Anda di halaman 1dari 8

WALI NAGARI …………..

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERATURAN NAGARI ......................


NOMOR ............ TAHUN 2018

TENTANG
PENGELOLAAN PASAR NAGARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALI NAGARI ....................... ,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan


masyarakat dan Nagari, perlu pengelolaan sarana
perekonomian melalui pasar nagari sebagai pusat
interaksi sosial masyarakat;
b. bahwa untuk memberikan perlindungan dan
mengoptimalkan fungsi pasar nagari, perlu
dilakukan pengelolaan pasar nagari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, maka
perlu ditetapkan dengan suatu Peraturan Nagari.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang


Pembentukkan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
25);
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara tahun Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Undang – undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang
Perdagangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5512);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan Pasar Desa;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan
Pasar Tradisional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 178);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 2036);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP)
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Tahun 2011 Nomor 10);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pemerintahan
Nagari ( Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh
KotaTahun 2013 Nomor 2);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Tahun 2016 Nomor 6);
15. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 64
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Pasar
(Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2017 Nomor 65).

Memperhatikan : Berita Acara Kesepakatan antara Pemerintah Nagari


bersama BAMUS Tentang Pengelolaan Pasar
Nagari.......

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI ...........
dan
WALI NAGARI ………

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN NAGARI TENTANG PENGELOLAAN


PASAR NAGARI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Nagari ini, yang dimaksud dengan:
1. Nagari adalah Nagari......
2. Nagari adalah satu kesatuan teritorial masyarakat hukum adat yang
masyarakatnya mempunyai ikatan geneologis menurut garis keibuan
(matrilineal) yang memiliki batas-batas fungsional adat.
3. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
di nagari oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari
yang memiliki batas-batas wilayah dalam mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dam
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai
unsur Penyelenggara Pemerintahan Nagari.
5. Wilayah Pemerintahan Nagari adalah kesatuan wilayah pemerintahan
nagari yang mempunyai batas-batas administrasi yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Wali Nagari adalah Pimpinan Pemerintahan Nagari.
7. Peraturan Nagari adalah Peraturan Pemerintahan Nagari yang dibuat
oleh Wali Nagari bersama BAMUS Nagari.
8. Jorong adalah bagian dari wilayah nagari yang dipimpin oleh Kepala
Jorong.
9. Kepala Jorong adalah perangkat Pemerintah nagari yang membantu
dan bertanggung jawab kepada Wali Nagari dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan di jorong yang bersangkutan.
10. Badan Permusyawaratan Nagari selanjutnya disebut BAMUS adalah
lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagai unsur penyelenggara
pemerintah nagari.
11. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melaksanakan transaksi, sarana interaksi sosial budaya masyarakat,
dan pengembangan ekonomi masyarakat.
12. Pasar Nagari adalah pasar tradisional yang berkedudukan di nagari
dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Nagari dan
masyarakat Nagari.
13. Area pasar adalah area yang dikelola oleh Nagari beserta fasilitas
penunjang lainnya.
14. Fasilitas Penunjang adalah sarana dan prasarana yang langsung atau
tidak langsung mendukung kegiatan pasar yang berada di area pasar
antara lain perkantoran.
15. Retribusi pasar nagari adalah pungutan atas jasa pelayanan yang
diberikan pemerintah nagari kepada pedagang.
16. Pedagang adalah orang atau badan hukum pemakai tempat usaha
yang berdasarkan izin pemakaian tempat usaha mempunyai hak
memakai tempat usaha di pasar untuk memperdagangkan barang dan
jasa.
17. Tempat usaha adalah tempat jual beli barang dan /atau jasa dalam
area pasar.
18. Kios adalah tempat usaha yang telah disediakan oleh pihak pengelola
pasar nagari.
19. Pemindahan hak adalah pengalihan hak pemakaian tempat usaha di
pasar baik sementara maupun selama berlakunya hak pemakaian
tempat kepada orang atau badan hukum.
20. Surat izin pemakaian tempat usaha adalah izin tertulis dari nagari
atas pemakaian tempat usaha di pasar.
21. Hak sewa adalah hak yang diberikan kepada seseorang dan/atau
badan hukum untuk menggunakan tempat usaha dengan jangka waktu
tertentu dan diikat dengan perjanjian.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 2
(1) Maksud Pengelolaan Pasar Nagari adalah dalam rangka mendorong dan
meningkatkan kemandirian Nagari.
(2) Tujuan Pengelolaan Pasar Nagari antara lain :
a. meningkatkan perekonomian Nagari;
b. mengoptimalkan Pasar Nagari agar bermanfaat untuk kesejahteraan
Nagari;
c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
Pasar Nagari;
d. mengembangkan rencana kerjasama usaha antar Nagari dan /atau
dengan pihak ketiga;
e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga;
f. membuka lapangan kerja bagi masyarakat nagari;
g. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nagari; dan
h. meningkatkan pendapatan masyarakat nagari dan Pendapatan Asli
Nagari.
BAB III

NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WILAYAH USAHA

Pasal 3

(1) Nama Pasar Nagari adalah Pasar nagari .......


(2) Sekretariat Pasar Nagari ....... berkedudukan di Pusat Pemerintahan
Nagari, atau tempat lainnya di wilayah Nagari dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas pelayanan.
(3) Wilayah Usaha Pasar Nagari di wilayah Nagari...... dan dalam hal
perluasan usaha, wilayah usaha pasar nagari bisa diperluas ke jorong-
jorong yang ada di Kenagarian..........

BAB IV
PENGELOLAAN
Pasal 4
(1) Pengelolaan pasar nagari dilaksanakan oleh pemerintah nagari.
(2) Pengelolaan pasar nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara terpisah dengan manajemen pemerintahan nagari.
(3) Pemerintah nagari membentuk pengelola pasar dari masyarakat
setempat untuk mengelola pasar nagari.
(4) Pengelolaan Pasar Nagari dilakukan oleh Badan Pengelola Pasar Nagari
dan Pengawasan dilakukan oleh Komisi Pasar.

Pasal 5
(1) Pasar Nagari dikelola oleh Badan Pengelola Pasar yang akan dibentuk
pada setiap pasar yang dalam kedudukan dan fungsinya bertanggung
jawab kepada Komisi Pasar.
(2) Badan pengelola pasar adalah badan yang dibentuk setiap Pasar yang
anggotanya dipilih dari orang-orang yang mampu, terampil dan
mempunyai latar belakang pendidikan serta dapat mengelola pasar
secara profesional.
(3) Keanggotaan Badan Pengelola Pasar Nagari ditetapkan dengan
keputusan Wali Nagari dan selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan
Camat.
(4) Masa Bakti Kepengurusan Badan Pengelola Pasar 3 (tiga) Tahun
(5) Struktur organisasi kepengurusan Badan Pengelola Pasar terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Kepala seksi kepala seksi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 6
Badan Pengelola Pasar mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Mengatur pengelolaan pasar secara intern ke dalam dan bertanggung
jawab kepada Komisi Pasar;
b. Menjaga kebersihan dan keamanan pasar;
c. Mengatur penempatan para pedagang;
d. Memungut Retribusi Pasar kepada para pedagang dan pengguna fasilitas
pasar;
e. Membuat laporan pertanggung jawaban pengelola pasar kepada Komisi
Pasar dan tembusan disampaikan kepada Camat;
f. Mencari terobosan baru dalam pengembangan pasar; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas lainnya tentang pengelolaan pasar.

Pasal 7
(1) Komisi Pasar dibentuk pada setiap pasar, dipimpin oleh Wali Nagari.
(2) Komisi Pasar keanggotaannya mewakili seluruh unsur yang ada di
Nagari.
(3) Keanggotaan Komisi Pasar dipilih dalam suatu Musyawarah di Nagari,
dan selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan Camat.
(4) Masa Bakti Kepengurusan Komisi Pasar 3 (tiga) tahun.

Pasal 8
Komisi Pasar mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan langsung terhadap
operasional pasar dan terhadap Badan Pengelola Pasar;
b. Memberikan saran dan tindak lanjut terhadap pengelolaan pasar kepada
Badan Pengelola Pasar;
c. Bersama Badan Pengelola Pasar menyusun, melaksanakan dan
mempertanggung jawabkan Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran
Keuangan Pasar Nagari;
d. Bersama Badan Pengelola Pasar mempertanggung jawabkan pengelolaan
Pasar secara keseluruhan;
e. Mencari mitra usaha dalam pengembangan pasar; dan
f. Melaksanakan usaha pengembangan pasar.

Pasal 9
Susunan organisasi komisi pasar nagari sebagaimana dimaksud Pasal 8
terdiri atas:
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris; dan
d. Anggota.

BAB V

OBJEK PENGELOLAAN
Pasal 10
(1) Objek Pengelolaan Pasar Nagari meliputi :
a. Kontrak Kios Pasar Nagari;
b. Retribusi Pasar Nagari;
c. Sewa Meja Pasar Nagari;
d. WC Pasar Nagari;
e. Parkir Kendaraan Roda 2;
f. Retribusi Pasar Ramadhan; dan
g. Retribusi Pasar setiap sore hari.

(2) Objek Pengelolaan Pasar Nagari tersebut diatas dikelola berdasarkan


kerjasama Badan Pengelola dengan Pemerintahan Nagari.

BAB VI

KEUANGAN

Pasal 11

(1) Pendapatan pasar nagari bersumber dari retribusi dan hasil pendapatan
lain.
(2) Retribusi pasar nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Nagari, mempedomani ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pendapatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain hasil
sewa ook, kios, los, pelataran, bakulan, dan lain-lainnya.

Pasal 12

(1) Penerimaan dan pengeluaran pasar nagari diadministrasikan dalam


buku keuangan pengelola pasar nagari.
(2) Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dikurangi
biaya operasional pasar nagari disetor ke kas nagari sebagai pendapatan
nagari.
(3) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk
kepentingan dan operasional Pasar Nagari.
(4) Besaran dan jenis pengeluaran sebagaimana dimaksud ayat (3)
ditetapkan dengan keputusan Wali Nagari.

BAB VII

KERJASAMA

Pasal 13

(1) Pemerintah Nagari dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga


dalam pembangunan dan pengembangan pasar nagari.
(2) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk kepentingan pemerintah nagari dan peningkatan
pasar nagari.
BAB VIII

PEMBINAAN

Pasal 14

Camat beserta Perangkat Daerah terkait melakukan pembinaan,


pemantauan dan evaluasi terhadap pengembangan manajemen dan sumber
daya manusia pengelola Pasar Nagari.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini, akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Wali Nagari dan Badan Pengelola Pasar Nagari akan
ditetapkan dengan Keputusan Wali Nagari.

Pasal 16
Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagari ini dalam Lembaran Nagari ...................

Ditetapkan di ................
Pada tanggal .................
WALI NAGARI...................

......

........................................

Diundangkan di Nagari ........................


pada tanggal .................
SEKRETARIS NAGARI.................
………............

LEMBARAN NAGARI............... TAHUN................NOMOR................

Anda mungkin juga menyukai