TENTANG
PENGELOLAAN PASAR NAGARI
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagari ini, yang dimaksud dengan:
1. Nagari adalah Nagari......
2. Nagari adalah satu kesatuan teritorial masyarakat hukum adat yang
masyarakatnya mempunyai ikatan geneologis menurut garis keibuan
(matrilineal) yang memiliki batas-batas fungsional adat.
3. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
di nagari oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari
yang memiliki batas-batas wilayah dalam mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dam
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai
unsur Penyelenggara Pemerintahan Nagari.
5. Wilayah Pemerintahan Nagari adalah kesatuan wilayah pemerintahan
nagari yang mempunyai batas-batas administrasi yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Wali Nagari adalah Pimpinan Pemerintahan Nagari.
7. Peraturan Nagari adalah Peraturan Pemerintahan Nagari yang dibuat
oleh Wali Nagari bersama BAMUS Nagari.
8. Jorong adalah bagian dari wilayah nagari yang dipimpin oleh Kepala
Jorong.
9. Kepala Jorong adalah perangkat Pemerintah nagari yang membantu
dan bertanggung jawab kepada Wali Nagari dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan di jorong yang bersangkutan.
10. Badan Permusyawaratan Nagari selanjutnya disebut BAMUS adalah
lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagai unsur penyelenggara
pemerintah nagari.
11. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melaksanakan transaksi, sarana interaksi sosial budaya masyarakat,
dan pengembangan ekonomi masyarakat.
12. Pasar Nagari adalah pasar tradisional yang berkedudukan di nagari
dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Nagari dan
masyarakat Nagari.
13. Area pasar adalah area yang dikelola oleh Nagari beserta fasilitas
penunjang lainnya.
14. Fasilitas Penunjang adalah sarana dan prasarana yang langsung atau
tidak langsung mendukung kegiatan pasar yang berada di area pasar
antara lain perkantoran.
15. Retribusi pasar nagari adalah pungutan atas jasa pelayanan yang
diberikan pemerintah nagari kepada pedagang.
16. Pedagang adalah orang atau badan hukum pemakai tempat usaha
yang berdasarkan izin pemakaian tempat usaha mempunyai hak
memakai tempat usaha di pasar untuk memperdagangkan barang dan
jasa.
17. Tempat usaha adalah tempat jual beli barang dan /atau jasa dalam
area pasar.
18. Kios adalah tempat usaha yang telah disediakan oleh pihak pengelola
pasar nagari.
19. Pemindahan hak adalah pengalihan hak pemakaian tempat usaha di
pasar baik sementara maupun selama berlakunya hak pemakaian
tempat kepada orang atau badan hukum.
20. Surat izin pemakaian tempat usaha adalah izin tertulis dari nagari
atas pemakaian tempat usaha di pasar.
21. Hak sewa adalah hak yang diberikan kepada seseorang dan/atau
badan hukum untuk menggunakan tempat usaha dengan jangka waktu
tertentu dan diikat dengan perjanjian.
BAB II
Pasal 3
BAB IV
PENGELOLAAN
Pasal 4
(1) Pengelolaan pasar nagari dilaksanakan oleh pemerintah nagari.
(2) Pengelolaan pasar nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara terpisah dengan manajemen pemerintahan nagari.
(3) Pemerintah nagari membentuk pengelola pasar dari masyarakat
setempat untuk mengelola pasar nagari.
(4) Pengelolaan Pasar Nagari dilakukan oleh Badan Pengelola Pasar Nagari
dan Pengawasan dilakukan oleh Komisi Pasar.
Pasal 5
(1) Pasar Nagari dikelola oleh Badan Pengelola Pasar yang akan dibentuk
pada setiap pasar yang dalam kedudukan dan fungsinya bertanggung
jawab kepada Komisi Pasar.
(2) Badan pengelola pasar adalah badan yang dibentuk setiap Pasar yang
anggotanya dipilih dari orang-orang yang mampu, terampil dan
mempunyai latar belakang pendidikan serta dapat mengelola pasar
secara profesional.
(3) Keanggotaan Badan Pengelola Pasar Nagari ditetapkan dengan
keputusan Wali Nagari dan selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan
Camat.
(4) Masa Bakti Kepengurusan Badan Pengelola Pasar 3 (tiga) Tahun
(5) Struktur organisasi kepengurusan Badan Pengelola Pasar terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Kepala seksi kepala seksi sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 6
Badan Pengelola Pasar mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Mengatur pengelolaan pasar secara intern ke dalam dan bertanggung
jawab kepada Komisi Pasar;
b. Menjaga kebersihan dan keamanan pasar;
c. Mengatur penempatan para pedagang;
d. Memungut Retribusi Pasar kepada para pedagang dan pengguna fasilitas
pasar;
e. Membuat laporan pertanggung jawaban pengelola pasar kepada Komisi
Pasar dan tembusan disampaikan kepada Camat;
f. Mencari terobosan baru dalam pengembangan pasar; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas lainnya tentang pengelolaan pasar.
Pasal 7
(1) Komisi Pasar dibentuk pada setiap pasar, dipimpin oleh Wali Nagari.
(2) Komisi Pasar keanggotaannya mewakili seluruh unsur yang ada di
Nagari.
(3) Keanggotaan Komisi Pasar dipilih dalam suatu Musyawarah di Nagari,
dan selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan Camat.
(4) Masa Bakti Kepengurusan Komisi Pasar 3 (tiga) tahun.
Pasal 8
Komisi Pasar mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan langsung terhadap
operasional pasar dan terhadap Badan Pengelola Pasar;
b. Memberikan saran dan tindak lanjut terhadap pengelolaan pasar kepada
Badan Pengelola Pasar;
c. Bersama Badan Pengelola Pasar menyusun, melaksanakan dan
mempertanggung jawabkan Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Keuangan Pasar Nagari;
d. Bersama Badan Pengelola Pasar mempertanggung jawabkan pengelolaan
Pasar secara keseluruhan;
e. Mencari mitra usaha dalam pengembangan pasar; dan
f. Melaksanakan usaha pengembangan pasar.
Pasal 9
Susunan organisasi komisi pasar nagari sebagaimana dimaksud Pasal 8
terdiri atas:
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris; dan
d. Anggota.
BAB V
OBJEK PENGELOLAAN
Pasal 10
(1) Objek Pengelolaan Pasar Nagari meliputi :
a. Kontrak Kios Pasar Nagari;
b. Retribusi Pasar Nagari;
c. Sewa Meja Pasar Nagari;
d. WC Pasar Nagari;
e. Parkir Kendaraan Roda 2;
f. Retribusi Pasar Ramadhan; dan
g. Retribusi Pasar setiap sore hari.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 11
(1) Pendapatan pasar nagari bersumber dari retribusi dan hasil pendapatan
lain.
(2) Retribusi pasar nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Nagari, mempedomani ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pendapatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain hasil
sewa ook, kios, los, pelataran, bakulan, dan lain-lainnya.
Pasal 12
BAB VII
KERJASAMA
Pasal 13
PEMBINAAN
Pasal 14
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini, akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Wali Nagari dan Badan Pengelola Pasar Nagari akan
ditetapkan dengan Keputusan Wali Nagari.
Pasal 16
Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagari ini dalam Lembaran Nagari ...................
Ditetapkan di ................
Pada tanggal .................
WALI NAGARI...................
......
........................................