semoga Tuhan Yang Esa, dapat Senangtiasa memberikan
taufik dan hidayah pada kita semua, Amiin.
TIM PENYUSUN
JONI K USSU
DAFTAR ISI
COVER/SAMPUL
PERATURAN DESA RPJMDES
BERITA ACARA DAN NASKAH KESEPAKATAN BERSAMA
SAMBUTAN KEPALA DESA
SK TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI TABEL .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ........................................................ 2
1.3 Hubungan Antara RPJMDes dengan RPJM Daerah .................... 3
1.4 Maksud dan Tujuan ................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 4
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DESA .................................................... 6
2.1. Profil Desa ................................................................................. 6
2.2. Aspek Geografi ........................................................................... 7
2.3. Aspek Demografi ....................................................................... 10
2.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................... 13
2.5. Aspek Pelayanan Umum ............................................................ 15
2.6. Aspek Pemerintahan dan Kelembagaan ..................................... 15
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ................................... 23
3.1 Keuangan Desa ......................................................................... 23
3.2 Kinerja Keuangan Masalalu ...................................................... 24
3.3 Arah Kebijakan Penggelolaan Keuangan ................................... 27
3.4 Kerangka Pendanaan ................................................................ 28
BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS .................................................................... 29
4.1 Permaslahan Pembangunan Desa .............................................. 29
4.2 Potensi dan Masalah .................................................................. 30
4.3 Isu-isu Strategis ........................................................................ 33
4.4 Isu Strategis Internal ................................................................. 38
4.5 Isu Strategis Eksternal .............................................................. 39
4.6 Sasaran Strategis ...................................................................... 39
4.7 Analisis Strtegis ........................................................................ 40

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ..................................................... 42


5.1 Visi ............................................................................................ 42
5.2 Misi ........................................................................................... 43
5.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................. 43
5.4 Keterkaitan Visi, Misi ................................................................ 47
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN ........ 50
6.1 Strategi ..................................................................................... 50
6.2 Arah Kebijakan ......................................................................... 52
6.3 Kebijakan Umum . ..................................................................... 54
6.4 Strategi Arah Kebijakan Pembangunan ..................................... 80
6.5 Prioritas Arah Kebijakan Pembangunan .................................... 82
BAB VII PENUTUP ............................................................................................ 84
7.1 Kaidah Pelaksanaan ...................................................................... 84
7.2 Pedoman Transisi .......................................................................... 85
LAMPIRAN

1. Data rencana program yang akan masuk ke Desa


2. Data Desa
2.1. Daftar sumber dayaalam
2.2. Daftar sumber Manusia
2.3. Daftar Sumberdaya Pembangunan
2.4. Daftar sumberdaya Sosal Budaya
3. Rekapitulasi usulan rencana kegiatan Desa.
3.1. Daftar gagasan Dusun/ Kelompok
3.2. Sketsa Desa
3.3. Kalender Musim
3.4. Diagram Kelembagaan
4. Berita acara hasil pengkajian keadaan Desa
4.1. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa
5. Berita acara penyusunan RPJM Desa melalui musyawarah Desa
6. Rancangan RPJM Desa
7. Berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa
8. Berita acara Penyusunan RPJM Desa melalui Musrenbang Desa
DAFTAR ISI TABEL

1. Tabel Perkembangan Pembangunan Desa ..................................


2. Tabel Jarak Tempuh Kabupaten – Kecamatan - Desa ..................
3. Tabel Tingkat Kesuburan Tanah ................................................
4. Tabel Penggunaan Lahan Desa ..................................................
5. Tabel Struktur Penyebaran Penduduk .......................................
6. Tabel Usia Penduduk .................................................................
7. Tabel Pemeluk Agama ...............................................................
8. Tabel Pendidikan Masyarakat .....................................................
9. Tabel AKB/KH, AKI/KH, AKBAL/KH, BBLR ........................................
10. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat ..........................................
11. Tabel Hasil Produksi Masyarakat ...............................................
12. Tabel Sarana Prasarana Umum .................................................
13. Tabel Realisasi Pendapatan ........................................................
14. Tabel Realisasi Belanja ..............................................................
15. Tebel Realisasi Pembiayaan .......................................................
16. Tabel Proyeksi Pendapatan .......................................................
17. Tabel Potensi Desa .....................................................................
18. Tabel Masalah Desa ...................................................................
19. Tabel Identifikasi Internal ..........................................................
20. Tabel Identifikasi Eksternal ........................................................
21. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Strategi dan Arah Kebijakan ..........
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Membangun kemandirian desa dalam kerangka Desa Membangun harus
dimulai dari proses perencanaan desa yang baik, dan diikuti dengan tata kelola
program yang baik pula. Pembangunan (pedesaan) yang efektif bukanlah semata-
mata karena adanya kesempatan melainkan merupa-kan hasil dari penentuan
pilihan-pilihan prioritas kegiatan, bukan hasil coba-coba, tetapi akibat
perencanaan yang baik. UU No 6 tahun 2014 mengisyaratkan sejumlah
kewenangan yang dimiliki oleh Desa, antara lain; Kewenangan Lokal Berskala
Desa, Kewenangan hak asal usul. Dan untuk melaksanakan kewenangan
tersebut maka Desa perlu menyusun perencanaan desa yang melibatkan seluruh
komponen masyarakat desa. Proses perencanaan yang baik akan melahirkan
pelaksanaan program yang baik, dan pada gilirannya akan menumbuhkan
partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan desa. Proses
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan
desa merupakan wujud nyata dari kewenangan mengatur dan men-gurus
pembangunan desa yang berskala lokal desa.

Pada Hakeketnya pembangunan Desa bertujuan meningkatkan


kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup serta penanggulangan
kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembagunan
sarana dan prasarana,pengembangan potensi ekonomi local serta pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan untuk itu pemerintah
menggunakan pendekatan “DESA MEMBANGUN” yang diintegrasikan dalam
perencanaan pembangunan.
DESA MEMBANGUN adalah pola pendekatan pembangunan untuk
mewujutkan kemadirian desa dalam segala aspek pembangunan sehingga
menempatkan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa sebagai factor penting
dalam keberhasilan Pembangunan Desa, oleh karena itu perencanan
pembanguanan harus benar-benar dilakukakn secara matang agar semua potensi
dengan segala permasalahanya dapat dioptimalkan dan memastikan bahwa
program yang direncanakan sesuai dengan kehendak masyarakat Desa tersebut.
Dengan demikian tata kelola system pemerintahan yang demokratis dan
sumberdaya pemerintahan desa menjadi prasarat penting untuk mewujutkan hal
tersebut karena kwalitas sebuah pembangunan yang baik tidak hanya sebatas
pada tingkat perencanaan tetapi juga ditentukan pada tingkat kwalitas
implementasinya, Spirit ini apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka kita
akan memiliki sebuah perencanaan yang memberi kesempatan kepada desa
untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance) seperti partisipatif,
transparansi dan akuntabel.
Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Desa Morui telah melaksanakan
penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Tahun 2017-2022
sesuai dengan semangat dan amanah UU No 6 tahun 2014 tentang Desa,
memastikan bahwa program yang tertuang dalam dokumen RPJM Desa
bersumber dari hasil pengkajian objektif keadaan desa terkini melalui aspirasi
masyarakat Desa Morui dan Penyelarasan arah kebijakan pembagunan
pemerintah daerah kaupaten sigi provinsi sulawesi tengah.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN


Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dalam
penyusunan RPJMDesa Desa Morui Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Tahun
2017-2022 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten
Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2014 nomor 123) sebagaimana telah diubah,
terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 47 tentang tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2015 nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2014 nomor 168); sebagaimana telah
diubah, Terakhir Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun
2015 perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia 2015 Nomor 88)
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2093);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi
Perkembangan Desa Dan Kelurahan(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2037);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolan
Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 nomor 158);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
12. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 Tentang RPJMD Kabupaten Sigi
Tahun 2016-2021;
13. Peraturan Bupati Sigi Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa ( Berita
Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2016 Nomor 3 )
14. Peraturan Bupati Sigi Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2015 Nomor 9);
15. Peraturan Bupati Sigi Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Daerah Kabupaten Sigi Tahun 2016
Nomor)

1.3 HUBUNGAN ANTARA RPJM Desa DENGAN RPJM Daerah


Hubungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Morui dalam
kurun waktu 2017 – 2022 dengan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
adalah bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Morui dalam
kurun waktu 2017 – 2022 disusun dengan mengacu kepada dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021 dan Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sigi .
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa Morui ,
pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten. yang secara
teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerahkabupaten Sigi. Untuk
mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala desa dapat didampingi oleh tenaga
pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak
ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di
wilayahnya.

Perencanaan pembangunan Desa disusun secara ber-jangka meliputi:


a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RP-JMDes) untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang dise-but Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
Dalam penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJMDesa) Morui Tahun 2017-2022 mencakup bidang penyelenggaraan
pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa. acuan utama yang
digunakan adalah Rumusan Visi, Misi Dan Program Kerja Kepala Desa Untuk
Dijabarkan Ke Dalam Strategi Pembangunan Desa, Kebijakan Umum, Program
Prioritas KepalaDesa Dan Arah Kebijakan Keuangan Desa. Untuk selanjutnya
Rancangan RPJMDesa disusun dengan memperhatikan arah kebijakan
Pemerintah Kabupaten yakni RPJMD Kabupaten Sigi tahun 2016-2021.
Rancangan RPJMDes ini dijadikan bahan dalam pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdesa) Jangka menengah desa, dan
hasil Musrenbangdesa dijadikan dasar arah Pembangunan Desa morui.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
RPJM ini disusun dengan maksud agar desa Morui memiliki arah
pembangunan yang terencana dan terukur sehingga pembangunan desa
kedepan diharapkan mampu memberikan dapak positif bagi kemajuan desa
secara umum dan secara khusus bagi masyarakat Morui.

2. Tujuan
Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJM Desa) Desa Morui bertujuan sebagai berikut :
1. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum desa dalam konstelasi
regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kepala Desa terpilih
dalam kurun waktu 6 (Enam) tahun.
2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Desa dan
BPD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan, yang
akan disusun dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-Desa) sebagai
dokumen perencanaan tahunan yang akan dibiayai dari APBDesa Desa
Morui, APBD Kabupaten Sigi, APBD Provinsi Sulawesi Tengah dan APBN
Serta Sumber Dana Lainnya
3. Memudahkan seluruh jajaran Pemerintahan Desa untuk mencapai tujuan
dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah
dan terukur.
4. Memberikan satu tolok ukur untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja
tahunan seluruh jajaran pemerintahan desa dan mendorong sikap
gotongroyong dan partisipasi masyarakat dalam mempercepat
pembangun desa mandiri sebagai bagian dari manifestasi Revolusi Mental
Desa Membangun Indonesia

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Morui Tahun 2017-
2022 disusun dengan sistematika Penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan,
Bab I yang menguraikan tentang Latar Belakang, Dasar Hukum
Penusunan, Maksud dan Tujuan, hubungan antara RPJM Desa Dan
RPJM Daerah, Sistematika Penulisan.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Desa
Bab II yang menguraikan tentang Sejarah Desa, Aspek Geografis
Desa, Aspek Demografi Desa, Aspek Kesejahteraan Masyarakat Desa,
Aspek Pelayanan Umum Desa dan Kondisi Pemerintahan.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Desa
Bab III yang mengurai tentang Keuangan Desa, Kinerja keuangan
Desa Masa lalu, arah Kebijakan Penggelolaan Keuangan desa dan
Kerangka Pendanaan.
BABIV Analisis Isu Strategis
Bab IV yang mengurai tentangPermasalahan Pembangunan Desa,
Potensi dan masalah, Isu-isu Strategis, Sasaran Sartegis dan Analisis
Strategis.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab V yang mengurai tentang Visi,Misi Kepala DesaSerta Tujuan dan
sasaran.
BAB VI Strategis, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan
Bab VI yang mengurai Strategi Pembangunan Desa, Arah kebijakan
Pembangunan, Kebijakan Umum, Program pembangunan dan
Prioritas Berdasarkan Tipologi Desa
BAB VII Penutup
Bab VII yang mengurai Kaidah Pelaksanaan dan Pedoman Transisi
Lampiran-Lampiran
BAB 2 GAMBARAN UMUM
KONDISI DESA

2.1 PROFIL DESA


1. Sejarah Desa
Mula- mula penghuni Desa Morui berasal dari Bola pangana kira-kira
berada 3 Km dari batas gunung Desa Koja. Pada Zaman itu Koja dan Morui
masih bersama-sama Penghuni Bola pangana dan sebahagian berdomisili ke
boya diatas gunung sebelah timur dari Desa Morui yang sekarang menjadi satu
Kampung kecil.
Pada tahun 1900 mereka diperintahkan pindah ke Kantewu untuk
mengelah tanam sawah. Belum berapa tahun mereka disana,diserang
balasampar penyakit yang asalnya Toikulu dari Bola Pangana mengamuk
sehingga banyak yang meninggal dunia karenanya. Akhirnya sisa beberapa
orang yang kembali ke Bola pangana, dan adapula yang singgah di Morui secara
berangsur-ansur hingga habis.Lama kelamaan mereka berkebang banyak,
akhirnya menetap tinggal di Morui antara lain , Tama Busi, tama Kelo, tama
Bere dan lain-lain. Pada saat itu terbentuk desa kocil,yang dikopalai oleh
seorang kepala Kampung , ialah Tama Kelo. Yang tidak mau ke Kantewu
sebahagian tinggal di bola pangana. Setelah masuknya pemerintah Belanda
diwilayah kecamatan Kulawi, barulah terbuka jalan tikus. Yang tinggal di bola
pangana harus turun ke koja status berkepala kampung sendiri. Yang kembali
dari Kantewu menetap tinggal di Morui. Jadi asal-usul Desa Morui berasal dari
Bola pangana dan sisa pindahan dari Kantewu.
2. Sejarah Kepemimpinan Desa
Pada awal pemerintahannya Desa Morui dipimpin oleh Kepala Desa
yang secara berurutan sebagai berikut:
1. Tama Kelo : tahun 1900
2. Masih ada diantara kepemimpinan sesudahnya
3. Ledu : tahun 1937s/d 1942
4. Baki : tahun 1942 s/d 1957
5. Tema : tahun 1957s/d 1962
6. Lasarus : tahun 1962s/d 1967
7. Maklon : tahun 1967s/d 1977
8. Henok : tahun 1977s/d 1980
9. Agus : tahun 1980s/d 1996
10. Paulus : tahun 1997 s/d 1999
11. Dalton : tahun 1999s/d 2002
12. Antodeus Lepe : tahun 2003s/d Sekarang
3. Perkembangan Pembangunan Desa

Sumber
No Uraian Tahun
Anggaran
1 Pembangunan Rabat Paving Jalan Desa 800 2006
Meter
2 Pembangunan Kincir PLTMH 1 Unit 2007 BANDES
3 Pembangunan Jembatan JUT (Sungai 2008 Dinas P.U
Mokoe) 15 Meter Kab.Donggala
4 Bagunan Mandi Cuci Kakus (MCK) 2 Unit 2012 PNPM
5 Bagunan Gedung Sekolah Dasar (SD) 1 Unit 2012 Dikjar Kab. Sigi
6 Pembangunan Jembatan Penghubung antar 2013 Dinas P.U Kab.
Desa(Sungai Po’o) 1 Unit Sigi
7 Bagunan Kantor Desa 1 Unit 2013 BPM Sigi
8 Bagunan Sarana Air Bersih 1 Unit 2014 Keserasaan
9 Pembukaan Jalan Ke Kantong Produksi 2014 Aspirasi
2.000 Meter
10 Pembangunan Rabat Jalan Lingkar Desa 2014 PNPM
800 Meter
11 Pembangunan Rumah Adat (Lobo) 1 Unit 2015 Pariwisata
12 Bagunan POSKESDES 1 unit 2015 Dana Desa
13 Lanjutan Bangunan POSKESDES 1 Unit 2016 Dana Desa
14 Pembangunan Drainase 400 Meter 2016 Dana Desa
15 Pembangkit Listrik (PLTMH) 1 Unit 2016 Dana Desa

2.2 ASPEK GEORGRAFIS


1. Letak dan Luas Desa Morui
Desa Morui berada dibagian Tengah diwilayah Kecamatan Pipikoro,
kabupaten sigi prov. Sulawsi tengah. Secara geografis terletak di 119º 55΄55.54″
BT dan terletak di 1º 42΄48.17″ LS. Desa ini Memiliki Luas Wilayah
69,93KM2merupakan daerah dataran tinggi. secara administratif Desa Morui
berbatasan dengan ;
1) sebelah barat berbatasan dengan Desa Onu
2) sebelah utara berbatasan dengan Desa Koja
3) Sebelah timur berbatasan dengan Desa Mapahi
4) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Peana
2. Kondisi Topografi Desa Morui
Kondisi topografi adalah kondisi permukaan atau keadaan relief Desa
Morui, Desa Morui merupakan perkampungan Kecil secara Administrasi
pemerintah Desa terbagi dalam 2 (Dua) Dusun dengan kondisi topografi seluruh
dusunnya berupa daerah yang berbukit-bukit dan saling berdekatan, selain itu
dari setiap dusun berbatasan dengan Sungai yang membentang dari arah timur
wilayah areal hutan dan bermuara di sungai Mokoe sebelah barat Desa Morui,
Kondisi Desa yang berbukit-bukit sangat strategis dengan udara Sejuk
menjadikan Desa Morui sebagai lokasi pemukiman yang cukup nyaman dan
aman untuk ditinggali.
Dilihat dari elevasi, wilayah Desa Morui 100% berada pada ketinggian
antara ± 683 meter diatas permukaan laut (mdpl), Seluas Elevasi tersebut
menggambarkan bahwa Desa Morui merupakan wilayah Dataran Tinggi dan
berkontur tanah berbukit-bukit dan diapit oleh Bukit-Bukit.
wilayah Desa Morui termasuk dalam Administrasi Kecamatan Pipikoro yang
berada bagian Paling Selatan wilayah Kabupaten Sigi, sehingga memiliki orbitasi
Jarak yang cukup Jauh dari ibukota Kabupaten, untuk dapat mencapai desa
morui dengan megunakan jalur sarana transportasi darat, mulai dari dataran
Wilayah Kec. Kulawi selatan (Gimpu), ke desa Morui yang umum digunakan
adalah kendaraan bermotor roda dua
Berikut data jarak tempuh Desa Morui ke wilayah strategis seperti ke
Ibukota Kecamatan, Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan lainnya adalah
sebagai berikut :

Jarak Tempuh dari Desa Morui Ke Wilayah Strategis Tahun 2016


Jarak Waktu Jalur
No. Ke Ibukota-Kecamatan-Desa
Tempuh Tempuh Transportasi
1. Ibu Kota Prov.Sul-Teng 128 Km 270 Menit Darat
2. Ibu Kota Kabupaten Sigi 128Km 270 Menit Darat
3. Kec. Kulawi Selatan (Gimpu) 25 Km 120 menit Darat
4. Kec. Pipikoro 12 Km 80 Menit Darat
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)
Aksesbilitas ke desa Morui

Jarak : 25Km Jarak : 12 Km


Transport : Motor Transport : Motor
jalan : Tanah/setapak jalan : tanah/setapak

Palu Gimpu Morui Peana


(Tomua) (Kec.)

Jarak : 103 Km
Transport : Mobil/Motor
jalan : aspalt Jarak : 37 Km
Transport : Motor
jalan : makadam

3. Kondisi Hidrologi Desa Morui


Kondisi hidrologi merupakan keadaan pergerakan, distribusi dan
kualitas air pada suatu wilayah. Desa Morui diapit oleh 3 (tiga) aliran sungai
yaitu sebelah utara Sungai Po’o, Sebelah barat Sungai Mokoe berbatasan desa
Onu, sebelah selatan sungai Kolomurui, dan sedang disebelah Timur Hutan
yang membentang hingga berbatasan dengan desa mapahi. Aliran sungai
merupakan salah satu potensi Sumber daya Alam dimiliki Desa Morui saat ini
telah dimanfaatkan sebagai sarana penunjang Sumber Energi Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dan Hutan Desa merupakan potensi
sumber daya alam yang tersedia untuk dapat dimanfaatkan dan juga harus
dilindungi kelestariaannya, kerena didalamnya terdapat sejumlah Tititk
sumber-sumber mata air bersih yang juga merupakan Potensi Sumber Daya
Alam yang dapat dimanfaatkan guna memenuhi pemenuhan kebutuhan
sarana prasarana dasar kehidupan masyarakat di desa morui secara
berkelanjutan, Namun saat ini belum terkelola dengan baik untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Kondisi Klimatologi Desa Morui


Kondisi klimatologi merupakan keadaan suatu wilayah dilihat dari
perspektif kondisi iklim atau musim yang terjadi setiap tahunnya. Desa Morui
merupakan daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Musim kemarau terjadi pada kisaran bulan Juni – Oktober,
sementara untuk musim penghujan terjadi pada kisaran bulan Desember – Mei
setiap tahunnya. Jumlah curah hujan tahunan bervariasi antara 2.300 - 3000
mm, bulan terkering terjadi pada bulan April dan bulan terbasah terjadi pada
bulan September. Sebagaimana wilayah Kecamatan Pipikoro pada umumnya
yang beriklim basah, begitu pula Desa Morui, sehingga wilayah desa ini
memiliki sumber daya air yang sangat potensial, akan tetapi perlu diwaspadai
ketika terjadi jumlah curah hujan tinggi dapat berpotensi menimbulkan
ancaman bencana alam berupa banjir dan Longsor.

5. Kondisi Geologi Desa Morui


Secara geologis, Desa Morui tentunya tersusun atas beberapa jenis
batuan, namun sampai dengan sekarang belum pernah dilakukan pendataan
terkait kondisi geologis Desa Morui dikarenakan tidak adanya sumber daya
manusia desa yang memiliki komptensi ilmu geologi dan keterbatasan dana
untuk mengadakan tenaga pendata/peneliti geologi dari luar Desa Morui.

6. Kondisi Tanah Desa Morui


Kondisi yang sama terjadi pada pendataan kondisi tanah pada Desa
Morui yang dilaksanakan oleh Tim Pendataan Desa, dimana hasil pendataan
kondisi tanah pada wilayah Desa Morui tidak dapat dijelaskan secara
komprehensif dikarenakan sumber daya manusia desa yang tidak memiliki
pengetahuan dalam menganalisis struktur tanah desa. Kondisi tanah pada
wilayah Desa Morui jika dijelaskan berdasarkan pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh Tim Pendataan Desa maka dapat disimpulkan bahwa struktur
tanah desa berupa tanah subur dan gembur, hanya pada beberapa titik lokasi
terdapat struktur tanah yang berbatuan kecil. Kondisi tanah pada Desa Morui
dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian tanaman pangan dan perkebunan
seperti Kakao, Kopi, Cengkeh, Durian, Mangga, Alpukat dan tanaman Palawija
lainnya. Berikut perkiraan data kesuburan tanah Desa Morui :

Data Tingkat Kesuburan Tanah Desa Morui Tahun 2016

No. Tingkat Kesuburan Luas (Ha)


1. Sangat Subur 48,69
2. Subur 19,33
3. Sedang 2,17
4. Tidak Subur/Kritis 0
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)
7. Penggunaan Lahan Desa Morui
Desa Morui yang diperkirakan seluas 69,93 Km2 dipergunakan oleh
masyarakat selama bertahun-tahun dan turun-temurun yang diolah sebagai
sarana penunjang untuk kelangsungan hidup yang berkesinambungan dengan
berlandaskan prinsip kelestarian lingkungan hidup dan Budaya. Penggunaan
lahan di Desa Morui antara lain untuk pemukiman, pertanian/perkebunan
dan lokasi pemerintahan. Adapun rincian lebih lanjut mengenai penggunaan
lahan di Desa Morui tersaji pada tabel berikut :

Data Penggunaan Lahan Desa Morui Tahun 2016

No. Jenis Penggunaan Luas Keterangan


1. Luas Wilayah : 69,93 Km2
- Dusun I
- Dusun II
2. Lahan Pertanian/Perkebunan :
- Persawahan/Ladang 70 Ha
- Perkebunan 248 Ha
3. Non Pertanian/Perkebunan :
- Pemukiman 4 Km2
- Pekarangan
- Fasilitas Pemritah Desa 54 M2
- Fasilitas Kesehatan 54 M2
- Fasilitas Pendidikan 192 M2
- Fasilitas Olahraga -
- Tempat Peribadatan 240 M2
- Balai Pertemuan
- Pekuburan
4. Perdagangan :
- Pasar Desa -
- Pertokoan -
5. Hutan
6. Lahan Tidur
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Dari tabel tersebut diatas, terlihat bahwa masih luasnya lahan yang
terdapat di Desa Morui namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain
itu terdapat lahan yang pada awalnya telah diolah oleh masyarakat namun
saat ini tidak aktif berproduksi. Hal – hal tersebut yang menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi Desa Morui dan belum tertangani dengan baik.

2.3 ASPEK DEMOGRAFIS


1. Jumlah, Struktur dan Penyebaran Penduduk Desa Morui
Desa Morui memiliki jumlah penduduk sebesar 251 Orang berdasarkan
hasil pendataan Pemerintah Desa pada Tahun 2016. Struktur penduduk Desa
Morui menurut jenis kelamin adalah sebesar 130 Orang Laki – Laki dan 122
Orang Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebesar 62 KK. Struktur
penduduk Desa Morui tersaji dalam tabel dibawah ini :

Data Struktur dan Penyebaran Penduduk


Desa Morui Tahun 2016
KK
No. Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah KK A-RTM
Miskin
1. Dusun I 61 60 121 30 14 58
2. Dusun II 69 62 131 32 25 94
3. Jumlah 130 122 252 62 39 152
Sumber : Pengkajian Desa Morui , 2016

Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat bahwa penyebaran penduduk


terbesar Desa Morui berdomisili pada Dusun II (Dua) dengan jumlah sebesar
131 Orang, kemudian penduduk Desa Morui paling kecil berdomisili pada
Dusun I (satu) dengan jumlah sebesar 121 Orang. Jumlah Kepala Keluarga
sebesar 32 KK dan Desa Morui sampai saat ini masih memiliki A-RTM (Anggota
Rumah Tangga Miskin) sebesar 39 A-RTM.

Usia Penduduk
Data Desa Morui Tahun 2016
Kelompok Laki-laki Persentase Perempuan Persentase Jumlah Persentase
No
Umur (Tahun) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%)
1 0–5 19 15% 15 13% 34 13%
2 6 – 13 22 17% 16 14% 38 15%
3 14 – 17 12 9% 15 13% 27 11%
4 18 – 25 22 17% 18 16% 40 16%
5 26 – 35 20 15% 18 16% 38 15%
6 36 – 45 13 10% 16 14% 29 12%
7 46 – 59 16 12% 10 9% 26 10%
8 > 60 6 5% 14 13% 20 8%
Jumlah 130 100% 122 100% 252 100%
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)
Desa Morui memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 0,069 Org/Km2
yang apabila dikonversi dalam satuan Hektar (Ha) sama dengan 6,940 Org/Km2,
hal ini menunjukan bahwa pada saat ini setiap individu tersedia ruang gerak
sebesar 6 Ha, kepadatan penduduk ini tentunya akan meningkat setiap
tahunnya sesuai dengan perkembangan penduduk dan pembangunan Desa
Morui. Pemerintah Desa bersama masyarakat perlu merencanakan
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa secara komprehensif dengan
mengutamakan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

2. Kondisi Keagamaan dan Sosial Budaya Masyarakat Desa Morui


Desa Morui yang mayoritas Penduduknya memeluk agama Kristen
Protestan, hal ini terlihat dari data pemerintah Desa Morui mengenai Agama
yang secara rinci terdapat di tersaji pada diagram berikut :

Data Pemeluk Agama Penduduk


Desa Morui Tahun 2016
Agama Islam Kristen Kristen Hindu Budha
Dusun Katolik Protestan
Dusun I 0 0 121 0 0
Dusun II 0 0 131 0 0
Jumlah Jiwa 0 0 252 0 0
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Besarnya penduduk yang memeluk agama Kristen Protestan sangat


mempengaruhi aktifitas sosial Budaya masyarakat Desa Morui, ini tergambar
dari kebiasaan masyarakat secara turun-temurun dengan Tersedianya Sarana
Rumah Ibadah dalam melaksanakan Ibadah keagamaan, acara syukuran
masyarakat, memperingati hari-hari besar nasional keagamaan Dan
keterlibatan dibeberapa kegiatan kesenian dan kebudayaan sebagai bentuk
partisipasi yang diadakan setiap tahun baik terselenggara ditingkat kecamatan
maupun oleh tingkat Kabupaten dengan mengedepankan prinsip kekeluargaan,
kegotong-royong.

3. Kondisi Pendidikan Masyarakat Desa Morui


Kondisi pendidikan masyarakat suatu wilayah dapat menunjukkan indeks
pembangunan manusia diwilayah tersebut. Kondisi pendidikan di Desa Morui
masih termasuk kategori rendah karena sebagian besar masyarakat Desa Morui
tidak menyelesaikan pendidikan dasar sebesar 120 Orang, sementara
masyarakat yang telah menyelesaikan pendidikan dasar sampai dengan
perguruan tinggi hanya sebesar 62 Orang. Kondisi pendidikan masyarakat Desa
Morui secara rinci tersaji pada tabel berikut ini :

Data Kondisi Pendidikan Masyarakat Desa Morui Tahun 2016


Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
Belum Sekolah/tidaksekolah 20
Taman Kanak-kanak 12
Tidak Tamat SD 120
Tamat SD/Sederajat 29
Tamat SMP/Sederajat 18
Tamat SMA 13
Tamat Diploma/S1 Keatas 1

(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Dari tabel tersebut, terlihat masih rendahnya komptensi yang dimiliki


masyarakat Desa Morui karena tingkat pendidikan yang relatif masih rendah. Hal
ini menjadi permasalahan yang harus segera diatasi oleh Pemerintah Desa Morui
bersama masyarakat desa, karena dengan peningkatan taraf pendidikan
masyarakat tentunya akan berdampak pada kemajuan pembangunan Desa
Morui.

4. Kondidisi Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan dapat diukur antara lain dengan menggunakan indikator
kondisi kesehatan dasar, yang tercermin dari jumlah angka kematian bayi lahir
dan angka kematian Ibu Melahirkan, setiap tahunnya. Adanya kematian bayi
lahir maupun Ibu pada saat melahirkan menunjukan buruknya pelayanan
kesehatan, baik pada masa kehamilan maupun penanganan pada saat
melahirkan. Oleh karena itu, parameter kesehatan tidak mentolerasi adanya
angka kematian pada saat melahirkan. Sehingga angka kematian yang mencapai
“2” jiwa dalam proses melahirkan sudah dapat ditetapkan sebagai kejadian luar
biasa.
Namun secara umum, kondisi pelayanan kesehatan dasar dapat juga dilihat
dari angka kematian balita, dan jumlah bayi yang lahir dengan berat rendah.
Kondisi pelayanan kesehatan pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016
angka kelangsungan hidup bayi di desa Morui II sebagaimana dapat dilihat.

Kematian Bayi, Ibu, Balita dan Bobot Bayi Lahir Ringan


Capaian Kinerja Indikatif
No Indikator
2013 2014 2015
1 AKB/KH 1 0 0
2 AKI/KH 0 0 0
3 AKBAL/KH 1 0 0
4 BBLR 4 3 0
Sumber : Kader Kesehatan Desa Morui II, 2016
Keterangan :
AKB/KH : Angka Kematian Bayi / Kelahiran Hidup
AKI/KH : Angka Kematian Ibu / Kelahiran Hidup
AKBAL/KH : Angka Kematian Balita / Kelahiran Hidup
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

2.4 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Masyarakat Desa Morui secara umum memiliki potensi pada sektor
Perkebunan dan Peternakan, sehingga masyarakat desa sejak zaman dulu telah
melakukan pemanfaatan kedua potensi tersebut yang pada akhirnya
membentuk pengetahuan atau kompetensi masyarakat desa secara otodidak
pada sektor perkebunan dan Peternakan. Hal ini sangat mempengaruhi jenis
mata pencaharian atau pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Desa Morui,
secara umum masyarakat Desa Morui bekerja sebagai Petani/Pekebun dan
Peternak untuk mengetahui lebih jelas mata pencaharian masyarakat Desa
Morui dapat dilihat pada Diagram dibawah ini :

Data Mata Pencaharian/Pekerjaan Masyarakat


Desa Morui Tahun 2016
No Mata Pencaharian Jumlah Keterangan
1 Petani 167
2 Peternak 0
3 Pedagang/Pengusaha 4
4 Tukang Kayu 1
5 Tukang Batu 1
6 Montir/bengkel 1
7 Jasa Ojek 35
8 Dukun 1
2 Guru Swasta 1
9 PNS 1
10 TNI/Polri 0
11 Dan Lain-lain 2
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Pengkajian desa juga dilaksanakan untuk mengetahui hasil produksi yang


dihasilkan oleh masing – masing pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Desa
Morui, berikut beberapa hasil produksi yang dirata-ratakan setiap tahunnya
dari beberapa potensi Desa Morui.

Data Hasil Produksi Potensi


Desa Morui Tahun 2016
No Mata Pencaharian Jumlah Keterangan
1 Pertanian/Perkebunan
1) Padi
2) Kakao
3) Kopi
4) Jagung
5) Cabe
6) Tomat
7) Sayur-Sayuran
8) Palawija Lainnya
2 Peternakan
1) Sapi
2) Kerbau
3) Babi
4) Perikanan
5) Ayam Kampung
6) Itik
3 Industri Rumahan
4 Hutan Produksi
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat bahwa hasil produksi dari


beberapa sektor potensi Desa Morui belum terkelola dengan baik. Hal ini
tentunya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat desa, untuk itu perlu dipikirkan cara atau teknik pengelolaan,
pemanfaatan dan pelestarian potensi – potensi desa tersebut agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli Desa Morui.

Kondisi pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Desa Morui yang masih


jauh dari kata sejahtera merupakan permasalahan yang kompleks dan perlu
penanganan yang terencana, terukur dan efesien. Pemerintah Desa Morui
bersama masyarakat perlu meningkatkan kompetensi dan menciptakan
peluangnya untuk sejahtera dengan memanfaatkan potensi desa yang dimiliki
dan penyelaran kebijakan pembangunan dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi
dan Pusat.

2.5 ASPEK PELAYANAN UMUM


Sarana dan prasarana umum atau fasilitas publik merupakan modal yang
sangat penting dimiliki dan dikelola oleh desa dengan prinsip kekeluargaan,
kegotongroyongan, transparan, akuntabel, efisien dan lestari agar dapat
memberikan perubahan positif dalam pencapaian cita – cita desa yaitu
kesejahteraan masyarakat melalui penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Berikut data fasilitas publik yang dimiliki Desa Morui:

Data Sarana Prasarna dan Pelayanan Umum


Desa Morui Tahun 2016

Nama Sarana Jumlah Lokasi Kondisi


Kantor Desa 1 Unit Dusun I
Sekolah Dasar 1 Unit Dusun II
Jalan Antar Desa Dusun I/II
Jalan Dalam Desa 800 M Dusun I/II
Jalan Usaha Tani 2.000 M Dusun I/II
Gereja 1 Unit Dusun I
Gedung Pertemuan/Lobo 1 Unit Dusun II
Jembatan Gantung 1 Unit Dusun II
Lapangan OlahRaga 1 Unit Dusun I
PLTMH 1 Unit
Gedung Polindes 1 Unit Dusun I
Sumber Mata Air bersih 4 Unit Dusun I/II
MCK umum 2 Unit Dusun I/II
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Morui, 2016)

Beberapa jenis aset yang belum dimiliki Desa Morui yang berkaitan
langsung dengan pelayanan atas kebutuhan dasar masyarakat yaitu sektor
Pendidikan, Kesehatan, Sosial Budaya dan Perekonomian agar segera disediakan
karena dengan lengkapnya sarana dan prasarana tersebut akan sangat
bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa menuju
kesejahteraan.

2.6 ASPEK PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN


2.6.1 Penyelenggaraan Pemerintah
Desa Morui Kecamatan Pipikoro secara Umum Penyelenggaraan
Pemerintah desa dan pelaksanaan pembangunan dikelola langsung oleh 2
Elemen utama yakni elemen pemerintahan Desa yang dipin langsung oleh
kepala desa. Selain komponen pemerintah desa, elemen terpenting sebagai mitra
penyelenggaran pemerintah desa dan pelaksanaan pembangunan adalah Badan
Permusyawaratan Desa (BPD, fungsi keberadaan lembaga ini tetap dibutuhkan
sebagai mitra penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
selama 6 (enam) tahun.
Lembaga pemberdayaan Masyarakat desa (LPMD) dan Pemberdayaan
kesejahteraan keluarga (PKK) adalah komponen/elemen masyarakat yang
secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan peran aktifnya
dalam pelaksanaan pembangunan di desa, keberadaan LPMD dan PKK yang
juga merupakan representasi warga masayarakat secara umumdapat
mengfungsikan dirinya sebagai agen dan fasilitaor pembagunan ditingkat desa.
1. Struktur Organisasi Pemerintah
Desa Morui selama ini telah menyelenggarakan pemerintahan sesuai
amanat Perundang-undangan , dipimpin oleh seorang Kepala Desa bersama
perangkat desa dan perwakilan masyarakat dalam Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) sebagai fungsi pengawasan. Struktur organisasi pemerintah Desa
Morui untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Morui.

KEPALA
BPD
DESA

SEKRETARIS
DESA

KASI KASI KASI KAUR KAUR


Pemerintahan Pembangunan Pelayanan Umum/ Keuangan
Perencanaan

KEPALA KEPALA
DUSUN I DUSUN II

(Sumber : Pemerintah Desa Morui, 2016)


Keterangan :
Garis Koordinasi :
Garis Komando :

2. Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Pemerintah


1) Kepala Desa
Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. bertugas
menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Kepala Desa menyelenggarakan fungsi:
a) menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja
Pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan
upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan
penataan dan pengelolaan wilayah;
b) melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana
perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan;
c) pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat,
keagamaan, dan ketenagakerjaan;
d) pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna; dan
e) menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan
lembaga lainnya.
2) Sekretaris Desa
Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang berkedudukan sebagai
unsur pimpinan Sekretariat Desa. mempunyai tugas membantu Kepala
Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
Sekretaris Desa menyelenggarakan fungsi:
a) melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi
surat menyurat, arsip, dan ekspedisi;
b) melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat
desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan
rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan
pelayanan umum;
c) melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,
verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala
Desa, Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga
pemerintahan desa lainnya; dan
d) melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data
dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi
program, serta penyusunan laporan.
3) Kepala Urusan
Dalam pelaksanaan tugas sekretariat desa, Sekretaris Desa dibantu
oleh Kepala Urusan. Yang berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
Kepala Urusan paling banyak terdiri dari 3 (tiga) urusan yaitu:
a. Urusan Tata Usaha dan Umum;
b. Urusan Keuangan; dan
c. Urusan Perencanaan.
Kepala Urusan paling sedikit terdiri dari 2 (dua) urusan yaitu:
a. Urusan Umum dan Perencanaan; dan
b. Urusan Keuangan.
Kepala Urusan mempunyai tugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan
pelayanan administrasi pendukung tugas pemerintahan.
KepalaUrusan menyelenggarakan fungsi:

a) Kepala urusan tata usaha dan umum, melaksanakan urusan


ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip,
dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan
prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum;
b) Kepala urusan keuangan, melaksanakan urusan keuangan seperti
pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber
pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan
admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan lembaga pemerintahan desa lainnya; dan
c) Kepala urusan perencanaan, urusan perencanaan seperti menyusun
rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-
data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi
program, serta penyusunan laporan.
4) Kepala Teknis
Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala Seksi. Yang merupakan unsur
pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.
Kepala Seksi paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu:
c. Seksi Pemerintahan;
d. Seksi Kesejahteraan; dan
e. Seksi Pelayanan.
Kepala Seksi paling sedikit terdiri dari 2 (dua) seksi, yaitu:

a. Seksi Pemerintahan; dan


b. Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan.
Kepala Seksi mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam urusan
pelaksanaan tugas operasional.
Dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi:
a) Kepala seksi pemerintahan, melaksanakan manajemen tata praja
Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah
pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan
upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan
pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa;
b) Kepala seksi kesejahteraan, melaksanakan pembangunan sarana
prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan
tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,
politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga,
dan karang taruna; dan
c) Kepala seksi pelayanan, melaksanakan penyuluhan dan motivasi
terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan
upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya
masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
5) Pelaksana Kewilayahan
Pelaksana Kewilayahan dilaksanakan oleh Kepala Dusun atau sebutan
lain yang berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam
pelaksanaan tugas yang meliputi penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa di wilayahnya.
Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
a) pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya
perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan
pengelolaan wilayah;
b) mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya;
c) melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatakan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya;
dan
d) melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Jumlah Kepala Dusun atau sebutan lain di Desa ditentukan secara
proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan
kemampuan keuangan desa serta memperhatikan luas wilayah kerja,
karakteristik, geografis, jumlah kepadatan penduduk, serta sarana
prasarana penunjang tugas.
2.6.2 Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Pemerintah Kepala Desa bersama BPD sebagai sebuah kerangka hukum
dan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembangunan
desa.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD mempunyai fungsi:
1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa;
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam Forum
Musyawarah Desa; dan
3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
2.6.3 Lembaga Kemasyarakat Desa (LKM)
Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa
dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan dibentuk dan
ditetapkan berdasarkan Peraturan Desa. Selain fungsi pemberdayaan, lembaga
kemasyarakatan juga berfungsi sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pembangunan desa. Hubungan kerja antara pemerintah desa
dengan lembaga kemasyarakata desa bersifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif. Berikut adalah Tugas dan fungsi Lembaga Kemasyarakatan
(LPMD,PKK, RT/RW dan Karang Taruna)

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa


Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan
(LPMD/LPMK)/LembagaKetahanan Masyarakat Desa atau Kelurahan
(LKMDILKMK) atau sebutan nama lainmempunyai tugas menyusun rencana
pembangunan secara partisipatif,menggerakkan swadaya gotong royong
masyarakat, melaksanakan danmengendalikan pembangunan.Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan
(LPMD/LPMK)/LembagaKetahanan Masyarakat Desa atau Kelurahan.
(LKMD/LKMK) atau sebutan lain dalammelaksanakan tugasnya
mempunyai fungsi :
a) penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan;
b) penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c) peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat;
d) penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan
hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
e) penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta
swadaya gotong royong masyarakat; dan
f) penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya
alam serta keserasian lingkungan hidup.
2. Tim Penggerak PKK
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan mempunyai tugas membantu
PemerintahDesa/Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan
peningkatankesejahteraan keluarga.Tugas Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan meliputi :
a) menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai dengan basil
Rakerda Kabupaten/Kota;
b) melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati;
c) menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK
Dusun/Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati;
d) menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,
khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;
e) melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang
mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai
keluarga sejahtera;
f) mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan
program kerja;
g) berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan
dengan kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan;
h) membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK
Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim
Penggerak PKK setempat;
i) melaksanakan tertib administrasi; dan
j) mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim
Penggerak PKK setempat.
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya
mempunyai fungsi:

a) penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan


mampumelaksanakan program PKK; dan
b) fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan
pembimbing GerakanPKK.
3. RT dan RW
RT/RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan.
RT/RW dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
a) pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan
lainnya;
b) pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar
warga;
c) pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
d) penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di
wilayahnya.
4. Karang Taruna
Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi berbagai masalah
kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang
bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya.
Karang Taruna dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:

a) penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;


b) penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
c) penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan;
d) penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
generasi muda di lingkungannya;
e) penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial generasi muda;
f) penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa
kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai
kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
g) pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan
tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,
ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di
lingkungannya secara swadaya;
h) penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial;
i) penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan
kemitraan dengan berbagai sektor lainnya;
j) penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang
aktual;
k) pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam
rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi
remaja.
BAB 3 GAMBARAN
PENGELOLAAN KEUANGAN

3.1 KEUANGAN DESA


Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan desa
akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan pemerintahan tersebut
diikuti dengan penerimaan sumber-sumber pendapatan desa yang cukup untuk
membiayai belanja desa sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal
usuldesa, kewenangan lokal desa dan tugas pembantuan dengan mengacu pada
Peraturan Perundang-undangan. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas –
asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin anggaran.

Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban
keuangan desa. Analisis pengelolaan keuangan desa pada dasarnya dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan
desa dalam mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa
sekaligus untuk mengukur kinerja keuangan desa pada tahun – tahun
sebelumnya guna memberikan gambaran keuangan desa dimasa mendatang.
Mengingat bahwa pengelolaan keuangan desa merupakan realisasi Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDesa) setiap tahunnya, dimana RKPDesa tersebut
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa) yang berjangka 6 (enam) tahun, maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan keuangan desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
perencanaan pembangunan desa. Gambaran hubungan antara dokumen
perencanaan pembangunan desa dengan pengelolaan keuangan desa dilihat
dalam gambar berikut :

Hubungan Dokumen RPJMDesa, RKPDesa dan Arah Kebijakan Keuangan Desa

RPJMDesa

RKP RKP
Des Des
RKP RKP RKP RKP
I II
Des Des Des Des
III IV V VI

APBDesa
Pengelolaan keuangan desa dilakukan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
yang berlaku sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember yang ditetapkan
melalui Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atas
persetujuan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Hubungannya antara
RPJM-Desa, RKPDesa dan APBDesa merupakan komitmen penyelenggara
pemerintah desa untuk mencapai tujuan pembangunan desa melalui :

a. Kebijakan pengelolaan dan optimalisasi sumber – sumber pendapatan desa


untuk meningkatkan penerimaan desa.
b. Kebijakan penganggaran belanja desa digunakan sepenuhnya untuk
mendukung pelaksanaan arah kebijakan pembangunan desa melalui prioritas –
prioritas program dan kegiatan desa setiap tahunnya.
c. Kebijakan pembiayaan untuk meningkatkan aktifitas perekonomian desa untuk
memperoleh sumbser-sumber pendapatan desa baru.
Hubungan Strategi dan Pengelolaan Keuangan Desa Morui

P1

Arah Arah Kebijakan Keuangan


P2
Kebijakan P B P
Pembangun P3
E E
an Desa E
P4 M
N
L
P5 D B
A
A I
P6
N
P A

3.2 KINERJA KEUANGAN DESA MASALALU


Sistem pemerintahan desa mengalami perubahan yang signifikan dan
mendasar sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, dimana desa mendapat pengakuan dalam hal mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional dan berada di daerah Kabupaten/Kota. Pengakuan itu
berdampak besar dan positif dalam aspek keuangan desa, dimana perubahan
perencanaan pembangunan mulai memperhatikan desa sebagai lokasi
pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan yang secara langsung
berdampak pada penerimaan keuangan desa. Undang-Undang tersebut
kemudian disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan dipertegas dengan lahirnya Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 2004 tentang Desa yang mengatur secara rinci
fungsi penyelenggaraan pemerintahan desa.

Sejak tahun 2004, desa telah diberikan kewenangan untuk mengurusi


kepentingan masyarakatnya yang dibuktikan melalui pemberian alokasi
anggaran untuk pembangunan desa baik dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi yang berupa bantuan-bantuan, maupun dari Pemerintah Daerah dalam
bentuk alokasi dana desa (ADD). Pemberian alokasi dana desa yang berasal dari
APBD Kabupaten Sigi memberikan peningkatan yang signifikan terhadap
penerimaan Desa Morui.

Pemerintah Desa Morui terus melakukan perbaikan dalam pengelolaan


keuangan desa, sampai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Pemerintah Desa telah melaksanakan pengelolaan keuangan desa
dengan transparan, akuntabel dan tertib administrasi. Hal ini terlihat dari tidak
adanya temuan tentang indikasi penyalahgunaan keuangan desa dari instansi
berwenang. Kebijakan Pemerintah yang baru membuat peningkatan yang besar
pada pendapatan kelompok transfer desa yang berupa alokasi perimbangan
APBN yang disebut Dana Desa dan alokasi perimbangan APBD yang disebut
Alokasi Dana Desa serta bagi hasil dari pajak dan retribusi daerah menuntut
peningkatan kualitas pengelolaan keuangan desa. Dengan lahirnya kebijakan
pemerintah yang baru, diharapkan Pemerintah Desa dapat meningkatkan
kinerja keuangan desa untuk tahun-tahun mendatang.

1. Pendapatan Desa Morui 2014-2016


Pendapatan desa merupakan seluruh penerimaan uang melalui rekening
desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali. Pendapatan desa meliputi pendapatan asli desa,
transfer dan pendapatan lain-lain. Pendapatan asli desa bersumber dari hasil
usaha desa, hasil pengelolaan aset desa, swadaya/pertisipasi/gotong royong
masyarakat yang dinilai dengan uang dan pendapatan asli desa lainnya yang
sah. Pendapatan transfer meliputi dana desa yang merupakan perimbangan
dari APBN, alokasi dana desa berupa perimbangan keuangan dari APBD,
bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daera serta bantuan keuangan
dari Provinsi atau Kabupaten/Kota. Pendapatan lain-lain merupakan
pendapatan desa dari hibah dan sumbangan pihak ketiga yang tidak
mengikat serta lain-lain pendapatan desa yang sah.

Pendapatan Asli Desa (PADesa) Desa Morui selama tahun 2014- 2015
Tidak ada /atau Rp.0,- hal ini disebabkan Pemerintah desa tidak fokus dalam
penggelolaan Potensi Desa yang dapat dinilai dengan uang, baik sumber daya
alam atau kegiatan usaha desa lainnya, diharapakan kedepan Pemerintah
Desa akan berupaya fokus dalam menggelola Potensi Desa dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Morui.

Demikian pula pada sumber Pendapatan desa yang bersumber dari


Dana Perimbangan yaitu Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD)
mengalami peningkatan selama kurun waktu 2014-2015. yaitu dari Tahun
Dana Desa Pada Tahun 2014 sebesar Rp 0,- Tahun 2015 yang bersumber
dari APBN Rp. 269.117.480,84,-, dan ditahun Tahun 2016 Meningkat
Menjadi Rp. 604.469.400,00,-demikian Pula dengan Alokasi Dana Desa (ADD)
yang bersumber dari Perimbagan Daerah APBD Pada tahun 2014 Rp.
25.000.000,- untuk tahun 2015 Rp. 343.827.748,85,-. Dan di Tahun 2016
Rp. 374.755.100,00,-Sementara pendapatan desa yang bersumber dari
bantuan keuangan pemerintah Provinsi, tetap Tahun 2015 dalam jumlah Rp
10.000.000,-. Dan ditahun 2016 Berupa Bagian dari hasil Pajak Daerah
(BHP) Rp. 4.296.057,27Gambaran perkembangan struktur pendapatan desa
dapat dilihatpada tabel di bawah ini :

Realisasi Pendapatan Desa Morui Tahun 2014 - 2016

Tahun dan Alokasi Anggaran


No Uraian
2014 2015 2015
1 Pendapatan Asli Desa 0 0
2 Dana Desa (Bersumber dari APBN 269.117.840,84 604.469.400,00
3 Alokasi Dana Desa (ADD) 25.000.000 343.827.748,85 374.755.100,00
Bagian Dari Hasil Pajak (BHP) 4.296.057,27
4 Bantuan Keuangan Pemerintah, 10.000.000,00
Provinsi dan Kabupaten
5 Hibah 0 0
6 Sumbangan Pihak Ketiga 0 0
Jumlah Pendapatan 25.000.000 622.945.589,69 983.520.557,27
Prosentase Realisasi / Tahun
(Sumber Informasi Data Pemerintah Desa Morui , 2016)

Pemerintah Desa Morui melakukan berbagai upaya untuk


meningkatkan dan menciptkan sumber – sumber pendapatan desa yang baru
agar target pendapatan Desa Morui dapat tercapai. Target pendapatan desa
dapat tercapai apabila tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
stabilitas kondisi keamanan desa yang baik, penyediaan sarana dan
prasarana penunjang aktifitas perekonomian masyarakat.

2. Belanja Desa Morui 2014-2016


Belanja desa merupakan penggunaan anggaran desa untuk membiayai
penyelenggaraan kewenangan desa berupa prioritas program dan kegiatan
desa yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan pembangunan desa
(RPJMDesa dan RKPDesa). Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari
rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja Desa Morui sejak tahun 2014 sampai dengan 2016 tidak mencukupi
untuk membiayai prioritas pembangunan Desa Morui, sehingga pencapaian
target pembangunan Desa Morui belum maksimal.

Berikut data besaran belanja desa sejak tahun 2014 – 2016 :

Tahun dan Alokasi Anggaran


No Uraian
2014 2015 2016
1 Belanja Pegawai
a. SILTAP 25.000.000 89.400.000,00 168.000.000,00
b. Operasional Kantor 84.236.677,00 108.256.167,00
2 Belanja Kegiatan
a. Peyelenggaraan Pemerintahan 6.400.000 ,00 24.046.057,27
b. Pelaksanaan Pembangunan 312.217.840,84 597.598.000,00
c. Pembinaan Kemasyarakatan 115.444.071,94 59.948.932,82
d. Pemberdayaan Masyarakat Desa 6.871.400,00
e. Pembiayaan
3 Jumlah Belanja Desa 622.945.589,69 983.520.557,27
(Sumber Informasi Data Pemerintah Desa Morui , 2016)

Pemerintah Desa Morui pada masa-masa mendatang akan berupaya


melakukan peningkatan, efektifitas dan efisiensi belanja sesuai dengan prioritas
program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang
RPJMDesa dan RKPDesa Morui agar target pembangunan Desa Morui dapat
tercapai.

3. Pembiayaan Desa Morui 2014-2016


Pemerintah Desa Morui selama ini belum pernah mengalokasikan
anggaran untuk pembiayaan pengeluaran maupun pembiayaan penerimaan
desa. Sehingga untuk evaluasi pembiayaan Desa Morui pada 5 (lima) tahun
sebelumnya tidak dapat disajikan, namun untuk kedepan Pemerintah Desa
Morui akan melakukan pembiayaan pengeluaran terhadap pengembangan
usaha ekonomi masyarakat desa agar tercipta pembiayaan penerimaan untuk
tahun – tahun mendatang.

Realisasi Pembiayaan Desa Morui tahun 2014-2016

Tahun dan Alokasi Anggaran


No Uraian
2014 2015 2016
1 Penerimaan
SILPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Kekayaan Desa Yang dipisahkan
JUMLAH ( RP ) NIHIL NIHIL NIHIL
2 Pengeluaran
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Desa
JUMLAH ( RP ) NIHIL NIHIL NIHIL
Sumber Informasi Data Pemerintah Desa Morui , 2016

3.3 ARAH KEBIJAKAN PENGGELOLAAN KEUANGAN


1. Arah Kebijakan Pendapatan
Pengelolaan Pendapatan Desa Morui tahun 2017-2022 diarahkan pada
sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber
penghasilan kas desa dengan tetap mengupayakan sumber-sumber
pendapatan yang baru. Sumber-sumber pendapatan desa meliputi
Pendapatan Asli Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, Dana Perimbangan atau
Alokasi Dana Desa (ADD), Bantuan Pemerintah/Pemerintah
Provinsi/Pemerintah Kabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.
2. Arah Kebijakan Belanja
Suatu arah pengelolaan belanja desa dimaksudkan untuk menjamin
agar seluruh kegiatan startegis dapat dibiayai oleh APBDesa. Belanja desa
dilakukan seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan
pemerintahan dan prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai dengan
formulasi dalam program dan kegiatan. Belanja desa diklasifikasikan menjadi
belanja langsung dan belanja tidak langsung.
3. Arah Kebijakan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan anatar
lain berasal dari sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya, penjualan
kekayaan desa dan pinjaman, sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan
untuk penyertaan modal desa, pembentukan dana cadangan dan pembayaran
pinjaman.

3.4 KERANGKA PENDANAAN


Secara umum Pemerintah Desa pada waktu penyusunan APBDesa akan
menganut prinsip “prakiraan maju” yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dibuat lebih besar daripada tahun berjalan agar
kesinambungan program dapat lebih terjamin pelaksanaannya.
Adapun perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan untuk 6 tahun ke
depan diproyeksikan sebagaimana tabel berikut :

Proyeksi Pendapatan Desa Morui tahun 2017-2022

Tahun dan Alokasi Anggaran


No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 PAD 1.000.000 3.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000
2 Dana Desa 720.000.000 840.000.000 870.000.000
3 (ADD) 375.000.000 380.000.000 390.000.000 400.000.000 425.000.000 475.000.000
BHP/BHR
4 Bankeu Prov/Kab
5 Hibah
6 Sumbgn Phk ke3
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS

4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DESA


Dalam mengungkap isu-isu strategis harus berangkat dari permasalahan-
permasalahan pembangunan di Desa Morui secara rinci sebagai berikut :
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa
Belum Maksimalnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan hukum, berkeadilan,
Dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
1) Belum Terpenuhinya Kebutuhan Pelayanan Dasar sarana Prasarana dan
Operasional Penunjang Kebutuhan Keshatan dan Pendidikan mendorong
peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki Harapan
Hidup, kecerdasan dan daya saing yang lebih baik
2) Belum terpenuhi kwalitas pembangunan infrastruktur pelayanan publik
yang mendukung perekonomian masyarakat desa.
3) Belum Optimal Kegiatan pengembangan potensi ekonomi lokal
pembangunan untuk mendorong kegiatan produktiftas Penggelolaan
BUMDes atau Kperasi, dan UMKM, serta kesediaan lumbung pagan.
4) Belum Optimalnya dukungan Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
1) Belum maksimalnya partisipatif kelembagaan Desa dalam kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunaan.
2) Belum Optimalnya kelembagaan-kelembagaan kemasyarakatan desa dan
pemuda serta pembinaan keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
1) Belum ada Kegiatan pelatihan dalam peninagkatan kapasitas Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk membangun kesadaran Hukum.
2) Belum ada terbagunnya pemahaman inovasi Kelompok Kelembagaan
Masyarakat Produktif dalam pengelolaan Sumber Daya Alam,Teknologi
Tepat Gunan, Kewirausahaan dan kegiatan lainya sebagai upaya
Membangun Sumberdaya Manusia yang tangguh dan Berdaya Saing
Berdasarkan hasil pengkajian Desa Morui terkait Permasalahan desa,
selanjutnya secara komprehensif mengemukakan penyelarasan isu strategis
untuk menentukan target arah kebijakan pembangunan daerah dan pemerintah
desa morui.

4.2 POTENSI DAN MASALAH


1. Potensi
Untuk mendukung perencanaan dan proses pembangunan di Desa Morui
terdapatberbagai potensi sebagaimana tersaji dalam tabel berikut :
Daftar Potensi Desa Morui
Bidang Potensi
pendidikan 1. Adanya gedung Sekolah Dasar (SD)
2. Adanya Murid Sekolah Menengah Pertama (SMP)
3. Adanya Murid PAUD
4. Adanya Murid dan calon siswa TK, SD, SMP, SMA
5. Adanya Tenaga Pendidik Sekolah PAUD, TK, SD
Kesehatan 1. Adanya Poli Klinik Desa (POLINDES)
2. Adanya Bidan Desa
3. Adanya sumber mata air bersih
4. Aktifnya kegiatan posyandu
Sarana dan 1. Ada sungai yang memiliki batu untuk pekerjaan
prasarana bangunan
2. Adanya Hutan untuk Bahan Kayu
3. Adanya jalan poros desa
4. Adanya jalan lingkungan
5. Adanya jalan usaha tani
6. Adanya jembatan penghubung antar desa
7. Adanya jembatan penghubung pemukiman ke
lahan pertanian
8. Adanya sarana irigasi
9. Adanya tenaga bangunan terampil
10. Adanya Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
11. Kesadaran gotongroyong cukup baik
Lingkungan 1. Adanya bibit tanaman untuk penghijauan
hidup lingkungan desa
2. Adanya lahan tanah desa
3. Adanya SDM untuk pengembangan
Sosial Budaya 1. Adanya Gereja
2. Adanya Lobo
3. Adanya Pos Keamanan Lingkungan
4. Adanya lapangan Bola Volly, Badminton dan
Sepakbola
5. Adanya kelompok
6. Adanya kegiatan Karang Taruna
7. Adanya klub Bola Volly, Badminton dan
Sepakbola
8. Adanya kegiatan PKK
9. Adanya forum Kelembagaan Adat
10. Adanya Tempat Pemakaman Umum
Koperasi dan 1. Kelompok SPP aktif dan lancar
Usaha 2. Adanya Kelompok Petani
Masyarakat 3. Adanya usaha mengkel motor
4. Adanya usaha Kios
5. Adanya masyarakat pemelihara hewan ternak
6. Adanya industri kecil Penggiling Tepung
Pemerintahan 1. Struktur perangkat desa lengkap
2. Struktur BPD lengkap
3. Sarana kantor desa cukup memadai
Pertanian 1. Adanya lahan pertanian/perkebunan
2. Adanya petani penggarap
3. Adanya buruh tani
2. Masalah
Berdasarkan pengkajian keadaan desa, masalah yang terdapat di Desa Morui
tersajidalam tabel berikut.
Daftar Masalah Desa Morui
Bidang Masalah

pendidikan 1. Masih adanya anak putus sekolah pendidikan


dasar
2. Tidak tersedia perpustakaan desa
3. Tidak ada Gedung PAUD
4. Tidak adanya honor guru PAUD / TK
5. Perumahan Guru SD kurang memadai
6. Tidak ada Gedung SMP/SMA
7. Ruang belajar gedung SD kurang memadai
Kesehatan 1. Adanya masyarakat yang tidak memiliki MCK
2. Sulit memperoleh air bersih pada musim kemarau
3. Program KIS Kesehatan belum merata di
masyarakat
4. Belum dikembangkannya TOGA
5. Kurangnya Kapasitas pelayanan kesehatan
Posyandu
6. Gedung Polindes dan Peralatan Kesehatan Belum
Memadai
7. Kurangnya tenaga medis di polindes
Sarana dan 1. Jalan lingkungan sulit dilalui pada waktu hujan
prasarana 2. Tidak ada Lampu jalan
3. Jalan poros desa rusak parah
4. Jalan usaha tani sulit dilalui pada waktu hujan
5. Jembatan Usaha Tani Kurang Memadai.
6. Tidak tersedianya jaringan telpon / speedy /
internet
7. Kurangnya daya Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH)
8. Adanya pemukiman yang tidak tersentuh jaringan
listrik
9. Bendungan untuk Sungai masih non teknis
Lingkungan 1. Adanya masyarakat yang membuang sampah ke
hidup saluran Air.
2. Adanya genangan air di tepi dan badan jalan
ketika hujan
Sosial Budaya 1. Gedung Lobo Kurang memadai
2. Terkadang terjadi tidakan kejahatan pencurian
3. Generasi muda kurang partisipatif dalam
musyawarah desa
4. Kelompok Perempuan kurang partisipatif dalam
musyawarah desa
5. Masih ada penyandang cacat belum mendapatkan
santunan
6. Ada rumah masyarakat yang tidak layak huni
7. Acara keagamaan kurang diminati oleh pemuda /
pemudi
8. Tidak ada Lapangan Olahraga Bola Kaki
Koperasi dan 1. Kurangnya jumlah pinjaman untuk kelompok SPP
Usaha 2. Kurangnya pembinaan terhadap Gapoktan
Masyarakat 3. Pelaku Usaha dan Kelompok Tani masih berharap
ketergantungan dengan Modal Pemerintah
4. Adanya usaha masyarakat tidak memiliki ijin
usaha
5. Bengkel motor tidak memiliki mekanik
bersertifikat
6. Belum dikembangkannya usaha peternakan
7. Belum dikembangkannya usaha pengolahan hasil
pertanian dan peternakan oleh masyarakat
8. Kurangnya kelompok usaha perempuan
Pemerintahan 1. Kinerja perangkat desa dan BPD belum memadai
2. Administrasi desa belum tertata dengan baik
3. Belum ada Data Profil desa yang Vailid
4. Kuranganya penguasaan teknologi informasi dan
aplikasikomputer oleh perangkat desa
5. Tidak ada Jaringan Telekomunikasi
6. Ada masyarakat yang belum memiliki Kartu
Keluarga
7. Ada masyarakat yang belum memiliki e-KTP
8. Tidak tersedianya Balai Desa
9. Tidak tersedianya balai dusun di setiap dusun
10. Sarana kantor desa masih kurang memadai /
darurat
11. Dana untuk operasional kantor desa belum
memadai
12. Batas-batas desa Belum Jelas.
13. Belum ada data Pembangunan tataruang desa
Pertanian 1. Masih banyak hasil Pertanian Kurang berkualitas
2. Belum Adanya Teknologi Untuk menggarap Lahan
3. Masih banyak Petani gagal panen
4. Pupuk bersubsidi sulit diperoleh
5. Harga hasil pertanian yang rendah
6. Masih adanya lahan pertanian yang tidak digarap
(lahan tidur)
7. Adanya virus Ternak pada musim tertentu
8. Harga Pupuk tinggi
9. Belum adanya koperasi yang melayani pembelian
hasilpertanian masyarakat
10. Belum dikembangkannya usaha pengolahan hasil
pertanian/Perkebunan dan peternakan

Berdasarkan uraian potensi dan masalah tersebut diatas, maka


akandirumuskan peringkatmasalah, Tindakan Pemecahan Masalah, Penentuan
Peringkat Tindakan dan akhirnya menentukankegiatan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang disusun untuk waktu 6(enam) tahun.
4.3 ISU-ISU STRATEGIS
Isu Strategis Terkait Arah Kebijakan Program sektoral Pemerintah Pusat,
Propinsi dan Daerah untuk Pembangunan Desa antara lain :
1. Prioritas Pembangunan Nasional (Nawacita) :
Secara teknokrasi pembangunan, pesan penting “Membangun Indonesia
Dari Desa‟ termuat dalam NawaCita yang juga telah diadopsi penuh menjadi
Agenda Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 – 2019. Dengan
mengedepankan prinsip keberagaman, azas rekognisi dan subsidiaritas itu
serta menguatkannya dalam jenis-jenis kewenangan Desa. Yaitu sebagai
berikut:
1) memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada
dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
2) memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia;
3) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat
Desa;
4) mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
5) membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab;
6) meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
7) meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna
mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan
sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
8) memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional; dan
9) memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

2. Prioritas Pembangunan Provinsi :


Penanganan isu-isu di atas diperkirakan dapat meningkatkan kinerja
perekonomian daerah secara keseluruhan. Salah satu agenda prioritas
pembangunan adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik. Oleh karena itu
disarankan beberapa kebijakan operasional sebagai berikut:
1) Pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi khususnya dalam
hal akses permodalan dan penguasaan teknologi tepat guna;
2) Pengembangan dunia usaha pertanian melalui pengembangan
teknologi, peningkatan nilai tambah, daya saing industri hilir,
pemasaran dan ekspors hasil pertanian, dan program pengembangan
SDM pertanian
3) Peningkatan kemudahan perijinan usaha;
4) Peningkatan kualitas jaringan jalan dan irigasi;
5) Peningkatan kapasitas/ suplai listrik wilayah
6) Peningkatan akses pendidikan terutama pendidikan menengah (umum
dan kejuruan);
7) Peningkatan kualitas belanja modal APBD yang diprioritaskan pada
sektor infrastruktur yang menjadi kewenangan daerah;
8) Peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan otoritas
moneter di tingkat wilayah dalam menciptakan iklim usaha yang
kondusif: peningkatan fungsi intermediasi perbankan di daerah,
penjaminan kredit dan pengendalian inflasi daerah.
3. Prioritas Pembangunan Daerah :
Prioritas pembangunan daerah bertujuan untuk memberikan arah dan
fokus pembagunan pada lima tahun mendatang, juga menjawab sejumlah
tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi
saat ini dan di masa mendatang sekaligus menjadi agenda utama RPJMD
2016-2021 menuju pada “TERWUJUDNYA KABUPATEN SIGI YANG MAJU,
MANDIRI BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN” Sebagian besar sumberdaya
dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari
prioritas pembangunan daerah berdasarkan 5 misi yaitu:

1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan


dan infrastruktur, yang diprioritaskan pada:
1) Peningkatan kualitas pendidikan ;
2) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat ;
3) Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan energi.
2. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan, yang diprioritaskan pada:
1) Revitalisasi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan ;
2) Peningkatan iklim Investasi dan iklim usaha.
3. Reformasi birokrasi dan tata kelola, penegakan supremasi hukum dan
HAM, yang diprioritaskan pada:
1) Reformasi birokrasi dan tata kelola sampai pada pemerintahan
desa.
4. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan harmoni sosial, yang
diproritaskan pada:
1) Meningkatkan harmonisasi sosial berdasarkkan budaya dan
kearifan lokal Masyarakat.
5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan
berkelanjutan:
1) Pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan hidup dan bencana.
Isu Strategis Lainnya Untuk program prioritas lintas SKPD dilakukan
melalui program unggulan yang dianggap dapat memberikan dampak
signifikan bagi pencapaian Visi Misi Kabupaten Sigi. Adapun program
tersebut adalah sebagai berikut:
1. SIGI MASAGENA (Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan
Berbasis Ekonomi Kerakyatan).
Angka kemiskinan Kabupaten Sigi selama periode 2010-2014
telah terjadi penurunan dari 32,4 ribu jiwa (15,09%) menjadi 24,69
ribu jiwa (11,63%), dan berada pada urutan ke 7 Provinsi Sulawesi
Tengah. Berdasarkan data tersebut diperlukan gerakan terpadu lintas
SKPD secara cepat, tepat dan terpadu, untuk menurunkan angka
kemiskinan di Kabupaten Sigi, dengan nama SIGI
MASAGENA(Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Ekonomi Kerakyatan). Hal ini sesuai dengan indikator untuk
tercapainya visi misi berupa penurunan angka kemiskinan terutama
pada misi I yaitu meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dan misi II yaitu
meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan. Program khususnya ini
akan dijabarkan lebih detail melalui Peraturan Bupati, Peta Jalan SIGI
MASAGENA, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan dan Petunjuk Teknis
(Juknis) SIGI MASAGENA.
2. SIGI RELIGI
Sejarah Religi akan menjawab kebutuhan pembangunan di
Kabupaten Sigi sebagaimana diamanatkan dalam Misi ke-3 yakni
reformasi birokrasi dan tata kelola, penegakan supremasi hukum dan
HAM dan misi ke-4 yakni meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan
dan harmoni sosial.
Sejarah telah mencatat, salah satu karakter Kabupaten Sigi yang
dikenal luas adalah, bahwa “Orang Sigi” menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dengan penghargaan yang kuat terhadap perbedaan,
sebagai manifestasi kemampuan kolektif “orang sigi” melestarikan
sikap dan cara hidup bermasyarakat yang diikat oleh adat istiadat,
budaya, dan agama. Nenek moyang “orang Sigi” telah menanamkan
sifat-sifat luhur itu di dalam sistem kemasyarakatan dalam ikatan
moral dan konsistensi yang kuat, sehingga dapat bertahan berabad-
abad lamanya. Orang modern mengenalnya sebagai adat istiadat yang
terus menerus dipertahankan sebagai tradisi. Akan tetapi, modernisasi
hampir di semua aspek kehidupan perlahan telah mendesak “orang
Sigi” untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang semakin
cepat.
Sigi Religi merupakan sebuah capaian atau hasil dari perwujudan
harapan masyarakat Sigi untuk hidup sejahtera dalam segala bidang
dan aspek kehidupan. Perwujudan harapan itu sendiri merupakan
sebuah proses yang berisi upaya-upaya pemerintah bersama
masyarakat Sigi untuk membumikan kembali nilai-nilai kemanusiaan
yang beralaskan agama-adat-budaya, melalui aktivitas keseharian
individual maupun organisatoris, organisasi kepemerintahan maupun
non pemerintahan, organisasi keagamaan maupun non-keagamaan,
organisasi pendidikan formal maupun non-formal. Berbagai aktivitas
tersebut, tidaklah harus dilihat apalagi dipersyaratkan memenuhi
standard kelayakan tertentu sebagai sebuah program, kegiatan, atau
proyek. Setiap aktivitas individu maupun kolektif, dengan atau tanpa
pengawalan pemerintah yang bermaksud mendidik anak-anak untuk
memiliki pengetahuan agama, adat-budaya yang kuat adalah bagian
dari gerakan Sigi Religius. Inisiatif pemuda-pemuda desa untuk
melawan Narkoba meracuni desa mereka melalui kegiatan-kegiatan
religus juga bagian dari gerakan ini. Seseorang atau sekelompok orang
yang memasang plang di desa mereka dengan slogan “Anda Memasuki
Daerah Anti Narkoba, Anti Kekerasan, Anti Korupsi” pun merupakan
bagian dari gerakan Sigi Religi.
Program maupun kegiatan pemerintah Kabupaten Sigi dari setiap
SKPD yang secara langsung maupun tidak langsung diorientasikan
untuk mencapai Sigi yang Religi, hendaknya memastikan setiap upaya
masyarakat untuk disinergiskan, didorong, difasilitasi, bahkan dikawal
untuk capaian yang optimal. Upaya-upaya untuk membangun,
mengembangkan, dan menyambung silaturahmi antarumat beragama
yang diinisiasi organisasi keagamaan di Kabupaten Sigi pun menjadi
sandaran pemerintah untuk diwujudkan. Demikian pula sebaliknya,
program maupun kegiatan pemerintah yang bermaksud menciptakan
harmoni sosial di seluruh wilayah Kabupaten Sigi, baik yang diinisasi
pemerintah desa, kecamatan, maupun kabupaten selayaknyalah
menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat.
3. SIGI HIJAU
Membaca sekilas Sigi Hijau tanpa mengetahui dan memahami
persis alasan-alasan filosofis pelabelan ini, mungkin dipandang tidak
mengandung arti dengan makna khusus yang penting dan patut
dipancang sebagai salah satu program khusus. Sesungguhnya,
pelabelan SIGI HIJAU berangkat dari kontemplasi dengan rasionalisasi
yang kuat, apalagi hal ini akan berkonsekuensi pada munculnya
pendapat sebagian orang yang akan memandang SIGI HIJAU sebagai
identitas daerah.
Sebagian besar pandangan filosofis memaknakan warna HIJAU
sebagai perlambang ALAM, menyimbolkan kehidupan, kelahiran,
pembaruan, kesejukan, kedamaian, dan keseimbangan. Untuk
sebagian besar tanaman, bibit yang tumbuh dipastikan hidup dan
berlanjut mencapai kematangannya ditunjukkan dengan warna hijau
muda dan seterusnya menjadi hijau matang atau hijau daun seperti
yang dikenal secara umum. Memandang ALAM yang hijau dari
kejauhan melahirkan rasa damai dan tenang serta membantu
menyeimbangkan keadaan jiwa seseorang. Berada di tengah alam yang
hijau akan memperoleh suasana mental yang tenang, damai, dan
kesegaran lahir batin yang kuat karena memperoleh udara yang segar.
Hijaunya Alam memberi makna bagi manusia untuk membangun
harapan untuk mempertahankan kehidupannya dalam keseimbangan
rasa yang tenang, teduh, damai dengan optimis. Tentu dapat
dibayangkan bila hutan yang hijau dengan pohon-pohon yang memberi
kepastian tersedianya sumber air, perlindungan dari bencana, rasa
damai ketika memandangnya, tak ada lagi, manusia akan kehilangan
optimisme dan harapan mempertahankan hidupnya, karena sumber-
sumber penghidupan itu sendiri tidak tersedia.
SIGI HIJAU secara simbolik bermaksud menjelaskan sebuah
kondisi kehidupan yang damai, tenang, dan harmonis, di mana setiap
orang hidup dalam keadaan mental yang nyaman, aman, bebas dari
rasa takut, teguh, dan tabah saling berinteraksi berbagi manfaat dari
apa yang disediakan alam, mengelola dan merawatnya sedemikian
rupa untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan.
Program SIGI HIJAU bisa dimulai dari hal-hal kecil. Bisa dimulai
dengan membangun kesadaran lewat interaksi sehari-hari di warung-
warung kopi, di pematang sawah, di kantor-kantor, sekolah-sekolah.
Bisa dilakukan dengan menanam satu atau beberapa batang pohon di
halaman rumah, sekolah, kantor, di tepi jalan, bahkan di dalam hutan-
hutan dengan tanaman-tanaman tahunan yang produktif. Bisa dimulai
dengan memasukan mata pelajaran tentang nilai-nilai adat budaya
dalam pengelolaan dan pelestarian hutan di sekolah-sekolah SD, SMP,
SMU. Bisa pula dengan kontrol yang ketat dari pemerintah daerah
terhadap pemberian izin-izin pemanfaatan hutan untuk perusahaan-
perusahaan yang selama ini menyumbang pada kerusakan hutan.
Untuk mengejawantahkan misi V yaitu meningkatkan pengelolaan
sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan, maka perlu
program Sigi Hijau. Luas Kawasan Pelestarian Alam (KPA) di dalam
wilayah Kabupaten Sigi adalah 115.906,53 ha yang terdiri dari Taman
Nasional Lore Lindu (TNLL). 112.792,08 ha dan Taman Wisata Alam
Wera dan Tahura Poboya, dengan luas total 3.114,45 ha. Sesuai
dengan tujuannya, penetapan TNLL mengandung maksud untuk
melestarikan ekosistem asli. Pemerintah Kabupaten Sigi, memandang
bahwa kekayaan sumberdaya alam, dalam bentuk keanekaragaman
hayati dan ekosistemnya yang terdapat di Kabupaten Sigi merupakan
anugrah bagi Kabupaten Sigi. Sebagai konsekuensi akan adanya hal
tersebut, maka pemerintah Kabupaten Sigi perlu turut serta dalam
upaya perlindungan dan pengelolaannya secara arif dan berkelanjutan,
untuk memastikan dan menjamin agar keberlanjutan fungsi-fungsi
ekosistem, sebagai pendukung kehidupan manusia. Anugrah tersebut
juga perlu dijaga, dipelihara dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh
generasi saat ini dan generasi di masa yang akan datang. Potensi
sumber energy terbarukan di Kabupaten Sigi berupa danau dan sungai
yang cukup potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan data yang
ada, potensi SDA yang ada meliputi Danau Lindu dengan kapasitas
pembangkitan 60 MW dan Sungai Mirowa di Kecamatan Palolo sebesar
0,2 MW. Selain itu, pengembangan pembangkit di Sungai Lariang juga
masih sangat memungkinkan dengan melihat potensi debit Sungai
Lariang yang sangat baik. Indikasi awal lokasi untuk pembangunan
mikrohidro pada S. Lariang adalah di wilayah hulu S. Lariang di
Kecamatan Kulawi Selatan dan Kecamatan Pipikoro yang memiliki
ketinggian yang cukup untuk gravitasi air menuju turbin. Potensi
sungai lain masih belum diteliti secara lebih lanjut oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi Tengah. Pemanfaatan
aliran sungai yang debitnya cukup tinggi dapat menggunakan teknologi
mikrohidro. Teknologi ini relatif lebih murah dibanding membangun
pembangkit dengan kapasitas yang besar sehingga dapat
dikembangkan pada desa-desa yang dialiri air sungai. Dengan Sigi
hijau diharapkan mampu membuat nuansa Sigi berbeda dengan
daerah lain karena di Sigi ada kesejukan, ketenangan dan bahkan
dengan Sigi hijau, maka cadangan sumberdaya air yang
peruntukannya untuk sumberdaya terbarukan dapat terpelihara
dengan baik.

4.4 ISU STRATEGIS INTERNAL


2. Lemahnya kualitas maupun kuantitas pada beberapa aspek yang
mengakibatkan lemahnya kinerja aparat desa, tiga aspek dimaksud
adalah:
1) Aspek Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan Pemerintah Desa Morui perlu disikapi
dengan kegiatan-kegiatan dalam bentuk analisis kelembagan yang
memungkinkan adanya re-struktirisasiorganisasi Pemerintah Desa
dalam rangka penyelanggaran pemerintah desa yang baik, efektif
dan efisien.
2) Aspek Manajemen
Pada tataran aspek manajemen Pemerintah Desa Morui perlu
adanya komitmen dan keseriusan pembenahan manajemen/
pengelolaan penyelenggaraan pemerintah desa yang akan
berdampak secara langsung terhadap pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan masyarakat. Dalam pembenahan manajemen
pemerintahan desa perlu mengkaji ulang tentang siapa
melakukanapadanakanmenghasilkanapa,sesuai dengantugaspokok
dan fungsi masing-masing aparat/perangkat desa.
3) Aspek Program
Aspek program dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat perlu
mendapat perhatian serius, karena dalam perencanaan dan
pelaksanaannya relative sangat jauh dari kesempurnaan, sampai
saat dokumen ini disusun desa dalam penyelanggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pelayanaan
terhadap masyarakat tanpa melalui proses perencanaan yang
matang dan cenderung “dadakan serta asal-asalan”
3. Komitment antara perangkat masih rendah; artinya masih adanya
pemahaman di antara perangkat desa bahwa, jika suatu
pekerjaan/kegiatan yang bukan tugas pokok dan fungsi ada
kecenderungan keengganan untuk ikut berperan dalamprosesnya,
disamping itu aparat/perangkat yang bersangkutan terkadang juga
kurang tanggap/respon terhadap permasalahan- permasalahan yang
dihadapi, yang mestinya menjadi tugas dan tanggung jawannya sesuai
dengan Tugas Pokok dan fungsinya (TUPOKSI).
4. Lemahnya sumber daya yang dimiliki oleh desa Morui: lemahnya SDM
bukan berarti aparat/perangkat desa tidak bisa sama sekali berbuat
sesuatu, akan tetapi SDM aparat/perangkat memang harus ada proses
peningkatan baik dari segi pengetahuan, keahlian dan kecakapannya
dalam menjalankan fungsi sebagai pelayan masyarakat, sesuai dengan
perkembangan pola/model penyelnggaraan pemerintahan dan
pembangunan.

4.5 ISU STRATEGIS EKSTERNAL


1. Berkembangnya berbagai macam pemberdayaan masyarakat:
berkembangnya berbagai model pemberdayaan masyarakat adalah
merupakan peluang positif yang harus di sikapi secara cerdas dalam
rangka peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
2. Pendidikan rendah, kesehatan kurang baik, pengangguran dan
kemiskinan serta lemahnya kesadaran hukum; rendahnya pendidikan
masyarakat, rendahnya kwalitas kesehatan pengangguran dan
kemiskinan adalah berbagai persoalan serius yang harus segera di
carikan solusi/jalan keluar pemecahannya, baik dengan inisiatif
program mandiri maupun membangun jaringan komunikasi baik
dengan pemerintah (Pusat/Propinsi/Kabupaten) maupun dengan pihak
swasta.
3. Adanya kesenjangan social antar kelompok masyarakat: kesenjangan
antar kelompok/komponen masyarakat sangat mungkin terjadi dengan
adanya perubahan situsi-situasi tertentu baik situasi politik maupun
ekonomi, hal ini jika di biarkan akan mengakibatkan resistensi konflik
sosial masyarakat yang pada gilirannya akan mengganggu stabilitas
keamanan dan akan juga berdampak pada mandeknya proses
pembangunan.

4.6 SASARAN STRATEGIS


Berdasarkan hasil analisis baik internal maupun eksternal terhadap
isu-isu utama, Pemerintah Desa Morui Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi
menetapkan garis-garis besar sasaran strategis yang hendak dicapai, antara
lain:

1. Sasaran Pembangunan
1) Meningkatnya profesionalisme aparat pemerintah desa dalam
pengelolaan pembangunan.
2) Tersusunnya dokumen pola perencanaan program pembangunan
yang terintegrasi dan terpadu.
3) Tersedinya anggaran pembiayaan baik dari swadaya masyarakat
mapun dana APBD Pemerintah Kabupaten Sigi maupun dana
program-program pembangunan lainnya.
2. Sasaran Pemberdayaan
1) Terwujudnya pelayanan masyarakat yang efisien, berkualitas,
profesional, dan partisipatif.
2) Tersedianya SDM aparat yang memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
3) Tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas umum yang
memadai
4) Tersedianya sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang bersumber
baik dari swadaya masyarakat maupun Pemerintah.
3. Sasaran Pelayanan
1) Berkembangnya lembaga kemasyarakatan maupun lembaga
ekonomi, sosial, budaya dan agama yang mandiri.
2) Terwujudnya dukungan dan partisipasi masyarakat
3) Tersedianya anggaran pembiayaan baik dari swadaya masyarakat
maupun dari APBD Pemerintah Kabupaten Sigi.

4.7 ANALISIS STRATEGIS


Analisis internal dan eksternal atau yang biasa disebut dengan
analisis SWOT (Strength, Weakneses, Oportunities, Threats) digunakan
untuk menentukan posisi desa saat ini dalam perencanaan strategis sebagai
pihak penyelenggara pemerintah, pengelola pembangunan, dan pelayan
masyarakat di tingkat desa. Analisis ini merupakan hasil identifikasi pada
faktor-faktorinternal(kekuatandan kelemahan),meliputi
bidangpenyelenggaraanpemerintahan, pengelolaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat. Sedang factor eksternal (peluang dan
ancaman) meliputi kondisi makro sosial, ekonomi, budaya, politik,
ketertiban dan keamanan baik yang berskala nasional, regional maupun
daerah secara umum maupun secara khusus wilayah desa, yang akan
berpengaruh pada kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan, pengelolaan
pembangunan dan pelayanan guna mendorong keberhasilan otonomi
daerah.
Adapun hasil analisis SWOT Desa Morui Kecamatan Pipikoro adalah
sebagai berikut :

IDENTIFIKASI INTERNAL

KEKUATAN KELEMAHAN

Memiliki kantor desa Rendahnya SDM aparatur


Memiliki beberapa Peraturan pemerintah desa
Desa. Masih belum bisa menjalankan
Terbangunnya hubungan kerja peraturan-peraturan desa yang
yang harmonis antar perangkat telah dibuat
desa Minimnya penghasilan aparatur
Perangkat desa bekerja dengan pemerintah desa
penuh pengabdian dan bermoral Minimnya sarana dan prasarana
pendukung pelayananmasyarakat
Jumlah aparatur desa kurang
memadai.

IDENTIFIKASI EKSTERNAL

PELUANG ANCAMAN

Hubungan yang sinergis antar Kurangnya stabilitas keamanan


kelompok-kelompok masyarakat dan ketentraman
Tersedianya akses tranportasi. Menurunnya kegiatan gotong
Adanya program-program royong masyarakat.
pemberdayaan dari pemerintah Minimnya dukungan
(Penyuluh Pertanian, P3MD, dariPemerintah Kabupaten
Kemitraan Kelembagaan, dll) Rendahnya tingkat produktifitas
Adanya peran serta dari para ekonomi masyarakat.
Ulama (tokoh agama) Meningkatnya angka
Pengangguran.
BAB 5 VISI, MISI,TUJUAN
DAN SASARAN

5.1 VISI
Berangkat dari hasil pengamatan secara komfrehensip berdasarkan kondisi
realitas sosial, ekonomi, pendidikan serta tata kelola pemerintah desa Morui saat
ini serta perkembangan situasi dan kondisi kekinian yang akan berdampak pada
pembangunan desa kedepan ,maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Desa), dalam kurun waktu enam tahun ke depan (tahun
2017-2022), disusun visi sebagai berikut
“ TERBAGUNNYA SISTEM PEMERINTAH DESA MORUI YANG BAIK DAN
BERSIH, MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA, ADIL
DAN SEJAHTERA”
Penjelasan visi tersebut, akan merujuk pada sasaran pokok RPJMDes Desa
Morui periode berkenaan,Sebagai berikut :
1. Pemerintah Desa yang Baik mengandung Pengertian: Mewujudkan
pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang amanat dengan Penuh
Tanggung Jawab sebagai Penyelenggara UrusanPemerintahan dan Loyalitas
Megutamakan Pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.
2. Yang dimaksud Pemerintahan yang bersih mengandung Pengertian :
melibatkan partisipatif masyarakat dalam Penetapan Prioritas
Pembangunan, Memberikan pelimpahan Kewenagan Kepada unsur
Pemerintah Desa dan Kelembagaan Masyarakat Desa, serta keterbukaan
Informasi publik yang transparansi, dan akuntabilitasKepada Masyarakat
umum berdasarkan Peraturan Undang-undang yang berlaku.
3. Yang dimaksud masyarakat yang lebih Berbudayaadalah bahwa
diupayakan : menjunjung tinggi nilai keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Megedepankan keharmonisan Adat istiadat berdasarkan Kearifan Lokal
dan membina kerukunan hubungan Sosial Masyarakat.
4. Yang dimaksud Masyarakat yang Adil mengandung pengertian diupayakan
: tidak membeda-bedakan kelompok atau golongan masyarakat, Menjaga
Keamanan Ketertiban Lingkungan dan menjamin Penegakan Perlindungan
hukum kepada masyarakat desa.
5. Yang dimaksud masyarakat yang lebih sejahtera adalah bahwa
diupayakan : Penggelolaan Sumber daya alam yang bekelanjutan dan
peningkatan kebutuhan pelayanan Dasar Desa guna menjamin tercapainya
ketercukupan kebutuhan masyarakat secara lahir dan batin (sandang,
pangan, papan) sebagai dampak positif dalam pelaksanaan program
pembangunan desa.
5.2 MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan hukum, berkeadilan,
kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung perekonomian
desa, seperti jalan, jembatan serta infrastruktur strategis lainnya.
3. Meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan untuk mendorong derajat
kesehatan masyarakat agar dapat bekerja lebih optimal dan memiliki harapan
hidup yang lebih panjang.
4. Meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan untuk mendorong
peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan dan
daya saing yang lebih baik.
5. Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin tumbuh
dan berkembangnya pembangunan di bidang pertanian dalam arti luas,
industri dan Perdaganagan.
6. Mengupayakan pelestarian sumber daya alam dan Kebudayaan untuk
memenuhi kebutuhan pemerataan pembangunan guna meningkatkan
perekonomian.

5.3 TUJUAN DAN SASARAN


1. Untuk mencapai misi 1, yaitu “Menciptakan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan
hukum, berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan
kepada masyarakat.” maka tujuan dan sasaranpembangunannya meliputi :
a. Meningkatkan pelayanan bidang pemerintahan kepada masyarakat
dengan sasaran sebagai berikut :
a) Meningkatnya penataan administrasi kependudukan.
b) Meningkatnya pencapaian kesetaraan gender, pemberdayaan
perempuan, kualitas perlindungan anak dan pelayanan program
keluarga berencana.
c) Meningkatnya aktifitas pembinaan pendidikan politik masyarakat.
d) Dalam perencanaan pembangunan desa diberbagai aspek dengan
mempertimbangkan kesetaraan gender.
b. Meningkatkan kualitas demokratisasi di desa, dengan sasaran antara lain
:
a) Meningkatnya iklim politik yang kondusif bagi berkembangnya
kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik yang semakin seimbang
dengan peningkatan kepatuhan hukum.
b) Meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan pemilihan umum dan
pemilihan kepala desa yang demokratis, rahasia dengan tingkat
partisipasi optimal.
c. Meningkatkan transparansi dan rasa keadilan serta ketertiban
masyarakat dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya layanan informasi dan komunikasi.
b) Meningkatnya kepatuhan semua pihak terhadap tegaknya hukum
yang berlaku.
c) Meningkatkan kepercayaan dan penghormatan publik kepada
aparatur pemerintahan desa.
2. Untuk mencapai misi 2, yaitu “Meningkatkan pembangunan infrastruktur
yang mendukung perekonomian desa, seperti jalan, jembatan serta
infrastruktur strategis lainnya.” maka tujuan dansasaran pembangunan
tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana
perekonomian desa, dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana transportasi;
b) Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana pertanian dalam arti
luas;
c) Meningkatkan Kesediaan Sarana Prasarana Sumber Energi Baru dan
terbaharukan dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro;
d) Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana perdagangan;
e) Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana pengembangan industri
di bidang pertanian.
b. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan pelayanan kesehatan
desa, dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya ketersediaan pusat pelayanan kesehatan di desa.
b) Meningkatnya ketersediaan alat-alat pelayanan kesehatan di desa.
c) Meningkatkan Kesediaan Kebutuhan Air bersih berskala desa
c. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana
pendidikan, dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya ketersediaan pusat-puast kegiatan pendidikan.
b) Meningkatnya ketersediaan sarana penunjang kegiatan pendidikan.
d. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana bidang
pemerintahan, dengan sasaran :
a) Meningkatnya ketersediaan gedung-gedung perkantoran beserta
peralatannya bagi kegiatan pemerintahan desa dan lembaga
kemasyarakatan desa.
3. Untuk mencapai misi 3, yaitu “Meningkatkan pembangunan di bidang
kesehatan untuk mendorong derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja
lebih optimal dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang.” maka tujuan
dan sasaran pembangunan tahun 2017-2022yang akan dilaksanakan adalah
:
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, dengan sasaran
antara lain :
a) Meningkatnya umur harapan hidup masyarakat.
b) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan.
c) Menurunnya angka kematian bayi.
d) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anakbalita.
b. Meningkatkan optimalisasi kesehatan masyarakat, dengan sasaran :
a) Semakin minimalnya presentase absensi para Pekerja /pegawai/
aparat yang disebabkan gangguan kesehatan.
b) Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular.
4. Untuk mencapai misi 4, yaitu “Meningkatkan pembangunan di bidang
pendidikan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar
memiliki kecerdasan dan daya saing yang lebih baik.” maka tujuan dan
sasaran pembangunan tahun 2017-2022 yangakan dilaksanakan adalah :
a. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke
atas.
b) Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas.
c) Meningkatnya APM dan APK pendidikan SD sampai dengan SLTA.
b. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, dengan sasaran :
a) Meningkatnya tingkat kebekerjaan lulusan pendidikan kejuruan.
c. Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang
pembangunan, dengan sasaran antara lain sebagai berikut :
a) Meningkatnya revitalisasi organisasi kepemudaan (karang taruna).
b) Meningkatnya penguasaan teknologi, jiwa kewirausahaan dan
kreativitas pemuda.
d. Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga pada masyarakat, dengan
sasaran :
a) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga.
b) Meningkatnya prestasi olahraga di semua tingkatan.
5. Untuk mencapai misi 5, yaitu “Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan
mendorong semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan di bidang
pertanian dalam arti luas, industri dan perdagangan.” maka tujuan dan
sasaran pembangunannya antaralain :
a. Meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas, dengan sasaran
sebagai berikut :
a) Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan dan
holtikultura.
b) Meningkatnya produksi peternakan dan perikanan.
b. Meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian dalam arti luas,
dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya akses pemasaran hasil produksi tanaman pangan,
holtikultura,dan peternakan.
c. Meningkatkan pemberdayaan para pelaku usaha pertanian dalam arti
luas, dengan sasaran :
a) Meningkatnya peran pemberdayaan para pelaku pertanian dalam
upaya peningkatan produksi pertanian.
b) Meningkatnya keberhasilan pencegahan dan penanggulangan hama
serta penyakit tanaman.
d. Meningkatkan penguasaan ketrampilan dan pembinaan pelaku usaha
industri dan perdagangan dengan sasaran antara lain :
a) Meningkatnya ketrampilan usaha industri kecil dan berkembangnya
usaha industri.
b) Meningkat dan berkembangnya usaha perdagangan masyarakat.
c) Meningkatnya dan berkembangnya lembaga keuangan mikro
dan/atau koperasi sebagai wadah aktifitas ekonomi masyarakat.
6. Untuk mencapai misi 6, yaitu “Mengupayakan pelestarian sumber daya alam
dan Kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan pemerataan pembangunan guna
meningkatkan perekonomian.” Maka tujuan dan sasaranpembangunan 6
(Enam) tahun ke depan antara lain :
a. Meningkatkan pengendalian perencanaan dan perusakan lingkungan
hidup dengan sasaran sebagai berikut :
a) Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian
lingkungan.
b) Meningkatkan sarana prasarna perumahan pemukiman warga.
c) Meningkatnya Pelestarian kebudyaan sebagai ciri khas kearifan
lokal.
b. Meningkatkan upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam
dengan sasaran :
a) Meningkatnya upaya reboisasi.
b) Meningkatnya ketersediaan air tanah/sumber air.
c) Meningkatkan upaya pencagahan dan penanggulangan bencana
alam.
5.4 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi : “ Terbagunnya Sistem Pemerintah Desa Morui Yang Baik Dan Bersih, Mewujudkan KehidupanMasyarakat Yang Berbudaya, Adil Dan
Sejahtera”

Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Menciptakan tata kelola 1. Meningkatkan pelayanan bidang a. 1) Meningkatkan kualitas SDM a) Meningkatkan kualitasSDM
Meningkatnya penataan administrasi
pemerintahan yang baik (good pemerintahan kepada masyarakat. aparatur pemerintah desa dan aparatur pemerintahan desa
kependudukan. etos kerja birokrasi. sesuai kompetensi yang
governance)berdasarkandemokratisa
si, transparansi,penegakan b. Meningkatnya pencapaian kesetaraan gender, 2) Meningkatkan kesempatan dibutuhkan.
pemberdayaan perempuan, kualitas dan peran serta secara aktif b) Meningkatkan transparansi,
hukum,berkeadilan, pengawasan masyarakat partisipasi dan akuntabilitas dalam
Danmengutamakanpelayanan perlindungan anak dan pelayanan program
keluarga berencana. (controlpublic). penyelenggaraan pemerintahan
kepadamasyarakat. 3) Meningkatkan transparansi, desa.
c. Meningkatnya aktifitas pembinaan pendidikan partisipasi dan akuntabilitas c) Meningkatkan tata kelola
politik masyarakat perencanaan pembangunan pemerintahan desa
d. Dalam perencanaan pembangunan desa dan penyelenggaraan d) Meningkatkan pelayanan kualitas
pemerintahan termasuk pelayanan publik di berbagai
diberbagai aspek dengan mempertimbangkan keuangan desa. bidang pelayanan
kesetaraan gender. e) Meningkatkan kualitas
2. Meningkatkan kualitas a. Meningkatnya iklim politik yang kondusif bagi penyelenggaraan pemerintahan
demokratisasi di desa. berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan desa yang demokratis
hak-hak politik yang semakin seimbang dengan f) Meningkatkan kesetaraan dan
peningkatan kepatuhan hukum. keadilan gender dalam
b. Meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan.
pemilihan umum dan pemilihan kepala desa
yang demokratis, rahasia dengan tingkat
partisipasi optimal.
3. Meningkatkan transparansi dan a. Meningkatnya layanan informasi dan
rasa keadilan serta ketertiban komunikasi.
masyarakat. b. Meningkatnya kepatuhan semua pihak
terhadap tegaknya hukum yang berlaku.
c. Meningkatkan kepercayaan dan penghormatan
publik kepada aparatur pemerintahan desa.
Meningkatkan pembangunan 1. Meningkatkan pembangunan dan a. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana (1) Meningkatkan pembangunan (a) Meningkatkan kualitas dan
infrastruktur yang mendukung pemeliharaan sarana prasarana transportasi; sarpras ekonomi. kuantitas jalan dan jembatan.
perekonomian desa, seperti jalan, perekonomian desa b. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana (2) Meningkatkan pembangunan (b) Meningkatkan sarpras ekonomi
sarpras pertanian dalam arti hasil pertanian dalam arti luas,
jembatan serta infrastruktur strategis pertanian dalam arti luas;
luas. Industri dan perdagangan
lainnya c. Meningkatkan Kesediaan Sarana Prasarana (3) Meningkatkan pembangunan (c) Meningkatkan sarana prasarana
Sumber Energi Baru dan terbaharukan dan dan pemeliharaan sarpras kesehatan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro; pendidikan. (d) Meningkatkan sarana prasarana
d. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana (4) Meningkatkan pembangunan pendidikan.
perdagangan; dan pemeliharaan sarpras di (e) Meningkatkan sarana prasarana
e. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana bidang pemerintahan. bidang pemerintahan.
pengembangan industri di bidang pertanian.
2. Meningkatkan pembangunan dan a. Meningkatnya ketersediaan pusat pelayanan
pemeliharaan pelayanan kesehatan di desa.
kesehatan desa, b. Meningkatnya ketersediaan alat-alat pelayanan
kesehatan di desa.
c. Meningkatkan Kesediaan Kebutuhan Air bersih
berskala desa
3. Meningkatkan pembangunan dan a. Meningkatnya ketersediaan pusat-puast
pemeliharaan sarana prasarana kegiatan pendidikan.
pendidikan b. Meningkatnya ketersediaan sarana penunjang
kegiatan pendidikan
4. Meningkatkan pembangunan dan a. Meningkatnya ketersediaan gedung-gedung
pemeliharaan sarana prasarana perkantoran beserta peralatannya bagi kegiatan
bidang pemerintahan pemerintahan desa dan lembaga
kemasyarakatan desa.
Meningkatkan pembangunan di 1. Meningkatkan derajat kesehatan a. Meningkatnya umur harapan hidup masyarakat. (1) Meningkatkan cakupan (a) Meningkatkan upaya pelayanan
bidang kesehatan untuk mendorong dan gizi masyarakat b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan. pelayanan kesehatan dasar kesehatan secara profesional.
derajat kesehatan masyarakat agar c. Menurunnya angka kematian bayi. dan rujukan bagi penduduk (b) Meningkatkan standar pelayanan
miskin. minimal di bidang pelayanan
dapat bekerja lebih optimal dan d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada
(2) Meningkatkan usaha promosi kesehatan.
memiliki harapan hidup yang lebih anakbalita. dan pencegahan penyakit.
panjang 2. Meningkatkan optimalisasi a. Semakin minimalnya presentase absensi para (3) Meningkatkan peran serta
kesehatan masyarakat Pekerja /pegawai/ aparat yang disebabkan pemberdayaan masyarakat.
gangguan kesehatan.
b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit
menular.
Meningkatkan pembangunan di 1. Meningkatkan taraf pendidikan a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk (1) Meningkatkan fasilitas bantuan (a) Meningkatkan penyelenggaraan
bidang pendidikan untuk mendorong masyarakat berusia 15 tahun ke atas. operasional satuan pendidikan pendidikan di semua jenjang
peningkatan kualitas sumber daya b. Menurunnya angka buta aksara penduduk yang ada di desa. pendidikan.
(2) Meningkatkan fasilitas bantuan (b) Meningkatkan kualitas proses
manusia agar memiliki kecerdasan berusia 15 tahun ke atas.
operasional di bidang pendidikan dan produk lulusan
dan daya saing yang lebih baik c. Meningkatnya APM dan APK pendidikan SD pendidikan.
sampai dengan SLTA. pendidikan, pembinaan pemuda
dan olahraga. (c) Meningkatkan partisipasi dan
2. Meningkatkan kualitas dan a. Meningkatnya tingkat kebekerjaan lulusan peran serta aktif masyarakat
relevansi pendidikan pendidikan kejuruan dalam bidang pendidikan,
pembinaan pemuda dan olahraga.
3. Meningkatkan partisipasi dan a. Meningkatnya revitalisasi organisasi
peran aktif pemuda kepemudaan (karang taruna).
b. Meningkatnya penguasaan teknologi, jiwa
kewirausahaan dan kreativitas pemuda.
4. Meningkatkan budaya dan prestasi a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
olahraga pada masyarakat kegiatan olahraga.
b. Meningkatnya prestasi olahraga di semua
tingkatan.
Meningkatkan pembangunan 1. Meningkatkan produksi pertanian a. Meningkatnya produksi pertanian tanaman (1) Meningkatkan ketrampilan SDM (a) Meningkatkan Penggelolaan
ekonomi dengan mendorong semakin dalam arti luas pangan dan holtikultura. petani dalam arti luas dalam BUMDes dan Koperasi Desa
tumbuh dan berkembangnya b. Meningkatnya produksi peternakan dan upaya peningkatan produksi. Untuk Mendorong produktivitas
(2) Meningkatkan pendampingan Perekonomian dan pemasaran
pembangunan di bidang pertanian perikanan.
dalam arti luas, industri dan 2. Meningkatkan pemasaran hasil a. Meningkatnya akses pemasaran hasil produksi petani untuk menjadi mitra produk unggulan.
perdagangan produksi pertanian dalam arti luas tanaman pangan, holtikultura,dan peternakan. usaha dengan pelaku (b) Meningkatkan kemampuan
3. Meningkatkan pemberdayaan para a. Meningkatnya peran pemberdayaan para perdagangan. pengolahan lahan, teknik
(3) Meningkatkan peran BUMDes budidaya, pengolahan pasca
pelaku usaha pertanian pelaku pertanian dalam upaya peningkatan dan Koperasi Desa serta panen, dan pemasaran serta
produksi pertanian. jejaring kemitraan serta promosi kemitraan.
b. Meningkatnya keberhasilan pencegahan dan dan akses pemasaran bagi (c) Meningkatkan penyediaan
penanggulangan hama serta penyakit tanaman. petani. pupuk,sarana produksi pertanian
4. Meningkatkan penguasaan a. Meningkatnya ketrampilan usaha industri kecil (4) Meningkatkan penyediaan dan TTG.
ketrampilan dan pembinaan pelaku dan berkembangnya usaha industri. sarana produksi TTG dan (d) Menguatkan kelompok tani,
usaha industri dan perdagangan b. Meningkat dan berkembangnya usaha pemberdayaan usaha tani. lembaga keuangan mikro untuk
modal petani, dan kelembagaan
perdagangan masyarakat.
ekonomi lainnya yang berbasis
c. Meningkatnya dan berkembangnya lembaga ekonomi masyarakat
keuangan mikro dan/atau koperasi sebagai
wadah aktifitas ekonomi masyarakat.
Mengupayakan pelestarian sumber 1. Meningkatkan pengendalian a. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap (1) Meningkatkan kesadaran (a) Meningkatkan pengawasan dan
daya alam dan Kebudayaan untuk perencanaan dan perusakan pelestarian lingkungan. masyarakat akan pentingnya pengendalian pencemaran
memenuhi kebutuhan pemerataan lingkungan hidup b. Meningkatkan sarana prasarna perumahan pelestarian lingkungan dan Lingkungan hidup yang
sumber daya alam. berkelanjutan.
pembangunan guna meningkatkan pemukiman warga.
(2) Mengoptimalkan peran serta (b) Meningkatkan kelestarian
perekonomian c. Meningkatnya Pelestarian kebudyaan sebagai masyarakat terutama organisasi lingkungan hidup dan
ciri khas kearifan lokal. masyarakat peduli lingkungan. Pemanfaataan sumber daya alam
2. Meningkatkan upaya perlindungan a. Meningkatnya upaya reboisasi. (3) Pengembangan wilayah untuk menambah nilai ekonomi
dan konservasi sumber daya alam b. Meningkatnya ketersediaan air tanah/sumber strategis dan cepat tumbuh masyarakat.
air. untuk memacu pertumbuhan di (c) Mewujudkan kondisi wilayah Desa
c. Meningkatkan upaya pencagahan dan seluruh wilayah dengan Morui yang hijau (dominasi
penanggulangan bencana alam. karakteristik masing-masing. vegetasi) dan tersedianya sumber
daya air yang lebih baik.
BAB 6 STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Strategi dan arah kebijakan adalah bagian pedoman dalam mencapai program
pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam dokumen RPJMDesa Tahun 2017-
2022. Strategi memuat rumusan dan Metodologi langkah-langkah secara
taktis,efektif dan terukur dalam menejamahkan sasaran dari RPJM Desa.
Sementara arah kebijakan memuat panduan tindakan yang lebih kongkrit yang
menjadi dasar sebuah program pembangunan setiap tahunnya.
strategi dan arah kebijakan pembangunan Desa Morui merupakan penjabaran
dari visi,misi, tujuan dan arah pembangunan Desa Morui adalah sebagai berikut:

6.1 STRATEGI
Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan desa
dirinci setiap misi dan tujuan sebagai berikut :
Misi 1: Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
berdasarkan demokratisasi, transparansi,penegakan hukum,
berkeadilan, kesetaraan gender danmengutamakan pelayanan
kepada masyarakat, dengan tujuan-tujuan :
1) Meningkatkan pelayanan bidang pemerintahan kepada
masyarakat.
2) Meningkatkan kualitas demokratisasi di desa.
3) Meningkatkan transparansi dan rasa keadilan serta ketertiban
masyarakat.
Strategi untuk mencapai misi ke-Satu dan tujuan-tujuannya adalah
sebagai berikut :
(1) Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah desa dan etos
kerja birokrasi.
(2) Meningkatkan kesempatan dan peran serta secara aktif
pengawasan masyarakat (control public).
(3) Meningkatkan transparansi, partisipasi dan akuntabilitas
perencanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan
termasuk keuangan desa.
Misi 2 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung
perekonomian desa, seperti jalan, jembatan serta infrastruktur
strategis lainnya, dengan tujuan :
1) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana
prasarana perekonomian desa.
2) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan pelayanan
kesehatan desa.
3) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan.
4) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana
prasarana bidang pemerintahan.
Strategi untuk mencapai misi ke-dua dan tujuan-tujuan diatas
adalah :
(5) Meningkatkan pembangunan sarpras ekonomi.
(6) Meningkatkan pembangunan sarpras pertanian dalam arti luas.
(7) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarpras
pendidikan.
(8) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarpras di
bidang pemerintahan.
Misi 3: Meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan untuk mendorong
derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja lebih optimal dan
memiliki harapan hidup yang lebih panjang, dengan tujuan :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
2) Meningkatkan optimalisasi kesehatan masyarakat.
Strategi untuk mencapai misi ke-Tiga dan tujuan-tujuan adalah
sebagai berikut :
(4) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
bagi penduduk miskin.
(5) Meningkatkan usaha promosi dan pencegahan penyakit.
(6) Meningkatkan peran serta pemberdayaan masyarakat.
Misi 4: Meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan untuk
mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia agar
memiliki kecerdasan dan daya saing yang lebih baik, dengan tujuan-
tujuan :
1) Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
2) Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan.
3) Meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai
bidang pembangunan.
4) Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga pada masyarakat.
Strategi untuk mencapai misi ke-Empat dan tujuan-tujuannya
adalah sebagai berikut :
(3) Meningkatkan fasilitas bantuan operasional satuan pendidikan
yang ada di desa.
(4) Meningkatkan fasilitas bantuan operasional di bidang
pendidikan, pembinaan pemuda dan olahraga.
Misi 5: Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin
tumbuh dan berkembangnya pembangunan di bidang pertanian
dalam arti luas, industri, dan perdagangan dengan tujuan-tujuan :
1) Meningkatkan produksi pertanian dalam arti luas.
2) Meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian dalam arti
luas.
3) Meningkatkan pemberdayaan para pelaku usaha pertanian
dalam arti luas.
4) Meningkatkan penguasaan ketrampilan dan pembinaan pelaku
usaha industri dan perdagangan.
Strategi untuk mencapai misi ke-Lima dan tujuan-tujuannya
adalah sebagai berikut :
(5) Meningkatkan ketrampilan SDM petani dalam arti luas dalam
upaya peningkatan produksi.
(6) Meningkatkan pendampingan petani untuk menjadi mitra usaha
dengan pelaku perdagangan.
(7) Meningkatkan peran BUMDes dan Koperasi Desa serta jejaring
kemitraan serta promosi dan akses pemasaran bagi petani.
(8) Meningkatkan penyediaan sarana produksi TTG dan
pemberdayaan usaha tani.
Misi 6: Mengupayakan pelestarian sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan dan pemerataan pembangunan guna meningkatkan
perekonomian, dengan tujuan-tujuan :
2) Meningkatkan pengendalian perencanaan dan perusakan
lingkungan hidup.
3) Meningkatkan upaya perlindungan dan konservasi sumber daya
alam.
Strategi untuk mencapai misi keenam dan tujuan-tujuannya adalah
sebagai berikut :
(1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
(2) Mengoptimalkan peran serta masyarakat terutama organisasi
masyarakat peduli lingkungan.
(3) Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh untuk
memacu pertumbuhan di seluruh wilayah dengan karakteristik
masing-masing.

6.2 ARAH KEBIJAKAN


Berdasarkan pada misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta strategi
yang ditempuh, maka arah kebijakan yang dituju secara rinci adalah sebagai
berikut :
Misi 1: Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan
hukum, berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan
pelayanan kepada masyarakat, dengan tiga tujuan Strategi diatas,
maka arah kebijakan yang akan dituju adalah :
(a) Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintahan desa sesuai
kompetensi yang dibutuhkan.
(b) Meningkatkan transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa.
(c) Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa.
(d) Meningkatkan pelayanan kualitas pelayanan publik diberbagai
bidang pelayanan.
(e) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa yang
demokratis.
(f) Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam
pembangunan.
Misi 2: Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung
perekonomian desa, seperti jalan, jembatan serta infrastruktur
strategis lainnya, dengan empat tujuan diatas, maka arah kebijakan
yang akan dituju antara lain :
(f) Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan.
(g) Meningkatkan sarpras ekonomi hasil pertanian dalam arti luas,
Industri dan perdagangan
(h) Meningkatkan sarana prasarana kesehatan.
(i) Meningkatkan sarana prasarana pendidikan.
(j) Meningkatkan sarana prasarana bidang pemerintahan.
Misi 3: Meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan untuk mendorong
derajat kesehatan masyarakat agar dapat bekerja lebih optimal dan
memiliki harapan hidup yang lebih panjang dengan dua tujuan
diatas, maka arah kebijakan yang akan dituju adalah sebagai berikut:
(c) Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional.
(d) Meningkatkan standar pelayanan minimal di bidang pelayanan
kesehatan.
Misi 4: Meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan untuk mendorong
peningkatan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kecerdasan
dan daya saing yang lebih baik, dengan empat tujuan diatas, maka
arah kebijakan yang ditempuh meliputi :
(d) Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di semua jenjang
pendidikan.
(e) Meningkatkan kualitas proses pendidikan dan produk lulusan
pendidikan.
(f) Meningkatkan partisipasi dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang pendidikan, pembinaan pemuda dan olahraga.
Misi 5: Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin
tumbuh dan berkembangnya pembangunan di bidang pertanian
dalam arti luas, industri, dan perdagangan dengan empat tujuan
didepan, maka arah kebijakan yang diambil antara lain :
(e) Meningkatkan Penggelolaan BUMDes dan Koperasi Desa Untuk
Mendorong produktivitas Perekonomian dan pemasaran produk
unggulan.
(f) Meningkatkan kemampuan pengolahan lahan, teknik budidaya,
pengolahan pasca panen, dan pemasaran serta kemitraan.
(g) Meningkatkan penyediaan pupuk,sarana produksi pertanian dan
TTG.
(h) Menguatkan kelompok tani, lembaga keuangan mikro untuk
modal petani, dan kelembagaan ekonomi lainnya yang berbasis
ekonomi masyarakat.
Misi 6: Mengupayakan pelestarian sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan dan pemerataan pembangunan guna meningkatkan
perekonomian, dengan dua tujuan diatas maka arah kebijakan yang
akan dituju adalah :
(a) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran
Lingkungan hidup yang berkelanjutan.
(b) Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan Pemanfaataan
sumber daya alam untuk menambah nilai ekonomi masyarakat.
(c) Mewujudkan kondisi wilayah Desa Morui yang hijau (dominasi
vegetasi) dan tersedianya sumber daya air yang lebih baik.

6.3 KEBIJAKAN UMUM


perumusan kebijakan umum dan program pembangunan Desa Morui
ini bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan
pemerintahan daerah dan Pemerintah Desa dengan rumusan indikator
kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan
jangka menengah Desa berdasarkan strategis dan arah kebijakan yang
ditetapkan serta guna mencapai sinergitas dan sinkronisasi Kebijakan program
Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa ke depan berdasarkan
kewenangan Desa yaitu sebagai berikut :

6.3.1 Kebijakan Umum Daerah/Kabupaten


1. Urusan Pendidikan
Dengan Kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
b. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
c. Pemantapan penyelenggaraan pemerintahan yang baik Penguasaan
dan penerapan teknologi informasi guna memperkuat daya saing
daerah.
d. Peningkatan dan penguatan masyarakat dalam partisipasi
pendidikan.
Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program:
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan : Meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan
melalui jalur formal seperti Taman Kanak-kanak (TK),
dan bentuk lain yang sederajat,
Sasaran : Semua anak usia dini memiliki kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Tujuan : Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan
pendidikan dasar yang berkualitas dan terjangkau,
Sasaran : Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK), Angka
Partisipasi Murni (APM), dan Angka Partisipasi sekolah
SD Termasuk MI dan Paket A serta SMP, MTs dan
Paket B.
c. Program Pendidikan Menengah
Tujuan : Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan
pendidikan menengah yang berkualitas dan terjangkau
Sasaran : Meningkatnya APK pendidikan menengah dan
meningkatnya akses pelayanan pendidikan menengah
yang berkualitas dan terjangkau.
d. Program Pendidikan Non Formal
Tujuan : Memberikan layanan pendidikan baik untuk laki-laki
maupun perempuan sebagai pengganti, penambah dan
atau pelengkap pendidikan non formal guna
mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan fungsional.
Sararan : Terwujudnya penguatan kelembagaan sarana dan
prasarana pendidikan non formal yang meliputi
pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan untuk
penduduk dewasa, pendidikan keterampilan, dan
pelatihan kerja serta pendidikan lain yang ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
secara lebih luas dan bervariasi.
e. Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan
Tujuan : Peningkatan kualitas layanan pendidik dengan
melakukan pendidikan dan latihan agar memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, pengembangan sistem
standarisasi dan sertifikasi profesi pendidik dan
penerapan standar profesionalisme dan sistem
pemantauan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
yang berbasis kinerja kelas, sekolah atau satuan
pendidikan lainnya, serta peningkatan rasio pendidik
dan tenaga kependidikan melalui pengangkatan,
penempatan, penyebaran pendidik, dan tenaga
kependidikan didasarkan pada kualifikasi, jumlah, dan
kompetensi.
Sasaran : Peningkatan kualitas layanan pendidik dan
peningkatan rasio pendidik dan tenaga kependidikan
yang berdampak pada peningkatan kualitas murid.
f. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
Tujuan : Meningkatnya budaya baca masyarakat dan pembinaan
perpustakaan daerah khususnya daerah yang sulit
terjangkau.
Sasaran : Meningkatnya minat baca masyarakat dan
meningkatnya rasio perpustakaan persatuan
penduduk.
g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di
daerah.
Sasaran : Meningkatnya Kinerja Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan terlaksananya pemetaan sarana
prasarana pendidikan serta terwujudnya Pengelolaan
Pendidikan yang bertaraf Nasional dan Internasional.
h. Program Pendidikan Kesetaraan
Tujuan : Meningkatkan layanan dan akses pendidikan paket A,B
dan C
Sasaran : Meningkatnya motivasi belajar siswa paket A,B dan C
i. Program Kepengawasan Pendidikan
Tujuan : Meningkatkan Pemenuhan standar pelayanan minimal
pendidikan dasar ( SD, SMP )
Sasaran : Meningkatnya standar pelayanan minimal pendidikan
dasar ( SD, SMP )
1. Urusan Kesehatan
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif:
a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Tujuan : Melindungi masyarakat dari bahaya obat, makanan
dan penyalahgunaan obat dan Napza, dan alat
kesehatan.
Sasaran : Terkendalinya penyaluran obat, Napza dan terbebasnya
masyarakat dari penyalahgunaan obat, Napza, dan
serta alat kesehatan.
b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Tujuan : Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
Sasaran : Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
c. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai keluarga yang sadar gizi
Sasaran : Meningkatnya masyarakat yang sadar gizi,
terlaksananya refresing kader posyandu
d. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Tujuan : Meningkatkan pengembangan lingkungan yang sehat
dengan melaksanakan penyuluhan, sosialisasi dan
pembuatan stimulant jamban keluarga
Sasaran : Meningkatnya kualitas lingkungan yang sehat
e. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Tujuan : Meningkatkan pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular, melaksanakan
imunisasi dan meningkatkan surveillance epidemiologi
dan penanggulangan wabah
Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
f. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tujuan : Meningkatkan derajat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
Sasaran : Terstandarisasinya pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat.
g. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Tujuan : Pembangunan puskesmas, puskesmas pembantu,
pengadaan puskesmas keliling, sarana dan prasarana
puskesmas, posyandu, peningkatan puskesmas
menjadi puskesmas rawat inap
Sasaran : Menigkatnya kualitas saranan dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringanya.
h. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
Tujuan : meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga.
Sasaran : meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana pelayanan
kesehatan masyarakat melalui pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga.
i. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Tujuan : Meningkatkan keselalamatan ibu melahirkan dan anak
Sasaran : Meningkatnya kesehatan ibu dan menigkatnya
kesehatan anak.
j. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan : Meningkatan dan mendorong terciptanya budaya sehat
serta peningkatan peran serta masyarakat dalam
mempromosikan lingkungan sehat
Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
k. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Tujuan : Meningkatkan kemitraan pengobatan bagi pasien yang
kurang mampu.
Sasaran : meningkatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin yang kurang mampu.
l. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Tujuan : Meningkatkan layanana kesehatan dan mutu
kehidupan lansia.
Sasaran : skrining kesehatan pada kesehatan lansia, puskesmas
melaksanakan konseling lansia dan pembinaan
kelompok lansia di desa.
m. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Tujuan : Meningkatkan fasilitas kesehatan bagi masyarakat yang
sesuai standar yakni fasilitas pelayanan rujukan.
Sasaran : Meningkatnya ketersediaan fasilitas pelayanan
rujukan.
2. Urusan Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Penyediaan, rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan prasarana
wilayah guna membuka keterisolasian dan meningkatkan mobilitas
antar sentra-sentra ekonomi/produksi;
b. Penanganan sistem jaringan yang berlum terhubungkan untuk
membuka akses pada daerah terisolir dalam pengembangan wilayah;
c. Penanganan sistem jaringan drainase serta pembangunan talud
pada daerah rawan bencana dan abrasi;
d. Pengembangan dan peningkatan jaringan irigasi, rawa dan
pengairan lainnya;
e. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai dan sumber air
lainnya
f. Penanganan infrastruktur pada daerah strategis dan cepat tumbuh;
g. Pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang untuk
mendukung pusat-pusat produksi dan ketahanan pangan,
mendukung keseimbangan antara daerah/wilayah, meningkatkan
kualitas lingkungan perumahan dan permukiman.
Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program:
1. Program Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh
Tujuan : Meningkatkan Pengembangan Wilayah Strategi dan
Cepat Tumbuh
Sasaran : Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh
2. Program Pengembangan Perumahan
Tujuan : Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk
mewujudkan secara swadaya perumahan yang layak.
Sasaran : Meningkatnya kapasitas masyarakat untuk
mewujudkan secara swadaya perumahan yang layak.
3. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Tujuan : Mengembangkan jaringan jalan dan jembatan pada
daerah-daerah strategis, potensial dan terisolir.
Sasaran : Berkembanganya dan meluasnya jaringan jalan yang
menghubungkan pusat produksi dan pemasaran serta
menghubungkan wilayah yang sudah berkembang dan
wilayah yang relatif tertinggal dan terisolir, serta
daerah-daerah potensial.
4. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
Tujuan : Mengembangkan jaringan saluran drainase/gorong-
gorong dalam menjaga jalan dan jembatan.
Sasaran : Mengendalikan aliran air buangan dan hujan.
5. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Tujuan : Mengembalikan dan menjaga kondisi jalan dan
jembatan supaya tetap mantap.
Sasaran : Lancarnya arus lalu lintas barang dan jasa.
6. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebinamargaan
Tujuan : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
kebinamargaan.
Sasaran : Tersedianya sarana dan prasarana kebinamargaan.
7. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairaan Lainnya
Tujuan : Meningkatkan Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairaan
Lainnya.
Sasaran : Meningkatnya Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairaan
Lainnya.
8. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Tujuan : Meningkatkan layanan penerangan jalan bagi
masyarakat
Sasaran : Tersedianya penerangan jalan bagi masyarakat
9. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
Tujuan : Mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan
sejahtera dengan air minum yang berkualitas dan
sanitasi yang layak
Sasaran : Meningkatnya Aksebilitas Air Minum dan sanitasi yang
layak.
10. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Tujuan : Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.
Sasaran : Meningkatnya Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.
11. Program Perencanaan Infrastruktur Ke PU-an
Tujuan : Menyusun dan menyediakan dokumen perencanaan
Infrastruktur ke PU-an
Sasaran : Tersedianya berbagai dokumen perencanaan
Infrastruktur ke PU-an
12. Program Perencanaan Tata Ruang
Tujuan : Meningkatkan perlindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negative terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang
Sasaran : Tercapainya perlindungan fungsi ruang dan
Pencegahanserta menanggulangi dampak negative
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
13. Program Pembinaan Jasa Konstruksi
Tujuan : Meningkatkan kualitas SDM pengelola jasa konstruksi
Sasaran : Tersedianya pengelola jasa konstruksi yang berkualitas
14. Program Subdin Perencanaan Pembangunan Daerah
Tujuan : Menyusun dan menyediakan dokumen perencanaan
Pembangunan Daerah
Sasaran : Tersedianya berbagai dokumen perencanaan
Pembangunan Daerah
3. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Menata perumahan dan pemukiman serta kawasan kumuh baik
diperkotaan, pesisir dan wilayah pulau serta menyediakan kawasan
permukiman dengan mengutamakan kebutuhan masyarakat
berpendapatan rendah, serta membantu perbaikan perumahan
rakyat yang berpenghasilan rendah.
b. Menata bangunan perkantoran dalam menunjang optimalisasi
pelayanan publik yang disesuaikan dengan tata ruang.
Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif:
1) Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Tujuan : Meningkatkan kualitas prasarana dasar permukiman
yang layak
Sasaran : Meningkatnya kualitas prasarana dasar permukiman
yang layak
4. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum sertaPerlindungan
Masyarakat
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Memantapkan kapasitas kredibilitas pemerintah lembaga-lembaga
politik dan demokrasi serta pranata lokal/adat dalam memainkan
peran sebagai fasilitator atau mediator konflik
b. Memperkuat kerukunan dan perdamaian serta rekonsiliasi pasca
pilkada di Desa dan daerah
c. Penegakan peraturan Daerah (PERDA) khususnya yang berkaitan
dengan ketertiban umum, Kerjasama antar Desa, pajak dan
retribusi Desa.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Tujuan : Meningkatkan Wawasan Kebangsaan
Sasaran : Berkembanya Wawasan Kebangsaan
2) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Tujuan : Meningkatkan Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Sasaran : Terjalinnya Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
3) Program Pendidikan Politik Masyarakat
Tujuan : Meningkatkan kesadaran politik masyarakat
Sasaran : Tumbuhnya kesadaran politik masyarakat
4) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Tujuan : Meningkatkan rasa aman dan nyaman terhadap
lingkungan
Sasaran : Terciptanya rasa aman dan nyaman terhadap
lingkungan
5) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban
dan Keamanan
Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga
ketertiban keamanan
Sasaran : Terpeliharanya ketertiban dan
kemananan
6) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat)
Tujuan : Meningkatkan pemberantasan penyakit masyarakat.
Sasaran : Terpeliharanya suasana kamtibmas dan berkurangnya
tindak kriminal
5. Urusan Sosial
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan aksesibilitas PMKS dan keluarga rentan untuk
mendapat Bansos, Pelayanan rehabilitasi sosial, dan jaminan sosial
serta pelayanan dasar lansia
b. Pemberdayaan bagi keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil,
anak terlantar dan PMKS manula
c. Peningkatan peran TKSM/relawan, karang taruna, Orsos
masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dan pelayanan
sosial
d. Penyediaan bantuan dasar bagi korban bencana alam dan lainnya.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
Sasaran : Meningkatnya kualitas dan harkat martabat
masyarakat miskin
2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
Tujuan : Meningkatkan kualitas Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial dan jaminan kesejateraan social
bagi anak terlantar.
Sasaran : Meningkatnya kualitas Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial dan jaminan kesejateraan social
bagi anak terlantar.
3) Program Pembinaan Anak Terlantar
Tujuan : Meningkatkan pembinaan terhadap anak-anak
terlantar
Sasaran : Terbinanya anak-anak terlantar
4) Program Pembinaan Anak Cacat dan Trauma
Tujuan : Meningkatkan pembinaan bagi para penyandang cacat
dan trauma.
Sasaran : terbinanya penyandang cacat dan trauma.
5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Tujuan : Meningkatan Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Sasaran : Meningkatnya Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
6) Program Peringatan Hari-hari Besar Nasional
Tujuan : memperingati hari hari besar nasional
Sasaran : pelaksanaan kegiatan memperingati hari hari besar
nasional
6. Urusan Tenaga Kerja
Arah kebijakan yang ditempuh sebagai berikut :
a. Peningkatan akses informasi serta data tenaga kerja
b. Peningkatan pembinaan, pengawasan dan perlindungan serta
penyiapan prasarana ketenagakerjaan
c. Pengembangan kerja sama ketenagakerjaan dalam penurunan angka
pengangguran dan penananggulangan kemiskinan
d. Pendataan dan Pengembangan.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga kerja
Tujuan : Meningkatkan profesionalisme tenaga kerja dan aspek-
aspek yang mempengaruhi peningkatan produktivitas
tenaga kerja.
Sasaran : Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas, produktif
dan kompetitif.
2) Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Tujuan : Mengurangi pengangguran dan meningkatkan
kesempatan kerja baru.
Sasaran : Berkurangnya pengangguran dan meningkatnya
kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha,
terciptanya tenaga kerja mandiri serta tersedianya
sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja.
3) Program Perlindungan dan Pengembangan lembaga
Ketenagakerjaan
Tujuan : Mewujudkan ketenangan bekerja dan berusaha
sehingga tercipta hubungan yang serasi antara pekerja
dan pengusaha yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Sasaran : Meningkatkan peran kelembagaan tenaga kerja di
perusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta jaminan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.
7. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Perwujudan kesetaraan dan keadilan gender agar kualitas hidup
perempuan dapat ditingkatkan
b. Penyajian data dan informasi pangarusutamaan gender
c. Peningkatan partisipasi perempuan dan penanganan anak dalam
pembangunan.
d. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan bagi keluarga
e. Peningkatan pembinaan dan status kesehatan perempuan dan anak
f. Pembinaan pelayanan KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi
remaja (KRR)
g. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen KB, data serta
informasi.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan
Anak
Tujuan : Memperkuat kelembagaan dan jaringan
pengarusutamaan gender (PUG) dan anak di berbagai
bidang pembangunan.
Sasaran : Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan
terhadap anak; 2) menurunya tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak; 3) terjaminnya keadilan
gender dalam berbagai perlindungan, program
pembangunan dan Kebijakan publik.
2) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan
Tujuan : Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan
Sasaran : menurunya jumlah kasus kekerasan dalam rumah
tangga.
3) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan
Tujuan : Meningkatkan peran serta dan kesetaraan gender
dalam seluruh proses pembangunan daerah.
Sasaran : Meningkatkan peran serta dan kesetaraan gender
dalam seluruh proses pembangunan daerah.
8. Urusan Pangan
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian Perkebunan)
Tujuan : Memberdayakan aparat dan masyarakat agar mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang
dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan
secara berkelanjutan.
Sasaran : Tercapainya ketersediaan pangan daerah, regional,
nasional dan rumah tangga yang cukup aman dan
halal, meningkatnya keragaman produksi dan
konsumsi masyarakat serta meningkatnya
kemampuan.
9. Urusan Lingkungan Hidup
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Pengendalian pencemaran lingkungan memenuhi baku mutu dan
standar serta peningkatan kapasitas daerah dalam pengendalian
pencemaran
b. Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan dalam membangun
kemitraan penaaan lingkungan hidup
c. Pemulihan kondisi lingkungan yang rusak melalui konservasi
sumber daya alam
d. Pembinaan, pendidikan dan penguatan kelembagaan serta
penyebarluasan informasi dalam pelestarian lingkungan.
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program:
1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Tujuan : Meningkatkan pengembangan pengelolaan
persampahan
Sasaran : Meningkatnya kinerja pengelolaan persampahan.
2) Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
Hidup
Tujuan : Melestarikan urusan dan kemampuan sumber alam
hayati, non hayati dan lingkungan hidup, dan
meningkatkan penanganan lahan kritis dan
Meningkatkan pelestarian urusan ekosistem dan
mengendalikan kerusakan lingkungan serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan hutan.
Sasaran : Terlindunginya kawasan-kawasan sumber daya alam
dari kerusakan lingkungan dan tercapainya pemulihan
urusan lingkungan.
3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Tujuan : Meningkatkan Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam
Sasaran : Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam
4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
Tujuan : Meningkatkan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Sasaran : Tercapainya Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
10. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut:
a. Membentuk dan menata sistem koneksi NIK berbasis SIAK dengan
pusat dan lembaga terkait
b. Memperkuat sistem informasi data kependudukan
c. Meningkatkan pelayanan publik dalam bidang kependudukan dan
pencatatan sipil.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Penataan Administrasi Kependudukan
Tujuan : Untuk menata administrasi kependudukan dalam
mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk, tertib
administrasi penduduk, tersedianya data dan informasi
penduduk yang akurat.
Sasaran : Tertatanya administrasi kependudukan serta
tercapainya kualitas pendataan penduduk yang
lengkap dan sistimatis.

11. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat perdesaan
dalam menangkap peluang pengembangan ekonomi serta
memperkuat kelembagaan
b. Peningkatan kersediaan infrastruktur perdesaan dengan pelibatan
partisipasi dan peran serta masyarakat dalam perencanaan,
pembangunan, pemeliharaan serta pengawasan.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Desa
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan desa
Sasaran : Meningkatnya layanan kepada masyarakat desa
2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan kebangkitan keberdayaan masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan di pedasaan.
Sasaran : Meningkatnya keberdayaan masyarakat di pedesaan
3) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan.
Tujuan : Munculnya berbagai lembaga ekonomi yang dapat
mewadahi masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.
Sasaran : Meningkatnya jumlah lembaga ekonomi yang dapat
membangkitkan perekonomian masyarakat.
4) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun
Desa
Tujuan : Adanya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan.
Sasaran : Meningkatnya peran serta masyarakat dalam program
pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
5) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
Tujuan : Memperbaiki kapasitas aparatur pemerintah desa
dalam melaksanakan tugas yang menunjang
pembangunan daerah
Sasaran : Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah desa
dalam melaksanakan tugas yang menunjang
pembangunan daerah.
6) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
Tujuan : Meningkatkan kualitas peran perempuan dalam
pembangunan perdesaan
Sasaran : Meningkatnya partisipasi perempuan dalam
pelaksanaana pembangunan perdesaan
12. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Keluarga Berencana
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana
(KB) dan kesehatan reproduksi yang berkualitas.
Sasaran : Tersedianya sarana dan tenaga pelayanan keluarga
berencana serta tersedianya alat/obat KB yang
memadai. (2) Meningkatnya peserta KB laki-laki. (3)
terlaksananya advoksi dan KIE (Komunikasi, Informasi,
Edukasi).
2) Program Pelayanan Kontrasepsi
Tujuan : Meningkatkan pelayanan kontrasepsi
Sasaran : Meningkatnya pelayanan kontrasepsi
3) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina
Keluarga
Tujuan : Meningkatkan Penyiapan Tenaga Pendamping
Kelompok Bina Keluarga
Sasaran : Tersedianya Tenaga Pendamping Kelompok Bina
Keluarga
13. Urusan Perhubungan
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Penyediaan dan peningkatan pelayanan jasa melalui upaya
pemenuhan sarana dan prasarana perhubungan yang efektif dan
efisien.
b. Penyediaan aksesibilitas pelayanan transportasi dan menekan serta
mengurangi kesenjangan antar wilayah
c. Mendorong dan menciptakan pengembangan prasarana dan industri
jasa transportasi yang dibangun dan dikelola melibatkan pihak
swasta.
d. Peningkatan keselamatam transportasi terpadu dan peningkatan
mobilitas dan distribusi barang/orang serta mewujudkan sistem
transportasi daerah yang terintegrasi.
e. Pemulihan fungsi prasarana dan sarana transportasi darat serta
melengkapi fasilitas terminal.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program:
1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
Tujuan : Meningkatkan pelayanan jasa dan keselamatan
terhadap masyarakat pengguna angkutan jalan.
Sasaran : Terpeliharanya kondisi fisik sarana dan prasrana
perhubungan.
2) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.
Tujuan : Meningkatkan mutu pelayanan angkutan darat yang
optimal
Sasaran : Tercapainya standar mutu pelayanan angkutan darat
3) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Tujuan : Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana
perhubungan
Sasaran : Tersedianya sarana dan prasarana perhubungan yang
memadai
4) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor.
Tujuan : Meningkatkan penertiban dan pengaturan kalaikan
pengoperasian kendaraan bermotor.
Sasaran : Terinventarisirnya pengoperasian kendaraan motor
yang laik jalan.
14. Urusan Komunikasi dan Informatika
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program:
1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media
Massa.
Tujuan : Mengembangkan jaringan komunikasi, informasi dan
media massa.
Sasaran : Terpenuhinya kebutuhan informasi bagi masyarakat.
15. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Arah kebijakan yang ditempuh sebagai berikut :
a. Peningkatan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan
b. Peningkatan fasilitas dan promosi produk-produk UKM dan
Koperasi
c. Pemberdayaan usaha mikro dalam mendukung penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat
berpenghasilan rendah
d. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan koperasi
dan UMKM
e. Memperluas basis usaha dengan penyederhanaan prosedur dan
penyelenggaraan usaha untuk meningkatkan peran IKM
f. Pengembangan wirausaha baru
g. Pengembangan IKM melalui pemanfaatan bahan baku berbasis
SDA lokal
h. Peningkatan produktivitas dan kualitas produk yang berpotensi
memiliki keuntungan kompetitif.
i. Peningkatan pengawasan, pembinaan usaha kelembagaan dan
kemitraan
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Tujuan : Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi dengan
melakukan berbagai Arah kebijakan dalam menata
koperasi.
Sasaran : Terciptanya koperasi yang berkualitas, mandiri dan
sehat sehingga dapat mengakses sarana prasarana,
pendidikan, pelatihan dan sosialasasi maupun
penerapan tehnologi untuk mendukung penataan
kelembagaan koperasi.
2) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Tujuan : Meningkatkan iklim usaha kecil menengah yang
kondusif
Sasaran : Meningkatnya usaha kecil menengah yang produktif
3) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Tujuan : Mengembangkan prilaku kewirausahaan dan berusaha
meningkatkan keunggulan kompetitif bagi usaha kecil
menengah, yang dapat mendukung pengembangan
manajemen dan usaha koperasi.
Sasaran : Berkembangnya pengetahuan dan sikap wirausaha
dalam pengelolaan usaha, terciptanya daya saing
produk UMKM dan Koperasi serta meningkatnya
produktivitas usaha kopersi dan usaha kecil,
menengah.
4) Program Pemberdayaan Ekonomi Petani Hutan di Sekitar
Kawasan Hutan
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan petani kawasan hutan
Sasaran : Meningkatnya usaha ekonomi produktif petani
kawasan hutan.
16. Urusan Penanaman Modal
Adapun Arah kebijakan yang ditempuh adalah:
a. Meningkatkan kualitas SDM.
b. Menyiapkan strategi investasi daerah serta penguatan kelembagaan.
c. Ketersediaan data dan informasi dalam mendukung investasi
daerah.
d. Penyiapan data dan dokumen dalam usaha optimalisasi target
investasi daerah.
e. Meningkatkan kerjasama dengan pihak luar untuk berivenstasi di
Kabupaten Sigi
f. Meningkatkan pelayanan perizinan kepada masyarakat secara
elektronik
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pengembangan Pelayanan Perizinan
Tujuan : Meningkatkan layanan perizinan
Sasaran : Meningkatnya layanan perizinan yang tepat waktu
2) Program Peningkatan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan
Tujuan : Meningkatkan kualitas layanan perizinan
Sasaran : Tersedianyasystem informasi layanan perizinan
3) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Tujuan : Mewujudkan koordinasi promosi dan kerjasama
investasi
Sasaran : Terjalinnya koordinasi promosi dan kerjasama investasi
4) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Tujuan : Meningkatkan investasi daerah
Sasaran : Meningkatnya investasi daerah
17. Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Mewujudkan Kebijakan kepemudaan yang serasi diberbagai bidang
pembangunan
b. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan bagi pemuda
c. Meningkatkan kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan bagi
pemuda
d. Meningkatkan prestasi Olahraga
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Tujuan : Peningkatan Kualitas Pemuda sebagai insan pelopor,
penggerak pembangunan, sumber daya manusia yang
mampu mengahdapi berbagai tantangan dan
memanfaatkan peluang untuk berperan serta dalam
pembangunan.
Sasaran : Terwujudnya kreativitas pemuda dan inovasi pemuda
sebagai wadah penyaluran minat dan bakat serta
peningkatan dukungan sarana dan prasarana
pembangunan kepemudaan.
2. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Tujuan : Meningkatkan budaya Olahraga, kesehatan jasmani,
mental dan rohani masyarakat dan anak didik mulai
dari pendidikan dasar menengah, hingga pendidikan
tinggi serta meningkatkan kegiatan Olahraga termasuk
Olahraga masyarakat dan Olahraga tradisional.
Sasaran : Terwujudnya pemanduan bakat dan pembibitan
Olahraga sejak dini.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Tujuan : Tingkat kemampuan generasi muda dibidang Olahraga.
Sasaran : Terwujudnya pemanduan bakat dan pembibitan
olahraga sejak dini.
18. Urusan Kebudayaan
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatkan budaya secara berjenjang termasuk pemanduan
bakat, pembibitan dan pengembangan bakat.
b. Menggali dan menyebarluaskan potensi budaya
c. Pembinaan, pengembangan dan kerjasama kebudayaan.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Tujuan : Meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat
terhadap budaya dan Produk daerah.
Sasaran : Terwujudnya pelestarian kekayaan budaya yang
meliputi sejarah kepurbakalaan, benda cagar budaya
dan naskah-naskah kuno.
2) Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Tujuan : Menciptakan keserasian hubungan antar unit sosial
dan antar budaya dalam rangka menurunkan
ketegangan dan ancaman konflik antar etnis/daerah
serta mengupayakan penyediaan sarana dan prasarana
budaya serta memberikan penghargaan bagi pelaku
budaya.
Sasaran : Terwujudnya rasa toleransi multikultural dalam wujud
ikatan antar unit sosial budaya dan etnis serta
menumbuhkan rasa persaudaraan yang tinggi.
3) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan
Budaya
Tujuan : Mengembangkan kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya sigi dengan berbagai kalangan dan pemangku
kepentingan.
Sasaran : meningkatnya jumlah lembaga adat yang beraktivitas
rutin
19. Urusan Perpustakaan
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif:

1. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan


Perpustakaan
Tujuan : Untuk meningkatkan pemberdayaan dan arsip sebagai
pusat pembelajaran masyarakat.
Sasaran : Tersedianya sarana dan prasarana, bahan pustaka,
SDM layanan yang berkualitas dan terciptanya
masyarakat yang gemar membaca.
20. Urusan Kearsipan
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif:

1) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan


Tujuan : Memperbaiki sistem administrasi kearsipan daerah
Sasaran : Tertatanya sistem administrasi kearsipan daerah
21. Urusan Pertanian
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan Kemampuan Petani dan Penguatan Lembaga
Pendukungnya
b. Peningkatan dukungan Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas
keluarga dan ketersediaan pangan
c. Perluasan akses petani untuk pengembangan usaha melalui
teknologi, informasi serta penyediaan sarana dan prasarana
pertanian (Alsintan).
d. Peningkatan promosi dan pemasaran hasil produksi pertanian yang
berbasis sumber daya local.
e. Peningkatan produktivitas, produksi dan daya saing produksi
f. Peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit ternak.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Kesejehateraan Petani.
Tujuan : Memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui
pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber
daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan
dan perlindungan terhadap petani serta meningkatkan
ketahan pangan dan gizi melalui pendaya gunaan
sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.
Sasaran : Meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani,
semakin kokohnya kelembagaan petani; meningkatnya
akses petani terhadap sumberdaya produktif;
meningkatnya pendapatan serta penanganan daerah
rawan pangan (kelompok afinitas).
2) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Tujuan : Untuk mengembangkan sarana dan prasarana
pendukung peningkatan produktivitas ternak yang
dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah melalui;
Pemberdayaan masyarakat peternak untuk lebih
produktif, penyediaan unggul dan calon induk betina
yang produktif, Pengembangan Unit Layanan
Inseminasi Buatan (ULIB) pada wilayah sentra
pengembangan ternak guna peningkatan layanan
kawin suntik (inseminasi buatan/IB), penyediaan lahan
padang penggembalaan dan pusat pembibitan ternak
(Breeding Village Centre atau Kampung Pembibitan
Ternak), pengadaan penanganan limbah/kotoran
ternak menjadi sumber energi terbaukan (Bio Gas) dan
sumber pupuk organik, penyediaan dan pengembangan
Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan Tanaman
Legumminosa berkualitas baik (unggul) serta
pengolahan dan penyediaan Pakan Tambahan
(konsentrat), dan penyediaan sarana teknologi
pengolahan pakan ternak asal limbah pertanian dan
perkebunan (jerami padi dan jerami jagung serta kulit
buah kakao), pengadaan Rumah Potong Hewan (RPH)
sesuai Standar, pengadaan Unit Pengolahan Hasil
(UPH) ternak dalam menyediakan teknologi pengolahan
produk peternakan (Cool Storage) guna menyesuaikan
kebutuhan dan kondisi pasar, serta penyediaan
alsintan peternakan.
Sasaran : Meningkatnya populasi dan produktivitas ternak yang
bermutu/berkualitas; tersedianya dan meningkatnya
produksi HMT dan tanaman Legumminosa serta pakan
ternak hasil pengolahan limbah pertanian dan
perkebunan yang berkualitas; tersedianya sumber
energi terbarukan (bio gas) dan pupuk organik; dan
tersedianya ternologi pengolahan dan sistem
pemasaran produk usaha peternakan; tersedianya RPH
sesuai Sandar; serta meningkatnya kemandirian
kelompok petani ternak produktif.
3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/
Perkebunan
Tujuan : Memfasilitasi peningkatan pemasaran hasil pertanian
melalui penyediaan sarana prasarana pasar pertanian,
penumbuhan industri pengolahan hasil pertanian di
perdesaan untuk meningkatkan daya saing dan nilai
tambah hasil pertanian, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sasaran : Meningkatnya industri pengolahan skala rumah tangga
dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan
skala menengah dan besar; tersedianya sarana
prasarana pemasaran hasil produksi hasil pertanian;
meningkatnya mutu, efisiensi dan pemasaran hasil
produksi pertanian
4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Tujuan : Memfasilitasi berkembangnya usaha
pertanian/perkebunan agar menghasilkan produksi
yang optimal, efektif dan efisien menghasilkan produk
pertanian dan perkebunan yang berkualitas serta
memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik
di pasar domestik maupun pasar internasional.
Sasaran : Meningkatnya jumlah dan kualitas produksi pertanian/
perkebunan yang memiliki nilai tambah dan daya
saing; meningkatnya pengetahuan petani/kelompok
tani dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi
pertanian/ perkebunan; Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu produk pertanian/perkebunan.
5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan hewan, meningkatkan
derajat kesehatan lingkungan budidaya ternak,
meningkatkan derajat kesehatan, keamanan dan
kehalalan serta kemurnian produk-produk asal ternak
dan mempertahankan wilayah Kabupaten Sigi tetap
bebas dari penyakit hewan menular penting dan
mencegah masuknya penyakit baru yang berasal dari
luar daerah.
Sasaran : Terciptanya kondisi ternak yang sehat (aman dari
infeksi dan penyakit); terciptanya kondisi lingkungan
budidaya ternak yang sehat; meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu hasil ternak yang sehat, halal
dan aman dikonsumsi manusia.
6) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
Tujuan : Meningkatkan pemasaran hasil produksi peternakan
Sasaran : Meningkatnya hasil produksi peternakan terserap
pasar
7) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Tujuan : Meningkatkan penerapan teknologi peternakan yang
tepat guna
Sasaran : Meningkatnya kualitas hasil produksi peternakan
8) Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/ Perkebunan
Lapangan
Tujuan : Meningkatkan kualitas penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Sasaran : Tersedianya penyuluh pertanian/perkebunan yang
profesional
9) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/
Perkebunan
Tujuan : Meningkatkan produksi pertanian dan pengolahan
hasil produksi yang efisien, maju dan kompetitif
melalui diseminasi dan inovasi teknologi pertanian yang
berorientasi pasar dan berbasiskan sumber daya lokal,
pengembangan diversifikasi teknologi pengolahan hasil
untuk menghasilkan diversifikasi produk, dan
meminimalisir kehilangan hasil.
Sasaran : Meningkatnya produksi pertanian; tersedianya sarana
prasarana teknologi produksi dan pengolahan spesifik
lokasi; meningkatnya mutu dan kualitas produksi
pertanian
22. Urusan Kehutanan
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut:
a. Peningkatan pemeliharaan hutan sebagai salah satu fungsi daya
dukung keseimbangan alam
b. Peningkatan partisipatif masyarakat dalam pengembangan sumber
daya hutan
c. Pencegahan dan penanggulangan masalah pengelolaan hutan dan
hasil hutan
d. Pengembangan usaha perhutanan rakyat.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Tujuan : Memulihkan kondisi biofisik lahan kritis.
Sasaran : Meningkatnya fungsi ekologis hutan dan lahan,
terpeliharanya sumber air bersih bagi masyarakat dan
tersedianya bibit tanaman kehutanan.
2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Tujuan : Meningkatkan dan menjaga keseimbangan
pemanfaatan dan kelestarian sumber daya hutan.
Sasaran : Meningkatnya peran serta masyarakat/petani dalam
pembangunan kehutanan; tertatanya batas kawasan
hutan; dan meningkatnya usaha kehutanan
3) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
Tujuan : Meningkatkan pengawasan terhadap industry hasil
hutan
Sasaran : Meningkatnya industri hasil hutan yang sesuai dengan
aturan
4) Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Tujuan : Meningkatkan jumlah dokumen perencanaan dan
pengembangan hutan
Sasaran : Tersedianya dokumen perencanaan dan pengembangan
hutan
23. Urusan Energi Sumberdaya Mineral
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Pengawasan dan pengendalian serta penataan kawasan atau lokasi
penambangan bahan energi dan sumberdaya mineral di daerah
b. Kerjasama dengan pihak swasta dalam rangka mengembangkan
kerjasama dibidang sumber daya mineral.
c. Koordinasi dan peningkatan pelayanan ketenagalistrikan di daerah.
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan.
Tujuan : Meningkatkan pembinaan dan pengawasan usaha
pertambangan.
Sasaran : Terarahnya pengelolaan usaha pertambangan secara
berkelanjutan dan meningkatnya pendapatan asli
daerah.
2) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang
Berpotensi Merusak Lingkungan
Tujuan : Meningkatkan kualitas lingkungan pertambangan
rakyat
Sasaran : Meningkatnya kualitas lingkungan tambang rakyat
3) Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Tujuan : Meningkatkan ketersediaan tenaga listrik untuk
masyarakat, industri secara umum serta daerah
terpencil dan kepulauan.
Sasaran : Terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyarakat dan
industri yang bersumber dari PLN maupun sumber
energi alternatif lainnya.
4) Program Pemetaan Geologi Daerah
Tujuan : Meningkatkan Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Geologi dan Sumber Daya Mineral dan Air Tanah
Sasaran : Meningkatnya Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Geologi dan Sumber Daya Mineral dan Air Tanah.
24. Urusan Perdagangan
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatan sarana dan prasarana untuk menujangperdagangan.
b. Meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran hasil perdagangan.
c. Menciptakan iklim dan aturan daerah yang mendorong
perkembangan perdagangan.
d. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja perdagangan yang
memiliki daya saing.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Tujuan : Meningkatkan Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
Sasaran : Meningkatnya Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Tujuan : Meningkatkan Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Sasaran : Meningkatnya Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

3) Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan dalamNegeri


Tujuan : Meningkatkan Efesiensi Perdagangan dalam Negeri.
Sasaran : Meningkatnya Efesiensi Perdagangan dalam Negeri.
25. Urusan Perindustrian
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatan sarana dan prasarana untuk menujang pengembangan
perindustrian.
b. Meningkatkan promosi dan jaringan pemasaran hasil industri .
c. Menciptakan iklim dan aturan daerah yang mendorong
perkembangan industri.
d. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja industri.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Tujuan : Meningkatan Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Sasaran : Meningkatnya Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
2) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Tujuan : Meningkatan Kemampuan Tehnologi Industri
Sasaran : Meningkatnya Kemampuan Tehnologi Industri.
26. Urusan Transmigrasi
Arah kebijakan yang ditempuh sebagai berikut :
a. Penyiapan daerah baru bagi transmigrasi
b. Pembinaan transmigrasi
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Tujuan : Mewujudkan keseimbangan persebaran penduduk
melalui pola transmigrasi.
Sasaran : Meningkatnya kualitas SDM Pemda dan masyarakat
transmigrasi serta terbukanya lahan permukiman.
2) Program Transmigrasi Lokal
Tujuan : Meningkatkan pemeretaan dan kesejahteraan
penduduk local dalam pembangunan kabupaten sigi.
Sasaran : meningkatnya pemerataan kepadatan penduduk dan
kesejanteraan penduduk dalam pembangunan
kabupaten sigi.
27. Pemerintahan Umum
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Penggunaan teknologi informasi dan database
b. Pemantapan, pengembangan dan kordinasi antar pemerintah daerah
c. Optimalisasi dan pemantapan peran serta lembaga perwakilan
rakyat daerah dan pelayanan kedinasan kepala daerah serta wakil
kepala daerah
d. Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa dengan
pelayanan prima
e. Peningkatan kemampuan, ketatalaksanaan, pengawasan keuangan
daerah.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Tujuan : Meningkatkan kualitas sistem pengawasan internal
Sasaran : Terciptanya optimalisasi sistem pengawasan internal
2) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Tujuan : Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi
Sasaran : Tersedianya sistem informasi layanan public
3) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Tujuan : Melakukan penataan peraturan perundang-undangan
Sasaran : Tertatanya peraturan perundang-undangan
4) Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Tujuan : Menertibkan dan meningkatkan pengaturan sarana
dan prasarana pada daerah otonomi baru .
Sasaran : Meningkatnya pengaturan sarana dan prasarana pada
daerah otonomi baru.
5) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Tujuan : meningkatkan kualitas pelayanan publik
Sasaran : meningkatnya kualitas pelayanan publik

6) Program Penyiapan Potensi Sumberdaya , Sarana dan Prasarana


Daerah
Tujuan : Meningkatkan kualitas data potensi sumberdaya
daerah
Sasaran : Tersedianya data potensi sumberdaya daerah
7) Program Pembinaan Kemasyarakatan dan Kesejahteraan
Masyarakat
Tujuan : meningkatkan pembinaan kesmasyarakatan dan
kesejahteraan masyarakat
Sasaran : meningkatnya pembinaan kemasyarkaan dan
kesejahteraan masyarakat
8) Program Peningkatan Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
Tujuan : Meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan
pembangunan
Sasaran : Tersedianya data administrasi pembangunan
9) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
Tujuan : Meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
Sasaran : meningkatnya kualitas dan akses informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
10) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Tujuan : Meningkatkan Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Sasaran : Tersedianya Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
11) Program Kerjasama Informasi dan Media Masa
Tujuan : Meningkatkan Kerjasama Informasi dan Media Masa
Sasaran : Terjalinnya Kerjasama Informasi dan Media Masa
12) Program Penataan Penguasaaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Tujuan : Meningkatkan Penataan Penguasaaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Sasaran : Meningkatnya Penataan Penguasaaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
13) Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
Tujuan : Meningkatkan penyelesaian konflik-konflik pertanahan
yang terjadi antara pemerintah, sesata dan masyarakat
Sasaran : Meningkatnya penyelesaiaan konflik-konflik
pertanahan
14) Program Peningkatan Pelayanan Publik Sektor Ekonomi
Tujuan : menyusun dan menyediakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah
Sasaran : tersedianya dokumen perencanaan pembangunan.
15) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Tujuan : Meningkatkan jaringan komunikasi informasi dan
media massa.
Sasaran : meningkatnya cakupan wilayah pelayanan jaringan
komunikasi dan informasi kabupaten sigi
16) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa
Tujuan : Melaksanakan penataan sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan pemerintahan desa
Sasaran : Terlaksananya standar pengelolaan keuangan desa
sesuai standar akuntasi keuangan
28. Inspektorat
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan kinerja aparat dalam rangka meningkatkan kualitas
pengawasan di bidang pemerintahan dan pembangunan.
b. Peningkatan jumlah aparatur daerah yang memiliki kemampuan
pengawasan internal yang baik.
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
Tujuan : Meningkatkan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
Sasaran : Meningkatnya Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
2) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur Pengawas
Tujuan : Meningkatkan profesionalisme tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawas.
Sasaran : Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawas

29. Perencanaan Pembangunan


Adapun Arah kebijakan yang ditempuh adalah:
a. Penguatan organisasi Perencana Pembangunan Daerah.
b. Meningkatkan kualitas SDM aparatur perencana dalam menyusun
kegiatan dan analisis perumusan Kebijakan perencanaan dan
strategi pembangunan.
c. Ketersediaan data dan informasi dalam menyusun perumusan
Kebijakan perencanaan dan program/kegiatan untuk melaksanakan
pembangunan.
d. Membangunan/menciptakan sistem koordinasi secara terpadu,
bersinergi, tepat dan cepat dengan SKPD, stakeholder dan instansi
terkait lainnya dalam melaksanakan pembangunan.
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :

1) Program Perencanaan Pembangunan Daerah


Tujuan : Menyusun dan menyediakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah
Sasaran : Tersedianya berbagai dokumen perencanaan
pembangunan
2) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumen
perencanaan ekonomi daerah
Sasaran : Terkordinasinya perencanaan pembangunan ekonomi
daerah
3) Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
Tujuan : Mewujudkan koordinasi Perencanaan Sosial Budaya
Sasaran : Terjalinnya koordinasi Perencanaan Sosial Budaya
4) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
Tujuan : Meningkatkan koordinasai perencanaan prasarana
wilayah dan sumber daya alam di kabupaten sigi
Sasaran : Terlakasananya koordinasi perencanaan prasarana
wilayang dan sumber daya alam di kabupaten sigi
5) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Tujuan : Meningkatkan Pengembangan Wilayah Strategi dan
Cepat Tumbuh
Sasaran : Pengembangan Wilayah Strategi dan Cepat Tumbuh
6) Program Perencanaan Pengembangan Tata Ruang
Tujuan : Meningkatkan pengembangan tata ruang
Sasaran : Terwujudnya pengembangan tata ruang.
7) Program Koordinasi Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Tujuan : Meningkatkan koordinasi perencanaan pengendalian
dan evaluasi program pembangunan di kabupaten sigi
Sasaran : terlaksananya koordinasi perencanaan, pengendalian
dan evaluasi program pembangunan di kabupaten sigi.
8) Program Pengembangan Data/ Informasi
Tujuan : Menyusun dan menyediakan dokumen data dan
informasi investasi daerah
Sasaran : Tersedianya berbagai dokumen data dan informasi
investasi daerah
9) Program Kerjasama Pembangunan
Tujuan : Meningkatkan kerjasama pembangunan bagi seluruh
stakeholders.
Sasaran : Terjalinnya kerjasama pembangunan bagi seluruh
SKPD dan stakeholders.
30. Kepegawaian
Dengan Arah Kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan kinerja aparat dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan dibidang kepegawaian
b. Meningkatkan pengelolahan dan akurasi data sumber daya manusia
aparatur melalui pengembangan sistem informasi manajemen
kepegawaian
c. Meningkatkan jumlah aparatur daerah yang memahami dan
menerapkan prisip-prinsip (good governance ) secara konsisten dan
berkelanjutan pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada
semua kegiatan lingkup kepegawaian
Arah kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Tujuan : Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur
Sasaran : Terselenggaranya diklat penjenjangan dan teknis
Pegawai Negeri Sipil daerah
2) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Tujuan : Menciptakan standar operasional dan prosedur
pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil
Sasaran : Tersedianya standar operasional dan prosedur
pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil
31. Penanggulangan Bencana
Dengan Arah kebijakan sebagai berikut :
a. Penurunan daerah yang terkena bencana.
b. Penyediaan bantuan dasar bagi korban bencana alam.
Arah Kebijakan ini akan ditempuh melalui Program Indikatif :
1. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Tujuan : Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap
bencana
Sasaran : Tercapainya masyarakat yang tanggap terhadap
bencana
2. Program Kedaruratan dan Logistik dan Peralatan
Penanggulangan Bencana
Tujuan : Meningkatkan percepatan masa darurat
penanggulangan bencana
Sasaran : Tercapainya waktu respon bencana yang semakin
pendek
3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penanggulangan Bencana
Tujuan : Meningkatkan kemampuan sumberdaya dalam
rehabilitasi dan rekonstruksi
Sasaran : Tercapainya reahabilitasi dan rekonstruksi

6.3.2 Kebijakan Umum Desa


Untuk mempermudah pelaksanaan pembangunan desa dalam kurun
waktu 6 tahun (2017-2022) serta upaya sinkronisasi kebijakanPemerintah
Kabupaten Sigi dengan kebijakan Pemerintah Desa Morui, maka pembangunan
Desa Morui dibagi menjadi dua tahap pembangunan, yaitu tahap
perwujudan masyarakat Morui yang lebih sejahtera lahir dan batin (tahun
2017-2019), dan tahap kelanjutan peningkatan pelayanan publik (tahun 2020-
2022).
1. Tahapan Perwujudan Masyarakat Morui yang lebih sejahtera
Tahap ini merupakan peningkatan kemampuan masyarakat Desa
Morui dalam upaya memiliki daya saing serta kesiapan pengelolaan hasi-
hasil produksi pertanian dan sumber daya alam.
Kebijakan prioritas pembangunan pada tahap perwujudan
masyarakat Morui yang lebih sejahtera (tahun 2017-2019) adalah sebagai
berikut :
1) Peningkatan kualitas pelayanan publik.
2) Peningkatan pemerataan pembangunan.
3) Peningkatan Fasilitas Pelayanan kesehatan masyarakat.
4) Peningkatan Fasilitas Pendidikan.
5) Penguatan pengelolaan potensi ekonomi lokal.
6) Penguatan ketrampilan dan kewirausahaan.
7) Peningkatan kerukunan antar umat beragama dan kesetiakawanan
sosial.
8) Peningkatan program pro-rakyat (penanggulangan kemiskinan).
9) Peningkatan kesadaran hukum.
10) Peningkatan kesadaran berdemokrasi dan berpolitik.
11) Perintisan BUMDes dan Koperasi Desa Untuk pengembangan
industri kecil TTG dan perdagangan di bidang pertanian dalam arti
luas.
2. Tahapan Kelanjutan Peningkatan Pelayanan Publik
Tahap ini merupakan kelanjutan peningkatan kualitas pelayanan
publik, program-program yang telah disusun dengan visi dan misi
pembangunan jangka menengah Desa Morui Tahun 2017-2012 serta
percepatan peningkatan sumber daya manusia. Kebijakan prioritas
pembangunan pada tahap ini (tahun 2020-2022) adalah sebagai berikut :
1) Reformasi birokrasi.
2) Peningkatan jalan potensial ekonomi.
3) Peningkatan potensi ekonomi lokal.
4) Peningkatan pelayanan kesehatan.
5) Peningkatan pendidikan terjangkau.
6) Pemerataan pembangunan infrastruktur kepentingan umum.
7) Penyediaan tempat distribusi barang dan jasa.
8) Peningkatan pengelolaan sumber daya alam.
9) Peningkatan promosi untuk menarik investor melalui BUMDes dan
atau Koperasi Desa di bidang industri, dan perdagangan yang terkait
dengan produksi pertanian.
10) Mempermudah perijinan dan memfasilitasi investor yang bergerak di
bidang industri TTG dan perdagangan yang terkait dengan produksi
pertanian.

6.4 STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA


Arah kebijakan program Pembagunan Desa bedasarkan kewenangan
yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa. untuk itu
pemerintah desa melakukan strategi arah Kebijakan Pembagunan desa
dengan membagi 2 (dua) bidang kegiatan yang mejadi Kewenagan Desa
merupakan Kewenagan berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenagan
Skala Lokal Desa Morui adalah Sebagi berikut :
1. Kewenagan Bedasarkan Hak Asal Usul
wenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat. Meliputi :
1) sistem organisasi perangkat Desa;
2) sistem organisasi masyarakat adat;
3) pembinaan kelembagaan masyarakat;
4) pembinaan lembaga dan hukum adat;
5) pengelolaan tanah kas Desa;
6) pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang
menggunakan sebutan setempat;
7) pengelolaan tanah bengkok;
8) pengelolaan tanah pecatu;
9) pengelolaan tanah titisara; dan
10)pengembangan peran masyarakat Desa.

2. Program Kewenangan lokal berskala Desa


Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah
dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa
atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa
masyarakat Desa. Meliputi :
1) kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat;
2) kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan
hanya di dalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai
dampak internal Desa;
3) kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan
sehari-hari masyarakat Desa;
4) kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;
5) program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan
dikelola oleh Desa; dan
6) kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

6.5 PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA


Prioritas Arah Kebijakan Pembangunan Desa Merupakan 4 Bidang
Prongrang Kewenagan yang dimiliki Oleh Desa meliputi :
1. BIDANG PEMERINTAHAN DESA
1) penetapan dan penegasan batas Desa;
2) pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;
3) pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa;
4) pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;
5) pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan
sektor non pertanian;
6) pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja,
angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan
kerja;
7) pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja
menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan;
8) pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;
9) penetapan organisasi Pemerintah Desa;
10) pembentukan Badan Permusyaratan Desa;
11) penetapan perangkat Desa;
12) penetapan BUM Desa;
13) penetapan APB Desa;
14) penetapan peraturan Desa;
15) penetapan kerja sama antar-Desa;
16) pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa;
17) pendataan potensi Desa;
18) pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;
19) penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana,
konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan
kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa;
20) pengelolaan arsip Desa; dan
21) penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa.
2. BIDANG PEMBANGUNAN
1) pelayanan dasar Desa;
a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;
b. pengembangan tenaga kesehatan Desa;
c. pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui:
a) layanan gizi untuk balita;
b) pemeriksaan ibu hamil;
c) pemberian makanan tambahan;
d) penyuluhan kesehatan;
e) gerakan hidup bersih dan sehat;
f) penimbangan bayi; dan
g) gerakan sehat untuk lanjut usia.
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional;
e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan
zat adiktif di Desa;
f. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini;
g. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar seni
budaya, dan perpustakaan Desa; dan
h. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar di
Desa.
2) sarana dan prasarana Desa;
a. pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa;
b. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;
c. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;
d. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
e. pembangunan energi baru dan terbarukan;
f. pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah;
g. pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;
h. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
i. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;
j. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;
k. pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa;
l. pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;
m. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran
untuk budidaya perikanan; dan
n. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.
3) pengembangan ekonomi lokal Desa;
a. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;
b. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik
Desa;
c. pengembangan usaha mikro berbasis Desa;
d. pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa;
e. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan
bagan ikan;
f. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan
cadangan pangan Desa;
g. penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan Desa;
h. pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit
pertanian dan perikanan secara terpadu;
i. penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan
perikanan;
j. pengembangan benih lokal;
k. pengembangan ternak secara kolektif;
l. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;
m. pendirian dan pengelolaan BUM Desa;
n. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu;
o. pengelolaan padang gembala;
p. pengembangan wisata Desa di luar rencana induk
pengembangan pariwisata kabupaten/kota;
q. pengelolaan balai benih ikan;
r. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian
dan perikanan; dan
s. pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang
bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.
4) pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Desa.
3. BIDANG PEMBINAAN
1) membina keamanan, ketertiban dan ketenteraman wilayah dan
masyarakat Desa;
2) membina kerukunan warga masyarakat Desa;
3) memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi
di Desa; dan
4) melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa.
4. BIDANG PEMBERDAYAAN MASAYRAKAT DESA
1) pengembangan seni budaya lokal;
2) pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga
kemasyarakatan dan lembaga adat;
3) fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui:
a. kelompok tani;
b. kelompok nelayan;
c. kelompok seni budaya; dan
d. kelompok masyarakat lain di Desa.
4) pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin;
5) fasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat
miskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel;
6) pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal
untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat
Desa;
7) analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
8) penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan
sehat;
9) pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
10) peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa;
11) pendayagunaan teknologi tepat guna; dan
12) peningkatan kapasitas masyarakat melalui:
1. kader pemberdayaan masyarakat Desa;
2. kelompok usaha ekonomi produktif;
3. kelompok perempuan;
4. kelompok tani;
5. kelompok masyarakat miskin;
6. kelompok nelayan;
7. kelompok pengrajin;
8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
9. kelompok pemuda; dan
10.kelompok lain sesuai kondisi Desa.
BAB 7 PENUTUP

RPJMDes adalah bagian dari program perencanaan seluruh warga masyarakat


Desa Morui yang menginginkan perubahan yang lebih baik di segala bidang dan
Masa depan akan terlihat jika dimulai dengan perencanaan yang matang dan
disertai kerja keras dan usaha untuk mewujudkannya.

7.1 KAIDAH PELAKSANAAN


Keterbukaan dan tanggungjawab merupakan kunci sukses pembangunan
baik jangka pendek, maupun jangka menengah, mengingat dengan terciptanya
keterbukaan, maka efisiensi, efektivitas, akurasi dan akuntabiltas
pembangunan sejak dari perencanaan, pelaksanaan hingga
pertanggungjawaban akan terwujud.

Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RPJM-Desa) Desa Morui


tahun 2017-2022 diharapkan sebagai acuan perwujudan visi, misi dan
program-program pembangunan Kepala Desa terpilih. Penyusunan RPJM-Desa
ini mengacu pada RPJMD Kabupaten Sigi tahun 2016-2021, dengan tujuan
agar tercipta integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara fungsi pemerintah
daerah dengan pemerintah desa.

Kaidah pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa


(RPJM-Desa) Desa Morui tahun 2017-2022 antara lain bahwa dokumen
RPJM-Desa ini menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP-Desa) setiap tahunnya dalam periode yang sama.
Disamping itu, RPJM-Desa ini akan menjadi dasar dalam penyusunan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD), Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa (ILPPD) setiap Akhir Tahun dan Akhir Masa Jabatan (AMJ)
dan menjadi dasar bagi BPD dan masyarakat untuk melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan desa.

Namun demikian, keberhasilan pembangunan di Desa Morui sangat


tergantung pada partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat serta sikap,
mental, etika, tekad dan semangat serta ketaatan para penyelenggara
pemerintah desa. Keberhasilan Pembangunan Jangka Menengah Desa Morui
dalam mewujudkan visi “Terbangunya Sistem Pemerintahan Desa yang
Baik dan Bersih, guna Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang
Berbudya Adil dan Sejahtera ”Perlu didukung oleh (1) komitmen dari
kepemimpinan desa yang kuat dan demokratis, (2) konsistensi kebijakan
pemerintah desa, (3) keberpihakan pembangunan pada masyarakat, (4) peran
serta aktif seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan Desa Morui
(5)menjaga keseimbangan pembangunan dan menjaga kesinambungan
pembangunan desa.
7.2 PEDOMAN TRANSISI
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, bahwa RPJMDesa
ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa dilantik. Maka
untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekososngan
perencanaan pembangunan, maka RPJMDesa Morui Tahun 2017-2022, ini
dapat digunakan sebagai pedoman dalam Penyusunan RKP-Desa dan
Rancangan APBDesa yang merupakan tahun pertama dibawah kepemimpinan
Kepala Desa terpilih periode berikutnya hasil pemilihan kepala desa (Pilkades).

Kami menyadari dokumen RPJMDes ini masih jauh dari kesempurnan karena
keterbatasan informasi dari dokumen terdahulu yang kurang lengkap, meskipun
demikian dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan
masyarakat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen RPJMDes ini.
Harapan kami semoga dokumen ini bisa menjadi tolak ukur Pembangunan di Desa
Morui Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi dan semoga seluruh Rencana
Pembangunan bisa terealisasi serta mencapai kemajuan pesat pada masa yang akan
datang.
Morui, 3 November 2016
Kepala Desa

ANTODEUS LEPE

Anda mungkin juga menyukai