PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
bukti atau fakta kejadian.1 Sejarah terdapat dua macam berupa kisah sejarah
pengetahuannya manusia.
yang terjadi di dalam kehidupan sosial dikenal dengan sejarah sosial yang
1
Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah. ( Yogyakarta: Ar-Auzz
Media,2007). hlm. 13-15
2
Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah: Edisi kedua. (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada,2003). hlm. 34.
1
kesehatan, upacara, permainan, makanan dan lainnya. Sehingga, dilakukan
bagaimana proses yang terjadi. Nagari bagian dari adat yang mempunyai
Pesisir Selatan No. 8 Th. 2007 dimana tujuannya adanya pemerintahan ialah
dari 6 (enam) Jorong atau Kampung dan termasuk 17 Nagari yang ada di
3
Musyair Zairuddin. Membangkit Batang Tarandam: Adat Salingka Nagari di
Minangkabau. (Yogyakarta: Ombak, 2011). hlm.55.
4
Chairul Anwar. Hukum Adat Indonesia Meninjau Adat Minangkabau.
(Jakarta: PT. Rhineka Cipta,1997). hlm. 24.
5
Lia Safitri, dkk. ’’Nagari Sebagai Pranata Penyelesaian Konflik: Suatu Kajian Tentang
Kerapatan Adat Nagari (KAN) Di Nagari Ketaping”. (Pariaman, Sumatra Barat. Jurnal Pertahanan
& Bela Negara. 2018), Volume 8 Nomor 1.hlm.148.
6
Peraturan Daerah Pesisir Selatan No 8 Tahun 2007.
2
Wali Nagari. Enam jorong atau Kampung yang ada di Nagari Koto Berapak
yaitu antara lain, Koto Berapak, Kapencong, Lubuk Gambir, Koto Baru
,Kubang, dan Kapujan. Setelah terjadi pemekaran pada 2011 Nagari Koto
Berapak Induk menjadi 3 (tiga) Kampung yaitu Koto Berapak, Buah Tarok,
Kubang, Kapujan.7
rapat di bawah batang baringin nan Tigo, di bawah batang baringin nan tigo
berasal. Koto Berapak pusek jalo pumpunan ikan Bayang Nan Tujuah,
untuk berbagai keputusan adat yang akan di teruskan sebagai tauladan bagi
generasi yang akan datang. Koto Berapak sebagai pusat jalo, bukan hanya
7
Profil Nagari Koto Berapak Tahun 2020-2024.
8
Muchtar Taher, Tambo adat bayang nan VII, Koto Berapak, 1915 H.
3
dengan Baringin Nan Tigo Batang, setelah kesepakatan niniak mamak dan
bawah batang baringin nan tigo itu tanahnya dijadikan sebuah balai/pasar. 9
kebijakan dari pendirinya.12 Pasar ini disebut dengan Balai atau Pakan yang
jiwa dagang yang telah melekat di kehidupan sosialnya.13 Pasar ini didirikan
masyarakat di Bayang nan tujuh pada saat itu, yang menjual berbagai
macam hasil kebun dan berbagai macam dagangan lainnya, bukan hanya
masyarakat koto Berapak saja yang datang untuk berdagang di Balai Rabaa
9
Ibid.
10
A. Latif. Monografi Daerah Tk.II Kabupaten Padang Pariaman. (Padang: Fakultas
Pertanian Universitas Andalas, 1977). Hal. 237-240.
11
Sri Adiningsih. Ekonomi Mikro. (Yogyakarta: BMFE, 1999). Hal. 67.
12
Dobbin Christine. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Padri
Minangkabau 1784-1847. (Depok: Komunitas Bambu, 2008). Hlm. 79.
13
Budi Setiawan, “ Pasar Tradisional di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015”,
Artikel,Padang : Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2016. (Diakses tanggal 25 desember 2022
pukul14:20WIB)
14
Ardi Abbas, “Kerjasama Pengelolaan Pasar Nagari yang Saling Menguntungkan (win-
win solution) di Kabupaten Padang Pariaman”. (Jurnal sosiologi Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas, 2006). hlm. 3.
4
tersebut akan tetapi Masyarakat luar pun ikut berdagang disana dan
dikarenakan pasar itu ada pada setiap hari Rabu maka masyarakat mengenal
Koto Berapak yang terletak di sebelah lapangan sepak bola nagari koto
berapak, dengan alasan dipindahkan karena letak Balai Rabaa di tepi jalan
Perkembangan Balai Rabaa, maka skripsi ini diberi judul “Sejarah dan
1. Rumusan masalah
Perekonomian Masyarakat
5
d. Bagaimana Pengelolaan Balai Rabaa Oleh Pemerintah Kabupaten
Pesisir Selatan
2. Batasan masalah
a. Batasan spasial
b. Batasan temporal
Batasan temporal pada penelitian ini dari tahun 1915 hingga 2018,
karena pada tahun inilah awal mulanya para ninik mamak dan
c. Batasan tematis
6
Rabaa sebagai sentral perekonomian masyarakat Nagari Koto
Berapak
Berapak
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
7
D. Penjelasan Judul
Hari Rabu.
15
Irhas A. Shamad. Ilmu sejarah persepektif Metodologis dan Acuan Penelitian.
(Jakarta:Hayfa press, 2003), h. 7-38
16
Gerardo P. SIcat, dan H. W. Arndt, Ilmu Ekonomi Untuk Konteks Indonesia, (Jakarta:
P3ES, 1991), hal 37.
8
Koto Berapak : Sebuah Nama Nagari yang Ada di
Selatan.
yang ada di Balai Rabaa Nagari Koto Berapak dimulai dengan tempat yang
E. Tinjauan pustaka
masalah, kajian ini berfokus pada sejarah dan perkembangan Balai Rabaa
2015” yang dilakukan oleh David Hidayat. Penelitian ini membahas pasar
9
pemberhentian rel kereta api di daerah tersebut sehingga dengan adanya ini
yang dilakukan oleh pemerintah Kota Padang yang dulunya Pasar Lubuk
dikelola oleh Dinas Pasar Kota Padang dibawah Unit Pengelola Teknis
Daerah (UPTD).
dapat dirasakan oleh masyarakat dari segi ekonomi, budaya maupun sosial.
F. Metode Penelitian
analisis yaitu:
10
1. Heuristik
melihat sumber sejarah yang berkaitan dengan Balai Rabaa Nagari Koto
Bertapak.
Heuristik memiliki dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
1. Sumber primer
2. Sumber sekunder
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, sumber data yang
11
1. Wawancara
mamak nagari koto berapak) serta Ibu Nurnas, yang dianggap tahu
2. Observasi
2. Kritik Sumber
a. Kritik ekternal
12
Sedangkan sumber informasi masa lalu yang diperoleh dari
b. Kritik internal
3. Sintesis
4. Penulisan
13
Berkaitan dengan hasil penelitian yang adanya
G. Sistematika penulisan
Bab I : PENDAHULUAN
SELATAN
Koto Berapak.
Bab IV :PENUTUP
14