Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MID

PENGANTAR ILMU EKONOMI

DISUSUN OLEH

NAMA :

STAMBUK :

KELAS :C

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILUM SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB I

1. Carilah artikel (Koran ,majalah,internet) tentang usaha UM KM yang mengacau pada

salah satu 10 prinsip ekonomi

2. Kemudian kemukakan usulanmu terhadap artikel tersebut

Jawab

1. Indonesia memiliki 51,3 juta unit UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau

sekitar  99,91 persen dari total pelaku usaha bergerak di sektor UMKM (2009). Terdapat 

97,1 persen (sekitar 90,9 juta) tenaga kerja di negeri ini yang bergantung pada sektor

UMKM. Dengan jumlah penduduk 237,6  juta (2010) dan SDA yang dimiliki seharusnya

Indonesia memiliki basis-basis UMKM yang kuat. Keberhasilan UMKM adalah

keberhasilan masyarakat Indonesia, sebab sektor ini merupakan jumlah mayoritas dan

memberikan kontribusi kepada negara pada banyak bidang. Data tahun 2009, kontribusi

UMKM terhadap PDB sebesar Rp 2.609,4 triliun atau mencapai 55,6 persen. Kontribusi

UMKM terhadap devisa negara sebesar Rp.183,8 triliun atau 20,2 persen, kontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi nasional 2-4persen, dan merupakan nilai investasi yang

signifikan mencapai Rp.640,4 triliun atau 52,9 persen.

Seharusnya Indonesia adalah rumah yang bersahabat bagi UMKM. Namun pada

kenyataannya, tidak ringan kendala dan tantangan yang harus dihadapi sektor UMKM

selama Republik ini berdiri. Diantara kendala klasik adalah permodalan, collateral,

legalitas, akses pasar dan kualitas SDM. Salah satu contoh konkretnya, walaupun

pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan dan peraturan guna

menumbuhkembangkan UMKM, pada kenyataannya dari data tahun 2010, baru sekitar
30 persen UMKM yang mendapat akses pelayanan bank dan lembaga keuangan lainnya.

Sudah seharusnya berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah dikeluarkan untuk

mendukung tumbuh kembang UMKM. Regulasi yang tidak adil akan menyebabkan

berkurangnya produktivitas, meningkatnya ketergantungan pada impor, berkurangnya

daya saing, dan menekan penghasilan masyarakat khususnya lapisan bawah, dan pada

akhirnya perkembangan UMKM tersebut sulit terwujud. Pemegang kendali di negeri ini

harus memiliki komitmen kuat pada kepentingan rakyat banyak, karena tindakan yang

hanya mengamankan kepentingan individu/kelompok baik dengan regulasi yang tidak

adil maupun praktek KKN/lainnya tidak akan menjamin tujuan individu/kelompok

tersebut terkabul. Perjalanan keuntungan materi yang didapat dari kegiatan batil tidak ada

yang bisa menjamin sampai pada tempatnya/tujuannya seperti yang diharapkan pelaku,

justru bisa memberikan hasil sebaliknya kepada pelaku tersebut. Karena itulah regulasi

harus dibuat benar-benar untuk kemaslahatan masyarakat luas. Peluang bidang produk

dan jasa masih sangat luas untuk digarap UMKM mengingat besarnya potensi sumber

daya yang ada di wilayah Indonesia yang terbentang pada 17.504 pulau. Lingkaran

peluang tersebut harus dipecahkan oleh berbagai elemen pelaku usaha dan

lembaga/institusi terkait dengan pemerintah sebagai katalisatornya.

Bagaimana sulitnya menjadi pelaku usaha di negeri ini bisa digambarkan berdasarkan

pemeringkatan Doing Business 2011, atau kemudahan berbisnis untuk wiraswasta lokal,

yang dirilis Bank Dunia.  Indonesia berada di peringkat  121 dari 183 negara, terhadap

aspek-aspek regulasi bisnis kunci untuk perusahaan lokal. Peringkat 121 tersebut hampir

sejajar dengan negara-negara kecil di Afrika, dan dibanding tahun lalu yang berada
diperingkat 115, artinya tahun ini memburuk. Padahal secara keseluruhan yang terjadi di

negara-negara di seluruh dunia, lebih dari setengah regulasi telah berubah dalam 5 tahun

terakhir sehingga lebih mempermudah permulaan bisnis, perdagangan dan pembayaran

pajak. Bagaimana kedudukan UMKM dalam prinsip ekonomi syariah? Dalam prinsip

ekonomi syariah, penopang utama perekonomian adalah sektor rill, sedangkan sektor

moneter hanya sebagai pendukung. Prinsip tersebut  dapat terlihat pada kinerja bank

syariah yang memiliki tingkat FDR (Financing to Deposit Ratio) selalu di kisaran 100%,

dimana sebagian besar pembiayaan disalurkan pada sektor UMKM. Bank syariah

bukanlah financial sector based banking sebagaimana bank konvensional.

Sebaliknya, bank syariah adalah real sector based banking. Seluruh dana di bank syariah

yang dikeluarkan harus memiliki underlying asset yang jelas. Sedangkan, banyak dana

bank konvensional tidak mempunyai dampak terhadap pertumbuhan sektor riil, hal

tersebut tercermin pada angka LDR (Loan to Deposit Ratio) yang masih berada dikisaran

70 persen (2009), lebih rendah dibanding FDR bank syariah. Dana bank konvensional

juga banyak dibelikan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) untuk mendapatkan pendapatan

suku bunga tanpa risiko dan banyak pula digunakan untuk spekulasi di pasar uang, yang

tidak mendorong pertumbuhan sektorRiil.

Prinsip ekonomi Syariah menekankan perlunya menggerakkan sektor riil yang minus

kegiatan maisir (spekulasi/judi), gharar (ketidakjelasan), riba, serta berbasis halal haram

dan manfaat mudarat. Perekonomian yang dibangun di atas kekuatan sektor riil bertumpu

pada  produktivitas seluruh level masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya

sehingga menciptakan  keseimbangan ekonomi yang adil dan proposional, hingga


membentuk mata rantai perekonomian yang stabil dan tidak mudah goyah/mengalami

tekanan, khususnya ketika dia membesar. Berbeda halnya jika penopang utama

perekonomian adalah sektor keuangan yang rentan melibatkan unsur maisir, gharar, riba

dan mengabaikan pertimbangan halal haram serta manfaat mudarat. Bangunan

perekonomian tersebut akan sangat rentan mengalami tekanan ketika besar, karena mata

rantai ekonomi yang terbentuk tidak memiliki persenyawaan komprehensif dikarenakan

tidak berkontribusi secara riil dengan seluruh unsur ekonomi, yang meliputi konsumen,

produsen, barang/jasa riil, kejelasan transaksi, nilai moral dan etika yang sejalan dengan

halal haram serta manfaat mudarat. Saat ini dunia justru dikuasai oleh transaksi derivatif

yang 100 kali lebih cepat berputar dibanding sektor riil. Demikian pula di Indonesia,

transaksi non riil tersebut memiliki kecepatan 2 kali dibanding sektor riil. Besarnya

volume transaksi derivatif tersebut hanya mudah diakses oleh pemilik modal, tidak bagi

masyarakat luas, khususnya golongan menengah bawah. Lain halnya jika perekonomian

besar karena banyaknya basis-basis industri, perdagangan, proyek dan kegiatan usaha

individu/kemitraan, maka yang terjadi adalah simbiose mutualisme diatara seluruh level

masyarakat/peserta ekonomi tanpa menimbulkan Zero sum game (keadaan dimana ada

pihak yang mengambil keuntungan dengan menimbulkan kerugian di pihak lain).

Prinsip ekonomi syariah sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM,

yang merupakan jumlah mayoritas dimana umat berada di dalamnya. Melalui denyut nadi

kegiatan usaha yang digerakkan oleh rakyat lah, bangunan ekonomi sebuah negara akan

mengukuhkan kekuatan, kestabilan, kemandirian dan kedaulatannya. Dan bukan melalui


denyut nadi UMKM negara lain/perusahaan besar negara lain yang menditribusikan

produk/jasanya di pasar milik rakyat Indonesia.

2. Usulan saya terhadap artikel tersebut adalah untuk melakukan pemberdayaan yang

komperehentif maka kita perlu memahami karakteristik dan problema UMKM, sehingga

dengan mengetahui kondisinnya maka dapat dilakukan diagnose lebih baik untuk

menentukan solusi terbaik. Dan tindakan kita selanjutnya agar menciptakan UMKM

yang berwawasan mandiri dan tangguh melalui LKS. Yang pertama sekali harus

dilakukan adalah meyakini bahwa koperasi dan UMKM merupakan pelaku ekonomi yang

memiliki peran yang besar dalam mensejahterakan mayarakat mealui aktivitas social dan

ekonimi yang dilakukan, sebagai contoh onkrit negara maju yang berhasil dengan

UMKM misalnya Amerika Serikat, Canada , Perancis, Jerman,jepang, korea Selatan dan

Singapura.salahsatu hal yang diperlukam adalah kebijakan-kebijakan penyesuaian dari

kebijakan sentralistis ke bijakan yeng berbasis daerah setempat,dimana UMKM salah

satu pelaku ekonomi yang bertujuan mensejahterahkan masyarakat keberadaannya betul-

brtul bermanfaat bagi masyarakat setempat atu daerah sehingga daerah dapat menikmati

hasil dari keberadaan UMKM tersebut.

BAB II

1. Dalam suatu pasar, berkaitan antara harga dan jumlah barang yang dijual belikan
adalah seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
Harga (Rp) Permintaan (Unit) Penawaran (Unit)

3.000 2.500 9.000

4.000 2.000 1.200


5.000 1.500 1.500

6.000 1.000 1.800


a. Buatlah grafik permintaan dan penawarannya (dalam satu grafik saja).
b. Berapakah harga keseimbangannya?

2. Dalam suatu pasar, perkaitan antara harga dan jumlah barang yang dijualbelikan
adalah seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
Harga (Rp) Permintaan (Unit) Penawaran (Unit)

2.000 1.500 250

3.500 1.200 500

5.500 750 800

7.000 500 1.000

7.500 400 1.700


a. Tentukan Ed disaat harga naik dari Rp. 5.500 menjadi Rp. 7.000 dan disaat harga
turun dari Rp. 7.500 menjadi Rp. 7.000.
b. Tentukan Es disaat harga naik dari Rp. 2.000 menjadi Rp. 3.500 dan disaat harga
turun dari Rp. 7.000 menjadi Rp. 5.500.
3. Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh sebuah persamaan P = 15 – Q.
Sedangkan fungsi penawarannya ditunjukkan oleh persamaan P = 3 + 0,5 Q. Berapa
harga dan jumlah barang yang diperoleh pada titik keseimbangannya.

Jawab

a. Grafis permintaan dan penawaran


10,000

9,000

8,000

7,000

6,000

5,000 permintaan
penawaran
4,000

3,000

2,000

1,000

0
3,000 4,000 5,000 6,000

b. Harga keseimbangan dari grafikter sebut adalah 5.000

a) 3.mencari Ed dan ES

Mencari Ed

Rumus

 Ed = (500 - 750)/(7.000-5.500) x 5.500/750

=(-250)/(1.500) x 7,3

=(-0,17)x7,3

=(-1,22)---------Ed=1
 Ed = (500 - 400)/(7.000-7.500) x 7.500/400

=(100)/(-500)x18,75

=(-0,2)x18,75

=(-3,75)------Ed>1

b) Mencari Es

Rumus

 Es = (1.200-1.500)/(3.500-2.000) x 2.000/1.500

=(-300)/(1.5000 )x1,33

=(-0.0002) x 1,33

=(-0.000266)------Es<1

 Es =(750-500)/(5.500-7.000) x 7.000/500

= (120)/(-1.500) x 14

=(-0,08) x14

=(-1,12)-------Es =1

3.Diketahui :

 P=15-Q

 P=3 + 0,5Q

Keseimbangan terjadi Pd = Ps

15 – Q = 3 + 0,5 Q
0,5Q + Q = -3 +15

1,5Q = 12

Q = 12/1,5

Q =8

Nilai Q kita masukkan kedalam fungsi permintaan atau penawaran untuk

mencari berapa jumlah harga keseimbangan :

Ps = 3 + 0,5 (8)

Ps =3 + 4

Ps = 7

Jadi jumlah barang dan harga keseimbangan masing-masing adalah 8 dan

7.

BAB III

1.Sebutkan dan jelaskanmacam-macam factor produksi yang dapat digunakan dalam sebuah

usaha industri produk barang dan jasa?

Jawab

1 Faktor Produksi Alam

Faktor produksi alam adalah faktor penunjang kegiatan produksi yang tersedia di alam. Faktor
ini meliputi tanah, air, hasil hutan, lautan, hasil laut, dan lain sebagainya. Barang -barang ini pun
juga dapat memberikan nilai tambah dari suatu barang atau jasa sehingga bisa disebut sebagai
faktor produksi.

Sebagai ilustrasi, ketika kita memproduksi padi, maka ada peran faktor produksi alam berupa
tanah, air hujan, iklim dan sebagainya. Tanah yang subur dapat membantu pertumbuhan padi
dengan baik. Begitu pula air hujan dan iklim yang bisa mendukung pertumbuhan padi sehingga
bisa bernilai dan dimanfaatkan.

2 Faktor Produksi Tenaga Kerja


Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi yang bentuknya berupa tenaga kerja manusia
atau yang biasa disebut sebagai Sumber Daya Manusia (SDM). Tenaga kerja ini memegang
peranan penting dalam menjalankan berbagai kegiatan produksi.

Faktor produksi tenaga kerja, bisa dibedakan menjadi dua, yakni tenaga kerja berdasarkan
kualitasnya dan tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya, yang di dalamnya juga masih dapat
dibagi lagi dalam beberapa kelompok.

*  Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya, terdiri dari:

Tenaga kerja terdidik yang membutuhkan pendidikan formal, seperti contohnya pengacara,
notaris, arsitek, dokter, guru, dan sejenisnya.

Tenaga kerja terampil yang membutuhkan pengalaman dan keahlian tertentu, seperti contohnya
penjahit, sopir, tukang kayu, montir dan lain sejenisnya.

Tenaga kerja kasar yang tidak membutuhkan pendidikan atau pun pengalaman atau pelatihan
secara khusus, seperti contohnya kuli angkut, tukang becak,tukang kebun, tukang cuci dan lain
sejenisnya.

*  Tenaga kerja berdasarkan sifat pekerjaannya, terdiri dari :

Tenaga kerja jasmani yang merupakan tenaga kerja dengan mengandalkan tenaga, seperti
contohnya kuli bangunan, kuli angkut, tukang cuci, pertugas kebersihan, dan lain sejenisnya.

Tenaga kerja rohani yang merupakan tenaga kerja dengan mengandalkan pikiran dan perasaan,
seperti contohnya psikolog, seniman, guru dan lain sejenisnya.

Faktor produksi tenaga kerja dan juga faktor produksi alam ini termasuk faktor produksi asli. Ini
karena dengan hanya menggunakan dua faktor produsi tersebut, manusia sudah bisa
menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya meski masih dengan hasil sedikit.

Seiring dengan perkembangan zaman yang membuat ilmu dan teknologi semakin maju, maka
kebutuhan hidup manusia pun ikut berkembang. Manusia kemudian dituntut untuk bisa
memproduksi berbagai hal yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara
lebih baik, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Karenanya, dibutuhkanlah faktor produksi selain faktor produksi asli, yakni faktor produksi
modal dan keahlian manajerial. Kedua faktor produksi ini adalah faktor produksi turunan.

3 Faktor Produksi Modal

Faktor produksi modal berperan penting dalam menunjang kelancaran proses produksi. faktor
produksi modal dapat digolongkan berdasarkan asal, bentuk dan sifatnya.

*  Modal menurut asalnya, terdiri dari :


Modal sendiri, yakni modal yang berasal dari perusahaan sendiri, seperti contohnya modal
setoran dari sang pemilik perusahaan

Modal asing, yaknimodal yang berasal dari pinjaman dari pihak lain, yang bukan pemilik
perusahaan.

*  Modal menurut bentuknya, terdiri dari :

Modal konkrit atau nyata yang berupa mesin, peralatan produksi, alat transportasi, dan
sejenisnya.

Modal abstrak atau tidak nyata yang berupa nama baik, merk dagang, hak paten, dan lain
sebagainya.

*  Modal menurut sifatnya, terdiri dari :

Modal tetap, merupakan modal yang dapat digunakan secara berulang -ulang dalam jangka
waktu lama atau lebih dari satu kali proses produksi. Contoh modal tetap seperti gedung,
peralatan produksi, tanah, dan lainnya.

Modal lancar, merupakan modal yang penggunaannya hanya bisa dipakai satu kali proses
produksi saja. Contohnya, solar, bensin, benang, bahan baku proses produksi, dan lainnya.

4 Faktor Produksi Keahlian Manajerial

Faktor produksi keahlian manajerial ini adalah kemampuan dalam mengelola dan mengorganisis
berbagai faktor produksi sehingga proses produksi yang berlangsung dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

Faktor produksi keahlian manajerial juga sering disebut sebagai faktor produksi kewirausahaan
atau entrepreneurship. Sebagai faktor produksi kewirausahaan, ada beberapa keahlian yang perlu
untuk dimiliki, yang meliputi :

 Manajerial skill, yakni suatu kemampuan dalam mengorganisasikan seluruh faktor


produksi yang ada dengan menggunakan cara -cara yang tepat sehingga dapat diperoleh
hasil maksimal.
 Technical skill, yakni suatu keahlian yang sifatnya teknis dalam pelaksanaan proses
produksi sehingga proses produksi tersebut bisa berjalan dengan baik.
 Organizational skill, yakni suatu keahlian dalam memimpin berbagai jenis usaha atau
organisasi sehingga usaha atau organisasi yang dipimpinnya tersebut bisa berjalan dengan
baik.
BAB IV

1. Sebutkan dan jelaskan pembeda dari macam-macam jenis pasar diatas!

2. carilah artikel(Koran,majalah,atau internet) mengenai jenis-jenis pasar yang mendukung usaha

UMKM

Jawab

1.A.PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan

pembeli yang mana penjualnya menjual barang yang serupa atau identik sehingga

penjual tidak dapat mempengaruhi harga di pasar.

Ciri-Ciri

1. Perusahaan/penjual adalah pengambil harga


Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di dalam pasar

tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun tindakan perusahaan

dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku.

Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan

keseluruhan pembeli. Seorang produsen terlalu kecil peranannya didalam pasar

sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi dipasar.

Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang diciptakan

produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang yang

dihasilkan dan diperjual-belikan.

2. Setiap perusahaan/penjual mudah keluar masuk Sekiranya perusahaan mengalami


kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah
dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di
industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik secara
legal maupun dalam bentuk lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi,
misalnya kepada perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan bidang
usaha tersebut.
3. Menghasilkan barang yang serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda- bedakan.

Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak terdapat perbedaan yang

nyata diantara barang yang dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu

dinamakan dengan istilah barang identical atau homogenous. Karena barangbarang

tersebut adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan yang mana

dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang dihasilkan

seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepada barang yang dihasilkan

oleh produsenprodusen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak ada gunanya kepada

perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan

bukan harga atau nonprice competition atau persaingan dengan misalnya

melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan

penjualan karena pembeli mengetahui bahwa barangbarang yang dihasilkan

berbagai produsen dalam industry tersebut tidak ada bedanya sama sekali.

4. Terdapat banyak perusahaan/penjual di pasar


Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk

mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak

dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan

keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap

perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam

industri tersebut,. Sifat ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan, seperti

menaikkan atau menurunkan harga dan menaikkan atau menurunkan produksi, sedikit

pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri tersebut.


5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah pembeli adalah

sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa masing- masing pembeli

tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar,

yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahanperubahan ke atas

harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga

yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

6. Perlu adanya iklan untuk promosi


Dikarenakan begitu banyaknya produk yang dihasilkan oleh beberapa produsen,

maka diperlukan

B. PASAR MONOPOLI

Pasar Monopoli adalah suatu penguasaan pasar yang dilakukan oleh seseorang atau

perusahaan atau badan untuk menguasai penawaran pasar (penjualan produk barang dan

atau jasa di pasaran) yang ditujukan kepada para pelanggannya.

Ciri-Ciri

1) Hanya terdapat satu penjual


2) Tidak mempunyai barang pengganti
3) Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industry
4) Bertindak sebagai penentu harga
5) Promosi iklan kurang diperlukan

C. PASAR MONOPOLISTIK

Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen

yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada

pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter

tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : sabun, shampoo,
pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi

setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan

aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :

1) Terdapat banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar ini tidak
memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak
ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari

produsen lainnya.

2) Adanya Diferensiasi Produk. Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting
untuk dapat membedakan mana pasar persaingan monopolistik dan mana pasar
persaingan sempurna . Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan
sempurna seluruh perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu
susah untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk membedakan
produk dari masing-masing
perusahaan, karena perbedaan corak(different product) pada produk tersebut.

Apabila kita lihat secara fisik suatu product, akan tanpak jelas perbedaan tersebut.

Maka kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product

perusahaan yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat

perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula yang

berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli. Akibat dari berbagai

macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar monopolistis

ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti

yang dekat.

3) Produsen Dapat mempengaruhi harga.


Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan

mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun

tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.

4) Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat
produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika
produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi
tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
5) Promosi penjualan harus aktif. Dalam pasar persaingan monopolistis harga
bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik
banyak pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi. Bahkan
sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik banyak pelanggan dengan harga
barang produksi yang relatif rendah. Pada pasar ini harga bukan merupakan
pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra
baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk.
Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran penting dalam merebut dan
mempertahankan konsumen.

D. PASAR OLIGOPOLI Pengertian

Pasar Oligopoli adalah bentuk pasar yang hanya terdapat beberapa atau sedikit

perusahaan saja yang menjual produk-produk yang identik atau mirip.

Ciri – Ciri Pasar Oligopoli

a. Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar
oligopoly terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di
samping itu pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut
saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus
mengambil keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang,
corak produksi dan sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini
merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.
b. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi
standar tertentu. Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan

barang yang standar misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan
aluminium) dan industry bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada

pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang

diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil, industry rokok, industry

pesawat terbang, dan lain-lain.

c. Terdapat banyak pembeli di pasar Seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli
di pasar oligopoli sangat banyak.
d. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah
penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi).
Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang.
Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon
seluler (esia).
e. Adanya hambatan bagi pesaing baru. Perusahaan yang telah lama dan memiliki
pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang
baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut.
f. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen). h. Advertensi
(periklanan) sangat penting dan intensif. Untuk menciptakan brand image, menarik
market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat
membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik
perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah
perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan -keunggulan
produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.
g. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit
dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama
terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang
menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas
dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.
h. Harga Jual Tidak Mudah Berubah, Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak
cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah,
mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan
oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-
tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan
bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang
sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

2. Digitalisasi Pasar UMKM


Nofi Chandra - detikNews

Kamis, 19 Apr 2018 15:00 WIB

UMKM

Jakarta -

Berdasarkan proyeksi Frost & Sullivan, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan tumbuh pesat

31% per tahun, menembus US$ 3,8 miliar pada 2019 nanti. Laju pertumbuhannya jauh di atas

pasar e-commerce Asia Pasifik yang diperkirakan rata-rata hanya 26% per tahun, atau mencapai

US$ 79 miliar pada 2020. Saya sendiri berkeyakinan dan sangat optimistis, dalam lima tahun ke

depan industri e-commerce Indonesia akan tumbuh dengan nilai ekonomi sekitar US$ 15 miliar,

dan pada 2025 bisa menembus US$ 80 miliar.

Makin agresifnya ekspansi perusahaan e-commerce tentu bukan tanpa landasan ekonomi riil

yang jelas. Selain geliat e-commerce pada khususnya, dan ekonomi digital pada umumnya yang

potensi pasarnya semakin tak berbatas alias borderless, watak konsumen di Indonesia dan Asia

Pasifik pun sudah sangat mendukung berkembangnya pasar digital. Pelaku bisa menjual barang

dan jasa dari perusahaan mana saja, tanpa market place. Walhasil, ceruk market yang satu ini

kian kompettif, semakin banyak pemain lokal dan global yang berebut kue dan berjibaku

menarik kepercayaan konsumen dengan berbagai terobosan dan kekuatan yang berbeda.

Bahkan brand yang awalnya sangat dominan di pasar fisik ikut mencoba menyasar segmen

digital. Sebut saja misalnya MatahariMall.com yang konon memiliki keunggulan berkat

dukungan jaringan mal dan perusahaan ritel di pasar fisik, yakni Matahari Department Store

(Matahari), dan Hypermart dari Lippo Group.


Untuk itu, dengan semakin berkembangnya pasar digital dan beralihnya perilaku konsumen,

pemerintah perlu berperan aktif mendorong UMKM masuk ke sektor e-commerce. Baik yang

punya produk atau yang semata-mata bergerak di perdagangan, semuanya perlu menggunakan

kesempatan yang baik ini. Begitu pula dengan start-up yang juga tak boleh kehilangan

kesempatan menjual produknya sampai ke luar pasar nasional, menjangkau pembeli maupun

nasabah di tingkat dunia. Itulah peluangnya. Selama informasinya akurat, produk bagus dan

kompetitif, punya nilai tambah, delivery baik, dan cepat merespons keluhan pelanggan, termasuk

segera mengganti barang yang tak bagus, maka peluang tumbuh dan besar di pasar digital akan

semakin terbuka lebar. Selain itu, yang juga tak kalah penting, sistem pembayarannya harus

aman, nyaman, dan mudah.

Mengingat kondisi infrastruktur di Indonesia masih belum terlalu memadai dan akses ke lembaga

keuangan relatif rendah, pemerintah bersama perbankan dan operator telekomunikasi perlu

membantu memperbaikinya. Harapannya, masyarakat bisa bertransaksi online dengan aman dan

nyaman menggunakan uang elektronik seperti kartu kredit, kartu debit, ataupun e-money.

Sehingga bisnis e-commerce yang memanjakan konsumen bisa segera menunjukkan kontribusi

nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional, bahkan mendongkrak perekonomian nasional.

Harus diakui, e-commerce di Indonesia memang belum terlalu bombastis. Maklum masih tahap

awal pertumbuhan. Namun, perdagangan melalui media elektronik diperkirakan tak lama lagi

akan mengikuti tren dunia, yakni menyalip laju ritel konvensional. Perkembangan belakangan

menunjukkan bahwa pemain nasional kini mulai bermunculan dan pelan-pelan mulai meraih

kepercayaan konsumen, bersaing dengan e-commerce asing yang sudah lama ada.
Brand lokal makin berkibar dan ekspansif dengan dukungan perusahaan konglomerasi besar atau

capital ventura. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi (IT) yang makin

merasuki semua aspek kehidupan, ke depan laju transformasi bisnis digital Indonesia diharapkan

bisa segera seirama dengan perkembangan bisnis digital dunia.

Sebut saja misalnya perusahaan e-commerce gigantis Amazon.com asal Amerika Serikat yang

memiliki market cap (kapitalisasi pasar) sebesar US$ 368,49 miliar atau Rp 4.857,62 triliun

tahun lalu. Angka tersebut tercatat dua kali lipat lebih dibanding APBN-P RI 2016 yang senilai

Rp 2.082 triliun. Harapanya ke depan, e-commerce Indonesia sudah mempersiapkan diri menuju

ke sana, yakni melahirkan pemain raksasa minimal level ASEAN, dengan didukung besarnya

penduduk, pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, meluasnya penetrasi smartphone dan

internet, serta makin banyaknya produk yang dijual.

Secara teoritik, ekonomi digital didefinisikan oleh Amir Hartman sebagai "the virtual arena in

which business actually is conducted, value is created and exchanged, transactions occur, and

one-to-one relationship mature by using any internet initiative as medium of exchange."

(Hartman, 2000). Keberadaannya ditandai dengan semakin maraknya format bisnis atau transaksi

perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi, kolaborasi, dan

kooperasi antarperusahaan atau pun antarindividu. Perusahaan-perusahaan baru maupun lama

yang terjun ke dalam format bisnis elektronik e-business dan e-commerce yang dibicarakan di

atas adalah contoh kongkretnya.

Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam ekonomi digital, para pemain tentu

perlu memahami karakteristik dari konsep yang menjadi landasan ekonomi digital tersebut

karena sangat berbeda dengan ekonomi klasik yang selama ini dikenal. Tidak jarang bahwa
perusahaan harus melakukan transformasi bisnis agar dapat secara optimal bermain di dalam

arena ekonomi digital. Pasalnya, untuk mengimplementasikannya, diperlukan model bisnis

Bagi perusahaan baru (start-up company), untuk terjun ke bisnis sejenis ini biasanya lebih mudah

dibandingkan dengan perusahaan yang telah lama berdiri. Statistik menunjukkan bahwa sebagian

besar perusahaan lama yang ingin memanfaatkan keberadaan ekonomi digital harus mengadakan

perubahan mendasar pada proses bisnisnya secara radikal (business process reengineering).

Lalu, bagaimana prospek UMKM jika ingin terlibat aktif dalam pasar digital? Tak bisa

dielakkan, untuk meningkatkan digitalisasi UMKM Indonesia maka akses digital kepada UMKM

tentu perlu pula ditingkatkan. Mulai dengan meningkatkan melek teknologi dan keuangan, serta

meningkatkan jangkauan internet dengan penyediaan broadband yang lebih luas. Di pihak lain,

penyedia pembiayaan digital baik dari perbankan maupun fin-tech dan e-commerce juga perlu

meningkatkan jenis instrumen dan layanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan UKM.

Harus ada upaya untuk segera mengintegrasikan sebagian besar UMKM ke dalam gerak langkah

ekonomi digital yang sedang gegap gempita dibicarakan. Ekonomi digital telah menjadi buah

dari perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir yang berhasil membuat batasan

antara dunia digital, fisik, dan biologi menjadi lebur. Teknologi digital memungkinkan tiap orang

bisa terkoneksi satu sama lain, dan arus informasi menjadi lebih cepat dan terbuka, tanpa

mengenal batasan negara dan wilayah. Transaksi yang sebelumnya harus dilakukan dengan

berhadapan langsung, sekarang bisa dilakukan secara online. Seperti kegiatan memesan taksi,

membeli barang-barang, bahkan memesan penginapan dan makanan.

Perkembangan teknologi mengubah model bisnis yang selama ini berlaku. Karena itulah

mengapa semua harus melakukan penyesuaian, tidak hanya secara individu, tetapi juga dalam
industri dan kegiatan bisnis, utamanya UMKM yang menjadi salah satu tulang rusuk ekonomi

nasional. Saya kira, masalah yang dialami pengusaha kecil dan menengah di Indonesia masih

yang itu-itu saja, terutama dalam mengembangkan usaha. Mulai dari masalah akses pembiayaan

sampai pada masalah informasi yang asimetris.Masalah akses informasi menyebabkan UMKM

kesulitan dalam menyediakan bahan baku yang murah dan berkualitas. Tak hanya itu, mereka

juga kesulitan mendapatkan tenaga kerja dan manajerial yang dibutuhkan lengkap dengan

informasi soal permintaan dan pasar. Maka dengan memanfaatkan teknologi inilah, kelompok

UMKM bisa mengatasi sebagian masalah-masalah di bidang produksi, pemasaran, dan

pembiayaan tersebut.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deloitte pada 2015 terhadap sekitar 437 UKM di

Indonesia, pengusaha UKM yang sudah terkoneksi dengan internet ternyata bisa merasakan

manfaat lebih banyak. Mereka bisa mendapatkan akses ke pelanggan baru bukan hanya di

wilayah Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Walhasil, hal tersebut juga bisa

meningkatkan penjualan dan pendapatan. Pebisnis UKM juga dimungkinkan untuk melakukan

transaksi yang lebih mudah baik dengan pelanggan maupun pemasok, juga melakukan promosi

dengan biaya lebih murah. Namun, sangat disayangkan UMKM di Indonesia belum bisa

sepenuhnya memanfaatkan digital untuk mengatasi masalah pembiayaan. Padahal di beberapa

negara Eropa, bank konvensional mampu tampil lebih inovatif, bersaing dengan e-commerce dan

perusahaan financial technology (fin-tech). Mereka telah memanfaatkan sistem digital untuk

membantu UKM, terutama menyelesaikan masalah pembiayaan. Jadi mau tidak mau, pemerintah

harus mencari celah untuk bisa terlibat aktif dalam membesarkan UMKM nasional, terutama

untuk pasar digital, mengingat begitu besar prospek ekspansi bisnis yang bisa diraih UMKM.

Infrastruktur, berbagai kebijakan untuk kemudahan pembiayaan, dan berbagai terobosan akses
pasar baik untuk bahan baku maupun untuk penjualan, perlu diambil agar UMKM juga bisa

menikmati pertumbuhan dan perkembangan ekonomi digital di waktu mendatang.

BAB V

1. Jelaskan perbedaan upah dan gaji!

2. Jelaskan tentang hal-hal yang mempengaruhi penentuan upah!

3. Jelaskan tentang system pembayaran upah!

Jawab

1.Perbedaan upah dan gaji

1. Upah adalah Hak Pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada

pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan

bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan / atau jasa yang telah

atau akan dikerjakan

2. Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan

yang mempunyai jenjang jabatan seperti manajer. Penggajian dapat diartikan

sebagai proses pembayaran upah kepada seseorang atau individu untuk pengganti

hasil kerja atau jasa yang telah dilakukan.

2. Hal-hal yang mempengaruhi penentuan upah sebagai berikut :


1. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.

Permintaan dan penawaran tenaga kerja di dalam suatu jenis pekerjaan sangat besar

peranannya dalam menentukan upah di sesuatu jenis pekerjaan. Di dalam suatu

pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi

tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.

2. Perbedaan jenis pekerjaan. Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis

pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan

juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhirakhir ini menuntut untuk memperoleh

upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja

yang lebih memerlukan tenaga fisik.

3. Perbedaan pendidikan, keahlian, dan kemampuan Kemampuan, ketrampilan dan

keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja, sifat-sifat tersebut

menyebabkan mereka mempunyai produktivitas masing-masing. Dalam

perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin

membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi

pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.

4. Terdapat pertimbangan bukan faktor keuangan dalam memilih pekerjaan Daya tarik

sesuatu pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan,

selain itu faktor-faktor bukan

keuangan diatas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang

dalam memilih pekerjaan. Seseorang sering kali bersedia menerima upah yang lebih

rendah apabila beberapa terdapat pertimbangan yang tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan. Sebaliknya apabila factor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak


sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum

ia bersedia menerima pekerjaan yang di tawarkan.

5. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas kerja.(faktor geografis, faktor institusional)

• Faktor Geografis: Ada kalanya di tempat tempat tertentu terdapat masalah

kekurangan buruh walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan ditempat lain

terdapat pengangguran dan tingkat upahnya relative rendah. Dalam keadaan

seperti itu adalah wajar apabila para pengangguran tersebut berpindah ketempat

yang lebih banyak lowongan pekerjaanyang lebih menjamin.

• Faktor institusional : Di pekerjaan-pekerjaan tertentu terdapat organisasi-

organisasi profesional yang baru. Tujuannya adalah untuk menjamin supaya

pendapatan mereka tetap berada pada tingkat yang tinggi. Di negara kita faktor

institusional tidaklah merupakan faktor yang penting yang menghambat mobilitas

tenaga kerja. Tetapi di beberapa negara, pembatasan institusional tersebut

adakalanya cukup serius. Sebagai contoh, serikatserikat buruh di Amerika Serikat

adakalanya menuntut kepada majikan untuk tidak mengambil pekerja yang tidak

menjadi anggota serikat buruh.

6. Jangka Waktu, Semakin lama seseorang bekerja dalam sebuah

perusahaan, maka semakin tinggi pula upah yang diberikan kepadanya.

Upah juga tergantung kepada lama seseorang mengabdi atau bekerja.

7. Posisi atau jabatan. Jabatan seseorang semakin tinggi maka tanggung

jawab yang diemban semakin besar pula sehingga upahnya pun semakin

tinggi. Ada tiga sistem pembayaran upah, yaitu:

1. Sistem upah menurut waktu,


2. Sistem upah menurut unit hasil

3. Sistem upah dengan insentif

3.Sistem pembayaran upah sebagai berikut:

1. SISTEM UPAH MENURUT WAKTU

Sistem upah menurut waktu menentukan bahwa besar kecilnya upah yang akan

dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja, tergantung pada banyak sedikitnya

waktu kerja mereka.

Keuntungan sistem upah menurut waktu yaitu:

• Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalan kan pekerjaan, karena

banyak-sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh pada besar-

kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang yang diproduksi

akan dapat terjaga.

• Bagi para tenaga kerja yang kurang terampil, sistem upah ini dapat member

ketenangan dalam bekerja, karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan unit

yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang diterima

oleh tenaga kerja lain.

Kerugian sistem upah menurut waktu yaitu:

• Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan

mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang lebih besar

dibandingkan para tenag kerja yang kurang terampil, sehingga tenaga kerja yang

terampil kurang bersemangat dalam bekerja.

• Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lamban, karena besar- kecilnya

unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar-kecilnya upah yang mereka terima.
2. SISTEM UPAH MENURUT UNIT HASIL

Sistem upah menurut unit hasil yang menentukan besarkecilnya upah yang diterima

tenaga kerja , tergantung pada banyaknya unit yang dihasilkan. Semakin banyak unit yang

dihasilkan , semakin banyak upah yang diterima. Keuntungan sistem upah menurut unit

hasil yaitu:

• Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan

akan menunjukkan kelebihan keterampilannya, karena besar-kecilnya unit yang

dihasilkan akan menetukan besar-kecilnya upah yang akan mereka terima. Akibatnya

produktivitas perusahaan meningkat.

• Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja labih semangat, agar memperoleh upah

yang lebih besar.

Kerugian sistem upah menurut unit hasil yaitu:

• Para pekerja akan bekerja terburu-buru, sehingga kualitas barang kurang terjaga.

• Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah yang rendah,

akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.

3. SISTEM UPAH DENGAN INSENTIF

Sistem upah dengan insentif yang menentukan besarkecilnya upah yang akan

dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja tergantung pada waktu lamanya bekerja,

jumlah unit yang dihasilkan ditambah dengan insentif (tambahan upah) yang besar-kecilnya

didasarkan pada prestasi dan keterampilan kerja pegawai. Sistem upah dengan insentif

sering dianggap sebagai gabungan antara sistem upah menurut waktu dengan sistem upah
menurut unit hasil. Sistem ini diharapkan akan memperoleh keuntungan dari kedua sistem

tersebut. Namun sistem ini juga memilki kerugian, yaitu sistem ini memerlukan sistem

administrasi yang rumit, sehingga memerlukan tambahan pegawai di bagian administrasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan tarif upah, yaitu dengan:

• Rata-rata tingkat upah. Penentuan tarif upah dalam suatu departemen atau pusat biaya

dapat dilakukan dengan membuat estimasi jumlah pekerja dan tingkat upah, kemudian

di hitung rata-rata upah.

• Rasio historis. Rasio historis antara jumlah upah yang dibayar dengan jumlah jam

kerja langsung dalam suatu departemen dapat berubah bila kondisi berubah.

• Standar akuntansi. Penetapan tarif upah dapat sama dengan standar akuntansi biaya.

Hal ini hanya dapat diterapkan jika perusahaan telah memakai sistem akuntansi biaya

standar untuk upah, sehingga tidak perlu dibedakan antara standar dengan yang

dianggarkan.

BAB VI

1. PT. Jaya Makmur meminjam modal kepada BRI sebesar Rp. 20.000.000,- jangka waktu

kredit adalah 1 tahun (12 bulan), bunga kredit dikenakan sebesar 10% per tahun.

Berapakah:

1. Angsuran per bulan yang harus dibayar oleh PT. Jaya Makmur jika BRI

menggunakan metode Flate Rate.

2. Jika menggunakan metode Sliding Rate

3. Jika menggunakan metode Floating Rate dengan asumsi tingkat suku bunga

sebagai berikut: Bulan 1 s/d bulan ke-4 suku bunga 10%


Bulan 5 s/d bulan ke-8 suku bunga 12%

Bulan 9 s/d bulan ke-12suku bunga 14%

Jawab

1.Menghitung jumlah suku bunga dengan metode flate rate maka terlebih dahulu perlu dihitung
jumlah pokok pinjaman yang harus dibayar oleh PT.Jaya Makmur .

a.Pokok pinjaman = jumlah pinjaman : jumlah angsuran

= Rp 20.000.000    : 12

= Rp 1.666.666,67

b.Suku bunga         = % x pinjaman : tahun

= 10% x Rp 20.000.000 : 12

= Rp 166.666,67

Jadi angsuran dengan metode flate rate adalah :

Pokok pinjaman                 Rp1.666.666,67,-

Suku bunga                        Rp166.666,67 ,-

Jumlah angsuran perbulan Rp 1.833.333,34,-

2.Metode Sliding Rate

Dengan metode sliding rate pokok pinjaman (PP) tetap sama dan yang berbeda adalah

perhitungan suku bunganya sebagai berikut:

a. Pokok pinjaman = jumlah pinjaman : jumlah angsuran

= Rp 20.000.000,- : 12= Rp1.666.666,67,-


b.Untuk suku bunga dihitung dengan menggunakan sisa pinjaman seperti berikut ini:

Bulan ke-1

Bunga = 10% x Rp20.000.000,- : 12 x 1 = Rp166.666,67 ,-

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67,-

Jumlah angsuran bulan ke-1 =Rp1.833.333,34,-

Bulan ke-2

Bunga = 10% x Rp18.333.333.,33,- : 12 x 1 = Rp 152.777,78,-

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67,-

Jumlah angsuran bulan ke-2 adalah = Rp 1.819.444,45,-

Bulan ke-3

Bunga = 10% x 16.348.612 : 12 x 1 = 136.238,433

Pokok pinjam = 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-3 = 1.802.904,1

Bulan ke-4

Bunga = 10% x 14.545.708 : 12 x 1 = 121.214.233

Pokok pinjam =1.666.666,67

Jumlah angsuransi bulan ke-4 = 1.787.880

Bulan ke -5

Bunga =10% x 12.757. 828 : 12 x1 = 91.540.383

Pokok pinjam = 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-5 = 1.758. 306

Bulan ke-6
Bunga= 10% x 10. 984.846 : 12 x 1 = 91.540.383

Pokok pinjaman = 1.666.666,67

Jumlah angsuransi bulan ke-6 = 1.758.206

Bulan ke-7

Bunga = 10 % x 9.226.640 : 12 x1 =76.888.666

Pokok pimjam = 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-7 = 1.743. 554

Bulan ke-8

Bunga = 10% x 7.523.086 :12 x 1 = 62.692, 383

Pokok pinjaman = 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-8 = 1.729.359,1

Bulan ke-9

Bunga = 10% x 5.793.726,71 : 12 x 1 = 49.326,16

Pokok pinjaman =1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-9 = 1.715.992,83

Bulan ke-10

Bunga = 10% x 4.077.733,89 : 12 x1 = 33.981.12

Pokok pinjaman = 1.666.666,67

Jumlah angsuransi bulan ke-10 =1.700.647,78

Bulan ke-11

Bunga = 10% x 2.377.086,11 : 12 x 1= 19.809,05

Pokok pinjaman = 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke- 11 =1.686.475,72


Bulan ke-12

Bunga = 10% x 690.610,39 :12 x 1 =5.755,08

Pokok pinjaman = 1.666.666,67

Jumlah asngsuran bulan ke-12 =1.672.421,76

3. Dengan menggunakan metode floating rate pokok pinjaman tetap sama yang

berbeda adalah perhitungan suku bunganya sebagai berikut:

 Pokok pinjaman = jumlah pinjaman : jumlah angsuran


= Rp 20.000.000 : 12
= Rp1.666.666,67,-
Untuk suku bunga dihitung dengan menggunakan sisa pinjaman sebagai berikut:
a. Bulan ke-1 = 10% x Rp 20.000.000,- : 12 x 1 = Rp166.666,67 ,-

Pokok pinjaman = Rp1.666.666,67,-

Jumlah angsuran bulan ke-1 = Rp1.833.333,34,-

Bulan ke-2 = 10% x Rp18.166.666,67 : 12 x 1 =Rp151.388,89

Pokok pinjaman = Rp1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-2 =Rp1.818. 055,56

Bulan ke- 3 =10% xRp 16.348.611,11: 12 x 1=RP136.238,43

Pokok pinjaman =Rp1.666.666,67

Jumlah angsuran bbulan ke- = Rp1.802.905,1

Bulan ke-4 =10% x Rp14.545.706 : 12 x 1 =Rp121.214,22

Pokok pinjaman =Rp1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-4 = Rp141.787.880,89

b. Bulan ke-5 = 12% x Rp 20.000.000,- : 12 x 1 = Rp 200.000,-

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67,-


Jumlah angsuran bulan ke 5 =Rp 1.866.666,67,-

Bulan ke 6 =12% x Rp 18.133.333,33 : 12 x 1 = 181.333,33

Pokok pinjaman = Rp1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-6 =Rp362.666,67

Bulan ke-7 = 12% x Rp17.770.666,67 : 12 x 1 =Rp177.70,67

Pokok pinjaman =Rp1.666.666,67

Jumlah angsuransi bulan ke-7 = Rp 1. 844.373,34

Bulan ke -8 = 12% x Rp 15. 926.293,33 :12 x 1 =Rp159.262,93

Pokok pinjaman =Rp 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-8 =Rp1.825.929,6

c. Bulan ke-9 = 14% x Rp 20.000.000,- : 12 x 1 = Rp 233.333,33,-

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67,-

Jumlah angsuran bulan ke 9 =Rp 1.900.000,-

Bulan ke-10= 14% x Rp18.100.000:12 x 1 =Rp 211.166,67

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-10 =Rp 1.877.833,33

Bulan ke-11=14% xRp 16.222.166,67:12x 1= Rp 189.258,61

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67

Jumlah angsuransi bulan ke-11 =Rp 1.855.925,28

Bulan ke-12 = 14% x Rp Rp14.366.241,39: 12 x 1= Rp167.606,15

Pokok pinjaman = Rp 1.666.666,67

Jumlah angsuran bulan ke-12 =Rp 1. 834.272,82

Anda mungkin juga menyukai