Anda di halaman 1dari 2

HUMAN RELATION DAN CIVILITATION DALAM BERWIRAUSAHA UNTUK

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KELUARGA


Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia,
termasuk Indonesia. Berbagai perubahan drastis dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat telah
mengubah interaksi jual-beli di pasar. Situasi perekonomian Indonesia saat ini sedang tidak sehat.
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan perhitungan Year on Year pada kuartal pertama tahun 2020
menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97% saja. Data pada kuartal kedua
juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang dalam sebesar -5,32%, terburuk
sejak tahun 1999. Sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan negatif, seperti Industri
transportasi yang mengalami pertumbuhan terendah dengan nilai sebesar -30,84%. Akan tetapi,
beberapa sektor masih mengalami pertumbuhan positif, seperti sektor informasi dan komunikasi,
jasa keuangan, pertanian, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan pengadaan air.
Perekonomian nasional dari segi pengeluaran pun semakin melengkapi data penurunan
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada kuartal kedua tahun 2020, data mengatakan bahwa
konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar -5,51%, pengeluaran pemerintah
mengalami pertumbuhan sebesar -6,90%, ekspor tumbuh sebesar -11,66%, dan impor tumbuh
sebesar -16,96%. Data-data tersebut mengkonfirmasi kontraksi yang dialami oleh sebagai besar
sektor industri yang beroperasi di Indonesia. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin
terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi
terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Di sektor pertanian, kondisi tersebut juga sangat dirasakan oleh para petani. Biaya operasional
yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian membuat lesu sektor ini. Terlebih ketika
pemerintah menetapkan kebijakan impor untuk beberapa komoditas pertanian yang kualitas dan
harganya jauh lebih murah dari hasil pertanian masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan
mengacu pada kondisi perekonomian yang kurang kondusif dan tidak berpihak pada perekonomian
rakyat, menuntut masyarakat untuk mempunyai daya saing dan keahlian tertentu untuk
meningkatkan derajat hidupnya sebagai bekal dalam kehidupan sehari – hari.
Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana daya beli
masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa penawaran yang
dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan pasar menjadi
potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisi pasar berada pada posisi
yang tidak menguntungkan. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaiman tingkat
persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun penawaran itu terjadi pada
kondisi yang demikian.
Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negara yang
kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yang akan telintas
pertama kali di benak kita adalah mengenai bagaiman menciptakan sebuah unit usaha bisnis yang
prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk
melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk apa
yang akan kita produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan
keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita semua terhimpit pada
kondisi ekonomi yang sulit.
Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal yang potensial untuk
melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kita. Oleh karena itu, dengan
berbekal warisan dari orangtua tentang jual beli buah-buahan (kewirausahaan) hal ini
memungkinkan untuk terbukannya peluang dalam menjalankan usaha yang berkaitan dengan hal
tersebut. Salah satu bentuk usaha bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan memberdayakan SDM
dan Peluang usaha yang ada di masyarakat sekitar. Persaingan dalan usaha penjualan buah
memang sudah kompetitif. Banyak sekali kita jumpai beberapa took buah, baik sekala besar
ataupun skala kecil, baik itu dilakukan di toko, kios, outlet, atau tempat berjualan lain seperti di
pasar, swalayan, maupun pusat perbelanjaan modern. Untuk dapat bersaing dalam usaha yang
bersangkutan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan segmen yang
tepat, potensial dan belum banyak digarap oleh pihak lain, kemudian menawarkan beberapa
keunggulan dan nilai lebih bagi konsumen yang menjadi segmen usaha kita.

Anda mungkin juga menyukai